Share

Sisi Manipulatif Reno

Penulis: Dini Aulia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan pintu yang terdengar pelan dan intens justru membuat Luna merapatkan tubuhnya ke arah dinding. Tanpa melihat sosok yang berada di balik pintu kayu, Luna sudah dapat merasakan kengerian dan ketegangan yang menyertainya.

“Luna! Luna, apa kamu bisa mendengar saya?” tanya Reno dengan suara lembut. Pertanyaan Luna mengingatkannya pada saat dia bicara dengan Aldi tempo hari, tetapi kali ini Luna tidak merasa lega ataupun senang mendengar suara Reno.

Luna berulangkali menarik dan menghembuskan napas demi menenangkan diri. Tangan lentiknya yang kini dipenuhi luka lecet dan memar itu masih bergetar hebat. Luna hanya bisa bergumam pelan dan bergerak menjauhi pintu yang memisahkan dirinya dan Reno.

“Kalau kamu belum siap bicara, setidaknya lihatlah foto ini dulu,” ucap Reno sembari menyodorkan sebuah foto melalui celah pintu di bawah kakinya. Aktor tampan itu juga bergerak pelan dan menyandarkan tubuhnya di belakang pintu.

Manik hitam Luna menangkap sebuah gambar yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Pandangan Buruk

    Aldi mengetuk pintu kayu berwarna hitam di depannya sembari menarik napas dalam-dalam. Pria yang mengenakan kemeja berwarna maroon dan celana panjang hitam itu sudah dapat menebak alasannya mendapat panggilan mendadak dari pamannya. Ditambah lagi, Om Bayu meminta Aldi menemuinya di jam senggang antara kesibukan meetingnya, yang artinya sesuatu yang ingin dibahas merupakan masalah yang sangat penting. "Masuk saja." Suara berat Om Bayu membuat Aldi meyakinkan diri sekali lagi sebelum memutar kenop pintu di hadapannya. Sebuah senyum manis dari Om Bayu menyambut kedatangan Aldi. Tidak hanya itu, rupanya Om Bayu sudah mempersiapkan rujak buah kesukaannya di atas meja. "Duduk dulu sini, temani om makan," ucapnya sembari menyodorkan piring kecil yang di atasnya sudah terdapat garpu dan sendok. Aldi mengangguk pelan dan segera menuruti ucapan pamannya. Rasa lelah yang sejak tadi menghinggapinya mendadak hilang begitu potongan segar buah yang dibalut dengan sambal rujak yang lezat memasuki

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Aku Sudah Tahu Siapa Kau

    “Halo, Pak Aldi.” Sebuah senyum lebar terlihat di wajah tampan Reno yang berada tepat di depan Aldi.Pria berambut ikal itu hanya melirik Reno sekilas sebelum melanjutkan langkahnya. Reno tertawa kecil begitu melihat sikap Aldi yang memilih untuk mengabaikannya.“Kamu tidak mau membalas sapaanku? Wah, bukankah jajaran direksi tidak boleh merasa arogan dan mengabaikan aktor paling berbakat mereka?” tanya Reno sembari mengikuti langkah Aldi.Lagi-lagi, pria berambut ikal itu berjalan melewati lorong dan memasuki lift di ujung ruangan tanpa mempedulikan keberadaan Reno.“Sudah berapa lama sebenarnya kamu menjabat sebagai presdir sampai bisa mengabaikanku begitu? Aku jadi penasaran apa selama ini kamu menghinaku di belakang karena tidak tahu siapa yang selama ini aku ancam,” ucap Reno sembari tertawa pelan. Ada rasa getir ketika mengakui kalau posisi Aldi memang berada di atasnya, padahal selama ini dia selalu menghina dan merendahkan pria itu.“Ada apa?” tanya Aldi sembari menatap layar

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Kebimbangan

    Ceklek. Luna menatap kosong pada ujung bawah tempat tidur. Foto hitam putih yang tadi diremasnya masih berada di sana. Dan sejak tadi, Luna hanya memandangi gumpalan foto itu tanpa berpindah dari tempat duduknya sama sekali. Langkah kaki Bi Imah yang membawa sebuah kresek besar sama sekali tidak membuat Luna menoleh. Wanita cantik yang sudah berhari-hari tidak merawat dirinya dengan benar itu seolah berada di dunianya sendiri. "Bu? Bu Luna!" panggil Bi Imah sembari menggerakkan tangan di depan wajah Luna. Asisten rumah tangga itu mengikuti arah pandang Luna dan menemukan seonggok kertas yang berada di ujung bawah tempat tidur dan bergerak untuk mengambilnya. "Ah, Bi Imah. Maaf, saya tadi melamun, sampai tidak sadar kalau bibi sudah ada di sini," ucap Luna sembari beranjak dari tempat duduknya. Tidak terasa, sudah berjam-jam dia berada di posisi yang sama setelah bicara dengan Reno pagi tadi. Luna menggerak-gerakkan tubuhnya demi menghilangkan rasa sakit dan kaku yang menyelimutiny

