Share

Kehadiran Risa

Penulis: Planet Zamzan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Dave melahap sepiring gado-gado yang tadi diantar office boy ke ruangan Bu Kayla, di mana dirinya dan Alika berada saat ini. Tampaknya pemuda itu memang sedang sangat lapar. Sampai-sampai Alika hanya bengong menyaksikan Dave begitu menikmati makanannya.

"Loh, nggak makan kamu, Lika?" tanya Dave tatkala melihat Alika hanya bengong memandanginya.

"Aku kayaknya udah kenyang duluan lihat kamu makan, Dave," kekeh Alika. Tetapi perempuan itu mulai menyuapi dirinya sendiri.

"Wah, aku bikin kenyang, ya?"

Alika terbahak. "Kamu makannya lahap banget. Kelaparan, ya?" selorohnya.

"Seminggu nggak makan aku, Lika."

Kembali Alika terbahak. Dave ini ada-ada saja. Pemuda itu lucu dan menyenangkan. Dia selalu bisa menghidupkan suasana. Sejujurnya, tingkah Dave yang jenaka sedikit banyak membuatnya terhibur.

"Kamu habis nangis, ya, semalam?" tanya Dave membuat Alika terkesiap.

"Enggak, kenapa emangnya?" Alika berusaha menyembunyikan wajahnya. Dia tahu, matanya pasti terlihat sembab sekarang. Hampir semalaman dia menangis, menumpahkan kesedihan yang begitu menyesakkan dada.

"Matamu bengkak."

"Oh, kurang tidur kali. Aku bawa kerjaan ke rumah soalnya, terus baru selesai lewat tengah malem ngerjainnya."

Dave tersenyum tipis. Dia tahu Alika sedang berbohong. Jelas-jelas mata bengkak seperti itu pasti karena habis menangis. Dave menjadi semakin penasaran apa yang telah terjadi pada Alika.

"Oh, gitu?" Dave mengangguk-angguk. "Lain kali nggak usah lah bawa kerjaan ke rumah. Biar istirahat kamu cukup."

Alika mengerutkan kening. "Kamu emang kaya bos aja, deh, Dave," kekehnya.

Dave mengedikkan bahu. Memang dia calon bos, batinnya. "Anggap aja aku bos kamu yang lagi kasih perhatian," ujarnya.

Alika tergelak. "Kamu terobsesi jadi bos, ya, Dave?" guraunya.

"Nggak juga, sih."

"Aku heran loh, Dave ... kamu kan karyawan baru, tapi, rasanya kamu kaya udah kenal dengan petinggi-petinggi perusahaan ini."

"Itu karena aku orangnya easy going, Lika."

Alika mengangguk-angguk sambil mencebikkan bibir. Perempuan itu lalu menghabiskan sisa gado-gado di piringnya.

"Nanti sore pulang bareng aku lagi, ya?" tawar Dave. Bukan tawaran sebenarnya. Dia sedikit memaksa.

"Nggak usah, Dave. Aku naik ojek aja."

Lalu, keduanya sedikit berdebat tentang antar mengantar pulang dan diakhiri dengan Dave yang pasrah karena tawarannya ditolak oleh Alika.

Alika bukan tidak mau. Tetapi, dia tidak ingin mencari masalah lagi dengan Raka. Siapa tahu nanti ada kenalan suaminya yang melihat dirinya pulang dengan Dave, akan semakin runyam. Bisa-bisa pipinya menjadi sasaran tamparan Raka lagi.

***

Pulang kantor, Alika mendapati Marini sedang menerima tamu. Dia terkejut saat melihat siapa yang sedang berbincang dengan sang ibu mertua di ruang keluarga. Perempuan yang dilihatnya di cafe bersama Raka. Seketika dadanya bergemuruh menahan marah.

Apa-apaan ini? Marini menerima perempuan itu begitu hangat. Apa ibu mertuanya itu tidak tahu siapa dia.

