Share

4. Penuh Dendam

Penulis: LiaBlue
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-05 10:46:52

“Ck, aku sudah bilang ‘kan barusan? Selama ini aku tidak pernah menganggapmu sebagai teman. Aku mendekatimu awalnya hanya karena kesal dan penasaran, kenapa bisa para pria tertarik padamu, sedangkan ada aku yang lebih segalanya dibandingkan dirimu. Aku cantik, jauh lebih kaya dari padamu yang hanya seorang anak panti miskin, tubuhku juga lebih bagus dari padamu. Gayaku lebih modis dan lebih menarik dari padamu yang terlihat begitu kampungan, apalagi aku sudah menjadi model sedari lama. Aku heran, bagaimana bisa para pria malah lebih menyukaimu dibandingkan aku. Padahal sedari SMA, aku selalu menjadi primadona utama, tapi semenjak di kampus karena keberadaanmu, aku jadi dinomor duakan. Aku membencimu, Davita.”

Davita menggeleng tak percaya. “Jadi selama ini kamu hanya berpura-pura? Jadi selama ini hanya aku yang memiliki perasaan sayang tulus padamu?”

Hani tersenyum sinis. “Makanya kau itu bodoh! Kau merasa spesial sampai aku yang seorang model ini bersedia berteman dengan anak panti sepertimu? Cuih.”

Tangan Davita terkepal, dadanya begitu sesak. Mata gadis itu berkaca-kaca, menumpuk di pelupuk mata, siap untuk menyerbu pipi.

Davita tertawa miris, ia mengangguk pelan menahan rasa sakit yang tak dapat diungkapkan. “Hanya karena itu, kamu membenciku? Bahkan dengan tega mendekatiku hanya karena membenciku? Menipuku selama bertahun-tahun, sungguh kamu hebat, Hani. Harusnya kamu tidak hanya menjadi model, tetapi sangat cocok jadi seorang aktris, aktingmu selama ini sangat dan saangat berhasil menipuku. Selamat dan terima kasih.”

Hani hanya tersenyum sinis, ia tak merasa bersalah sama sekali. “Yah, aku memang sudah berhasil. Sekarang aku puas, apalagi selama bertahun-tahun aku sadar, kalau aku masih berada di atasmu. Buktinya, aku berhasil bermain dengan kekasihmu bahkan orang yang sudah menjadi suamimu saat ini. Aku berhasil mengikatnya, bermain dengannya, itu bukti kalau aku tak kalah darimu, bukan? Bahkan aku lebih menarik darimu, sampai kekasihmu sendiri bersedia berselingkuh denganku bertahun-tahun lamanya.”

Davita mengepalkan tangannya, mendengar kalimat itu sungguh hatinya semakin terkoyak. Matanya beralih menatap Gino yang sedari tadi diam seperti orang bodoh.

“Kamu merasa lebih baik dariku hanya karena pria ini bersedia berselingkuh denganmu selama bertahun-tahun?” Davita menunjuk Gino dengan tangan kirinya, ia kembali menatap Hani dengan ekspresi datar. “Kamu bangga karena menjadi selingkuhan? Jika memang kamu lebih menarik dan lebih baik dariku, kenapa kalian harus bersembunyi-sembunyi sedari dulu? Jika memang bagi Gino kamu adalah segalanya dan berada di atasku, bukankah seharusnya dia sedari dulu memutuskan aku dan lebih memilih berpacaran terbuka denganmu?”

Hani diam, ia menatap Davita dengan tatapan tak suka. Senyum Davita yang kembali hadir, membuat rasa senangnya berkurang. Hani seakan begitu ingin melihat Davita menderita, sehingga kalau Davita tersenyum, ia sangat benci.

“Saat Gino berusaha selama bertahun-tahun tetap mempertahankan aku sebagai kekasih utamanya, berarti bukannya dia lebih mengutamakan aku? Dia susah payah menyembunyikan hubungan kalian selama lima tahun, itu berarti dia dia takut kehilanganku, bukan?” Davita tersenyum tenang ke arah Hani.

Tangan Hani terkepal, ia menggeram menatap wajah tenang Davita.

