Share

Memergoki Risa Dan Raka.

Author: Planet Zamzan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Bu Kayla menugaskan Alika untuk mempersiapkan rapat hari itu. Maka sedari pagi, Alika begitu sibuk melakukan koordinasi dengan tempat yang akan dipakai untuk menyelenggarakan rapat. Sebuah hotel bintang empat yang ada di pinggir kota.

Pokoknya, Alika hari itu harus bolak-balik hotel-kantor untuk menyiapkan dokumen, transportasi dan juga memastikan semua peserta rapat hadir. Dia cukup kerepotan kalau saja Dave tidak membantunya. Pemuda itu yang mengantarnya ke mana-mana.

Tetapi, yang membuatnya heran adalah, saat mengantar dokumen untuk bahan rapat ke ruangan Pak Bagas, Alika mendapati Dave sudah ada di sana. Dan yang membuatnya semakin heran adalah, yang akan memimpin rapat adalah pemuda itu.

Lalu, siangnya, Alika pun berangkat ke hotel bersama Dave dengan berbagai pertanyaan yang memenuhi benaknya.

"Dave, kok bisa kamu yang mimpin rapat? Kenapa bukan Pak Bagas?" tanya Alika saat berada di dalam mobil Dave.

"Ya, nggak tahu," kekeh Dave.

"Serius kamu cuma karyawan biasa?" tanya Alika kembali, curiga.

"Aku kan udah bilang, di kantor kerjaanku ke sana sini."

Alika mencebik. Mungkin Dave memang memiliki kemampuan yang sangat mumpuni sampai-sampai Pak Bagas percaya padanya. Beruntung sekali dia. Karyawan baru, tapi posisinya sudah lumayan penting.

Memang terbukti, Dave mempresentasikan proyek di depan kolega dengan lancar dan sepertinya sangat tahu seluk beluknya. Alika menyaksikan sendiri bagaimana berwibawanya Dave berbicara di depan layar proyektor. Dia terlihat seperti seorang bos yang sangat berkarisma. Berbeda saat sehari-hari berinteraksi dengannya. Orangnya kocak dan ramai. Tidak jarang cukup jahil juga.

Rapat selesai dengan hasil yang memuaskan. Semua berjalan lancar dan tidak ada halangan suatu apapun. Alika pun cukup puas dengan apa yang telah dikerjakannya. Hitungannya dia juga karyawan baru, dan dia telah melaksanakan tugas dengan baik.

Alika masih menemani Dave berbincang dengan seorang kolega di lobi hotel, saat matanya menangkap sosok Raka baru saja keluar dari lift. Dia tidak sendiri, tetapi bersama perempuan itu lagi, Risa.

Dada Alika bergemuruh. Apa yang dilakukan suaminya dan perempuan itu siang-siang begini di hotel. Apa mereka juga habis melakukan rapat. Atau ....

"Mmm, Dave, aku permisi sebentar," ucapnya sedikit berbisik, karena tidak ingin menginterupsi Dave dan koleganya.

"Mau ke mana?" tanya Dave.

"Ada urusan sebentar ...." Alika bergegas meninggalkan Dave setelah berpamitan dengan dua pria kolega kantor.

"Lika!" panggil Dave. Namun, Alika tidak menyahut. Dia melangkah cepat keluar lobi dan menghampiri Raka yang tengah membukakan pintu mobil untuk Risa.

"Mas Raka!" panggilnya, membuat Raka terkejut bukan main. Begitupun Risa. Namun, keduanya berusaha untuk bersikap seangkuh mungkin.

"Ngapain di sini, Mas?" tanya Alika seraya menatap ke arah Risa. Badannya sudah panas dingin menahan sesuatu yang menyesakkan dada.

"Kamu juga ngapain di hotel? Selingkuh kamu?" tuduh Raka.

"Aku baru selesai rapat. Mas ngapain di sini sama dia?"

"Kami juga baru selesai rapat. Apa? Mau nuduh aku sama Risa selingkuh? Terserah kamu lah!" sahut Raka. Lelaki itu meminta Risa untuk masuk ke dalam mobil.

"Mas, jujur aja kamu habis ngapain di sini?" Alika menarik lengan Raka yang hendak mengikuti Risa masuk ke dalam mobil.

"Heh! Aku nggak suka kamu mencampuri urusanku!" tunjuk Raka tepat di depan wajah Alika.