"Kenapa kamu berdiri di situ? Menguping pembicaraan kami?" sentak Marini sembari melempar tatapan sinis pada Alika.

"Ma, dia ...," tunjuk Alika pada perempuan di samping Marini yang tengah tersenyum miring padanya.

"Namanya Risa. Rekan bisnis Raka. Cantik, kan?" Marini tersenyum sinis. Sementara jantung Alika berdetak kencang. Memang benar dugaannya. Perempuan ini adalah Risa. Yang dia lihat di cafe bersama Raka, dan yang mengirim pesan mesra pada suaminya itu. Lalu, berani sekali Risa datang kemari.

"Mama, ini siapa?" tanya Risa pada Marini, pura-pura bodoh. Padahal, tentu dia bisa menebak dengan mudah siapa perempuan yang berdiri di dekat tangga menuju lantai dua itu.

"Aku istri Mas Raka," jawab Alika. Dia sedikit terkejut saat mendengar perempuan itu memanggil Marini dengan sebutan mama. Sudah seakrab itukah mereka.

Marini mendecih mendengar pernyataan Alika. "Sudah, nggak usah dipedulikan, Ris. Sampai di mana tadi ceritanya?" Kedua perempuan itu tidak mengacuhkan Alika dan melanjutkan obrolan mereka.

Dengan hati yang perih, Alika menaiki tangga menuju kamarnya. Dia harus meminta penjelasan pada Raka kenapa membawa Risa kemari. Saat masuk ke dalam kamar, dilihatnya Raka baru saja selesai mandi.

"Mas, kamu bawa perempuan ke sini, apa nggak peduli sama perasaanku, istrimu?!"

Raka mendecak. "Apa, sih? Nggak usah berlebihan kamu," sahutnya seraya mengenakan pakaian rumahan.

"Itu Risa, kan? Yang kirim pesan mesra ke ponselmu? Dan ... yang aku lihat di cafe, bermesraan sama kamu?"

Raka sedikit terkejut mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Alika. "Nggak usah bawel kamu!" sentaknya seraya berlalu meninggalkan kamar.

Alika mengelus dadanya yang tiba-tiba terasa sesak. Luar biasa perlakuan Raka terhadapnya. Lelaki itu seakan-akan tidak ingin berhenti menyakitinya.

Dengan gontai dia melangkah ke kamar mandi. Hatinya sungguh kacau. Dia cepat-cepat menyelesaikan mandinya dan memakai pakaian rumahan kemudian turun ke ruang makan di mana suaminya, Marini dan perempuan itu berada. Terlihat ketiganya begitu akrab. Marini bersikap sangat manis pada Risa, begitupun Raka.

Seharusnya, Alikalah yang berada di tengah Marini dan Raka. Seharusnya dialah yang diperlakukan manis oleh kedua orang itu.

"Siapa yang suruh kamu ikut makan di sini?" ucap Marini tatkala Alika menarik kursi dan berniat mendudukinya.

"Aku bagian dari keluarga ini, Ma." Alika melirik pada Risa, bermaksud menyindir perempuan itu. Namun, sepertinya Risa memang tipe orang yang tidak tahu malu. Dia malah menyuapi Raka dengan santainya. Dada Alika bergemuruh.

"Maaf, Mbak. Ini suamiku. Aku yang seharusnya melayani dia," ucap Alika, tidak terima dengan perlakuan Risa pada Raka. Entah apapun hubungan keduanya, yang jelas, Alika hanya ingin mempertahankan apa yang menjadi miliknya.

"Apaan sih kamu, Lika? Reseh banget. Mendingan kamu makan sama pembantu sana!" sahut Raka sambil menatap Alika sinis. Kemudian fokusnya kembali pada Risa yang duduk di sampingnya.

"Mas Raka!" seru Alika. Dia tidak mampu menahan luapan cemburu yang memenuhi relung hatinya. Diraihnya lengan Raka, namun lelaki itu malah menepis dengan keras, kemudian berdiri dan mendorong bahu Alika hingga perempuan itu mundur beberapa langkah.

