Share

Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda
Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda
Author: Skavivi

Tolong!

Author: Skavivi
last update Last Updated: 2023-10-03 23:25:57

“Di mana sih kamu mas?” Pamela Kandhita Kilmer berkacak pinggang di belakang villa. Lampu-lampu kecil berwarna-warni di taman memantul di selaput matanya.

Pamela mengedarkan pandang, nihil. Tidak ada orang yang dia cari. Pamela kembali ke aula. Para penikmat pesta membanjir di situ, membawa gelas-gelas anggur merah bergagang panjang sambil berdansa atau membawa piring makanan di kursi dan meja cantik berhias bunga-bunga dengan perpaduan warna putih dan ungu.

Pamela mengerang, hawa perayaan pernikahan itu bercampur dengan kesuraman karena dia tidak menemukan Damian Airlangga atau Sassy di aula villa.

Di antara rekan-rekan satu divisi personalia dan general affair, Pamela menanyakan mereka.

”Aku lihat tadi ke atas, lewat pintu samping!” bisik pria berbadan kurus.

Sambil menggerutu tidak jelas, bayangan sekertaris sang tunangan yang bertubuh elok dan berambut coklat pucat itu menjajah kewarasannya. Sassy, janda tanpa anak itu!

Pamela menarik napas, pertama-tama dia melepas sepatu hak tingginya agar tidak mengeluarkan suara saat melangkah. Yang kedua, dia ingin mengintip apa yang di lakukan Damian dan Sassy di tempat berbeda dengan tamu undangan lainnya.

Pamela mengendap-endap dari bawah anak tangga. Di ujung anak tangga paling atas, dia mengangkat kepala sekilas lalu merunduk lagi. Ada ruangan-ruangan yang di peruntukkan untuk pertemuan private dan bar kosong tanpa pelayan.

“Mereka sembunyi. Kurang ajar!” batin Pamela. Dia kembali mengendap-endap tanpa suara ke ruangan paling dekat. Tubuhnya menempel di dinding ketika terdengar kursi bergeser dari ruangan itu. Detak jantung Pamela meningkat.

“Miranti gak tau kalo uang perusahaan yang aku lobi berhasil aku ambil setengah m. Sy, kamu ingat nilai saham dari perusahaan minyak di timur tengah? Aku rekayasa sebisa mungkin. Miranti bakal pusing tuh habis pesta nikahannya.” ucap Damian dengan nada jumawa.

Pamela terpukau begitu pun wanita yang merangkul lehernya. Pamela merangkak semakin dekat ke ambang pintu.

“Jadi kamu banyak uang dong sekarang, sayang?” tukas Sassy, badannya bergelayut manja pada tubuh pria yang mengenakan pakaian gelap, bermata halus berbentuk almond dan rambut gelap yang di tarik ke belakang.

Sassy membelai wajah nakal Damian dengan tangannya yang menggunakan sarung tangan renda.

“Lupain Pamela, Damian. Ada aku yang siap memujamu setiap hari!” rayu Sassy.

Jarak yang sebegitu dekat, memudahkan Damian melingkarkan lengannya di pinggang Sassy lalu merapatkan diri gadis itu kepadanya. Damian menciumnya dengan lembut dan hati-hati, tapi bukan kelembutan yang Sassy inginkan. Sassy membalasnya dengan ciuman sensual, membuat mulut Damian terbuka agar memberikan keseluruhan nikmat yang dapat dirasakan.

Damian mengerang rendah di tenggorokannya. Mereka berciuman begitu mesra sampai terjatuh bersama di meja yang menjadi sandaran tubuh Damian. Sassy tertawa sambil menepuk dada Damian dengan gemas. “Mau sewa hotel aja, Babe?”

Dada Pamela bergemuruh. Amarah membakar nyalinya dengan cepat. Pamela membanting pintu seraya menampakkan dirinya di hadapan bedebah yang terkejut melihatnya hadir di tengah suasana mesra mereka.

“Apa yang kalian lakukan?” bentak Pamela berapi-api.

Sekonyong-konyong Damian dan Sassy bertatapan di atas meja setelah melepas ciuman mereka.

Damian mendorong tubuh Sassy seraya gegas bangkit dari meja. “Mel... Mel... Aku bisa jelasin!” serunya dengan nada gugup.