Mata Alika telah basah saat itu, meskipun buliran beningnya belum jatuh membasahi pipi. "Mencampuri kamu bilang, Mas? Aku ini istrimu. Apa aku harus diam aja melihat suamiku keluar hotel dengan perempuan lain?" Suara Alika meninggi, meskipun terdengar bergetar karena menahan tangis. Untungnya tempat parkir cukup sepi sehingga keduanya tidak menjadi tontonan orang-orang.

"Alaahh! Pokoknya aku nggak suka, ya, kamu ngatur-ngatur aku. Udah! Males aku berdebat sama kamu!" Raka mengibaskan lengan dari genggaman Alika. Lalu mendorong bahu perempuan itu hingga mundur beberapa langkah.

"Mas! Mas Raka! Tunggu! Aku belum selesai bicara!" seru Alika dengan air mata yang kini telah bercucuran. Namun, sepertinya Raka tidak peduli. Dia masuk ke dalam mobil dan mobilpun bergerak mundur. Hampir menabrak Alika jika saja Dave tidak menarik lengan perempuan itu ke dalam dekapannya.

"Lika? Kamu nggak papa?" tanya Dave cemas. Alika buru-buru menarik dirinya dari pelukan Dave, kemudian berjongkok sembari menutupi wajahnya dengan dua telapak tangan. Tangisnya pecah hingga bahunya terguncang-guncang.

*************

"Minum dulu," ucap Dave sambil menyodorkan segelas orange juice untuk Alika yang duduk di seberang meja dengan wajah sembab. Dave mengajak perempuan itu ke cafe hotel untuk membuatnya tenang.

"Maaf, Dave ... kamu harus melihat kejadian itu," kata Alika lirih.

"Hei, ngapain minta maaf. Kamu nggak salah, kok."

Alika tersenyum tipis. Sebenarnya dia menyesal tidak bisa menahan diri untuk melabrak Raka dan perempuan itu, sehingga Dave kini mengetahui prahara rumah tangganya.

"Suami kamu selingkuh?" Dave memberanikan diri untuk menanyakan hal yang paling pribadi itu.

"Nggak tahu, Dave."

"Dia bawa cewek ke hotel, kok. Apa namanya kalau bukan selingkuh?" Dave tampak tidak terima. Rasanya dia ingin menghajar Raka Goenarto dengan tangannya sendiri.

"Kamu sering dikasari, ya?"

Alika menggeleng. Dia tidak ingin membeberkan detail keadaan rumah tangganya pada Dave. Rasanya tidak etis saja.

"Masih aja nyangkal. Kemarin matamu sembab emang habis nangis, kan? Udah, deh, nggak usah nutup-nutupin dari aku, Lika. Kamu bisa cerita sama aku."

"Dave, aku nggak mau melibatkan orang lain dalam urusan rumah tanggaku."

"Kamu butuh teman untuk menceritakan masalah kamu, Lika. Bisa stres kamu kalau semua disimpen sendiri," ucap Dave emosional.

Alika menutup wajahnya kembali sambil terisak. Dadanya sudah terasa begitu sesak. Rasanya sakit bukan main.

"Lika, hei, Lika," panggil Dave seraya berusaha melepaskan telapak tangan Alika dari wajah perempuan itu. Entah kenapa dadanya ikut sesak melihat Alika menangis. Jika tidak sedang berada di tempat umum, mungkin saat ini dia sudah membawa Alika ke dalam pelukannya. Ingin rasanya memberi ketenangan pada perempuan cantik itu.

"Jangan nangis, ya? Aku bingung lihat cewek nangis," ujar Dave dengan wajah memelas.

Alika terkekeh di sela-sela tangisnya tatkala melihat raut wajah jenaka Dave. "Udah, kok, udah selesai nangis aku." Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menyusut air mata dengan tisyu.

"Ya, kalau mau nangis boleh, sih. Nanti aku pinjemin bahuku. Tapi, jangan di sini, bisa jadi tontonan orang."

Mau tidak mau Alika terbahak. "Kocak banget kamu, Dave."

"Nah, gitu dong senyum. Cakep dah."

Alika terkikik sambil menatap Dave yang masih memasang raut wajah lucu. "Makasih, Dave."

"Makasih untuk apa?"

"Udah mau nemenin aku nangis."