Marini tidak tinggal diam. Perempuan paruh baya itu ikut berdiri dan menyeret Alika keluar dari ruang makan. "Kamu malu-maluin Raka di depan rekan bisnisnya. Sudah sana makan sama pembantu! Dari pada kamu bikin onar di ruang makan."

"Ma, apa perlakuan rekan bisnis sampai semesra itu? Kenapa mama malah mendukung mereka?" protes Alika.

"Ngelawan kamu, ya? Raka mau memperlakukan rekan bisnis seperti apapun, bukan urusanmu!"

"Sana!" Marini mendorong kembali Alika sebelum dia kembali ke ruang makan dan terdengar perempuan itu meminta maaf pada sang tamu.

"Sabar, Non Alika," ucap Mbok Ratmi yang entah datang dari mana sambil merangkul perempuan itu dan membawanya ke ruang makan pembantu.

"Ini, makan dulu, Non. Baru pulang kerja pasti lapar." Mbok Ratmi menyodorkan sepiring nasi bersama lauknya.

"Aku nggak lapar, Mbok," ucap Alika sambil menahan rasa sesak di dada.

"Ndak boleh gitu, Non. Harus makan walaupun sedikit. Nanti non sakit, loh," bujuk Mbok Ratmi, prihatin dengan apa yang dialami oleh majikannya itu. Suami Alika dan mertuanya memang sungguh keterlaluan.

***

Bab terkait

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Memergoki Risa Dan Raka.

    Bu Kayla menugaskan Alika untuk mempersiapkan rapat hari itu. Maka sedari pagi, Alika begitu sibuk melakukan koordinasi dengan tempat yang akan dipakai untuk menyelenggarakan rapat. Sebuah hotel bintang empat yang ada di pinggir kota.Pokoknya, Alika hari itu harus bolak-balik hotel-kantor untuk menyiapkan dokumen, transportasi dan juga memastikan semua peserta rapat hadir. Dia cukup kerepotan kalau saja Dave tidak membantunya. Pemuda itu yang mengantarnya ke mana-mana.Tetapi, yang membuatnya heran adalah, saat mengantar dokumen untuk bahan rapat ke ruangan Pak Bagas, Alika mendapati Dave sudah ada di sana. Dan yang membuatnya semakin heran adalah, yang akan memimpin rapat adalah pemuda itu.Lalu, siangnya, Alika pun berangkat ke hotel bersama Dave dengan berbagai pertanyaan yang memenuhi benaknya."Dave, kok bisa kamu yang mimpin rapat? Kenapa bukan Pak Bagas?" tanya Alika saat berada di dalam mobil Dave."Ya, nggak tahu," kekeh Dave."Serius kamu cuma karyawan biasa?" tanya Alika k

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris    Raka Semakin Berani

    "Pernikahan itu bukan untuk main-main, Dave. Kalau aku udah mutusin menikah dengan seseorang, artinya, seburuk apapun dia, aku harus terima.""Tapi, suami kamu itu udah jelas-jelas main serong. Nyakitin kamu, ngasarin kamu, bikin kamu nangis. Ngapain dipertahankan? Lagian kalian belum ada anak, kan?"Dave semakin berani mengungkapkan apa yang dirasakannya. Sejak dia melihat suami Alika bersama perempuan lain dan bersikap kasar padanya, rasanya dia tidak ingin diam saja."Dave!" Suara Alika sedikit meninggi. "Aku baik-baik aja, okay?"Dave mendecak. Baik-baik saja katanya. Dari ekspresi wajahnya saja memperlihatkan kalau Alika sedang menanggung beban berat dalam hidupnya."Mau sampai kapan pura-pura, Lika?""Dave, kamu nggak tahu apa-apa. Mendingan kamu nggak usah ikut campur!" seru Alika seraya beranjak dari duduknya. Selera makannya sudah hilang dan dia kini berjalan keluar restauran, diikuti oleh Dave."Lika, tunggu!" Dave meraih lengan Alika dan memaksa perempuan itu berhenti. Alik

