Di tempat berbeda, Yeni mulai menjalankan rencananya untuk menyingkirkan Laura dari dunia ini. Pembunuh bayaran profesional sudah disewa oleh wanita paruh baya itu.
Namun berbeda dengan pikiran piciknya, sikap Yeni di depan Nikolas sangatlah manis hingga membuat Nikolas semakin menyayangi wanita penggoda di dalam rumah tangganya tersebut. Saat ini di dalam kamar mewah di kediaman Nikolas, lelaki paruh baya itu sedang bersiap untuk berangkat ke toko perhiasan miliknya. "Kamu sudah mau berangkat ke toko perhiasan?" tanya Yeni sambil merapikan kemeja yang dikenakan calon suaminya. Bukannya menjawab, Nikolas justru memberi kecupan panas di jenjang leher wanita yang masih terlihat sangat cantik, seksi dan menggai-rahkan. "Mas, aku bertanya. Kamu sudah mau berangkat ke toko?" ulang Yeni dengan suara manja. Nikolas menatap calon istrinya sangat lekat lalu mengatakan, "Tidak, sebelum kamu memberiku jSteve besar berdiri di depan pintu kamar perawatan Laura. "Kenapa kalian mengunci pintu ini? Buka pintunya!" Menyadari ada yang tidak beres, Steve terus berteriak meminta agar pintu itu dibuka. "Breng-sek! Kalian semua siapa? Mau apa masuk ke dalam kamar Laura?" pekik Steve sambil terus memutar-mutar handle pintu. Tak ada pilihan lain, setelah mengawasi keadaan aman. Ia melangkah mundur ke belakang lalu mengeluarkan seluruh tenaganya untuk menendang pintu tersebut. BRUK! Pintu berhasil dibuka, kedua mata Steve membulat sempurna saat melihat dua orang perawat sedang memegang lengan Laura yang terus memberontak. Dokter yang terlihat mencurigakan tengah memegang jarum suntik di tangan kanannya. "Apa yang ingin kalian lakukan?" bentak Steve mendekati dokter tersebut. "Kami hanya ingin memberinya vitamin dan obat penguat kandungan," jawab dokter gadungan itu.
Yohana mendapatkan kabar dari rumah sakit, anak lelakinya ditikam oleh seseorang yang tidak dikenal. Ibu satu orang anak itu panik dan langsung bersiap-siap untuk melihat anaknya di rumah sakit tersebut.Wajahnya terlihat pucat, panik dan khawatir memikirkan kondisi Steve. "Pa, cepat kita berangkat ke rumah sakit sekarang," ajak Yohana pada suaminya yang masih merapikan kancing kemeja. "Tunggu sebentar, Ma," balas Kristian masih berusaha mengancing satu persatu kemeja putih yang dikenakan denda tangan gemetar.'Semoga anakku baik-baik saja,' gumam Kristian dalam hati, memikirkan kondisi anak lelaki satu-satunya.Ia memiliki satu orang anak dari pernikahan terdahulu. Anak perempuan bernama Evelyn, yang selalu mengganggu ketenangan Steve karena ingin menguasai salah satu perusahaan miliknya. Selesai memakai pakaian lengkap, Kristian keluar dari dalam kamar bersama istrinya. "Bagaimana keadaan anak kita? Apa k
Evelyn datang membawa kabar mengejutkan. "Apa kalian tahu berita kalian di luar sana sudah menyebar?" Suara lantang Evelyn membuat Steve naik darah, menatap kakaknya dengan tatapan tajam."Maksud Mbak apa, datang ke sini langsung marah marah?" hardik Steve, menegakkan tubuh ke depan, dan menurunkan kedua kaki ke bawah bed rumah sakit. Laura hanya diam sambil menundukkan kepalanya. "Heh! Wanita mu-rahan. Lebih baik kamu keluar dari dalam kamar adikku! Aku ingin bicara dengan Steve!" sarkas Evelyn menunjuk pintu keluar. Laura menganggukkan kepala lalu berdiri dari kursi. "Jangan keluar, tetaplah di sini," tahan Steve memegang lengan wanita cantik itu. "Steve! Untuk apa kamu menahannya? Apa kamu tidak tahu berita di luaran sana tentang hubungan terlarang kalian berdua? Skandal tentang kehamilan wanita ini sudah naik ke publik, bahkan menjadi tranding topik di mana mana. Apa kamu tidak malu? Kamu itu sudah dipermainkan
Setelah Evelyn keluar dari dalam kamar perawatan, sang CEO mencoba menenangkan Laura yang terlihat sangat terpukul. "Untuk sementara waktu, tolong jangan membuka sosial media. Jangan perdulikan komentar nyinyir orang orang. Kamu sedang mengandung, Ibu hamil tidak boleh stress. Serahkan saja semuanya padaku, setelah aku sehat dan diperbolehkan untuk pulang. Aku akan mengatur jadwal konferensi pers, untuk membersihkan nama baikmu." Laura menatap lelaki di depannya lirih. "Terima kasih, banyak, Pak," ucapnya. "Jangan memanggilku, Pak. Aku belum setua itu. Lagi pula sebentar lagi kamu akan menjadi istriku," senyum Steve. Laura menundukkan kepala, menyembunyikan senyuman manis yang terlukis indah di wajah cantiknya. "Apa aku boleh memegang perutmu? Aku ingin berbicara pada anakku, agar dia kuat menjalani semua masalah ini. Dia harus memberi kekuatan juga u