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Tawaran Terakhir

    "Apa ibu yakin sudah benar-benar pulih?" tanya Bi Imah yang tengah membersihkan kasur yang biasa ditempati Luna. Sementara itu, Luna tersenyum lebar sembari meregangkan tubuhnya di sisi lemari. "Iya, Bi Imah. Yah, meskipun saya tetap harus menjalani beberapa terapi setelah keluar dari sini, tetapi sekarang saya sudah merasa jauh lebih baik," jawab Luna dengan percaya diri. Bi Imah menatap wanita yang sudah lima tahun menjadi majikannya itu. "Tapi apa ibu yakin buat ketemu sama Pak Reno lagi?" Pertanyaan Bi Imah kali ini terdengar lebih pelan dan hati-hati, tetapi tatapan matanya menunjukkan kekhawatiran yang sangat jelas. Luna menghentikan kegiatannya dan menatap Bi Imah balik. Dalam hati kecilnya, Luna juga merasakan kekhawatiran dan ketakutan yang sama dengan Bi Imah, tetapi Luna sadar bahwa dia harus menyelesaikan apa yang sudah dimulainya. "Tenang saja, Bi. Kali ini keputusan saya sudah sangat bulat. Saya tidak akan terpengaruh pada apapun lagi," ucap Luna sembari terkekeh pel

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Pria di Toko Kue

    Luna menatap pantulan dirinya di cermin besar yang berada di kamar dengan dominasi warna putih itu. Sudah dua hari sejak dirinya diperbolehkan keluar dari kamar, tetapi Luna memilih untuk tetap menempati kamar itu alih-alih kembali ke kamar utamanya dengan Reno.“Wah, Bu Luna sudah cantik saja. Ibu mau pergi ke mana hari ini?” Suara Bi Imah yang memasuki kamar dengan sebuah paketan membuat Luna menoleh dan tersenyum senang.“Saya mau jalan-jalan, bi. Sudah lama sekali saya tidak keluar rumah, kan. Karena sudah selesai terapi juga, jadi saya mau nyenengin diri sendiri. Bi Imah mau dibawakan apa?” tanya Luna sembari menguncir rambut panjangnya. Kali ini Luna memilih mengenakan pakaian yang simple dan nyaman, yaitu kemeja lengan pendek berwarna tosca dan celana panjang berwarna putih tulang.Bi Imah menggeleng pelan dan menatap Luna dengan ekspresi senang yang terpancar jelas di wajahnya. “Tidak usah repot-repot, bu. Saya sudah sangat senang melihat ibu bisa keluar dari kamar kurungan in

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Salah Tingkah

    “Memang siapa lagi yang sangat peduli pada saya sampai mengikuti saya seperti ini selain mas?” tanya Luna sembari terkekeh pelan.Aldi tersenyum kecil mendengar pertanyaan Luna. Ternyata dirinya terlalu mudah ditebak jika itu berkaitan dengan wanita cantik di depannya. Sejujurnya, Aldi juga tidak menyangka dia akan berakhir di hadapan Luna seperti ini.Aldi memang sudah menunggu di depan rumah Luna sejak pagi tadi, tetapi pria itu masih belum yakin untuk masuk dan menemui Luna karena takut mengganggu Luna yang tengah menenangkan diri. Hingga akhirnya, Aldi memutuskan mengikuti taksi online yang membawa Luna untuk memastikan keamanannya.“Haha, maaf kalau saya membuat kamu tidak nyaman. Begini, saya hanya tidak mau terjadi sesuatu yang buruk—” Ucapan Aldi terhenti karena fokusnya beralih pada Luna yang tersenyum manis padanya.“Tidak perlu dijelaskan, mas. Saya paham betul maksud Mas Aldi. Saya justru berterima kasih karena Mas Aldi mau repot-repot menyusul saya ke sini,” kata Luna dib