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Jari Diri Dave

    Entah kenapa Alika begitu kesal dengan ucapan Dave tadi siang di mal, meskipun hati kecilnya membenarkan. Dia tahu, dirinya bodoh menerima semua perlakuan Raka. Tetapi apa mau dikata? Dia masih sangat mencintai suaminya.Alika masih memiliki harapan, suaminya akan kembali seperti dulu. Tapi, apa mungkin? Sedang Raka memang harus menikahi Risa, karena perempuan itu sedang hamil.Dan hari di mana Raka menikahi Risa pun tiba. Alika mencoba untuk tegar. Meskipun hatinya sakit bukan main.Dia memilih untuk mengurung diri di kamar sementara Raka dan Risa---ditemani oleh Marini---pergi ke kantor urusan agama, atau ke masjid, atau ke manapun untuk melangsungkan pernikahan.Mbok Narti yang prihatin dengan keadaan Alika, membuatkan perempuan itu teh hangat. Lalu menawarkan diri untuk memijit badan Alika agar lebih rileks.Sambil berbaring menelungkup, air mata Alika tidak henti-hentinya mengalir hingga sprei kasurnya basah kuyub."Sabar, ya, Non. Mbok cuma bisa bilang itu.""Apa aku bisa ya, Mb

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Ulah Dave

    Menjadi sekretaris Dave nyatanya bukan hanya sebuah tawaran untuk Alika, tetapi adalah sebuah keharusan. Bu Kayla pun tidak keberatan dan malah menggodainya kalau Dave diam-diam menyukainya."Nggak mungkin lah, Bu," ujar Alika sembari membereskan barang-barangnya di meja. Hari itu juga mejanya pindah ke dekat ruangan di seberang ruangan Dave."Apanya yang nggak mungkin? Aku sudah perhatikan beberapa hari ini loh, Lika. Pak Davian itu selalu merhatiin kamu."Alika terkekeh. "Saya sudah punya suami, Bu. Pak Davian juga tahu itu.""Sekedar mengagumi kan nggak papa, Lika."Terserah Bu Kayla saja lah, pikir Alika. Dia pun berpamitan pada mantan atasannya itu untuk menuju ruangannya yang baru. Sebuah ruangan yang cukup luas, khusus untuknya. Dia belum tahu tugas apa saja yang akan Dave berikan padanya, yang jelas hari itu, Dave tidak memberikannya tugas apapun selain menemaninya ke sana kemari, dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.Contohnya, sore itu, dia harus menemani D

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Ungkapan Perasan Dave

    "Loh, kamu tinggal di sini sekarang?" tanya Dave keheranan, setelah Alika memintanya berhenti di depan sebuah rumah sederhana."Iya, aku tinggal sama ibuku sementara, beliau lagi sakit.""Oh," ucap Dave. Tetapi, dia merasa bukan hanya alasan ibunya sakit, Alika pindah kemari. Pasti ada sesuatu yang telah terjadi. Namun, dia tidak akan menanyakannya langsung, karena dia yakin Alika pasti tidak akan berkata jujur. Dia memutuskan untuk menyelidiki sendiri saja."Sur, aku mau kamu selidiki Raka Goenarto," ucap Dave pada Surya---orang kepercayaannya---sekembalinya dia dari mengantar Alika."Bukannya aku sudah jadi mata-mata di sana, Bos? Perintah menyelidiki perusahaan itu sudah dari dulu bos kasih?" kekeh Surya. Dia sudah setahun ini menyamar menjadi pegawai di perusahaan Goenarto. Dan bukan tidak mungkin pula, di perusahaan Dharmawangsa ada penyusup dari sana."Kali ini Raka Goenarto yang harus kamu selidiki. Maksudku, kehidupan pribadinya. Istrinya dan semua yang berhubungan dengan ruma