Yohana dan Kristian masih berada di dalam perjalanan menuju rumah sakit, keduanya saling diam di sepanjang jalan, menghindari perdebatan. Deg! Yohana yang tengah menatap layar ponsel terhenyak kaget saat membuka sosial media dan melihat ada berita tentang anaknya yang menjadi tranding topik di mana-mana. Melirik sang suami yang tengah fokus mengendari mobil, ia tidak ingin lelaki itu mengetahui semuanya, karena akan berakibat fatal. Biar bagaimana pun, Yohana ingin anaknya menjadi laki-laki yang bertanggung jawab. Ya, Steve harus menikahi Laura yang tengah mengandung cucunya. Yohana menelan saliva keras, memikirkan berita yang baru saja dia lihat membuat tenggorokannya tercekat. Menyadari istrinya terlihat panik dan kebingungan, Kristian menatap Yohana sesaat lalu bertanya, "Kamu kenapa, Ma?" "Ngga apa apa. Mama hanya merasa lapar, padahal tadi sudah makan. Mungkin maag Mama
Kristian dan Yohana tiba di rumah sakit, setelah bertanya di mana anaknya dirawat, kedua suami istri itu mendatangi kamar rawat inap Steve."Sepertinya ini kamar Steve," kata Yohana saat melihat kamar di depannya. "Ayo masuk." Kristian memegang handle pintu, memutar dan membukanya. Kedua mata Kristian dan Yohan membulat sempurna saat melihat seorang wanita cantik sedang berada di dalam kamar anaknya. "Steve!" Wajah Kristian terlihat emosi. Ia melangkah mendekati Steve dan Laura. "Jadi wanita ini yang menjadi perbincangan di luar sana?" Yohana menoleh ke samping, menatap suaminya. "Pa, kita bisa bicarakan semua ini baik baik. Sebaiknya kita dengarkan dulu penjelasan mereka berdua tentang berita yang beredar."Steve menyadari kemarahan sang ayah. "Pa, aku bisa menjelaskan semuanya.""Tidak ada yang perlu dijelaskan. Sebaiknya kamu suruh wanita ini keluar dari sini!" tunjuk Kristian pada Laura. "Dia akan tetap di sini!"
Benih cinta mulai tumbuh dan membuat Steve berani menentang ayahnya yang tidak setuju dengan keputusannya menikahi Laura.Steve melarikan diri dari rumah sakit hanya karena ingin menolong Laura dari kejaran wartawan, dan saat ini mereka berdua sudah berada di dalam mobil.Di sepanjang jalan, keduanya hanya diam. Laura terlihat gugup begitu pun dengan Steve."Kamu cantik," puji Steve tiba-tiba. Laura menoleh ke samping, membalas tatapan Steve yang tersenyum padanya. "Makasih," ucapnya tersipu malu, menundukkan kepala. "Kita mau ke mana, Pak?" "Panggil saya, Mas," pinta Steve. "Saya tidak akan menjawab sebelum kamu memanggil saya dengan sebutan, Mas.""Maaf, Pak. Eh, Mas." Laura semakin gugup. "Lama-lama juga kamu akan terbiasa." Steve meraih tangan sang artis cantik itu lalu menggenggam erat jemari lentiknya.Laura terlihat sangat canggung berada di posisinya sekarang."Ngomong-ngomong, kita
Restoran mewah yang berada di pinggir pantai, menjadi pilihan Steve untuk mengajak Laura makan malam. Namun sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dan membuat Laura sangat emosi. Baru saja beberapa wanita menceritakan ayahnya.Memang benar Nikolas selingkuh dengan wanita lain karena ibunya sakit, tetapi dia tidak ingin ada orang yang menjelekkan ayahnya seperti itu. "Kalau tidak tahu dengan kejadian yang sebenarnya. Lebih baik kalian semua diam! Jangan menceritakan keburukan orang lain, belum tentu kalian semua tidak memiliki dosa," cecar Laura yang sudah sangat emosi. Melihat keributan yang terjadi di depannya, Steve langsung mendekati Laura dan empat orang wanita pengunjung restoran. Steve merangkul pinggang Laura. "Ada apa ini? Kamu kenapa Honey?" Ia menatap keempat wanita tersebut dengan tatapan tajam. Keempat wanita yang tadinya menyerang Laura langsung terdiam saat berhadapan dengan CEO tampan itu. "Lebih baik