Share

Obat Tidur

Penulis: Skavivi
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-08 23:24:58

Walau sudah larut. Ace sama sekali tidak pulang dari rumah sakit. Ia menunggu kesempatan untuk mengambil sendal nanas milik Natasha walau harus ikut mengurus keberadaan gadis itu. Maka subuh-subuh yang berudara dingin, ia menghampiri Pamela yang terlelap di ruang inap perawatan intensif setelah melewati operasi pada tangannya yang patah.

Bergeming di samping ranjang pasien. Ace memandangi Pamela dengan leluasa. Satu persatu keindahan di wajah itu bagaikan kesempurnaan seorang bidadari. Respon itu seakan lumrah terjadi, Pamela Khandita Kilmer berparas campuran, Jawa dan Belanda-Jerman.

Wajahnya putih resik, hidungnya tidak begitu mancung tapi indah di pandang. Dan, setiap kali senyumnya mengembang, pipinya terlihat menggemaskan. Terlihat chubby meski tidak berbadan gempal berisi.

Ace berdecak kagum. Usia Pamela sedang ranum-ranumnya. Bibir merah muda dengan sisa lipstik merah marun yang tertinggal di sana menggugah keinginan Ace untuk mengusapnya. Lipstik itu mengusik sensualitas bibir asli Pamela. Namun di balik pesona Pamela yang menakjubkan, muncul rasa penasaran.

Ace melipat kedua tangannya. Matanya menerawang jauh.

“Bajingan macam apa yang tega melakukannya? Atau sebentarnya wanita ini adalah... wanita buronan?”

Ace menghela napas, geraman panjang keluar dari tenggorokannya.

“Dan karena menolak di rudapaksa, laki-laki tadi sampai bertindak kasar seperti ini? Aneh sekali.” tukas Ace. Bola mata berputar seakan menyadari sesuatu yang tidak penting dilakukannya.

“Untuk apa aku peduli?”

Tapi entah ada dorongan apa, tahu-tahu tangannya terjulur. Ace menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah sembap Pamela. Secuil hatinya iba pada keadaannya, ia tidak bisa memungkiri itu. Sebagai pria beranak perempuan, Ace sejadi-jadinya berdoa putrinya tidak akan bertemu dengan pria semacam itu dan berharap wanita itu segera pulih untuk melanjutkan hidupnya yang kelam.

Ace menyelusuri garis pipinya sebelum menyentuh daging bibir bawahnya. Ace mengusapnya seolah merasakan bibir Pamela lewat telunjuknya. Naas, mata yang terpejam itu, terbuka perlahan-lahan.

Sekonyong-konyong Ace berjongkok. Matanya mendelik. “Lututku!” gumamnya seraya mengelus tulangnya yang terasa nyeri itu.

‘Sialan. Kenapa dia sadarkan diri?’ batinnya menyesal.

“Siapa di situ?” tanya Pamela serak. Ia mengerjapkan mata, memandangi langit-langit kamar dengan pandangan yang lebih baik.

”Siapa di situ?” ulangnya lagi.

Sunyi.

Pamela meraba-raba ranjangnya, mencari nurse call yang di berikan perawat untuk memudahkannya memanggilnya.

Ace menggeleng sambil menaruh jari telunjuknya di depan bibir saat perawat terkejut melihat keadaannya yang meringkuk di bawah ranjang pasien.

Ace mengatupkan kedua tangannya, memohon jangan sampai Pamela mengetahui keberadaannya.

Si Perawat mengulum senyum, mengangguk samar. Ia mengenali pria itu, pria yang membayar seluruh biaya rumah sakit Pamela dan menanyakan keberadaannya tadi.

Si Perawat mendekat. “Ada yang bisa saya bantu, kak?” tanya perawat setelah mengalihkan perhatiannya dari Ace.