Dave menghela napas dalam-dalam. Sungguh brengsek suami Alika itu. Tidak tahu caranya bersyukur. Sudah dikasih istri secantik dan sebaik ini, masih saja berpaling pada perempuan lain. Ditambah perlakuannya yang kasar. Tadi, Dave sempat tidak percaya tatkala Raka hampir saja menabrak Alika, dengan disengaja.

*********

Related chapters

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris    Raka Semakin Berani

    "Pernikahan itu bukan untuk main-main, Dave. Kalau aku udah mutusin menikah dengan seseorang, artinya, seburuk apapun dia, aku harus terima.""Tapi, suami kamu itu udah jelas-jelas main serong. Nyakitin kamu, ngasarin kamu, bikin kamu nangis. Ngapain dipertahankan? Lagian kalian belum ada anak, kan?"Dave semakin berani mengungkapkan apa yang dirasakannya. Sejak dia melihat suami Alika bersama perempuan lain dan bersikap kasar padanya, rasanya dia tidak ingin diam saja."Dave!" Suara Alika sedikit meninggi. "Aku baik-baik aja, okay?"Dave mendecak. Baik-baik saja katanya. Dari ekspresi wajahnya saja memperlihatkan kalau Alika sedang menanggung beban berat dalam hidupnya."Mau sampai kapan pura-pura, Lika?""Dave, kamu nggak tahu apa-apa. Mendingan kamu nggak usah ikut campur!" seru Alika seraya beranjak dari duduknya. Selera makannya sudah hilang dan dia kini berjalan keluar restauran, diikuti oleh Dave."Lika, tunggu!" Dave meraih lengan Alika dan memaksa perempuan itu berhenti. Alik

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Jari Diri Dave

    Entah kenapa Alika begitu kesal dengan ucapan Dave tadi siang di mal, meskipun hati kecilnya membenarkan. Dia tahu, dirinya bodoh menerima semua perlakuan Raka. Tetapi apa mau dikata? Dia masih sangat mencintai suaminya.Alika masih memiliki harapan, suaminya akan kembali seperti dulu. Tapi, apa mungkin? Sedang Raka memang harus menikahi Risa, karena perempuan itu sedang hamil.Dan hari di mana Raka menikahi Risa pun tiba. Alika mencoba untuk tegar. Meskipun hatinya sakit bukan main.Dia memilih untuk mengurung diri di kamar sementara Raka dan Risa---ditemani oleh Marini---pergi ke kantor urusan agama, atau ke masjid, atau ke manapun untuk melangsungkan pernikahan.Mbok Narti yang prihatin dengan keadaan Alika, membuatkan perempuan itu teh hangat. Lalu menawarkan diri untuk memijit badan Alika agar lebih rileks.Sambil berbaring menelungkup, air mata Alika tidak henti-hentinya mengalir hingga sprei kasurnya basah kuyub."Sabar, ya, Non. Mbok cuma bisa bilang itu.""Apa aku bisa ya, Mb

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Ulah Dave

    Menjadi sekretaris Dave nyatanya bukan hanya sebuah tawaran untuk Alika, tetapi adalah sebuah keharusan. Bu Kayla pun tidak keberatan dan malah menggodainya kalau Dave diam-diam menyukainya."Nggak mungkin lah, Bu," ujar Alika sembari membereskan barang-barangnya di meja. Hari itu juga mejanya pindah ke dekat ruangan di seberang ruangan Dave."Apanya yang nggak mungkin? Aku sudah perhatikan beberapa hari ini loh, Lika. Pak Davian itu selalu merhatiin kamu."Alika terkekeh. "Saya sudah punya suami, Bu. Pak Davian juga tahu itu.""Sekedar mengagumi kan nggak papa, Lika."Terserah Bu Kayla saja lah, pikir Alika. Dia pun berpamitan pada mantan atasannya itu untuk menuju ruangannya yang baru. Sebuah ruangan yang cukup luas, khusus untuknya. Dia belum tahu tugas apa saja yang akan Dave berikan padanya, yang jelas hari itu, Dave tidak memberikannya tugas apapun selain menemaninya ke sana kemari, dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.Contohnya, sore itu, dia harus menemani D

