Restoran mewah yang berada di pinggir pantai, menjadi pilihan Steve untuk mengajak Laura makan malam.
Namun sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dan membuat Laura sangat emosi. Baru saja beberapa wanita menceritakan ayahnya.Memang benar Nikolas selingkuh dengan wanita lain karena ibunya sakit, tetapi dia tidak ingin ada orang yang menjelekkan ayahnya seperti itu."Kalau tidak tahu dengan kejadian yang sebenarnya. Lebih baik kalian semua diam! Jangan menceritakan keburukan orang lain, belum tentu kalian semua tidak memiliki dosa," cecar Laura yang sudah sangat emosi.Melihat keributan yang terjadi di depannya, Steve langsung mendekati Laura dan empat orang wanita pengunjung restoran.Steve merangkul pinggang Laura. "Ada apa ini? Kamu kenapa Honey?" Ia menatap keempat wanita tersebut dengan tatapan tajam.Keempat wanita yang tadinya menyerang Laura langsung terdiam saat berhadapan dengan CEO tampan itu."Lebih baikSteve membawa Laura ke kamar hotel yang sudah ia pesan. Jantungnya berdegup kencang saat membayangkan dia akan tidur di ranjang yang sama dengan wanita pujaan hati, ibu dari calon anaknya.Berbeda dengan perasaan Steve yang berbunga bunga seperti taman di depan bangunan hotel tersebut, hati Laura mendadak gelisah, tidak ingin mengulangi malam panas mereka sebelum ada status yang jelas. Mengingat urusan pernikahan mereka belum selesai.Bahkan kedua orang tuanya juga belum mengenal Steve dan belum tahu tentang niat mereka untuk menikah. Perasaan gelisah itu sebisa mungkin ia tutupi agar tidak diketahui oleh Steve.Sang CEO terus menggenggam tangan Laura sejak mereka meninggalkan restoran, seolah menjelaskan hubungan mereka sudah sangat serius.Tiba di depan kamar hotel mewah, Steve membuka pintu kamar dengan kunci yang diberikan resepsionis hotel.Melirik Laura dengan sudut matanya, melihat wajah cantik yang tidak m
Keesokan harinya di tempat berbeda, kediaman Nikolas. Ia baru saja pulang ke rumah setelah menyelesaikan beberapa bisnis di luar.Kedatangan ayah satu orang anak itu disambut oleh Yeni yang memang sudah beberapa hari ini menempati rumah tersebut. "Mas, akhirnya kamu pulang." Yeni mendekati calon suaminya.Wajah Nikolas tampak lesu, dan lelah. "Ada apa Sayang?" tanya Nikolas dengan suara lemah."Kamu tahu tentang berita terbaru Laura?" "Berita apa?" Nikolas membulatkan kedua mata lebar, raut wajah lelah yang tadi terlihat jelas berubah sendu menutupi rasa rindu, setiap kali mendengar nama Laura."Kamu belum melihat berita di sosial media? Bahkan berita tentang anakmu sudah tersebar ke mana mana. Beberapa infotainment di televisi swasta juga sedang memberitakan skandal besar Laura dengan pengusaha kaya raya," jelas Yeni sambil menunjukkan ponsel di tangannya.Ia menunjukkan berita yang tengah viral dan menjadi perbincang