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Percayalah Padaku

    Tok. Tok. Tok.Suara ketukan dari pintu kayu di dekatnya membuat Luna menoleh. Di sampingnya, Bi Imah menahan tangan Luna dan menatap wanita itu dengan penuh kekhawatiran.“Bu, apa ibu tidak mau membatalkan saja janji hari ini? Untuk apa sih bu menuruti keinginan Pak Reno? Bagaimana kalau nanti Pak Reno malah berniat jahat sama ibu?” tanya Bi Imah dengan suara pelan.“Pak Gunawan dan Pak Aldi juga pasti sangat menentang keputusan ibu ‘kan?” sambung Bi Imah dengan ekspresi khawatir.Luna menatap asisten rumah tangganya dan mengangguk pelan. “Tidak apa-apa, bi. Kali ini, saya ingin membuat kenangan baru dengan Mas Reno. Setidaknya, dua hari ini bisa menjadi dua hari yang paling berkesan dari lima tahun pernikahan kami. Lagipula, saya juga akan langsung lari atau mencari bantuan kalau Mas Reno mulai emosi lagi, jadi, Bi Imah tenang saja ya,” ujar Luna menenangkan wanita yang sudah dia anggap seperti ibunya itu.“Ibu dan ayah juga senang sekali mendengar rencana kami untuk menghabiskan wa

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Sikap Dingin Luna

    Reno meraih tangan Luna dan membawanya keluar dari dalam mobil hitam yang sudah terparkir di depan sebuah hotel besar yang berhadapan langsung dengan sebuah pantai dan laut yang tampak sangat tenang dan indah.“Bagaimana menurutmu? Kamu sangat suka laut bukan? Dan malam ini, kita akan menghabiskan malam panas di sisi laut,” ucap Reno sembari menjawil pelan hidung Luna. Wanita cantik itu hanya mengernyit pelan dan melangkah lebih dulu di depan Reno.Reno hanya terkekeh pelan melihat sikap Luna yang sejak tadi sangat dingin dan menjaga jarak darinya. Bukankah Luna juga mengatakan dia ingin membuat kenangan baru dengannya? Tetapi dia bahkan sangat jarang menatap mata Reno dan lebih banyak diam selama berada di dalam mobil maupun pusat perbelanjaan.Reno menatap tote bag berwarna hitam dari sebuah brand ternama yang berisi tas tangan pilihan Luna. Harus dia akui, Luna memang selalu dapat diandalkan ketika mereka berada di tengah keramaian. Wanita cantik itu mendadak sangat clingy padanya

Bab terbaru

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Berita Panas dan Tawaran Penting

    Luna menatap layar ponselnya sembari memasukkan segenggam kacang goreng ke dalam mulutnya. “Perselingkuhan Aktor Terkenal Reno dengan Aktris Pendatang Baru.” Luna membaca judul berita di layar kecil itu dengan nada datar. Tidak ada lagi rasa sedih ataupun kecewa dari sorot matanya, seolah-olah Luna sudah sangat terbiasa dengan berita perselingkuhan itu.Bi Imah yang tengah menyiapkan sarapan mendekat dan membaca berita yang sama dari ponsel Luna. “Jadi mereka tertangkap kamera lagi ya? Apa Pak Reno sengaja melakukan ini?” tanya Bi Imah dengan raut penasaran.Luna menoleh heran demi mendengar pertanyaan asisten rumah tangganya. “Kenapa Mas Reno harus melakukan itu, bi? Memang apa untungnya? Bukankah seharusnya berita seperti ini malah bisa merugikan Mas Reno ya?” Luna justru balas bertanya dengan raut bingung.Wanita paruh baya yang mengenakan celemek kuning itu mengambil kursi di depan Luna dan menghela napas panjang. “Mungkin saja ‘kan Pak Reno sedang tes ombak? Karena kemarin Bu Lun

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Pencarian yang Belum Usai

    Reno menatap rumah besar di depannya dengan wajah kesal. Setelah insiden di jalan tadi, dia memutuskan untuk mengemudikan mobil dan mengantar Maria dan Angga pulang lebih dulu. Entah apa yang ada di pikiran manajernya itu sampai-sampai tidak fokus dalam mengemudi dan hampir membahayakan mereka semua.“Luna, semua ini karena kamu! Seandainya sejak awal kamu mendengarku dan mengabaikan Aldi, pasti kehidupanku akan baik-baik saja! Aku dekat dengan Maria juga ‘kan karena kamu yang mulai cari gara-gara dan merepotkanku terus,” geram Reno sambil memukul setir di depannya.“Sebenarnya di mana kamu bersembunyi, Luna? Mungkinkah kamu kembali ke rumah?” tanya Reno pada dirinya sendiri. Upayanya mendatangi kontrakan Luna setelah tayangan klarifikasi itu tidak membuahkan hasil. Meskipun sudah menunggu di depan rumah petak itu sejak siang hingga malam hari, Reno sama sekali tidak melihat Luna. Sepertinya Luna sudah tahu keberadaannya dan berhasil melarikan diri lebih dulu. Tetapi ke mana wanita it