“Lalu satu lagi, kamu terlalu bangga bisa menjadi selingkuhan. Bahkan sampai merasa kalau kamu lebih baik dari padaku, padahal satu hal penting yang tidak kamu ketahui ... laki-laki itu pada dasarnya brengsek semua. Ketika kamu memberikan mahkota berhargamu pada mereka, pasti mereka tidak akan menolak dan akan selalu bersedia bersamamu karena kamu memberikan kesenangan dunia kepada mereka. Dari sini level kita sudah beda, Hani. Aku berhasil mempertahankan Gino selama lima tahun ini tanpa ternodai, meski akhirnya Gino mencari wanita lain untuk pelampiasan. Intinya ... kamu itu sebenarnya hanya pelampiasan nafsunya, jadi jangan terlalu bangga.”

“Kau!” geram Hani marah.

Davita tersenyum tenang. “Tenang saja, kalian cocok, kok. Jika memang kamu menginginkan suamiku, ambil saja. Karena besok aku akan langsung mengurus surat perceraian.”

Mata Gino melotot. “Apa-apaan?! Siapa yang akan bercerai, Davita?”

Davita menatap Gino dengan tatapan begitu dingin. “Itu adalah pertanyaan terbodoh yang pernah aku dengar, Gino Antoni,” desisnya.

Gino menggeleng. “Aku tidak akan bersedia bercerai, Davita! Kita baru saja menikah, ini malam pertama kita, tapi—”

Plak ...

Satu tamparan keras menyela kalimat Gino. Wajah Gino tertoleh, tangan Davita memerah setelah beradu dengan kulit pipi suaminya. Davita bahkan tak merasakan denyut perih di telapak tangannya, padahal telapak tangan itu sudah merah. Rasa sakit di hatinya berkali lipat lebih perih dari pada itu.

“Jangan memancingku, Gino. Cukup dengan lima tahun ini, kau sungguh binatang. Aku akan melupakan ini, dan bercerai dengan baik-baik. Jangan memancingku untuk melakukan hal lebih parah dari pada ini. Aku memiliki bukti permainan panas kalian berdua.”

“Tapi aku tidak ingin bercerai, Davita!” Gino masih keras tak ingin bercerai.

Davita menyeringai, ia melirik Hani yang tampak marah. “Lihat, bahkan hingga detik ini, laki-laki ini tak ingin berpisah denganku, loh.”

Hani menggeram, ia menatap Gino dengan ekspresi marah. “Biarkan saja dia, Gino! Kenapa kamu begitu keras tidak ingin bercerai dengannya! Dia sudah menghinamu!”

“Aku tidak akan bercerai, aku akui aku salah. Aku akan berhenti berhubungan dengan Hani, asal jangan bercerai denganmu. Aku minta maaf, Davita.”

Hani ternganga tak percaya. “Gino!”

“Diam ‘lah, Hani! Kau yang sedari awal memancing dan menggodaku!”

Mulut Hani semakin terbuka lebar. “Kau sekarang menyalahkan aku? Kau juga yang gatal, kenapa tergoda? Jika memang kau mencintai Davita tulus, kau tidak akan tergoda olehku!”

“Itu karena Davita selalu tidak bersedia disentuh! Dia selalu menolak, bahkan sekadar untuk ciuman saja hanya bersedia sesekali! Jadi ketika kau menawarkan diri untuk bermain, tentu saja aku bersedia,” jawab Gino tak merasa bersalah.

Hani menggeram, tangannya semakin terkepal kuat. Kata-kata Davita tadi seakan benar, Gino hanya menjadikan dirinya sebagai cadangan untuk pemuas nafsu.

“Kau brengsek, Gino!” teriak Hani murka.

Davita berdecak, ia menepis tangan Gino yang berusaha memegangnya. “Silakan kalian lanjutkan drama kalian. Aku akan pergi, besok aku akan kirimkan surat cerainya, tunggu saja dalam waktu dekat.”

“Davita! Aku tidak akan bercerai!” teriak Gino.

Davita berhenti, ia menoleh ke belakang. Sebelah sudut bibirnya terangkat membentuk senyum miring. “Kalian cocok, sampah memang harusnya dibuang ke dalam tong sampah bukan? Hani, terima kasih karena sudah bersedia memungut sampah yang tidak layak masuk kehidupanku.”

“Kau!” geram Hani.

“Kamu menganggap aku sampah?” geram Gino, “Davita! Jangan menyesal kau! Kau hanya perempuan miskin, jangan sok!” hinanya.