Sejenak Pamela mendalami sentuhan lembut yang merayapi kulit wajah dan bibirnya, Pamela yakin itu berasal dari sentuhan jari manusia karena ia hanya mengalami bius lokal.

“Aku merasa ada yang sentuh-sentuh aku, kak. Ada yang berkunjung? Bapak Ace? Penolongku tadi atau Damian?” tukas Pamela.

Wajahnya mendadak cemas setelah menyebutkan nama Damian.

“Aku tidak mengizinkan seseorang menjengukku, aku tidak mau! Gak... Gak” Pamela menggeleng kepala kuat-kuat.

“Tidak ada yang menjenguk kakak! Yang kakak rasakan efek dari obat bius dan keadaan yang menimpa kakak tadi. Maaf.” Perawat berusaha menenangkan dengan sabar.

Pamela tidak langsung percaya, udara kamar yang terhirup olehnya bercampur dengan samar-samar aroma jas kerja Ace. Pamela mengira pria itu ada di sana, tak mungkin tidak, atau mungkin pria itu datang hanya untuk mengambil sendal yang dia pakai?

Pamela menarik-embuskan napas. Dia tidak sebodoh itu, eits, hanya dengan Damian dia merasa bodoh, dia sudah invest segalanya ke dia. Kepercayaan, waktu, uang dan perhatian.

Damian Airlangga adalah sumber kebahagiaan yang akan menjadi masa depannya yang gemilang. Ternyata kurang ajar. Dua tahun dia sudah menjadi pacar baik-baik dan setia pada Damian seorang meskipun saksinya sering memberitahunya sia-sia pacaran dengan Damian.

Pamela menghela napas. Aroma parfum dari pria itu masih stabil di kamarnya. Pria jaman sekarang agak aneh kalau tidak berbohong, apalagi pria dengan gengsi setinggi pohon kelapa.

“Mungkin benar apa yang kakak bilang, mungkin aku lagi setengah mabuk obat bius atau mungkin—”

Jakun Ace bergerak. Posisinya terdesak. Napasnya sampai ia tahan untuk mencegah dugaan Pamela berlanjut. Tapi Ace tidak menyadari sesuatu dari dirinya yang membuat Pamela terlihat pintar menebak-nebak.

“Mungkin emang perasaanku saja, kak. Hari ini berat banget bagiku.” imbuh Pamela dengan kesedihan yang kental dalam suaranya.

“Aku mungkin butuh obat tidur kak, boleh?”

‘BOLEH!’ tandas Ace dalam hati.

Pamela mendesak perawatnya untuk memberi obat tidur.

“Baik, tunggu sebentar. Saya perlu mendiskusikan dengan dokter jaga.”

“Secepatnya, Kak. Aku semakin gelisah.” Pamela menunjuk ke arah bawah.

Perawat memohon maaf atas kebohongannya dengan mengatupkan kedua tangannya sebelum keluar.

Ace mengepalkan tangan, punggungnya mulai ngilu. Sikunya terasa sakit. Lebih-lebih aroma khas rumah sakit membuatnya mual dan muak berlama-lama di sana mengingat ruangan itu pasti sudah di tempati nempati berbagai pasien dengan kondisi kesehatan yang berbeda-beda.

Pamela mendengus. “Semua orang jahat, semua laki-laki sama. Mata keranjang! Hu... Mama... kenapa nasibku begini, apa karena mama udah gak ada jadi gak ada doa mama yang menemani perjalanan hidupku, Ma—”

Ace memejamkan matanya. Menyesali perbuatannya karena ternyata Pamela sama sepertinya. Tidak memiliki seseorang yang menguatkan dan menjadi tiang penyangga kehidupan dan kebahagiaan seorang anak.

Beberapa menit kemudian, Si Perawat kembali sambil membawa baki stainles. Ia sempat menenangkan Pamela sebelum menyuntikkan obat tidur sungguhan di kantong infusnya.