"Iya, Yeni." Grace tersenyum tipis, hambar.Nikolas terdiam mematung sambil menatap istrinya lekat. Ia baru saja dikejutkan dengan kenyataan yang diungkapkan oleh Grace tentang kejahatan Yeni-kekasih gelapnya."Dia memberiku obat palsu, dia yang meracuniku. Sudah jelas?" ungkap Grace. Nikolas masih membisu, ia tidak pernah menyangka kalau selama ini Yeni sudah mengganti obat yang diberikan oleh dokter untuk menyembuhkan penyakit sang istri dengan racun. Pantas saja kondisi Grace bukannya membaik justru semakin memburuk.Grace menunjukkan obat yang diberikan Yeni dan obat yang dia minum sekarang. "Lihat ini jelas-jelas!" desisnya memberikan obat itu pada Nikolas. Nikolas melihat obat yang jelas sangat berbeda. Kemudian dia membandingkan kondisi istrinya dengan yang dulu. Sekarang kondisi Grace sudah jauh lebih baik, bahkan dia sudah bisa beraktivitas seperti biasanya. Dia juga sudah bisa berjalan normal dan meninggalk
Grace tidak bisa melakukan apapun selain menuruti suaminya yang melampiaskan kerinduan. Tak ada kata apapun yang keluar dari mulut Grace saat Nikolas melampiaskan hasrat terpendamnya.Sebagai pasangan suami istri yang masih sah, Nikolas masih berhak mendapatkan pelayanan dari istrinya."Maafin Papa, Ma. Papa berjanji Papa akan mencintaimu dengan tulus," ucap Nikolas setelah selesai melampiaskan keinginannya. Ia berbaring di samping istrinya yang masih diam membisu."Aku tahu kamu masih marah padaku, tapi aku yakin kamu masih mencintaiku."Grace bergeming.Nikolas mengubah posisi tidurnya, miring ke samping dan menatap Grace lekat. "Kita mulai semuanya dari awal. Ya."Kali ini usaha Nikolas berhasil, setelah sekian menit diam, akhirnya Grace menanggapi. "Aku tidak ingin ada wanita lain di dalam pernikahan kita, kalau kamu ingin hubungan kita seperti dulu lagi tolong putuskan hubungan dengan wanita ular itu!" de
Setelah mendapatkan kabar mengejutkan dari anak buah suaminya, Grace bergegas ke rumah sakit.Di sepanjang perjalanan dia mencoba menghubungi Laura, berkali-kali hingga akhirnya telepon darinya diterima sang anak."Sayang, kamu tahu tidak. Papa kamu dilarikan ke rumah sakit.""Papa dilarikan ke rumah sakit? Kenapa, Ma? Papa sakit apa?" Suara Laura terdengar panik. "Kata anak buah Papamu, Papamu ditusuk oleh selingkuhannya di rumah kita. Saat Papamu ingin pergi dari rumah itu.""Apa? Papa ditusuk sama wanita itu? Wanita tidak tahu diri, beraninya dia melakukan semua itu pada Papa. Dia harus mendapatkan balasan yang setimpal.""Papa sudah melaporkan tindak kejahatannya ke kantor polisi. Sekarang dia sudah dinyatakan bersalah dan sedang dalam pencarian.""Semoga secepatnya dia dijebloskan ke dalam penjara. Tapi, kenapa Papa dan wanita itu bertengkar? Bukannya Papa sangat mencintai wanita itu? Bahkan Papa tega mengusirku de
Steve memperkenalkan diri dengan sopan sambil tersenyum hangat. Melihat kedatangan Laura dan Steve Nikolas tertegun pun dengan Grace yang tak berkedip. Tak lama Grace berdiri sambil tersenyum menyambut kedatangan Steve. "Kamu lelaki yang bernama Steve?" Grace mengulurkan tangannya pada lelaki tampan itu. "Iya, saya Steve. Maaf karena saya baru datang menemui kedua orang tua Laura karena sebenarnya .... " Steve menggantung ucapannya, tidak tahu ingin menjelaskan apa. "Mama sudah mendengar semuanya dari Laura. Tidak ada yang perlu di salahkan. Yang terpenting sekarang kamu mau untuk bertanggung jawab atas kehamilan Laura," senyum Grace. Sikap ramah dan hangat Grace itu berbanding terbaik dengan Nikolas yang menatap Steve tajam. "Tapi Papa belum tahu cerita awalnya. Tolong jelaskan pada Papa semuanya. Dari awal sampai akhir," kata Nikolas d