Davita berdecih. “Terima kasih atas kenangan bertahun-tahun kita, meski semua itu hanya drama kalian. Intinya terima kasih atas pengalaman yang menyakitkan ini.”

“Kau pasti akan menyesal, Davita!”

“Cih, biarkan saja dia, miskin saja belagu!”

Davita bergerak pergi dari sana dengan bibir bergetar dan tangan terkepal kuat. Matanya pun kembali berkaca-kaca, gadis malang itu siap menangis. Davita memukul dadanya yang terasa begitu sesak. Andai sedari tadi tak ditahan, ia ingin sekali meraung.

“Niatnya aku ingin bercerai baik-baik dan melupakan semuanya, serta menganggap kalian tak pernah ada. Tapi melihat tingkah kalian dan kenyataan yang begitu menjijikkan ini ... membuatku ingin memberi kalian pelajaran. Aku ingin membalas semuanya, rasa sakit ini, aku ingin kalian merasakannya,” desis Davita penuh dendam.

Bab terkait

  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   5. Pengajuan Perceraian

    “Gino! Kenapa kamu seakan marah padaku? Bukannya kamu juga tidak terlalu peduli kepada Davita? Kamu bilang, kalau kamu hanya ingin memanfaatkan kepintarannya saat nanti punya pekerjaan ‘kan? Belum tentu juga dia akan mendapatkan pekerjaan yang bagus. Kenapa kamu begitu frustasi hanya karena dia ingin bercerai? Harusnya kamu senang.”“Diam ‘lah!” Gino menggeram, ia manatap Hani dengan mata tajam. “Harusnya kamu menahan semuanya, sekarang jadi kacau begini. Aku tidak ingin berpisah dengan Davita, padahal aku sudah susah payah mempertahankan hubungan kami.”Hani tersenyum sinis. “Jadi apa yang dikatakan Davita benar? Kamu selama ini berbohong padaku, hanya demi aku bersedia terus bersenang-senang denganmu, iya? Kamu bilang hanya memanfaatkan Davita, nyatanya kamu benar-benar menyukainya?” geram Hani.Gino mengurut keningnya yang berdenyut. “Tidak usah membuatku semakin pusing, Hani. Intinya jangan ganggu aku sekarang.”“Tapi percuma, Davita pasti tidak akan memaafkan kamu. Dia serius aka

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-05
  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   6. Permainan

    “Bagaimana?”Lupis menunduk singkat sebelum menyahut pertanyaan Angga. “Nyonya Naradipta tadi berpesan, katanya Tuan Besar benar-benar sudah mengatur pernikahan Anda, Tuan.”Angga menghembuskan napas panjang, lalu ia menghempaskan punggung ke sandaran kursi. “Kau sudah tahu dengan siapa aku akan dijodohkan?”“Sesuai yang disebutkan Tuan Besar sedari awal, Tuan. Anda sudah dijodohkan dengan putri dari keluarga Candra. Namanya Hani Candra, dia seorang model yang cukup ternama di kota ini. Saya sudah menyiapkan dokumen lengkap tentang Nona Candra, ini silakan Anda cek, Tuan.”Angga menatap map merah yang baru saja diletakkan Lupis di atas meja kerjanya. Ia meraih map itu dengan ekspresi tak terlalu berminat.“Karena dia berasal dari keluarga yang terbilang terpandang, saya rasa calon istri Anda ini tidak akan merugikan Anda, Tuan. Pendidikannya bagus, karirnya juga bagus di dunia model, karena besar dalam keluarga terpandang, pastinya dia juga tumbuh elegan. Saya rasa dia cocok menjadi ca

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   7. Bertemu Lagi

    Tiga setengah bulan kemudian.“Davita!”Davita mendongak, ia menghembuskan napas malas melihat kedatangan sepasang insan yang baru saja keluar dari mobil. Davita tak menghiraukan mereka, ia memilih membantu seorang bapak tua berdiri.“Astaga, siapa ini? Gak disangka, kita akan bertemu lagi setelah beberapa bulan kau bersembunyi.” Hani tersenyum miring menatap Davita yang terus membantu bapak tua.“Bapak tidak apa-apa?” tanya Davita kepada bapak tua tersebut.Bapak tua tersenyum menggeleng. “Tidak apa-apa, Nak. Terima kasih sudah membantu.”“Tangan Bapak berdarah, sebaiknya diobati dulu,” ucap Davita sopan.“Tidak usah, Nak. Ini hanya luka kecil, nanti juga sembuh sendiri, ha-ha.”“Cih, tak disangka, setelah memutuskan cerai dengan Gino, kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   8. Berganti Peran