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Bimbang

    Alika hampir saja tersedak pizza yang sedang dikunyahnya. Buru-buru dia mengambil botol minum dan meneguk isinya. "Kamu dengar kan aku ngomong apa?" Dave menatap Alika lekat meskipun gadis itu mencoba menghindar. "Aku sudah menikah, Dave." Berapa kali Alika harus mengatakan hal itu pada pemuda tampan di hadapannya ini. Walaupun, lagi-lagi, pernikahan yang sudah di ambang kehancuran. "Emangnya kamu mau dicap perebut bini orang?" kekehnya, untuk mengusir ketegangan di antara dirinya dn Dave. Dave menggeleng. "Aku serus, Lika." Tatapan Dave tetap tajam menusuk relung hati Alika. Tidak ada senyum di bibir tipisnya. Pemuda ini benar-benar dalam mode serius.Alika menghela napasnya berat. "Aku nggak mau ngomongin ini." Dipalingkannya wajah ke arah lain. "Pokoknya aku bakalan nunggu sampai kamu bilang iya dan sampai kamu ceraiin si Raka brengsek itu." "Kamu emang bebal banget, ya?" "Biarin." Dave menyahut dengan santainya. Alika mengibaskan tangan sambil meggeleng pelan. "Terserah kam

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris    Egoisnya Raka

    Raka tidak tahu apa yang sedang dia rasakan. Seharusnya dia tidak lagi peduli dengan Alika. Sejak dia jatuh cinta dan menjalin cinta dengan Risa, perasaannya pada Alika telah memudar. Rasanya dia tidak lagi memiliki gairah dengan Alika. Risa jauh lebih seksi dan lebih liar di ranjang. Dia senang memperlihatkan kemesraannya dengan Risa pada Alika. Dia senang melihat istri pertamanya itu menderita. Raka merasa memiliki kuasa. Namun, saat tahu Alika baik-baik saja dan malah dekat dengan Davian Dharmawangsa, hatinya merasa tidak rela. Dia tidak rela melepaskan Alika begitu saja. Risa yang sedang hamil menjadi sangat manja dan cerewet. Dia juga sudah resign dari pekerjaannya dan hanya bermalas-malasan di rumah. Pelayanan Risa di atas ranjang pun berkurang drastis karena kehamilannya. Hal ini sedikit membuat Raka frustrasi. Raka tidak tahu kenapa justru sekarang Alika yang tampak lebih menarik. Jauh lebih menarik dari pada saat awal-awal pernikahannya dengan Alika dulu. Wajah Alika bahka

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Pesan Mencurigakan di Ponsel Raka

    Tangan Alika bergetar hebat. Hampir saja benda pipih milik Raka---suaminya---yang sedang dia pegang, terjatuh, jika saja dia tidak segera memegangnya erat. Oh, sebaris kata dalam notifikasi pesan yang muncul di layar benar-benar membuat dadanya sesak.Okay, Alika tidak ingin berprasangka buruk. Tetapi bagaimana bisa? Jelas-jelas sebaris kata itu terbaca oleh netranya. I love you, Mas. Begitu yang tertulis, dari sebuah nama, Risa. Siapa Risa ini. Dan ada hubungan apa dengan Raka. Kenapa dia mengucapkan kata-kata sakral itu pada suaminya, yang seharusnya hanya Alika yang berhak untuk mengucapkannya.Satu menit, dua menit, Alika menunggu Raka keluar dari kamar mandi kamar luas mereka. Dan saat pria itu muncul dari balik pintu sambil mengeringkan rambut dengan handuk, Alika hanya bisa berdiri mematung. Gawai milik Raka masih berada di tangannya, sehingga membuat pria itu mengerutkan kening."Kamu periksa-periksa hape-ku, Lika?" Raka merebut ponsel dari tangan Alika dengan kasar, kemudian