Sementara itu di tempat berbeda, Kristian tengah duduk termenung di ruang kerjanya sambil memikirkan hubungan sang anak dengan artis pendatang baru itu. Ia tidak pernah setuju anaknya menjalin hubungan dengan wanita miskin seperti Laura."Aku tidak ingin tahu pokoknya kalian harus bisa mengugurkan kandungan Laura, agar anakku tidak memiliki alasan lagi untuk menikahi wanita mu-rahan itu. Aku tidak sudi memiliki menantu miskin dan hanya berprofesi sebagai seorang artis kelas rendahan sepertinya," titah Kristian pada orang kepercayaan. "Baik Tuan, kami akan melakukan tugas yang Tuan perintahkan dengan baik," ucap anak buahnya. "Bagus, jalankan semua rencana dengan mulus. Aku akan menambah bayaran sesuai dengan pekerjaan kalian. Pokoknya, jangan sampai ada yang tahu tentang rencana ini.""Baik Tuan. Semua rahasia Tuan aman di tangan kami, dan kami akan melakukan pekerjaan kami dengan sebaik mungkin.""Bagus. Aku suka dengan cara kerja kali
Setelah menjalani perawatan dan menemani Laura beberapa hari, Steve pulang ke rumah untuk menemui kedua orang tuanya."Ma, Mama," panggil Steve sambil menyapu pandang ke seluruh ruangan rumah mewah tersebut. "Mama.""Iya, Sayang," sahut Yohana menghampiri anaknya. "Ada apa? Kamu sudah pulang? Bagaimana dengan Laura? Apa dia sudah kembali ke rumahnya?"Steve masih mengedarkan pandangan. "Papa mana, Ma? Apa Papa ada di ruangannya? Bisa tolong panggil Papa sebentar? Aku ingin bicara dengannya.""Lebih baik kamu ke ruangan Papa, Mama tidak yakin Papa mau menemuimu di sini." Steve menganggukkan kepala lalu berjalan menuju ruangan sang ayah. "Pa, aku ingin bicara," kata Steve saat melihat ayahnya di ruang kerja. "Duduk, Papa juga ingin bicara denganmu," kata Kristian menunjuk kursi di depannya.Steve duduk di depan sang ayah. "Aku yang lebih dulu bicara," tegasnya. "Okey, bicaralah," angguk Kristian melet
Permintaan maaf Kristian disambut baik oleh Laura. Bahkan sudah lama wanita cantik itu memaafkan Kristian dan tidak pernah mengambil hati ucapan Kristian meski menyakitkan. "Steve, tidak salah memilih wanita secantik dan sebaik dirimu. Bahkan kamu bisa memaafkan Papa meski kesalahan Papa sangat fatal," ucap Kristian pada calon menantunya itu. Laura tersenyum. "Tidak perlu meminta maaf Pa, wajar kalau Papa ingin wanita yang terbaik untuk Steve karena dia adalah anak laki-laki Papa satu-satunya. Aku memaklumi itu dan aku tidak mempermasalahkannya. Aku sudah melupakan semua itu meski awalnya aku merasa sedih, karena Papa tidak menyetujui aku menjadi istri Steve tapi sekarang aku senang karena Papa sudah merestui kami menikah."Kristian tak kuasa menahan air matanya yang membasahi wajah, ia pun memeluk Laura erat. "Papa sangat setuju kamu menikah dengan anak Papa."Laura tersenyum lebar. "Terima kasih Pa."Kini kebahagiaan Laura sempurna, bukan hanya dia diterima menjadi menantu Kristia