    “Apa?!” Hani berdiri sembari berteriak karena terlalu terkejut mendengar kalimat kedua orang tuanya. “M-mama bilang apa barusan? Angga Naradipta?”Risna mengangguk sembari tersenyum. “Iya, orang yang sedari dulu selalu kamu ceritakan sama Mama.”“Ceritakan?” tanya Faris—ayah Hani.“Iya, Pa. Hani sering sekali bercerita kalau dia itu suka sekali sama Angga Naradipta. Bahkan Hani pernah berkata ingin mendapatkan pria seperti Angga Naradipta sebagai suami. Makanya Mama terkejut dan senang saat Papa beritahu kalau Hani akan dijodohkan dengan Angga Naradipta. Karena secara tidak langsung, itu sudah menyahut impian putri kita. Iya ‘kan, Sayang? Kamu senang dengan perjodohan ini ‘kan?” ungkap Risna sembari Hani.Hani tersadar, ia langsung mengangguk semangat. “Sangat senang, Ma! Aku bahkan mengira ini mimpi, loh. Demi apa, a

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-17
  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   9. Pertemuan

    “Apa?!” Gino berteriak sembari menggebrak meja.Hani menggeram ketika semua mata tertuju kepada mereka. Ia menutup wajahnya karena malu sekaligus kesal.“Jangan berisik, Gino. Kamu menarik perhatian orang-orang. Bagaimana kalau mereka mengenalku?” bisik Hani geram.Gino menatap Hani dengan mata tajam. “Setelah kamu membuat aku dan Davita bercerai, sekarang kamu seenaknya bilang ingin menikah dengan pria lain? Apa kamu gila, kamu kira aku apa, hah?” desisnya.Hani berdecak. “Kamu juga selama ini selalu menganggap aku hanya pelampiasan, ‘kan? Jadi harusnya kamu tidak akan peduli jika aku menikah dengan pria lain. Kamu kira aku tidak tahu, kalau kamu masih berusaha mendekati Davita? Cih, kamu kira aku bodoh? Aku tahu kamu sekarang sering mengunjungi toko bunga tempat wanita kurang ajar itu bekerja. Iya ‘kan?”Gino terdiam s

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-18
  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   10. Permulaan

    “Kita pernah bertemu secara tidak sengaja di lobi gedung perusahaan Anda, Tuan Muda. Saat itu saya datang untuk mengajukan kerjasama secara langsung. Tapi mungkin Anda tidak ingat karena tidak terlalu memperhatikan.” Davita tersenyum formal kepada Angga.“Aku mengingatnya,” sahut Angga dalam hati, “wajah wanita ini tidak pasaran, ada hal khusus yang membuat wajahnya lebih menarik dari wanita lain, dan itu membuatnya mudah diingat meski satu kali pertemuan sekali pun.”“Angga.”Suara berat Maizal mengembalikan kesadaran Angga. Ia menoleh singkat, lalu meraih dokumen di atas meja. Melihat Angga tak berniat menyahut basa-basi Davita, Maizal pun berdecak singkat.“Tolong dimaklum ya, Dav. Dia memang seperti itu. Irit suara sekali, jadi lain kali tidak usah basa-basi padanya. Dia memang patung,” cetus Maizal kepada Davita.Ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   11. Dia Datang

    “Davita.”Davita terkejut ketika Gino tiba-tiba muncul dan meraih tangannya. Davita langsung menepis tangan Gino dan menatap mantan suaminya itu dengan mata tajam.“Davita, aku sudah menunggumu di sini sedari tadi. Akhirnya kamu datang juga, kamu masuk siang ya?” Gino tersenyum ke arah Davita.Davita membalas senyum itu dengan tatapan dinginya. Ia menghembuskan napas kesabaran, menahan diri supaya tak lepas kedali setiap kali melihat wajah Gino. Sampai saat ini, rasa benci Davita masih berada di level tinggi, sehingga bisa saja ia lepas kendali memaki Gino di depan umum, itu bisa berpengaruh buruk untuk citranya. Amarahnya itu juga bisa menghancurkan seluruh tatanan rencana balas dendam yang sudah ia buat dengan susah payah.“Kau masih saja menguntitku? Apa kau tidak takut jika kekasihmu marah? Ujung-ujungnya dia akan menyalahkan aku sebagai penggoda, padahal dia adalah