Pamela merasakan mata dan reaksi tubuhnya perlahan-lahan melemah. Rasa kantuk menerjangnya tanpa ampun, tanpa sempat memprotes tindakan Si Perawat yang membohonginya lagi demi melindungi Ace.

“Silakan keluar, Bapak Ace!” ucap Si Perawat setelah memastikan Pamela terlelap.

Ace merangkak perlahan dari sempitnya celah di bawah ranjang pasien lalu menghela napas lega. Ia berdiri, memandangi Pamela yang kembali berwajah teduh, tenang dan tidak membuatnya cemas memandangi wajahnya.

“Anda memberinya obat tidur sungguhan?” tanya Ace memastikan.

“Dokter menyarankan untuk membuat pasien tenang. Kondisi emosionalnya terlalu sentimentil. Kami mohon Bapak tidak mengganggunya dan segera menghubungi keluarganya untuk program kesehatan selanjutnya.”

Ace tercenung, “Menghubungi keluarganya?”

“Ya... Untuk kebaikan pasien!”

Ace bergeming. Keluarga mana yang perlu ia hubungi? Serta-merta kehadiran Pamela yang hanya membawa diri tanpa adanya identitas diri membuatnya geram. Tapi ketidaktahuan Ace dan keengganannya untuk mencari tahu siapa Pamela dari tim informasi dan teknologi yang di miliki perusahaannya menjadi ide lain yang brilian dan gampang.

Ace melesat keluar seperti udara pagi, tenang dan sempurna

-next-

Komen (5)
goodnovel comment avatar
App Putri Chinar
sedih2 ngakak bacanya....
goodnovel comment avatar
Claresta Ayu
Kasihan Pamela
goodnovel comment avatar
Skavivi
mbak Ida, terimakasih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Tante Putri Duyung

    “Tante putri duyung...”“Tante putri duyung...”“Kiu... kiu, kukuruyukkk...” Dengan alis bertaut curiga Pamela mengerang sambil menepis tangan seseorang yang menyentuh hidungnya. “Siapa sih? Jangan ganggu aku lagi, aku ngantuk banget!” protes Pamela dengan suara kusut dan terdistorsi seperti sebuah kaset tua. Matanya masih teramat berat terbuka meski sudah berjam-jam ia terlelap sampai bala bantuan milik Ace datang pukul sembilan pagi. Asih dan Berlian.Mereka berdua tidak punya pilihan lain selain mengikuti permintaan Ace untuk menjadi keluarga palsu Pamela. Asih dan Berlina menyukainya. “Papa, Tante putri duyung boboknya nyenyak sekali. Gak bangun-bangun.” adu Berlian ke Ace yang menunggu di sofa sambil memangku laptop.Ace berhenti sejenak dari aktivitasnya memandangi laptop untuk sekedar mengusap pipi putrinya yang memakai rok tutu merah jambu dan atasan kaus tanpa lengan. Senyum Ace merekah. “Tante putri duyung masih capek. Habis operasi patah tulang dan minum obat tidur. Berl

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-10
  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Angkuh

    Ace menutup laptopnya dengan mantap ketika Asih mempergoinya dengan tatapan curiga. Rahangnya mengeras. Celetukan Pamela memicu terbukanya rahasia di depan seorang pengasuh yang menjadi bagian dari perjalanan hidupnya dengan Natasha dan Berlian. Dia sungguh-sungguh mencintai Natasha dan mendekati wanita lain sama saja mengkhianatinya. Hal itu sudah lama Ace jadikan sebagai pekerjaan di divisi hatinya.Ace tahu tadi adalah perbuatan yang tidak gentle, dan ia tidak benar-benar ingin membuatnya malah semakin terlibat dalam masalahnya. Ace cuma reflek, seperti respon otomatis kebanyakan pria yang bertemu Pamela untuk kali pertama.“Pegang-pegang apa sih, Pak?” goda Asih.“Diam!” bentak Ace.Berlian tersentak ketika ayahnya berkata seperti marah untuk pertama kali. Bibirnya bergetar. Berlian mundur, mendekati Pamela seolah meminta perlindungan, padahal kan tangannya patah, satu tangannya di infus. Pamela bisa apa? Wanita itu saja berwajah angkuh setelah membuka rahasia Ace tanpa basa-basi.