“BASI!” maki Pamela. Tatapannya beralih pada Sassy yang berusaha merapikan gaunnya. Pandangan jijik dan tidak percaya mengacaukan serangkaian perasaannya yang sudah kalang kabut sejak Damian memilih Sassy sebagai sekretarisnya dan membuang sekretaris-sekertaris lain yang lebih berkompeten.

“Jadi bener ya kabar yang beredar di kantor! Kalian selingkuh di belakangku! Kalian ada main. Jahat banget sih.” Pamela mendekati Damian seraya melayangkan tamparan keras di pipinya.

“Kita udah tunangan, bodoh. Kamu gak mikir apa perasaanku gimana? Orang tua kita?”

“Kamu bilang aku bodoh, Mel?” Damian mencekal pergelangan tangan Pamela seraya menatapnya dengan sorot mata terluka. Marah.

“Sebagai tunangan dan atasanmu, aku gak terima kamu bilang aku bodoh! Kamu yang bodoh, Mel. Kamu yang bodoh karena selama ini aku tipu!”

“Kamu yang bodoh Damian!” maki Pamela dengan emosi.

Damian yang kalap langsung menampar balik Pamela. Pamela tersentak, pipinya terasa panas.

Alih-alih menangis, kemarahan memberinya kekuatan untuk melawan. Dia menatap Damian lalu Sassy. Kesabaran mulai menipis seiring dengan pergerakan kedua manusia laknat yang saling mendekat itu. Sebuah senyuman menertawakan terukir di bibir Sassy.

“Aku bakal laporan ke Bu Miranti kalo kamu menggelapkan uang perusahaan!” Ancam Pamela.

Mendengar nada mengancam itu, Damian dilanda kepanikan. Karir, kedudukan dan penjara terbayang-bayang dibenaknya.

Pamela tersenyum sedih melihat reaksi di wajah Damian yang berubah.

“Kalian jahat, kalian bakal kena karma!” ungkapnya sebelum pergi.

Damian mengejar Pamela dan menarik tangannya yang hendak menuruni anak tangga. Tubuh Pamela berputar dengan gerakan cepat sebelum terpelanting ke lantai dengan keras. Pamela memekik keras bersamaan dengan suara retakan tulang.

Damian mengangkang di atas tubuhnya seraya menarik Pamela agar berdiri. Damian menggeram. “Kamu bakal nyesel seumur hidup kalo sampai Miranti tahu perbuatanku!”

Pamela berusaha memberontak. “Lepasin, mas. Lepasin! Kamu jahat banget. Mas, jahat!” serunya lalu melolong meminta tolong.

Sassy mendekat. Dia menjambak rambut panjang nan hitam milik Pamela. “Kamu gak denger di bawah lagi pada dugem? Sekalinya goblok tetap goblok!”

Pamela merasakan kulit kepalanya tertarik samlia lehernya mendongak ke belakang. Pamela kesusahan bernapas. Matanya menoleh, memandang wajah-wajah orang yang menyakitinya. Damian dan Sassy tampak klop, tampak sama-sama jahatnya.

“Kaget ya, baru tau kalo kita selingkuh?” cibir Sassy. “Kasian banget si!”

Tarikan tangan Sassy semakin mencengkeram kuat di rambutnya. Rasa sakit semakin merajam tubuhnya, Pamela menangis.

Damian dan Sassy tertawa, “Nggak ada yang bakal tolong kamu, Mel. Sekarang ikut kita!”

Damian menarik Pamela menuruni anak tangga dengan cepat. Dengan kondisi patah tulang yang lebih menyakitkan dari patah hati, Pamela tidak kuasa menangis.

“Aku gak akan tinggal diam dengan perbuatanmu, Dam. Kalian patut di penjara!”

“DIAM!” bentak Damian dan Sassy bersama-sama.

Damian melihat kondisi sekeliling, situasi aman karena seluruh penikmat pesta dan pengantin sedang menikmati puncak kemeriahan pesta, Damian menyuruh Sassy mengambil mobilnya.

Sebelum pergi, Sassy menuding Pamela dengan wajah bengis. “Sampai Miranti tahu skandal kita, kamu bakal semakin tersiksa!”

Pamela meraung. “Lepasin aku, Dam. Lepas!”

Damian membekap mulut Pamela dan menariknya ke lobi. Tak ingin menarik perhatian para petugas kemanan villa, Damian melingkarkan tangannya di pinggang Pamela.

“Kamu diam, kamu bakal selamat!” bisiknya sebelum mengigit kecil telinga Pamela.

“Aku slalu menginginkanmu, Pamela. Tapi kamu slalu jual mahal dan menolak. Jadi terima saja akibatnya. Aku selingkuh!”