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-20
  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   12. Buket Bunga

    Davita menghentikan langkahnya di pertengahan tangga. Laporan sekretasinya benar, ada Angga di lantai bawah. Davita cukup penasaran, tujuan Angga datang ke tokonya secara langsung untuk apa.“Apa dia ingin survei toko bungaku karena sebentar lagi kami akan saling tanda tangan kontrak kerjasama? Apa dia biasanya selalu survei secara langsung? Bukannya ini tugasnya Kak Maizal, ya?” batin Davita.“Bu, apa ada masalah?”Suara Niana mengembalikan kesadaran Davita. Ia menggeleng, lalu kembali melanjutkan langkah menuruni tangga. Bertepatan dengan itu, Angga pun menoleh, mata mereka beradu tatap. Davita langsung tersenyum ke arah Angga, ia menunduk sopan sembari terus berjalan mendekat ke arah CEO Naradipta Group tersebut.“Selamat siang, Tuan Muda. Saya sangat terkejut mengetahui Anda berkunjung ke toko saya. Apa ada yang bisa saya bantu? Anda sedang mencari bunga?” Davi

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-21

Bab terbaru

  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   52. Turun

    Tangan Hani terkepal melihat tangan Angga tengah menggenggm tangan Davita. Meski Angga sedang membawa mobil, pria itu masih begitu manis menggenggam tangan Davita. Situasi itu membuat Hani benar-benar seperti orang ketiga di antara mereka, padahal dirinya ‘lah calon istri sah Angga.Pasti Hani tak pernah menyangka dan tak pernah membayangkan jika dirinya akan pernah berada di posisi itu. Mungkin perlahan balasan dan karma mulai datang, karena dulu Hani sengaja menjadi orang ketiga dalam hubungan Davita dan Gino.Davita pun senang karena perlahan balas dendamnya semakin nyata. Ia melirik ekspresi Hani dari pantulan kaca depan mobil. Davita tampak sangat puas melihat wajah marah Hani.“Emm, Kak.”Angga langsung menoleh ketika Davita memanggilnya. “Kenapa?”“Perutku sedari tadi sedikit tidak enak. Aku ingin beli es krim dulu di depan.”Angga menatap Davita yang tersenyum manis kepadanya. “Perut tidak enak, kenapa malah minta es krim? Ini sudah malam, nanti perut kamu semakin tidak enak.

  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   51. Pulang Bertiga

    “Davita ini klien Tante, sekaligus temannya Angga. Davita orang yang bertanggung jawab untuk mengurus taman bunga mansion Naradipta. Tadi baru saja selesai survei akhir, sebelum tamannya digarap sesuai denah yang Tante minta. Karna tadi sudah terlalu sore, jadi Tante minta Davita istirahat dulu di sini.” Laili menjelaskan tentang Davita kepada Hani, ia hanya tak ingin Hani berpikiran lain.Meski begitu, Hani memang sudah terlanjur geram kepada Davita. Ia pun sudah tahu jika Davita sengaja mendekati Angga untuk balas dendam kepada dirinya. Davita sendiri sudah mengaku secara terang-terangan kala itu.Hani hanya bisa tersenyum kepada Laili, untuk menjaga image-nya. “Oh begitu, Tante. Ternyata Nona Davita ini karyawan toko bunga, ya?” Hani sengaja menekan kata karyawan toko bunga, demi merendahkan Davita.Davita tersenyum tenang. “Senang sekali bisa bertemu dan berkenalan dengan Nona Candra yang katanya salah satu model terbaik di kota kita.”Hani tersenyum sinis. “Iya, aku juga senang b