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Semakin Arogan

    Reno menghentakkan kakinya kencang-kencang setelah menutup pintu coklat di belakangnya. Dia benar-benar tidak menyangka akan mendapatkan reaksi sinis seperti itu dari salah satu direktur yang biasanya selalu memujanya. Ditambah lagi, sikap sinis itu dia dapatkan tepat di depan Aldi, musuh terbesarnya saat ini."Siapa yang akan menangis katamu? Tentu saja itu adalah kamu, Aldi! Dasar tidak tahu diri!" geram Reno sambil meninju tangannya ke sembarang arah dan berjalan menuju lift di ujung koridor. Berita-berita tentang kekerasan yang dia lakukan pada Luna sudah tersebar luas di berbagai media. Tidak seperti biasanya, manajernya, Angga bahkan mengatakan bahwa dia belum mendapat berita apapun dari agensi mereka tentang upaya membersihkan namanya. Hal itu jelas membuat Reno semakin pusing, ditambah dengan sikap direktur yang tadi dia temui. Mungkinkah saat ini dia tengah dikucilkan? "Kenapa jadi aku yang harus dikucilkan? Padahal Aldi dan Luna yang bersalah. Kalau saja Aldi tidak datang

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Siapa yang Akan Menangis?

    Brak!Aldi mengangkat kepalanya karena suara pintu kantornya yang mendadak dibuka dengan kencang. Lebih tepatnya, seseorang yang tampak sangat marah membantingnya dan kini menatap lurus pada dirinya.“Setidaknya tunjukkan rasa sopan ketika memasuki tempat orang la—”Grab!Belum sempat Aldi menyelesaikan ucapannya, sebuah tangan kekar telah mencapai dirinya dan kini mencengkram kerah kemeja hitam yang dia kenakan.“Kurang ajar! Katakan di mana Luna sekarang!” ucap Reno dengan mata memerah. Gigi putihnya bahkan bergetar karena menahan emosi.Aldi menatap pria di depannya dengan dingin. Siapa sangka pagi harinya akan dibuka dengan kemarahan Reno yang mendadak datang di kantornya yang sangat tenang.“Setidaknya tunjukkan rasa sopan ketika memasuki tempat orang lain.” Bukannya menjawab perkataan Reno, pria dengan rambut ikal yang kini dikuncir kecil itu justru mengulangi ucapannya sendiri.B

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Setelah Luna Pergi

    "Saya merasa senang mendengarnya pak. Semoga semua berjalan sesuai rencana, sehingga posisi bapak di agensi itu tidak akan goyah."Luna yang bermaksud mengambilkan air minum dan beberapa snack untuk Bi Imah menghentikan langkahnya tepat di dinding pembatas dapur ketika mendengar suara berat milik Bara. Sebuah nama segera melintas dalam pikiran Luna ketika mendengar kata-kata 'posisi' dan 'agensi'. "Mas Aldi? Mungkinkah Bara bicara dengan Mas Aldi?" tanya Luna pada dirinya sendiri. Seolah tersihir, kedua kakinya bergerak mendekat dan berniat mencuri dengar pembicaraan Bara dan temannya itu. "Baik, pak. Saya mengerti. Saya akan melakukan semua yang bapak minta," ujar Bara dengan mantap. Luna terdiam di sisi lain dapur dan berusaha menahan napas agar Bara tidak merasa terganggu dengan keberadaannya. Sesekali, wanita muda itu mengintip ke dapur dan mendapati Bara yang tengah duduk di meja makan. Mangkuk bakso miliknya yang masih tersisa separuh sama sekali tidak memalingkan perhatian L