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-20
  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Ayam betutu bikin sendu

    Damian menutup pintu mobilnya seraya menarik Sassy dan mendekapnya. Tak akan lama karena dia langsung menyuruh orangnya untuk menanyakan keberadaan Pamela Khandita Kilmer di dalam rumah sakit. Sassy memukul dadanya, “Bisa nggak sih Pamela nanti lagi!” desaknya. “Aku cemburu!” “Bukannya ini sudah risiko jadi pacar kedua?” Damian menyelipkan sehelai rambutnya ke belakang telinga. Isi kepala Sassy harus di isi dengan realita. Kecemburuannya kadang tidak masuk akal. Slalu menuntut lebih seperti lakonnya menjadi perebut milik orang. Ingin berkuasa. “Sabar dulu. Ngerti dong. Pamela bagaimana pun harus aku cari. Dia bisa menghancurkan hidupku. Jadi sebelum dia melakukan itu, aku akan menghancurkannya dulu!” Damian bersitegang dengan waktu, semakin cepat ketemu, semakin baik. Rumah sakit adalah tujuan utama sejak kehilangan Pamela semalam. Dan rumah sakit saat ini adalah rumah sakit ke lima sejak subuh tadi dia mendatangi lembaga pelayanan kesehatan di Bali.“Mungkin Pamela di klinik-klini

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-21
  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Monster Es

    Pamela memperhatikan Asih untuk merespon pernyataannya. “Mungkin takdir.” Pamela tersenyum getir. Mungkin begitu, tak dipungkiri apa yang sudah ditakar tidak akan tertukar. Pamela tahu itu, dia tidak akan mengeluh mengapa harus ia yang mengalami kehilangan. Kematian mutlak terjadi kepada setiap nyawa dalam kehidupan. Hanya saja saat-saat seperti ini muncul rasa rindu tanpa peringatan.“Mamaku meninggal karena gagal ginjal. Namanya Joice Elizabeth Kilmer, dan Bali adalah rumah masa kecilku sebelum pindah ke Jakarta.” Pamela mengusap-usap gips tangannya. “Aku masih tahu persis harinya, dan aku sudah mengulang peristiwa itu ribuan kali di kepalaku.”Asih menarik selembar tisu untuk Pamela yang sudah berkaca-kaca matanya.“Setelah kehilangan mama, hidupku hancur.”Selama beberapa detik ruangan itu sunyi. Ace bergeming memandangi Berlian yang mendadak enggan menerima nasi ayam betutu darinya.Berlian menunduk, menarik serat kain rok tutunya yang kecantol paku di pos satpam tadi. Bibirn

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-22
  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Armando Tengil

    “Pamela Kandhita Kilmer?”Ace memandangi Armando yang mengulangi ucapannya di lorong rumah sakit seraya menganggukkan kepala.“Siapa dia, Pak? Calon karyawan baru atau—” Armando–sekertaris Ace yang menyusul secepatnya ke Bali untuk menyokong kegentingan bosnya itu meringis.“Pacar baru ya?” tukasnya tidak segan.Ace memandangi pria bersetelan klasik, kumisan, dan berambut panjang yang di ikat rapi itu dengan sorot mata tajam.Armando langsung tahu, Ace tidak suka dengan candaannya. “Siapa Pamela? Jangan sampai aku jauh-jauh untuk mengurangi urusan nggak penting! Istriku ngambek, ngancam bakal baby blues kalo pulang-pulang gak bawa duit dan oleh-oleh!” Armando ganti memandangi Ace dengan sorot mata tajam. “Ini serius, Pak. Baru kemarin kami keluar dari rumah sakit, harusnya aku hari ini sedang menimangnya bukan datang ke rumah sakit lagi. “Siapa yang sakit? Oh, astaga, buset. Aku paham. Bapak nabrak orang yang bernama Pamela Kandhita Kilmer dan wanita itu minta tanggung jawab?” “Ken