  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   50. Tidak Percaya

    “Angga, Hani sudah datang. Ayo turun.”Angga berdecak, ia keluar dari kamarnya menemui sang ibu. “Aku akan ikut makan malam kalau Davita juga ikut.”“Iya, Mama tahu. Kamu turun saja duluan, Davita akan menyusul.”“Mama tidak akan membohongiku ‘kan?”Laili mengembuskan napas pelan. “Kamu tidak percaya sama Mama? Sudah, ke bawah saja. Mama akan panggil Davita.”“Biar aku saja.”Laili menahan lengan putranya. “Biar Mama saja. Kamu tidak ingin Kakek curiga, lalu tidak suka kepada Davita ‘kan?”Angga mengembuskan napas berat. “Aku akan tunggu di bawah. Kalau Davita masih tidak turun dalam beberapa menit, aku akan menjemputnya ke kamar.”“Iya-iya, Mama tahu. Pergi ‘lah dulu ke bawah. Kakek dan Hani sudah menunggu di meja makan.”Meski terpaksa, Angga masuk ke dalam lift, menuju ke lantai bawah. Setidaknya Angga masih beruntung Laili tak menentang perasaannya untuk Davita. Seperti yang disebutkan Davita, Laili saat ini berada di posisi serba salah.Laili juga tak enak serta kasihan kepada Ha

  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   49. Om, Bukan Kakak

    “Angga masih tidur?” Laili mengintip ke dalam kamar Davita.Davita tersenyum kikuk, ia merasa tak enak. “I-ya, Tante. Aku akan bangunkan sekarang.”“Tidak usah.” Laili menahan pergelangan tangan Davita. Ia tersenyum, lalu menepuk pelan lengan Davita. “Tante ke sini hanya ingin mengajak kamu jalan-jalan sebentar. Masih gerimis, biarkan saja Angga tidur. Jarang sekali dia bisa tidur nyenyak begitu. Biasanya hanya tidur sebentar, lalu fokus kerja lagi. Tante senang dia bisa tidur lebih lama.”Davita terdiam. Ia ikut menoleh ke dalam kamar, meski ranjang tak terlihat jelas dari sana. “Kalau begitu ayo kita jalan-jalan sebentar, Tante.”“Lebih baik pakai ini. Karna hujan, kondisi di luar lebih dingin. Takutnya kamu masuk angin, nanti malah demam. Kalau kamu demam, Tante bisa dimarahi Angga,” canda Laili.Davita terkekeh kecil. Ia masih merasa tak enak serta canggung mempublikasikan hubungannya dengan Angga, di depan Laili. Bagaimanapun Laili pun tahu jika Angga akan segera menikah, sehingg

  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   48. Hubungan Yang Salah

    “Eh, Davita.” Laili terkejut melihat Angga datang bersama Davita. Ia berdiri dari duduknya, lalu mendekat ke arah Davita. “Kamu datang, kenapa tidak bilang-bilang Tante? Tahu begitu Tante siapkan sesuatu buat kita makan-makan.”Davita terkekeh kecil menanggapi itu. “Tidak usah repot, Tante. Kebetulan hari ini pekerjaan di toko lebih cepat selesai, Tante. Jadi sekalian saja datang ke sini, melanjutkan pembahasan masalah pembangunan taman bunga.”“Oh, sudah bisa dilanjutkan, ya? Kerja kamu cepat sekali, ya? Baru beberapa hari sudah selesai dan langsung ke tahap selanjutnya. Tidak heran kamu bisa menjadi bos muda.” Laili tersenyum kagum kepada Davita.Davita tersenyum tak enak. “Biasa saja, Tante. Aku masih belum apa-apa dibandingkan Kak Angga.” Ia melirik Angga yang berdiri di sampingnya.Angga tersenyum, ia mengusap puncak kepala Davita singkat. Hal itu membuat Laili terkejut. Pasalnya Angga tak pernah berlaku begitu manis dan lembut kepada orang lain, apalagi perempuan.“Kamu jauh leb

  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   47. Fitting Baju

    “Tante, Tuan Muda Naradipta tidak bersedia ikut untuk fitting baju.” Hani memperlihatkan wajah sedihnya di depan Laili.“Kenapa kamu memanggilnya terlalu formal begitu? Kalian sebentar lagi akan menikah. Coba biasanya lagi memanggil dengan nama. Panggil saja dia Angga, jangan panggil terlalu normal,” balas Laili.Hani tersenyum senang, tetapi ia berdeham untuk terlihat tetap polos di depan calon mertuanya. “Aku takut dia tidak suka dan marah. Jadi aku ingin lebih sopan saja, Tante.”“Mulai sekarang biasakan panggil nama saja. Atau kalian sepakati panggilan masing-masing, entah itu panggilan romantis seperti apa. Tidak bagus memanggil tuan atau nona begitu.” Laili tersenyum sembari menepuk pelan punggung tangan Hani.“Baik, Tante. Aku akan coba biasakan memanggil namanya. Nanti aku akan komunikasikan sama dia, bagusnya panggilan seperti apa di antara kami.” Hani tersenyum kepada Laili. “Tapi, aku takut dia tidak suka, Tante. Sekarang saja, dia menolak untuk datang fitting baju,” imbuhn