Bab terbaru

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris    Egoisnya Raka

    Raka tidak tahu apa yang sedang dia rasakan. Seharusnya dia tidak lagi peduli dengan Alika. Sejak dia jatuh cinta dan menjalin cinta dengan Risa, perasaannya pada Alika telah memudar. Rasanya dia tidak lagi memiliki gairah dengan Alika. Risa jauh lebih seksi dan lebih liar di ranjang. Dia senang memperlihatkan kemesraannya dengan Risa pada Alika. Dia senang melihat istri pertamanya itu menderita. Raka merasa memiliki kuasa. Namun, saat tahu Alika baik-baik saja dan malah dekat dengan Davian Dharmawangsa, hatinya merasa tidak rela. Dia tidak rela melepaskan Alika begitu saja. Risa yang sedang hamil menjadi sangat manja dan cerewet. Dia juga sudah resign dari pekerjaannya dan hanya bermalas-malasan di rumah. Pelayanan Risa di atas ranjang pun berkurang drastis karena kehamilannya. Hal ini sedikit membuat Raka frustrasi. Raka tidak tahu kenapa justru sekarang Alika yang tampak lebih menarik. Jauh lebih menarik dari pada saat awal-awal pernikahannya dengan Alika dulu. Wajah Alika bahka

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Bimbang

    Alika hampir saja tersedak pizza yang sedang dikunyahnya. Buru-buru dia mengambil botol minum dan meneguk isinya. "Kamu dengar kan aku ngomong apa?" Dave menatap Alika lekat meskipun gadis itu mencoba menghindar. "Aku sudah menikah, Dave." Berapa kali Alika harus mengatakan hal itu pada pemuda tampan di hadapannya ini. Walaupun, lagi-lagi, pernikahan yang sudah di ambang kehancuran. "Emangnya kamu mau dicap perebut bini orang?" kekehnya, untuk mengusir ketegangan di antara dirinya dn Dave. Dave menggeleng. "Aku serus, Lika." Tatapan Dave tetap tajam menusuk relung hati Alika. Tidak ada senyum di bibir tipisnya. Pemuda ini benar-benar dalam mode serius.Alika menghela napasnya berat. "Aku nggak mau ngomongin ini." Dipalingkannya wajah ke arah lain. "Pokoknya aku bakalan nunggu sampai kamu bilang iya dan sampai kamu ceraiin si Raka brengsek itu." "Kamu emang bebal banget, ya?" "Biarin." Dave menyahut dengan santainya. Alika mengibaskan tangan sambil meggeleng pelan. "Terserah kam

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Ungkapan Perasan Dave

    "Loh, kamu tinggal di sini sekarang?" tanya Dave keheranan, setelah Alika memintanya berhenti di depan sebuah rumah sederhana."Iya, aku tinggal sama ibuku sementara, beliau lagi sakit.""Oh," ucap Dave. Tetapi, dia merasa bukan hanya alasan ibunya sakit, Alika pindah kemari. Pasti ada sesuatu yang telah terjadi. Namun, dia tidak akan menanyakannya langsung, karena dia yakin Alika pasti tidak akan berkata jujur. Dia memutuskan untuk menyelidiki sendiri saja."Sur, aku mau kamu selidiki Raka Goenarto," ucap Dave pada Surya---orang kepercayaannya---sekembalinya dia dari mengantar Alika."Bukannya aku sudah jadi mata-mata di sana, Bos? Perintah menyelidiki perusahaan itu sudah dari dulu bos kasih?" kekeh Surya. Dia sudah setahun ini menyamar menjadi pegawai di perusahaan Goenarto. Dan bukan tidak mungkin pula, di perusahaan Dharmawangsa ada penyusup dari sana."Kali ini Raka Goenarto yang harus kamu selidiki. Maksudku, kehidupan pribadinya. Istrinya dan semua yang berhubungan dengan ruma