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-23
  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Kisah tak sempurna

    Pamela meringis mendengar lelucon murahan Armando yang terdengar tidak pada tempatnya.Bagaimana tidak, laki-laki itu memamerkan kemampuannya mengurusi istrinya melahirkan di tengah suasana muram hatinya dan hati Ace, pastinya. Oke, Pamela mengerti Armando sedang bahagia. Tapi pamer kemesraan sebuah kesempurnaan keluarga kecil membuatnya bahkan Ace yang sudah mencecap campuran rasa berumah tangga tidak percaya diri kembali membangun sebuah hubungan baru.Pamela tidak bisa membayangkan lagi kisah sempurna bersama pria baru setelah kisahnya hancur demi kisah lain yang lebih panas dan mendebarkan jantung dan pikiran.Lain halnya dengan Pamela, Ace sendiri tidak percaya diri karena dia gagal menjaga Natasha. Seratus persen gagal.Pekerjaan lebih penting dari perhatian. Sebagai eksmud yang sedang naik daun, dulu Ace begitu tergila-gila untuk memberikan yang terbaik demi sanjungan, uang dan kedudukan. Kini semua itu sudah ada di genggaman tangannya. Alih-alih bahagia, Ace justru kehilangan

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-25
  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Oh, semoga

    Pamela sedang merasa agak jahat dengan Berlian semenjak ia duduk bersamanya dan Asih di mobil sewaan. Pamela diam saja saat bocah itu berceloteh tentang tempat-tempat rekreasi yang ingin dia kunjungi bersama-sama. Meski begitu dia lumayan bersyukur bisa lolos dari pantauan orang suruhan Damian yang menjaga ketat mobil Ace setiap hari.Pamela bergidik. Membayangkan betapa getol Damian mencarinya, seratus persen ia yakin Damian ketakutan rahasianya terbongkar dan Damian rela melakukannya apa saja untuk mendapatkan dirinya kembali. Hati Pamela mengkerut. Takut, iya, bagaimana nasibnya nanti jika Damian menangkapnya dan mencincangnya hidup-hidup?Pamela panik. Kadar cemasnya meningkat, hatinya retak membentuk puzzle-puzzle berantakan. Susah kalau harus di satukan lagi pakai lem, butuhnya perhatian dan kasih sayang yang tulus dan cinta banget. Tapi siapa yang akan memberi itu semua? Pamela cemberut. Hidup macam apa yang menyambut kepulangannya dari rumah sakit?Taruhlah ia di atas pecah

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-26
  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Astaga

    Ace menyesali keputusannya untuk duduk manis sambil menelepon Armando. Namun, dia tidak punya pilihan lain. Dengan niat yang sudah paten dalam hati sejak skenarionya matang, ia bertanya bagaimana hasil dari pembobolan kamar hotel Pamela. Armando menghirup rokok elektriknya di serambi bungalow beratap jerami. Semilir angin di pedesaan dengan sawah yang menghijau membawa asapnya menghilang dengan cepat.“Orang resepsionis ngomong si brengsek itu kemarin datang. Damian udah ambil semua barang Pamela. Aksesnya lebih gampang!” ujar Armando sembari melangkah ke parkiran. “Usahamu gagal buat mengamankan Pamela, mau apa sekarang, Pak?”Ace terdiam, lalu menarik napas. “Cari Damian. Jangan sampai data pribadinya digunakan untuk macam-macam! Pamela udah jadi anggota geng anakku! Dia tidak akan lepas dariku.” Armando mencibirnya dengan terang-terangan sambil bersandar di badan mobil. “Jangan menggunakan Berlian sebagai alat, Pak!”“Maksudmu apa?” Ace berdiri, meninggalkan gelasnya yang masih