Sekujur tubuh Pamela merinding semua. Sakit semua. Dalam semalam dia merasakan sakit yang tak terkira. Pengkhianatan, kekerasan, dan luka batin yang membuatnya trauma di kemudian hari. Tapi seakan dewi fortuna masih berpihak padanya, Sassy kesusahan mengeluarkan mobilnya di antara padatnya parkiran villa, sementara dari dalam aula keluar dua orang tamu undangan yang mengenali mereka berdua.

Damian merangkulnya erat seraya membawanya pergi dari tepi lobi seakan tidak mendengar panggilan itu. Clary dan Antoni mengendikkan bahu, tidak mau ikut campur dengan kemesraan Pamela dan Damian yang memang terkenal bucin di perusahaan.

Pamela menoleh ke belakang sebelum rahangnya di cengkeram Damian.

“Diam!” Ancam Damian sebelum mengambil ponselnya di kantong jas.

Pamela menatap sekeliling, villa itu dekat dengan pantai, banyak orang yang akan menolongnya. Pamela spontan merebut ponsel Damian dan melemparkan jauh-jauh saat ponsel itu sedang terhubung dengan Sassy.

Damian menggeram, dua kepentingan di hidupnya mengoyak kebingungannya. Damian menoleh ke sana kemari sementara Pamela sudah lari tunggang langgang tanpa alas kaki.

Pamela memegangi tangannya yang patah sembari melongok ke belakang. Kesedihan menderanya bagai jarum menusuk ujung jemari tanpa di sengaja. Kejutan itu mengagetkan dan menyakitkan.

“Mel... Pamela...” seru Damian. Lelaki tiga puluh lima tahun itu menggunakan lampu senter hp untuk menerangi tempat-tempat yang bisa digunakan untuk bersembunyi.

“Mel... Keluar kamu. Aku tau kamu ada di sini!”

Pamela menempelkan punggungnya di batang pohon kelapa seraya menyeret tubuhnya ke bawah. Sekuat tenaga dia mengurangi isakan tangisnya dengan menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Kemurungan terlihat begitu jelas di wajahnya. Tubuhnya menggigil ketakutan, Damian terus meneriakkan namanya sambil menendang benda-benda di dekatnya sampai-sampai menjadikan jantung Pamela terus berdetak kencang.

“Mel, orang tuamu bakal nyesel kamu putus dariku, Mel. Aku slalu mereka banggakan! Keluarlah, aku gak bakal nyakitin kamu lagi. Aku minta maaf ya. Aku salah. Kita ke rumah sakit ya, kita obati lukanya!” bujuk Damian dengan nada tegas. Alih-alih merayu.

“Bohong, dia cuma bohong. Dia gak nyesel, Damian cuma ngerayu aku buat keluar dan kasar lagi sama aku!” batin Pamela.

Damian menendang tong sampah didekatnya. Spontan kekagetan Pamela semakin menjadi-jadi, tanpa pikir panjang ia berlari ke bibir pantai.

“MEL!” Damian meludah, seringai di bibirnya terlihat. Dia mengejar Pamela dengan semangat.

Pamela menoleh ke belakang, kakinya yang tidak seimbang kontan membuatnya terjatuh di pasir.

Damian meringis lebar. “Udahlah sayang, baikan yuk. Aku minta maaf.” ucapnya sambil mendekat. Matanya terlihat seperti pemangsa.

“Gak akan! Aku gak akan baikan sama kamu.” seru Pamela sambil ngesot ke belakang. “TOLONG....”

Damian berjongkok di depannya. Dengan ekspresi tajam dia mencengkeram rahangnya.

“Teriak aja terus, Mel. Kita baru di private beach! Sepi.”

Pamela melolong permintaan tolong sekuat tenaga lalu melempari wajah Damian dengan segenggam pasir.

Damian kelabakan dengan tubuh tersentak kaget, kesempatan itu Pamela gunakan untuk berlari ke arah pria yang mengendarai ATV. Pria tanpa baju dan berwajah murung.

Pamela mencegatnya hingga membuat Ace Andreas Wiratmaja mengeram.

“Tolong bantu aku, Pak. Aku mau di rudapaksa. Tanganku patah!”

Pamela menunjukkan tangannya yang bengkak di bawah gelapnya langit malam pulau Bali. Dan tanpa persetujuannya, Pamela langsung naik ke atas motor itu.