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Ungkapan Perasan Dave

    "Loh, kamu tinggal di sini sekarang?" tanya Dave keheranan, setelah Alika memintanya berhenti di depan sebuah rumah sederhana."Iya, aku tinggal sama ibuku sementara, beliau lagi sakit.""Oh," ucap Dave. Tetapi, dia merasa bukan hanya alasan ibunya sakit, Alika pindah kemari. Pasti ada sesuatu yang telah terjadi. Namun, dia tidak akan menanyakannya langsung, karena dia yakin Alika pasti tidak akan berkata jujur. Dia memutuskan untuk menyelidiki sendiri saja."Sur, aku mau kamu selidiki Raka Goenarto," ucap Dave pada Surya---orang kepercayaannya---sekembalinya dia dari mengantar Alika."Bukannya aku sudah jadi mata-mata di sana, Bos? Perintah menyelidiki perusahaan itu sudah dari dulu bos kasih?" kekeh Surya. Dia sudah setahun ini menyamar menjadi pegawai di perusahaan Goenarto. Dan bukan tidak mungkin pula, di perusahaan Dharmawangsa ada penyusup dari sana."Kali ini Raka Goenarto yang harus kamu selidiki. Maksudku, kehidupan pribadinya. Istrinya dan semua yang berhubungan dengan ruma

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Bimbang

    Alika hampir saja tersedak pizza yang sedang dikunyahnya. Buru-buru dia mengambil botol minum dan meneguk isinya. "Kamu dengar kan aku ngomong apa?" Dave menatap Alika lekat meskipun gadis itu mencoba menghindar. "Aku sudah menikah, Dave." Berapa kali Alika harus mengatakan hal itu pada pemuda tampan di hadapannya ini. Walaupun, lagi-lagi, pernikahan yang sudah di ambang kehancuran. "Emangnya kamu mau dicap perebut bini orang?" kekehnya, untuk mengusir ketegangan di antara dirinya dn Dave. Dave menggeleng. "Aku serus, Lika." Tatapan Dave tetap tajam menusuk relung hati Alika. Tidak ada senyum di bibir tipisnya. Pemuda ini benar-benar dalam mode serius.Alika menghela napasnya berat. "Aku nggak mau ngomongin ini." Dipalingkannya wajah ke arah lain. "Pokoknya aku bakalan nunggu sampai kamu bilang iya dan sampai kamu ceraiin si Raka brengsek itu." "Kamu emang bebal banget, ya?" "Biarin." Dave menyahut dengan santainya. Alika mengibaskan tangan sambil meggeleng pelan. "Terserah kam

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris    Egoisnya Raka

    Raka tidak tahu apa yang sedang dia rasakan. Seharusnya dia tidak lagi peduli dengan Alika. Sejak dia jatuh cinta dan menjalin cinta dengan Risa, perasaannya pada Alika telah memudar. Rasanya dia tidak lagi memiliki gairah dengan Alika. Risa jauh lebih seksi dan lebih liar di ranjang. Dia senang memperlihatkan kemesraannya dengan Risa pada Alika. Dia senang melihat istri pertamanya itu menderita. Raka merasa memiliki kuasa. Namun, saat tahu Alika baik-baik saja dan malah dekat dengan Davian Dharmawangsa, hatinya merasa tidak rela. Dia tidak rela melepaskan Alika begitu saja. Risa yang sedang hamil menjadi sangat manja dan cerewet. Dia juga sudah resign dari pekerjaannya dan hanya bermalas-malasan di rumah. Pelayanan Risa di atas ranjang pun berkurang drastis karena kehamilannya. Hal ini sedikit membuat Raka frustrasi. Raka tidak tahu kenapa justru sekarang Alika yang tampak lebih menarik. Jauh lebih menarik dari pada saat awal-awal pernikahannya dengan Alika dulu. Wajah Alika bahka

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Pesan Mencurigakan di Ponsel Raka

    Tangan Alika bergetar hebat. Hampir saja benda pipih milik Raka---suaminya---yang sedang dia pegang, terjatuh, jika saja dia tidak segera memegangnya erat. Oh, sebaris kata dalam notifikasi pesan yang muncul di layar benar-benar membuat dadanya sesak.Okay, Alika tidak ingin berprasangka buruk. Tetapi bagaimana bisa? Jelas-jelas sebaris kata itu terbaca oleh netranya. I love you, Mas. Begitu yang tertulis, dari sebuah nama, Risa. Siapa Risa ini. Dan ada hubungan apa dengan Raka. Kenapa dia mengucapkan kata-kata sakral itu pada suaminya, yang seharusnya hanya Alika yang berhak untuk mengucapkannya.Satu menit, dua menit, Alika menunggu Raka keluar dari kamar mandi kamar luas mereka. Dan saat pria itu muncul dari balik pintu sambil mengeringkan rambut dengan handuk, Alika hanya bisa berdiri mematung. Gawai milik Raka masih berada di tangannya, sehingga membuat pria itu mengerutkan kening."Kamu periksa-periksa hape-ku, Lika?" Raka merebut ponsel dari tangan Alika dengan kasar, kemudian