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-27

Bab terbaru

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Akhir Yang Bahagia

    Pamela siap menjumpai Damian di tengah kebahagiaan pria itu. Mau tak mau, penantian panjang atas getirnya sebuah perasaan lama harus dia sanjung dengan senyuman dan pujian kepada mereka yang mengambil sebagian isi pikirannya dalam beberapa bulan.Pamela melewati jalan setapak yang membelah kebun pisang sebelum memberi seulas senyum pada sebagian besar tamu Asih yang merupakan keluarganya sendiri dan teman kerja di Jakarta.Ada Burhan dan Wulan, mereka akan menyusul ke jenjang pernikahan satu bulan lagi untuk memberi jeda bagi Ace mengatur keuangannya yang luber-luber. Ada pula Arinda dan Seno, puzzle-puzzle yang berserakan membuat mereka perlu mencocokkan satu persatu kesamaan dengan percekcokan, marahan, dan rayuan, meski begitu mereka tetap berada di dalam pengawasan mak comblang—Ace—hingga membuat kedekatan mereka tetap terjalin secara terus menerus. Di dekat meja prasmanan, Anang Brotoseno bersama anak-anaknya mirip juri ajang lomba masak-memasak, mereka menyantap semua makanan

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Di hati, Senyum dan Merana

    Damian dan Asih tidak mempunyai waktu yang begitu lama untuk mengumumkan keberhasilan cintanya. Maka pada pukul lima sore. Dua bulan setelah mereka memastikan tidak ada lagi yang menghalangi pendekatan mereka, Asih menagih janji Ace di ruang kerjanya.Ace tersenyum lebar setelah menaruh ponselnya. Dengan hangat dia memberikan selamat atas keberhasilannya mengambil hati Damian. Dekatnya hubungan kekeluargaan mereka menandakan prospek bagus. Usahanya berhasil, Asih tidak menjadi beban sepenuhnya, tidak di goda ayahnya, tidak menjadi perawan tua. Itu hebat, dan Asih membalas ucapan selamat itu dengan senyum ceria.“Bapak tidak lupa dengan hadiah kemarin, kan?””Mau nikah di mana?” kata Ace.“Di rumah.” Asih berkata sebelum menyunggingkan senyum. “Bapak ibuku mau semua rangkaian acaranya di rumah, katanya biar jadi kenangan terindah mereka melihatku nikah.” Ace mengangguk. “Kamu sendiri sudah yakin sepenuhnya menikah dengan Damian?” “Kalau aku tidak yakin sudah lama aku minta bubar, Pak

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Asyik... Restu Turun Tangan

    Asih masih mengingat dengan jelas percakapan antara dirinya dengan Pamela saat mereka bersama-sama menenangkan si kembar sambil membahas orang tua Damian. Tetapi tidak ada satupun percakapan yang meredakan kegalauan di hatinya. Asih dapat membayangkan sosok galak bermata tajam Ayah Damian, dia juga dapat membayangkan mulut besar dan cerewet ibunya. Sekarang, selagi masih dalam perjalanan ke rumahnya, dengan keluwesan yang bersifat grogi, Asih memeluknya. Damian memberikan penegasan bahwa memeluknya boleh saja dengan meremas punggung tangan Asih. “Tumben... Kenapa? Grogi mau ketemu mama?” kata Damian. Suaranya terdengar riang apalagi waktu merasakan tangan Asih begitu dingin.Asih ingat ketika Damian mengatakan bahwa Ibunya santai. Tapi tetap saja kan bertemu dengan seseorang yang akan menjadi ibu mertua itu rasanya seperti sensasi naik rollercoaster. Jantung deg-degan parah, adrenalin terpacu, dan grogi itu sudah pasti. “Itu pertama kali bagiku, Mas. Emangnya kamu sudah keseringan