“Aku mohon tolong aku, Pak. Tolong aku...”

***

Comments (15)
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
si pamela yg goblok dan gede bacot. gampang banget dibodohi. si pamel cuma bisa melolong kayak anjing.
goodnovel comment avatar
Yuniki
Baru baca mbk Vii ... tapi dah dibikin deg²an. Nggk ngebayangin patah tulang yg dirasain Pamela, q masih trauma walopun yg patah tulang si Abi ... pasti sakita banget itu
goodnovel comment avatar
App Putri Chinar
hhhhhhh....baru mulai baca udah dibikin emosi sama mba vii.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Kehilangan

    Pamela gegas masuk ke dalam villa tanpa menunggu persetujuan dari pemiliknya terlebih dahulu. Masih dengan keadaan panik, Pamela kebingungan mencari tempat bersembunyi.“Aku harus ke mana. Tuhan...”“Sembunyi di belakang meja bar mungkin!” celetuk Ace.Sekonyong-konyong Pamela pergi ke sana lantas meringkuk di bawah sudut meja.Pamela yakin Damian sudah jauh dari radiusnya mengingat betapa sigap Ace membawa motor ATV-nya keluar dari bibir pantai tadi. Namun kenyataan bersama seorang pria asing menambah rasa paniknya seolah ia mengantarkan tubuhnya sendiri untuk dinikmati.Pamela gegas meraih apapun yang ada di atas meja lalu menggenggamnya sebagai sebuah harapan terakhirnya untuk menyelamatkan diri jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Ace mendekatinya seraya menghidupkan lampu bar. Ia berlutut, memandangnya dengan mata penuh pengertian. Ace meneliti sekali lagi kehadiran seorang gadis menyedihkan yang menggelengkan kepala sekarang.“Jangan dekat-dekat, Pak. Jangan!” seru Pamela

    Last Updated : 2023-10-06
  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Obat Tidur

    Walau sudah larut. Ace sama sekali tidak pulang dari rumah sakit. Ia menunggu kesempatan untuk mengambil sendal nanas milik Natasha walau harus ikut mengurus keberadaan gadis itu. Maka subuh-subuh yang berudara dingin, ia menghampiri Pamela yang terlelap di ruang inap perawatan intensif setelah melewati operasi pada tangannya yang patah. Bergeming di samping ranjang pasien. Ace memandangi Pamela dengan leluasa. Satu persatu keindahan di wajah itu bagaikan kesempurnaan seorang bidadari. Respon itu seakan lumrah terjadi, Pamela Khandita Kilmer berparas campuran, Jawa dan Belanda-Jerman.Wajahnya putih resik, hidungnya tidak begitu mancung tapi indah di pandang. Dan, setiap kali senyumnya mengembang, pipinya terlihat menggemaskan. Terlihat chubby meski tidak berbadan gempal berisi.Ace berdecak kagum. Usia Pamela sedang ranum-ranumnya. Bibir merah muda dengan sisa lipstik merah marun yang tertinggal di sana menggugah keinginan Ace untuk mengusapnya. Lipstik itu mengusik sensualitas bibir

    Last Updated : 2023-10-08
  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Tante Putri Duyung

    “Tante putri duyung...”“Tante putri duyung...”“Kiu... kiu, kukuruyukkk...” Dengan alis bertaut curiga Pamela mengerang sambil menepis tangan seseorang yang menyentuh hidungnya. “Siapa sih? Jangan ganggu aku lagi, aku ngantuk banget!” protes Pamela dengan suara kusut dan terdistorsi seperti sebuah kaset tua. Matanya masih teramat berat terbuka meski sudah berjam-jam ia terlelap sampai bala bantuan milik Ace datang pukul sembilan pagi. Asih dan Berlian.Mereka berdua tidak punya pilihan lain selain mengikuti permintaan Ace untuk menjadi keluarga palsu Pamela. Asih dan Berlina menyukainya. “Papa, Tante putri duyung boboknya nyenyak sekali. Gak bangun-bangun.” adu Berlian ke Ace yang menunggu di sofa sambil memangku laptop.Ace berhenti sejenak dari aktivitasnya memandangi laptop untuk sekedar mengusap pipi putrinya yang memakai rok tutu merah jambu dan atasan kaus tanpa lengan. Senyum Ace merekah. “Tante putri duyung masih capek. Habis operasi patah tulang dan minum obat tidur. Berl

    Last Updated : 2023-10-10
  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Angkuh