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Sikap yang Mencurigakan

    Ting Tong! Bara menghentikan Luna dengan tangannya dan beranjak lebih dulu mendekati pintu utama dengan aksen garis putih itu. Sementara di belakangnya, Luna mengekor dengan tatapan curiga. Hampir saja dirinya terlarut dalam rasa penasaran yang mungkin saja menyeretnya dalam bahaya. Bara membuka sedikit ujung gorden demi mengecek siapa yang berada di balik pintu. "Iya, pak. Beliau sudah datang," ujarnya pelan pada lawan bicara di telepon.Luna yang berada tepat di belakangnya menghela napas lega. Artinya, orang yang berada di belakang pintu bukanlah ancaman bagi mereka.Wanita yang mengenakan dress bunga itu mengernyit kecil ketika Bara membisikkan sesuatu melalui telepon. Rasa penasaran tentang siapa yang diajak bicara oleh pria itu mendadak mencuat. Melihat bagaimana Bara sangat waspada ketika mengangkat telepon, Luna jadi menduga-duga kalau lawan bicara aktor muda itu mungkin saja adalah pemilik rumah mewah ini."Mba, bibi yang akan membantu Mba Luna selama di sini sudah datang."

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Pigura yang Tertinggal

    “Bara, apa ini foto pemilik rumah?”Pertanyaan Luna membuat Bara menoleh dan menatapnya dengan wajah pucat. Sebelum Luna datang ke sini, Bara ingat betul dia sudah menyingkirkan semua foto ataupun barang-barang yang bisa menjadi petunjuk tentang pemilik rumah mewah itu, tetapi sepertinya dia melewatkan satu pigura kecil yang kini menjadi perhatian Luna.“Bara? Apa pemilik rumah ini seorang aktor juga sepertimu?” Luna yang merasa semakin bingung setelah melihat ekspresi Bara mencoba mengganti pertanyaannya, tetapi Bara masih terdiam dan kini hanya tersenyum tipis.“Ah, bukan. Pemilik rumah ini memang bukan aktor mba, tetapi saya kenal baik dengannya, hehe. Jadi, Mba Luna tenang saja, Mas Reno tidak akan tahu kalau Mba Luna ada di sini,” jawab Bara dengan senyum terpaksa.Luna mengulum senyum kecil ketika mendengar jawaban lawan bicaranya yang terlihat sangat gugup. Wanita cantik itu menatap foto anak laki-laki kecil dengan rambut ikal itu sekali lagi, sekadar memastikan bahwa foto itu

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Tidak Lagi Berharga

    Luna menatap kosong pada lemari besar yang tampaknya dibuat dari kayu berkualitas tinggi. Warna lemari yang putih tampak selaras dengan ruangan besar yang juga didominasi warna putih dan abu-abu.Sudah sekitar dua puluh menit wanita itu berdiam diri di atas kasur empuk yang dilapisi seprai putih bersih. Luna merasa sedikit sangsi dengan ucapan Bara yang mengatakan kalau rumah ini sangat jarang ditempati, karena seprai yang menyelimuti kasur itu juga terasa sangat bersih dan seperti baru diganti.“Sebenarnya rumah siapa ini? Mungkinkah rumah salah satu aktor terkenal juga? Kenapa Bara tidak mau memberitahuku soal itu?” gerutu Luna sambil melayangkan pandangan pada ruangan yang tampaknya dua kali lipat lebih besar dari kamar yang biasa dia tempati bersama dengan Reno.Luna memijat pelan kepalanya begitu mengingat soal Reno. Entah bagaimana keadaan pria yang sangat temperamental itu. Mungkinkah Reno masih berada di rumah kontrakan Luna, atau dia sudah pulang dan mengamuk di rumah?Helaan

  • Disiksa Suami, Dicintai Presdir Baik Hati   Penculikan yang Menyenangkan

    “Hmph!” Luna berusaha menggerakkan tangannya sekuat tenaga, tetapi seseorang yang berada di belakangnya menarik tangan Luna dengan lebih kuat, membuat wanita itu terpaksa berjalan mundur. Luna menduga orang yang membekapnya adalah seorang pria jika dilihat dari ukuran tangan yang jauh lebih besar dari miliknya, ditambah sebuah jam tangan berwarna hitam yang melingkar di tangannya yang terasa tidak asing bagi Luna.Luna membelalakkan mata dan menoleh begitu mengingat siapa yang biasa mengenakan jam tangan hitam itu. Pria yang menariknya mundur mengenakan masker dan kacamata hitam sehingga membuatnya tidak dapat mengenalinya dengan mudah, tetapi Luna merasa sedikit lega ketika menyadari bahwa pria itu mungkin orang yang cukup dekat dengannya.Langkah Luna terasa lebih ringan setelah pria itu melepaskan tangan dan memberi isyarat di atas bibirnya, meminta Luna untuk tidak bicara apapun dan bergegas mengikuti langkahnya yang bergerak menuju sisi lain dari gang sempit itu.Sesuai dengan pe

DMCA.com Protection Status