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Jatuh Cinta

    Damian dan Asih sampai di parkiran gudang penyimpanan Mirabella Mart ketika jam makan siang baru di mulai. Kedatangan Damian yang sangat terlambat pun memancing rasa tidak suka Arinda yang melihat kedua orang itu masuk kantor dengan keadaan semringah."Professional bisa nggak sih, Dam?" katanya lantang. "Tanggal ini kamu sudah janji handle pengepakan barang dan pengiriman ke toko cabang, tapi mana? Ini kamu makan gaji buta setengah hari."Damian memberikan tempat duduknya untuk Asih. "Aku mulai dulu pekerjaanku, ya. Kamu tidak masalah aku tinggal-tinggal?" Asih jelas tidak mempermasalahkan hal itu. Mereka sudah menghabiskan waktu dengan sarapan dan makan siang bersama sambil menonton film di home teather rumah Ace. Dan itu sesungguhnya sangat bagus karena dia bisa bernapas dengan tenang."Kamu dibikinin kopi dulu?" Asih menawarkan. Damian mengangguk seraya mencari kursi nganggur di dekat Seno. "Bentar lagi kamu dapat projects bagus dari Pak Ace, di terima, jangan di tolak." bisiknya

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Aku belum biasa, Mas.

    Perjuangan apa yang hendak Arinda lakukan? Damian tidak habis pikir mengapa wanita selalu saja bertindak sesuai kebutuhannya sendiri daripada menerima ajakan yang jelas-jelas sudah membuka usaha yang begitu enak menuju terangnya kejelasan.Damian menatap halaman rumah Ace ketika pagi telah mengganti malam yang begitu dingin dan rangsang. Awan putih terlihat menggantung di langit biru dan cerah. Kendati begitu, Asih masih tetap terlelap seakan menikmati waktu istirahatnya tanpa mengingat kegiatannya ketika pagi. "Apa dia terlalu lelah sampai alarm di tubuhnya tidak menyala?" Damian menatap wajah Asih dengan teliti. "Waktu muda dulu kamu memang terlihat seperti kembang desa. Cantik dan menarik. Sekarang masih sama, tapi seperti kembang gaceng." Seketika Asih membuka matanya seperti langsung sadar dari tidur lelapnya. "Apa itu kembang gaceng?" Damian menyunggingkan senyum, wanita lain pasti akan sebal mendengar arti kembang gaceng sesungguhnya, tapi Asih tidak. Dia justru tertawa sam

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Hujan Bagi Arinda

    Damian mengulum senyum sewaktu Asih muncul di depan pintu. "Ganggu waktu istirahatmu?" tanyanya lembut. Asih menanggapinya dengan meringis sebentar sebab ada kecanggungan yang amat besar sekarang, terutama ketika Ace menatapnya sambil tersenyum-senyum senang seolah dia mengolok-oloknya punya kekasih baru."Aku itu nunggu ini selesai dan belum istirahat. Jadi tidak ganggu kok." Asih menyunggingkan senyum. "Maaf, ya. Mas Damian ini pasti terpaksa terima perjodohan ini.""Nggak, nggak terpaksa. Aku sudah menimbangnya selama sebulan untuk memilihmu atau bersama yang lain." Damian mengaku, "Ini pengakuan jujur, kamu boleh percaya atau tidak."Hidung Asih terlihat membesar, mau percaya atau tidak itu bukan urusan yang gawat lagi baginya. Damian berani ke rumah Ace tanpa membawa seorang wanita itu saja sudah menjawab pernyataan itu. "Terus ini mau bagaimana?" Asih terlihat sungkan ketika duduk di sebelah Damian. Ace yang menyuruh."Kalian bisa pacaran dulu atau langsung menikah." saran Ace