    Ace menutup laptopnya dengan mantap ketika Asih mempergoinya dengan tatapan curiga. Rahangnya mengeras. Celetukan Pamela memicu terbukanya rahasia di depan seorang pengasuh yang menjadi bagian dari perjalanan hidupnya dengan Natasha dan Berlian. Dia sungguh-sungguh mencintai Natasha dan mendekati wanita lain sama saja mengkhianatinya. Hal itu sudah lama Ace jadikan sebagai pekerjaan di divisi hatinya.Ace tahu tadi adalah perbuatan yang tidak gentle, dan ia tidak benar-benar ingin membuatnya malah semakin terlibat dalam masalahnya. Ace cuma reflek, seperti respon otomatis kebanyakan pria yang bertemu Pamela untuk kali pertama.“Pegang-pegang apa sih, Pak?” goda Asih.“Diam!” bentak Ace.Berlian tersentak ketika ayahnya berkata seperti marah untuk pertama kali. Bibirnya bergetar. Berlian mundur, mendekati Pamela seolah meminta perlindungan, padahal kan tangannya patah, satu tangannya di infus. Pamela bisa apa? Wanita itu saja berwajah angkuh setelah membuka rahasia Ace tanpa basa-basi.

    Last Updated : 2023-10-20
  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Ayam betutu bikin sendu

    Damian menutup pintu mobilnya seraya menarik Sassy dan mendekapnya. Tak akan lama karena dia langsung menyuruh orangnya untuk menanyakan keberadaan Pamela Khandita Kilmer di dalam rumah sakit. Sassy memukul dadanya, “Bisa nggak sih Pamela nanti lagi!” desaknya. “Aku cemburu!” “Bukannya ini sudah risiko jadi pacar kedua?” Damian menyelipkan sehelai rambutnya ke belakang telinga. Isi kepala Sassy harus di isi dengan realita. Kecemburuannya kadang tidak masuk akal. Slalu menuntut lebih seperti lakonnya menjadi perebut milik orang. Ingin berkuasa. “Sabar dulu. Ngerti dong. Pamela bagaimana pun harus aku cari. Dia bisa menghancurkan hidupku. Jadi sebelum dia melakukan itu, aku akan menghancurkannya dulu!” Damian bersitegang dengan waktu, semakin cepat ketemu, semakin baik. Rumah sakit adalah tujuan utama sejak kehilangan Pamela semalam. Dan rumah sakit saat ini adalah rumah sakit ke lima sejak subuh tadi dia mendatangi lembaga pelayanan kesehatan di Bali.“Mungkin Pamela di klinik-klini

    Last Updated : 2023-10-21
  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Monster Es

    Pamela memperhatikan Asih untuk merespon pernyataannya. “Mungkin takdir.” Pamela tersenyum getir. Mungkin begitu, tak dipungkiri apa yang sudah ditakar tidak akan tertukar. Pamela tahu itu, dia tidak akan mengeluh mengapa harus ia yang mengalami kehilangan. Kematian mutlak terjadi kepada setiap nyawa dalam kehidupan. Hanya saja saat-saat seperti ini muncul rasa rindu tanpa peringatan.“Mamaku meninggal karena gagal ginjal. Namanya Joice Elizabeth Kilmer, dan Bali adalah rumah masa kecilku sebelum pindah ke Jakarta.” Pamela mengusap-usap gips tangannya. “Aku masih tahu persis harinya, dan aku sudah mengulang peristiwa itu ribuan kali di kepalaku.”Asih menarik selembar tisu untuk Pamela yang sudah berkaca-kaca matanya.“Setelah kehilangan mama, hidupku hancur.”Selama beberapa detik ruangan itu sunyi. Ace bergeming memandangi Berlian yang mendadak enggan menerima nasi ayam betutu darinya.Berlian menunduk, menarik serat kain rok tutunya yang kecantol paku di pos satpam tadi. Bibirn

    Last Updated : 2023-10-22
  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Armando Tengil