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Ulah Dave

    Menjadi sekretaris Dave nyatanya bukan hanya sebuah tawaran untuk Alika, tetapi adalah sebuah keharusan. Bu Kayla pun tidak keberatan dan malah menggodainya kalau Dave diam-diam menyukainya."Nggak mungkin lah, Bu," ujar Alika sembari membereskan barang-barangnya di meja. Hari itu juga mejanya pindah ke dekat ruangan di seberang ruangan Dave."Apanya yang nggak mungkin? Aku sudah perhatikan beberapa hari ini loh, Lika. Pak Davian itu selalu merhatiin kamu."Alika terkekeh. "Saya sudah punya suami, Bu. Pak Davian juga tahu itu.""Sekedar mengagumi kan nggak papa, Lika."Terserah Bu Kayla saja lah, pikir Alika. Dia pun berpamitan pada mantan atasannya itu untuk menuju ruangannya yang baru. Sebuah ruangan yang cukup luas, khusus untuknya. Dia belum tahu tugas apa saja yang akan Dave berikan padanya, yang jelas hari itu, Dave tidak memberikannya tugas apapun selain menemaninya ke sana kemari, dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan pekerjaan.Contohnya, sore itu, dia harus menemani D

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Jari Diri Dave

    Entah kenapa Alika begitu kesal dengan ucapan Dave tadi siang di mal, meskipun hati kecilnya membenarkan. Dia tahu, dirinya bodoh menerima semua perlakuan Raka. Tetapi apa mau dikata? Dia masih sangat mencintai suaminya.Alika masih memiliki harapan, suaminya akan kembali seperti dulu. Tapi, apa mungkin? Sedang Raka memang harus menikahi Risa, karena perempuan itu sedang hamil.Dan hari di mana Raka menikahi Risa pun tiba. Alika mencoba untuk tegar. Meskipun hatinya sakit bukan main.Dia memilih untuk mengurung diri di kamar sementara Raka dan Risa---ditemani oleh Marini---pergi ke kantor urusan agama, atau ke masjid, atau ke manapun untuk melangsungkan pernikahan.Mbok Narti yang prihatin dengan keadaan Alika, membuatkan perempuan itu teh hangat. Lalu menawarkan diri untuk memijit badan Alika agar lebih rileks.Sambil berbaring menelungkup, air mata Alika tidak henti-hentinya mengalir hingga sprei kasurnya basah kuyub."Sabar, ya, Non. Mbok cuma bisa bilang itu.""Apa aku bisa ya, Mb

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris    Raka Semakin Berani

    "Pernikahan itu bukan untuk main-main, Dave. Kalau aku udah mutusin menikah dengan seseorang, artinya, seburuk apapun dia, aku harus terima.""Tapi, suami kamu itu udah jelas-jelas main serong. Nyakitin kamu, ngasarin kamu, bikin kamu nangis. Ngapain dipertahankan? Lagian kalian belum ada anak, kan?"Dave semakin berani mengungkapkan apa yang dirasakannya. Sejak dia melihat suami Alika bersama perempuan lain dan bersikap kasar padanya, rasanya dia tidak ingin diam saja."Dave!" Suara Alika sedikit meninggi. "Aku baik-baik aja, okay?"Dave mendecak. Baik-baik saja katanya. Dari ekspresi wajahnya saja memperlihatkan kalau Alika sedang menanggung beban berat dalam hidupnya."Mau sampai kapan pura-pura, Lika?""Dave, kamu nggak tahu apa-apa. Mendingan kamu nggak usah ikut campur!" seru Alika seraya beranjak dari duduknya. Selera makannya sudah hilang dan dia kini berjalan keluar restauran, diikuti oleh Dave."Lika, tunggu!" Dave meraih lengan Alika dan memaksa perempuan itu berhenti. Alik

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Memergoki Risa Dan Raka.