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Asih Menjadi Milikmu

    Tepat pukul delapan malam. Damian mendatangi rumah Ace dalam keadaan rapi jali dan wangi serta membawa segenggam mawar putih untuk Asih.Ace yang menantinya di teras rumah mewahnya karena harus meninggalkan rumah hantu demi kenyamanan semuanya tersenyum geli saat menyambutnya."Kamu memilih Asih dan tidak bisa meluluhkan hati Arinda, Damian?" Damian menatap sekeliling, hanya ada Ace dan Burhan di teras meski suara tangis bayi mengiringi kedatangan. "Kamu tidak membantu Pamela mengurus anak kembar kalian?" tanyanya dengan ekspresi heran.Ace ingin tertawa, tapi rasa peduli Damian itu kadang membuatnya resah. Masihkah ada perasaan tertentu untuk Pamela? Ace menyunggingkan senyum setelah menepis anggapannya sendiri dengan cepat karena tidak mungkin Damian masih menyayangi Pamela setelah Ayahnya menghukumnya dengan kasar."Dia bersama dua pengasuh si kembar, kamu tidak perlu cemas Pamela kerepotan." "Bukan masalah kerepotan atau cemas. Kamu tidak ingin berada di dekat mereka untuk mel

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Hari Terakhir Cari Jodoh

    Damian mengamati perubahan yang terjadi pada Arinda setelah mengungkapkan identitasnya sebagai Secret Man setiap hari, sepanjang sisa waktunya mencari pacar untuk menenangkan hati Ace dan Pamela. Tetapi setiap kali tatapannya tertuju padanya tanpa sekat, wanita itu tetap saja bersikap cuek, tidak terpengaruh. Arinda tetap memiliki dunianya sendiri yang tidak dapat dia masuki tanpa izin.Damian menyugar rambutnya dengan kasar. Dua bulan waktu yang diberikan tidak cukup membuatnya bebas bergaul dengan wanita. Pikirannya hanya ada Asih dan Arinda, dua wanita itu sudah membuatnya pusing dan sibuk, apalagi tiga, empat dan lima wanita lain?Damian mengeram, akhir-akhir ini dia terlihat sering marah dan cemas. ”Nanti malam aku benar-benar harus datang dan menerima Asih sebagai pacarku terus nikah dan... Sial... Asih baik, tapi dia cuma menjadikanku alat. Terus rumah tangga apaan yang aku jalani sama dia?” Damian mengepalkan tangan seraya menepuk-nepuk keningnya berulang kali. ”Apa harus nye

  • Diselingkuhi Tunangan, Dinikahi Duda    Kesal & Gemas

    Keesokan harinya. Damian mendorong pintu kantor dan menemukan Arinda sudah duduk di meja kerjanya meski baru menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Damian menyunggingkan senyum manakala jas kerjanya yang dia pinjamkan saat gaun pesta Arinda ketumpahan sesuatu di pesta semalam sudah rapi jali di mejanya. Terbungkus plastik seolah habis di bawa ke penatu. Penatu dua puluh empat jam? Damian menanggapi ketegasan Arinda mengembalikan senyum “Buru-buru banget datang ke kantor? Banyak kerjaan?” tanya Damian. “Acara semalam lancar? Apa ada yang mengkritik kinerjamu dan membuatmu kepikiran?”Arinda melenguh sembari bersandar. “Kenapa kamu cerewet banget, Damian. Sepagi ini? Sarapan apa kamu? Asih?” ‘Kenapa bawa-bawa Asih?’ Damian meringis sembari menghidupkan komputernya. “Sambel tongkol buatan Mama, ada petainya.” Dengan iseng Damian menyemburkan bau mulutnya ke udara. “Apat kamu mencium aroma petainya?” Arinda mengapit batang hidungnya dengan muka sebal. Sebal sekali melihat Damian sep

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status