    “Pamela Kandhita Kilmer?”Ace memandangi Armando yang mengulangi ucapannya di lorong rumah sakit seraya menganggukkan kepala.“Siapa dia, Pak? Calon karyawan baru atau—” Armando–sekertaris Ace yang menyusul secepatnya ke Bali untuk menyokong kegentingan bosnya itu meringis.“Pacar baru ya?” tukasnya tidak segan.Ace memandangi pria bersetelan klasik, kumisan, dan berambut panjang yang di ikat rapi itu dengan sorot mata tajam.Armando langsung tahu, Ace tidak suka dengan candaannya. “Siapa Pamela? Jangan sampai aku jauh-jauh untuk mengurangi urusan nggak penting! Istriku ngambek, ngancam bakal baby blues kalo pulang-pulang gak bawa duit dan oleh-oleh!” Armando ganti memandangi Ace dengan sorot mata tajam. “Ini serius, Pak. Baru kemarin kami keluar dari rumah sakit, harusnya aku hari ini sedang menimangnya bukan datang ke rumah sakit lagi. “Siapa yang sakit? Oh, astaga, buset. Aku paham. Bapak nabrak orang yang bernama Pamela Kandhita Kilmer dan wanita itu minta tanggung jawab?” “Ken

    Last Updated : 2023-10-23
  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Kisah tak sempurna

    Pamela meringis mendengar lelucon murahan Armando yang terdengar tidak pada tempatnya.Bagaimana tidak, laki-laki itu memamerkan kemampuannya mengurusi istrinya melahirkan di tengah suasana muram hatinya dan hati Ace, pastinya. Oke, Pamela mengerti Armando sedang bahagia. Tapi pamer kemesraan sebuah kesempurnaan keluarga kecil membuatnya bahkan Ace yang sudah mencecap campuran rasa berumah tangga tidak percaya diri kembali membangun sebuah hubungan baru.Pamela tidak bisa membayangkan lagi kisah sempurna bersama pria baru setelah kisahnya hancur demi kisah lain yang lebih panas dan mendebarkan jantung dan pikiran.Lain halnya dengan Pamela, Ace sendiri tidak percaya diri karena dia gagal menjaga Natasha. Seratus persen gagal.Pekerjaan lebih penting dari perhatian. Sebagai eksmud yang sedang naik daun, dulu Ace begitu tergila-gila untuk memberikan yang terbaik demi sanjungan, uang dan kedudukan. Kini semua itu sudah ada di genggaman tangannya. Alih-alih bahagia, Ace justru kehilangan

    Last Updated : 2023-10-25

Latest chapter

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Akhir Yang Bahagia

    Pamela siap menjumpai Damian di tengah kebahagiaan pria itu. Mau tak mau, penantian panjang atas getirnya sebuah perasaan lama harus dia sanjung dengan senyuman dan pujian kepada mereka yang mengambil sebagian isi pikirannya dalam beberapa bulan.Pamela melewati jalan setapak yang membelah kebun pisang sebelum memberi seulas senyum pada sebagian besar tamu Asih yang merupakan keluarganya sendiri dan teman kerja di Jakarta.Ada Burhan dan Wulan, mereka akan menyusul ke jenjang pernikahan satu bulan lagi untuk memberi jeda bagi Ace mengatur keuangannya yang luber-luber. Ada pula Arinda dan Seno, puzzle-puzzle yang berserakan membuat mereka perlu mencocokkan satu persatu kesamaan dengan percekcokan, marahan, dan rayuan, meski begitu mereka tetap berada di dalam pengawasan mak comblang—Ace—hingga membuat kedekatan mereka tetap terjalin secara terus menerus. Di dekat meja prasmanan, Anang Brotoseno bersama anak-anaknya mirip juri ajang lomba masak-memasak, mereka menyantap semua makanan

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Di hati, Senyum dan Merana

    Damian dan Asih tidak mempunyai waktu yang begitu lama untuk mengumumkan keberhasilan cintanya. Maka pada pukul lima sore. Dua bulan setelah mereka memastikan tidak ada lagi yang menghalangi pendekatan mereka, Asih menagih janji Ace di ruang kerjanya.Ace tersenyum lebar setelah menaruh ponselnya. Dengan hangat dia memberikan selamat atas keberhasilannya mengambil hati Damian. Dekatnya hubungan kekeluargaan mereka menandakan prospek bagus. Usahanya berhasil, Asih tidak menjadi beban sepenuhnya, tidak di goda ayahnya, tidak menjadi perawan tua. Itu hebat, dan Asih membalas ucapan selamat itu dengan senyum ceria.“Bapak tidak lupa dengan hadiah kemarin, kan?””Mau nikah di mana?” kata Ace.“Di rumah.” Asih berkata sebelum menyunggingkan senyum. “Bapak ibuku mau semua rangkaian acaranya di rumah, katanya biar jadi kenangan terindah mereka melihatku nikah.” Ace mengangguk. “Kamu sendiri sudah yakin sepenuhnya menikah dengan Damian?” “Kalau aku tidak yakin sudah lama aku minta bubar, Pak