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Terpikat Dengan Pesona Rusa

    Chat berisi kata-kata mesra di ponsel Raka memang bukan isapan jempol belaka. Raka memang memiliki hubungan dengan seorang perempuan bernama Risa, yang sudah terjalin selama dua bulan terakhir. Perempuan itu adalah sekretaris di perusahaan kolega Raka. Dan pertemuan pertama terjadi tatkala Risa ikut bosnya meeting dengan Raka untuk membicarakan proyek kerjasama antar dua perusahaan.Pembawaan Risa yang luwes dan menyenangkan membuat Raka terpesona pada pandangan pertama. Selain perempuan itu begitu cantik, tubuhnya pun seksi dengan lekuk-lekuknya yang mampu membuat mata lelaki mengerjap-ngerjap.Dan yang pasti, permainannya di atas ranjang mampu membuat Raka ampun-ampun. Hot bukan main.Dan di sebuah kamar hotel bintang tiga di tengah kota Jakarta yang sedang padat-padatnya siang itu, Raka justru menghabiskan istirahat siangnya dengan menikmati hidangan terlezat yang disajikan oleh Risa.Perempuan bertubuh sintal ini selalu membuatnya menggila. Sampai-sampai dirinya merasa hambar saat

Latest chapter

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris    Egoisnya Raka

    Raka tidak tahu apa yang sedang dia rasakan. Seharusnya dia tidak lagi peduli dengan Alika. Sejak dia jatuh cinta dan menjalin cinta dengan Risa, perasaannya pada Alika telah memudar. Rasanya dia tidak lagi memiliki gairah dengan Alika. Risa jauh lebih seksi dan lebih liar di ranjang. Dia senang memperlihatkan kemesraannya dengan Risa pada Alika. Dia senang melihat istri pertamanya itu menderita. Raka merasa memiliki kuasa. Namun, saat tahu Alika baik-baik saja dan malah dekat dengan Davian Dharmawangsa, hatinya merasa tidak rela. Dia tidak rela melepaskan Alika begitu saja. Risa yang sedang hamil menjadi sangat manja dan cerewet. Dia juga sudah resign dari pekerjaannya dan hanya bermalas-malasan di rumah. Pelayanan Risa di atas ranjang pun berkurang drastis karena kehamilannya. Hal ini sedikit membuat Raka frustrasi. Raka tidak tahu kenapa justru sekarang Alika yang tampak lebih menarik. Jauh lebih menarik dari pada saat awal-awal pernikahannya dengan Alika dulu. Wajah Alika bahka

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Bimbang

    Alika hampir saja tersedak pizza yang sedang dikunyahnya. Buru-buru dia mengambil botol minum dan meneguk isinya. "Kamu dengar kan aku ngomong apa?" Dave menatap Alika lekat meskipun gadis itu mencoba menghindar. "Aku sudah menikah, Dave." Berapa kali Alika harus mengatakan hal itu pada pemuda tampan di hadapannya ini. Walaupun, lagi-lagi, pernikahan yang sudah di ambang kehancuran. "Emangnya kamu mau dicap perebut bini orang?" kekehnya, untuk mengusir ketegangan di antara dirinya dn Dave. Dave menggeleng. "Aku serus, Lika." Tatapan Dave tetap tajam menusuk relung hati Alika. Tidak ada senyum di bibir tipisnya. Pemuda ini benar-benar dalam mode serius.Alika menghela napasnya berat. "Aku nggak mau ngomongin ini." Dipalingkannya wajah ke arah lain. "Pokoknya aku bakalan nunggu sampai kamu bilang iya dan sampai kamu ceraiin si Raka brengsek itu." "Kamu emang bebal banget, ya?" "Biarin." Dave menyahut dengan santainya. Alika mengibaskan tangan sambil meggeleng pelan. "Terserah kam