  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   46. Menikahi

    Hani terdiam sejenak, ia melirik tangan Angga masih mempertahankan ponsel di daun telinga. “Apa dia sedang telponan sama Davita? Tidak mungkin, mungkin dia sedang telepon dengan klien ‘kan? Tidak mungkin Davita sepenting itu, bisa teleponan seperti ini,” batin Hani menerka-nerka.“Kamu masih ada pesanan lagi? Aku akan berangkat, ada tambahan makanan lagi?”Suara berat Angga mengembalikan kesadaran Hani. Ia melotot ketika Angga sudah masuk mobil, ia menahan pintu mobil dengan berani. “Tuan Muda, kita harus tetap fitting baju. Ini adalah perintah Nyonya Naradipta—ibumu.”Angga menggeram, ia menatap Hani dengan mata tajam. “Berapa kali saya katakan, jangan melewati batasmu. Saya akan urus sendiri hal ini dengan ibu saya. Kau pergi saja sendiri.”“Tapi ini ‘kan pernikahan kita, Tuan Muda. Saya tahu Anda tidak menyukai saya, tapi apa Anda tidak ingin mencoba untuk saling menyukai? Jika Anda tidak memberi saya kesempatan, bagaimana mungkin hubungan kita jadi dekat?” ucap Hani berpura-pura l

  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   45. Fitting Baju

    Davita menganga melihat dua bodyguard berjaga di depan pintu apartemennya. Ia menatap bodyguard itu dengan ekspresi bingung.“Kalian ...?”“Nona.” Dua bodyguard itu menunduk hormat kepada Davita.Davita semakin bingung. Ia menatap dua pria kekar itu dengan ekspresi heran. “Apa kalian salah kamar? Emm ... maksudnya, mungkin kalian salah kamar majikan. Masalahnya saya tidak menyewa bodyguard sama sekali.”“Maaf, apakah Anda Nona Davita Zahra?” tanya salah satu bodyguard.Davita mengangguk dengan ekspresi cengo. “Iya, saya Davita Zahra.”“Kalau begitu kami tidak salah kamar, Nona.”Davita menganga. Perlahan ia menggaruk puncak kepalanya yang tak gatal. “Tapi saya tidak ingat pernah memesan jasa bodyguard.”“Kami diutus oleh Tuan Lupis, Nona. Tuan Muda Naradipta memberi kami amanat untuk menjaga Anda. Jika Anda ingin pergi, kami akan ikut.”Davita kembali ternganga. Ia pun baru menyadari logo keluarga Naradipta di jas yang bodyguard itu pakai. Davita mengembuskan napas pelan. Ia tak menya

  • Diselingkuhi Mantan, Pelukan Hangat CEO Kudapatkan   44. Posesif

    Davita meneguk ludahnya pelan melihat foto serta video yang dikirim oleh Hani. Ia melirik ngeri ke arah Angga di sampingnya, merasa ngeri melihat hasil hukuman Angga kepada Gino. Rupanya foto serta video yang dikirim Hani kepadanya, adalah foto kondisi kritis Gino di rumah sakit.“Patah tulang tangan? Aku harusnya senang melihat Gino seperti ini. Secara tidak langsung, Angga membantuku membalas dendam. Tapi ... di sisi lain, aku juga ngeri karena Angga benar-benar gila tanpa basa-basi dan tanpa ragu berani membuat orang patah tulang, hampir mati di rumah sakit. Bagaimana kalau nanti Angga benci padaku karena tahu aku memanfaatkannya demi balas dendam kepada Hani dan Gino? Mungkin dia akan langsung membunuhku.” Davita sibuk membatin di dalam hati, ia merinding karena ngeri.“Kamu merasa tidak enak badan? Apa kita pulang ke apartemen saja?”Suara berat Angga mengejutkan Davita. Wanita itu menoleh dan tersenyum kaku menatap Angga. Sebelah alis Angga terangkat melihat ekspresi Davita.“Ti

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status