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Asyik... Restu Turun Tangan

    Asih masih mengingat dengan jelas percakapan antara dirinya dengan Pamela saat mereka bersama-sama menenangkan si kembar sambil membahas orang tua Damian. Tetapi tidak ada satupun percakapan yang meredakan kegalauan di hatinya. Asih dapat membayangkan sosok galak bermata tajam Ayah Damian, dia juga dapat membayangkan mulut besar dan cerewet ibunya. Sekarang, selagi masih dalam perjalanan ke rumahnya, dengan keluwesan yang bersifat grogi, Asih memeluknya. Damian memberikan penegasan bahwa memeluknya boleh saja dengan meremas punggung tangan Asih. “Tumben... Kenapa? Grogi mau ketemu mama?” kata Damian. Suaranya terdengar riang apalagi waktu merasakan tangan Asih begitu dingin.Asih ingat ketika Damian mengatakan bahwa Ibunya santai. Tapi tetap saja kan bertemu dengan seseorang yang akan menjadi ibu mertua itu rasanya seperti sensasi naik rollercoaster. Jantung deg-degan parah, adrenalin terpacu, dan grogi itu sudah pasti. “Itu pertama kali bagiku, Mas. Emangnya kamu sudah keseringan

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Jatuh Cinta

    Damian dan Asih sampai di parkiran gudang penyimpanan Mirabella Mart ketika jam makan siang baru di mulai. Kedatangan Damian yang sangat terlambat pun memancing rasa tidak suka Arinda yang melihat kedua orang itu masuk kantor dengan keadaan semringah."Professional bisa nggak sih, Dam?" katanya lantang. "Tanggal ini kamu sudah janji handle pengepakan barang dan pengiriman ke toko cabang, tapi mana? Ini kamu makan gaji buta setengah hari."Damian memberikan tempat duduknya untuk Asih. "Aku mulai dulu pekerjaanku, ya. Kamu tidak masalah aku tinggal-tinggal?" Asih jelas tidak mempermasalahkan hal itu. Mereka sudah menghabiskan waktu dengan sarapan dan makan siang bersama sambil menonton film di home teather rumah Ace. Dan itu sesungguhnya sangat bagus karena dia bisa bernapas dengan tenang."Kamu dibikinin kopi dulu?" Asih menawarkan. Damian mengangguk seraya mencari kursi nganggur di dekat Seno. "Bentar lagi kamu dapat projects bagus dari Pak Ace, di terima, jangan di tolak." bisiknya

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Aku belum biasa, Mas.

    Perjuangan apa yang hendak Arinda lakukan? Damian tidak habis pikir mengapa wanita selalu saja bertindak sesuai kebutuhannya sendiri daripada menerima ajakan yang jelas-jelas sudah membuka usaha yang begitu enak menuju terangnya kejelasan.Damian menatap halaman rumah Ace ketika pagi telah mengganti malam yang begitu dingin dan rangsang. Awan putih terlihat menggantung di langit biru dan cerah. Kendati begitu, Asih masih tetap terlelap seakan menikmati waktu istirahatnya tanpa mengingat kegiatannya ketika pagi. "Apa dia terlalu lelah sampai alarm di tubuhnya tidak menyala?" Damian menatap wajah Asih dengan teliti. "Waktu muda dulu kamu memang terlihat seperti kembang desa. Cantik dan menarik. Sekarang masih sama, tapi seperti kembang gaceng." Seketika Asih membuka matanya seperti langsung sadar dari tidur lelapnya. "Apa itu kembang gaceng?" Damian menyunggingkan senyum, wanita lain pasti akan sebal mendengar arti kembang gaceng sesungguhnya, tapi Asih tidak. Dia justru tertawa sam