    Bu Kayla menugaskan Alika untuk mempersiapkan rapat hari itu. Maka sedari pagi, Alika begitu sibuk melakukan koordinasi dengan tempat yang akan dipakai untuk menyelenggarakan rapat. Sebuah hotel bintang empat yang ada di pinggir kota.Pokoknya, Alika hari itu harus bolak-balik hotel-kantor untuk menyiapkan dokumen, transportasi dan juga memastikan semua peserta rapat hadir. Dia cukup kerepotan kalau saja Dave tidak membantunya. Pemuda itu yang mengantarnya ke mana-mana.Tetapi, yang membuatnya heran adalah, saat mengantar dokumen untuk bahan rapat ke ruangan Pak Bagas, Alika mendapati Dave sudah ada di sana. Dan yang membuatnya semakin heran adalah, yang akan memimpin rapat adalah pemuda itu.Lalu, siangnya, Alika pun berangkat ke hotel bersama Dave dengan berbagai pertanyaan yang memenuhi benaknya."Dave, kok bisa kamu yang mimpin rapat? Kenapa bukan Pak Bagas?" tanya Alika saat berada di dalam mobil Dave."Ya, nggak tahu," kekeh Dave."Serius kamu cuma karyawan biasa?" tanya Alika k

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Kehadiran Risa

    Dave melahap sepiring gado-gado yang tadi diantar office boy ke ruangan Bu Kayla, di mana dirinya dan Alika berada saat ini. Tampaknya pemuda itu memang sedang sangat lapar. Sampai-sampai Alika hanya bengong menyaksikan Dave begitu menikmati makanannya."Loh, nggak makan kamu, Lika?" tanya Dave tatkala melihat Alika hanya bengong memandanginya."Aku kayaknya udah kenyang duluan lihat kamu makan, Dave," kekeh Alika. Tetapi perempuan itu mulai menyuapi dirinya sendiri."Wah, aku bikin kenyang, ya?"Alika terbahak. "Kamu makannya lahap banget. Kelaparan, ya?" selorohnya."Seminggu nggak makan aku, Lika."Kembali Alika terbahak. Dave ini ada-ada saja. Pemuda itu lucu dan menyenangkan. Dia selalu bisa menghidupkan suasana. Sejujurnya, tingkah Dave yang jenaka sedikit banyak membuatnya terhibur."Kamu habis nangis, ya, semalam?" tanya Dave membuat Alika terkesiap."Enggak, kenapa emangnya?" Alika berusaha menyembunyikan wajahnya. Dia tahu, matanya pasti terlihat sembab sekarang. Hampir sema

  • Diselingkuhi Suami Dikejar sang Pewaris   Pendekatan Dave

    Alika masih meratapi kesedihannya di tepi ranjang. Berkali-kali menyusut air mata tetapi buliran bening itu susul menyusul jatuh di pipi tak berkesudahan.Ini pertama kalinya Raka berbuat kasar padanya secara fisik. Sebelum-sebelumnya, dia hanya melontarkan kata-kata menyedihkan, namun tidak sampai mengangkat tangan. Kenapa begini. Bukankah seharusnya dirinya yang marah karena melihat dengan mata kepala sendiri, Raka bermesraan dengan perempuan lain. Kenapa malah sekarang dibalik, dirinya yang dituduh oleh suaminya itu, dekat dengan lelaki lain.Dan yang membuatnya heran, kenapa Raka bisa tahu dirinya tadi siang pergi makan ke kantin dengan Dave. Apakah ada salah satu karyawan yang mengenal Raka dan melaporkan hal itu padanya.Raka marah bukan karena cemburu dirinya berinteraksi dengan lelaki lain. Dia hanya menjaga nama baik keluarga Goenarto. Dan itu membuat hatinya bertambah perih.Malam ini, Raka pergi entah ke mana. Sungguh sesak dada Alika membayangkan suaminya menghabiskan wakt

DMCA.com Protection Status