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Ungkapan Perasan Dave

    "Loh, kamu tinggal di sini sekarang?" tanya Dave keheranan, setelah Alika memintanya berhenti di depan sebuah rumah sederhana."Iya, aku tinggal sama ibuku sementara, beliau lagi sakit.""Oh," ucap Dave. Tetapi, dia merasa bukan hanya alasan ibunya sakit, Alika pindah kemari. Pasti ada sesuatu yang telah terjadi. Namun, dia tidak akan menanyakannya langsung, karena dia yakin Alika pasti tidak akan berkata jujur. Dia memutuskan untuk menyelidiki sendiri saja."Sur, aku mau kamu selidiki Raka Goenarto," ucap Dave pada Surya---orang kepercayaannya---sekembalinya dia dari mengantar Alika."Bukannya aku sudah jadi mata-mata di sana, Bos? Perintah menyelidiki perusahaan itu sudah dari dulu bos kasih?" kekeh Surya. Dia sudah setahun ini menyamar menjadi pegawai di perusahaan Goenarto. Dan bukan tidak mungkin pula, di perusahaan Dharmawangsa ada penyusup dari sana."Kali ini Raka Goenarto yang harus kamu selidiki. Maksudku, kehidupan pribadinya. Istrinya dan semua yang berhubungan dengan ruma

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Ulah Dave

    Menjadi sekretaris Dave nyatanya bukan hanya sebuah tawaran untuk Alika, tetapi adalah sebuah keharusan. Bu Kayla pun tidak keberatan dan malah menggodainya kalau Dave diam-diam menyukainya."Nggak mungkin lah, Bu," ujar Alika sembari membereskan barang-barangnya di meja. Hari itu juga mejanya pindah ke dekat ruangan di seberang ruangan Dave."Apanya yang nggak mungkin? Aku sudah perhatikan beberapa hari ini loh, Lika. Pak Davian itu selalu merhatiin kamu."Alika terkekeh. "Saya sudah punya suami, Bu. Pak Davian juga tahu itu.""Sekedar mengagumi kan nggak papa, Lika."Terserah Bu Kayla saja lah, pikir Alika. Dia pun berpamitan pada mantan atasannya itu untuk menuju ruangannya yang baru. Sebuah ruangan yang cukup luas, khusus untuknya. Dia belum tahu tugas apa saja yang akan Dave berikan padanya, yang jelas hari itu, Dave tidak memberikannya tugas apapun selain menemaninya ke sana kemari, dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.Contohnya, sore itu, dia harus menemani D

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Jari Diri Dave

    Entah kenapa Alika begitu kesal dengan ucapan Dave tadi siang di mal, meskipun hati kecilnya membenarkan. Dia tahu, dirinya bodoh menerima semua perlakuan Raka. Tetapi apa mau dikata? Dia masih sangat mencintai suaminya.Alika masih memiliki harapan, suaminya akan kembali seperti dulu. Tapi, apa mungkin? Sedang Raka memang harus menikahi Risa, karena perempuan itu sedang hamil.Dan hari di mana Raka menikahi Risa pun tiba. Alika mencoba untuk tegar. Meskipun hatinya sakit bukan main.Dia memilih untuk mengurung diri di kamar sementara Raka dan Risa---ditemani oleh Marini---pergi ke kantor urusan agama, atau ke masjid, atau ke manapun untuk melangsungkan pernikahan.Mbok Narti yang prihatin dengan keadaan Alika, membuatkan perempuan itu teh hangat. Lalu menawarkan diri untuk memijit badan Alika agar lebih rileks.Sambil berbaring menelungkup, air mata Alika tidak henti-hentinya mengalir hingga sprei kasurnya basah kuyub."Sabar, ya, Non. Mbok cuma bisa bilang itu.""Apa aku bisa ya, Mb

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris    Raka Semakin Berani

    "Pernikahan itu bukan untuk main-main, Dave. Kalau aku udah mutusin menikah dengan seseorang, artinya, seburuk apapun dia, aku harus terima.""Tapi, suami kamu itu udah jelas-jelas main serong. Nyakitin kamu, ngasarin kamu, bikin kamu nangis. Ngapain dipertahankan? Lagian kalian belum ada anak, kan?"Dave semakin berani mengungkapkan apa yang dirasakannya. Sejak dia melihat suami Alika bersama perempuan lain dan bersikap kasar padanya, rasanya dia tidak ingin diam saja."Dave!" Suara Alika sedikit meninggi. "Aku baik-baik aja, okay?"Dave mendecak. Baik-baik saja katanya. Dari ekspresi wajahnya saja memperlihatkan kalau Alika sedang menanggung beban berat dalam hidupnya."Mau sampai kapan pura-pura, Lika?""Dave, kamu nggak tahu apa-apa. Mendingan kamu nggak usah ikut campur!" seru Alika seraya beranjak dari duduknya. Selera makannya sudah hilang dan dia kini berjalan keluar restauran, diikuti oleh Dave."Lika, tunggu!" Dave meraih lengan Alika dan memaksa perempuan itu berhenti. Alik

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Memergoki Risa Dan Raka.