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Hujan Bagi Arinda

    Damian mengulum senyum sewaktu Asih muncul di depan pintu. "Ganggu waktu istirahatmu?" tanyanya lembut. Asih menanggapinya dengan meringis sebentar sebab ada kecanggungan yang amat besar sekarang, terutama ketika Ace menatapnya sambil tersenyum-senyum senang seolah dia mengolok-oloknya punya kekasih baru."Aku itu nunggu ini selesai dan belum istirahat. Jadi tidak ganggu kok." Asih menyunggingkan senyum. "Maaf, ya. Mas Damian ini pasti terpaksa terima perjodohan ini.""Nggak, nggak terpaksa. Aku sudah menimbangnya selama sebulan untuk memilihmu atau bersama yang lain." Damian mengaku, "Ini pengakuan jujur, kamu boleh percaya atau tidak."Hidung Asih terlihat membesar, mau percaya atau tidak itu bukan urusan yang gawat lagi baginya. Damian berani ke rumah Ace tanpa membawa seorang wanita itu saja sudah menjawab pernyataan itu. "Terus ini mau bagaimana?" Asih terlihat sungkan ketika duduk di sebelah Damian. Ace yang menyuruh."Kalian bisa pacaran dulu atau langsung menikah." saran Ace

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Asih Menjadi Milikmu

    Tepat pukul delapan malam. Damian mendatangi rumah Ace dalam keadaan rapi jali dan wangi serta membawa segenggam mawar putih untuk Asih.Ace yang menantinya di teras rumah mewahnya karena harus meninggalkan rumah hantu demi kenyamanan semuanya tersenyum geli saat menyambutnya."Kamu memilih Asih dan tidak bisa meluluhkan hati Arinda, Damian?" Damian menatap sekeliling, hanya ada Ace dan Burhan di teras meski suara tangis bayi mengiringi kedatangan. "Kamu tidak membantu Pamela mengurus anak kembar kalian?" tanyanya dengan ekspresi heran.Ace ingin tertawa, tapi rasa peduli Damian itu kadang membuatnya resah. Masihkah ada perasaan tertentu untuk Pamela? Ace menyunggingkan senyum setelah menepis anggapannya sendiri dengan cepat karena tidak mungkin Damian masih menyayangi Pamela setelah Ayahnya menghukumnya dengan kasar."Dia bersama dua pengasuh si kembar, kamu tidak perlu cemas Pamela kerepotan." "Bukan masalah kerepotan atau cemas. Kamu tidak ingin berada di dekat mereka untuk mel

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Hari Terakhir Cari Jodoh

    Damian mengamati perubahan yang terjadi pada Arinda setelah mengungkapkan identitasnya sebagai Secret Man setiap hari, sepanjang sisa waktunya mencari pacar untuk menenangkan hati Ace dan Pamela. Tetapi setiap kali tatapannya tertuju padanya tanpa sekat, wanita itu tetap saja bersikap cuek, tidak terpengaruh. Arinda tetap memiliki dunianya sendiri yang tidak dapat dia masuki tanpa izin.Damian menyugar rambutnya dengan kasar. Dua bulan waktu yang diberikan tidak cukup membuatnya bebas bergaul dengan wanita. Pikirannya hanya ada Asih dan Arinda, dua wanita itu sudah membuatnya pusing dan sibuk, apalagi tiga, empat dan lima wanita lain?Damian mengeram, akhir-akhir ini dia terlihat sering marah dan cemas. ”Nanti malam aku benar-benar harus datang dan menerima Asih sebagai pacarku terus nikah dan... Sial... Asih baik, tapi dia cuma menjadikanku alat. Terus rumah tangga apaan yang aku jalani sama dia?” Damian mengepalkan tangan seraya menepuk-nepuk keningnya berulang kali. ”Apa harus nye

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Kesal & Gemas

    Keesokan harinya. Damian mendorong pintu kantor dan menemukan Arinda sudah duduk di meja kerjanya meski baru menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Damian menyunggingkan senyum manakala jas kerjanya yang dia pinjamkan saat gaun pesta Arinda ketumpahan sesuatu di pesta semalam sudah rapi jali di mejanya. Terbungkus plastik seolah habis di bawa ke penatu. Penatu dua puluh empat jam? Damian menanggapi ketegasan Arinda mengembalikan senyum “Buru-buru banget datang ke kantor? Banyak kerjaan?” tanya Damian. “Acara semalam lancar? Apa ada yang mengkritik kinerjamu dan membuatmu kepikiran?”Arinda melenguh sembari bersandar. “Kenapa kamu cerewet banget, Damian. Sepagi ini? Sarapan apa kamu? Asih?” ‘Kenapa bawa-bawa Asih?’ Damian meringis sembari menghidupkan komputernya. “Sambel tongkol buatan Mama, ada petainya.” Dengan iseng Damian menyemburkan bau mulutnya ke udara. “Apat kamu mencium aroma petainya?” Arinda mengapit batang hidungnya dengan muka sebal. Sebal sekali melihat Damian sep

DMCA.com Protection Status