    Bu Kayla menugaskan Alika untuk mempersiapkan rapat hari itu. Maka sedari pagi, Alika begitu sibuk melakukan koordinasi dengan tempat yang akan dipakai untuk menyelenggarakan rapat. Sebuah hotel bintang empat yang ada di pinggir kota.Pokoknya, Alika hari itu harus bolak-balik hotel-kantor untuk menyiapkan dokumen, transportasi dan juga memastikan semua peserta rapat hadir. Dia cukup kerepotan kalau saja Dave tidak membantunya. Pemuda itu yang mengantarnya ke mana-mana.Tetapi, yang membuatnya heran adalah, saat mengantar dokumen untuk bahan rapat ke ruangan Pak Bagas, Alika mendapati Dave sudah ada di sana. Dan yang membuatnya semakin heran adalah, yang akan memimpin rapat adalah pemuda itu.Lalu, siangnya, Alika pun berangkat ke hotel bersama Dave dengan berbagai pertanyaan yang memenuhi benaknya."Dave, kok bisa kamu yang mimpin rapat? Kenapa bukan Pak Bagas?" tanya Alika saat berada di dalam mobil Dave."Ya, nggak tahu," kekeh Dave."Serius kamu cuma karyawan biasa?" tanya Alika k

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Kehadiran Risa

    Dave melahap sepiring gado-gado yang tadi diantar office boy ke ruangan Bu Kayla, di mana dirinya dan Alika berada saat ini. Tampaknya pemuda itu memang sedang sangat lapar. Sampai-sampai Alika hanya bengong menyaksikan Dave begitu menikmati makanannya."Loh, nggak makan kamu, Lika?" tanya Dave tatkala melihat Alika hanya bengong memandanginya."Aku kayaknya udah kenyang duluan lihat kamu makan, Dave," kekeh Alika. Tetapi perempuan itu mulai menyuapi dirinya sendiri."Wah, aku bikin kenyang, ya?"Alika terbahak. "Kamu makannya lahap banget. Kelaparan, ya?" selorohnya."Seminggu nggak makan aku, Lika."Kembali Alika terbahak. Dave ini ada-ada saja. Pemuda itu lucu dan menyenangkan. Dia selalu bisa menghidupkan suasana. Sejujurnya, tingkah Dave yang jenaka sedikit banyak membuatnya terhibur."Kamu habis nangis, ya, semalam?" tanya Dave membuat Alika terkesiap."Enggak, kenapa emangnya?" Alika berusaha menyembunyikan wajahnya. Dia tahu, matanya pasti terlihat sembab sekarang. Hampir sema

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Pendekatan Dave

    Alika masih meratapi kesedihannya di tepi ranjang. Berkali-kali menyusut air mata tetapi buliran bening itu susul menyusul jatuh di pipi tak berkesudahan.Ini pertama kalinya Raka berbuat kasar padanya secara fisik. Sebelum-sebelumnya, dia hanya melontarkan kata-kata menyedihkan, namun tidak sampai mengangkat tangan. Kenapa begini. Bukankah seharusnya dirinya yang marah karena melihat dengan mata kepala sendiri, Raka bermesraan dengan perempuan lain. Kenapa malah sekarang dibalik, dirinya yang dituduh oleh suaminya itu, dekat dengan lelaki lain.Dan yang membuatnya heran, kenapa Raka bisa tahu dirinya tadi siang pergi makan ke kantin dengan Dave. Apakah ada salah satu karyawan yang mengenal Raka dan melaporkan hal itu padanya.Raka marah bukan karena cemburu dirinya berinteraksi dengan lelaki lain. Dia hanya menjaga nama baik keluarga Goenarto. Dan itu membuat hatinya bertambah perih.Malam ini, Raka pergi entah ke mana. Sungguh sesak dada Alika membayangkan suaminya menghabiskan wakt

DMCA.com Protection Status