Kristian tampak syok berat saat melihat Nikolas sudah berada di belakangnya. Nikolas datang bersama Grace istrinya. Nikolas adalah teman lama Kristian, sudah puluhan tahun mereka tidak bertemu dan sekarang adalah pertemuan pertama mereka setelah sekian lama. Namun, Kristian merasa tak enak hati karena dia sempat tidak menyetujui anaknya berhubungan dengan Laura anak dari Nikolas Karena permasalahan itu, Kristian menjadi tak bisa menyapa teman lamanya karena merasa jahat pada Nikolas dan Laura. Meski wajah Nikolas terlihat datar dan tidak menunjukkan kemarahan pada Kristian, tetapi Kristian tetap tidak bisa menegur Nikolas dan hanya menundukkan kepalanya menatap lantai. Nikolas dan Grace pun masuk ke kamar perawatan tempat Laura dirawat. Ia melihat Kristian yang justru tak mau menegurnya."Apa kabar? Kamu sudah lupa denganku Aku Nikolas teman lamamu. Kenapa kamu justru menundukkan kepala seperti itu apa kamu tidak ingat lagi denganku?" Nikolas memegang bahu Kristian.Bukannya menj
Kembali harus menelan kekecewaan karena semua rencananya gagal total, Yeni mulai menyusun rencana lain untuk menghancurkan keluarga Nikolas dan mengambil harta mantan calon suami itu. Namun, ia tidak memiliki uang untuk membayar jasa preman. Yang bisa ia lakukan sekarang hanya meminta bantuan mantan suaminya yang tukang mabuk itu."Tommy, lelaki bodoh itu. Apa saja yang dia lakukan selama ini? Apa mungkin dia sudah memiliki rencana lain selain menculik Laura?" gumam Yeni. Ia mengambil ponsel yang tergeletak dari atas meja usang di ruang tengah rumah gubuknya. "Aku harus mencari penginapan untuk malam ini, karena sepertinya hujan akan turun. Aku tidak ingin kebasahan karena atap di rumah ini bocor," gumamnya sambil menekan nomor ponsel menghubungi Tommy. Tak berapa lama ... telepon darinya diterima oleh Tommy."Ada apa? Apa kamu merindukanku? Kamu ingin merasakan rudalku lagi? Sayangnya aku tidak tahu kamu berada di mana sekarang," raca
Steve menanti jawaban dari dokter yang menangani Laura, hatinya belum tenang. Justru semakin gelisah saat ia melihat raut wajah sendu dokter yang baru saja keluar dari ruangan pemeriksaan kandungan. Pertanyaan Steve belum dijawab oleh dokter tersebut, lalu Steve mengulangi pertanyaannya lagi, "Bagaimana kondisi istri dan bayi di kandungannya, Dok? Istri dan calon anak saya, baik baik saja kan?"Kali ini dokter menjawab pertanyaan Steve, "Kondisi kandungan istri Anda sangat lemah. Nyaris saja dia mengalami keguguran, andai saja dia terlambat mendapatkan penangan dari kami. Saya sarankan istri Anda melakukan bedrest total di rumah, jangan melakukan aktivitas apapun untuk beberapa bulan ke depan."Mendengar penjelasan dari dokter, perasaan Steve sedikit tenang. Ia menghela napas lega sambil mengucap syukur atas keselamatan anak dan calon istrinya. Namun, emosinya pada sang ayah belum reda. Dia masih ingin memberikan pelajaran pada ayahnya itu agar
"Gagal! Dia berhasil kabur. Aku gagal menculiknya. Wanita itu sangat gesit. Apa kamu tahu tempat lain yang biasa dia kunjungi? Kalau aku menculiknya di rumah sakit, bisa bisa aku menjadi amukan orang orang." "Aku tidak tahu ke mana saja dia pergi, atau kamu datangi saja apartemennya yang ada di pusat kota. Dia tinggal di Hotel bersama ibunya." "Oke, aku akan mendatangi rumah sakit itu." "Tunggu dulu, apa ada orang yang melihat aksimu tadi? Kamu bilang dia berhasil lari?" "Tidak ada. Dia lari saat melihatku. Aku juga tidak mengerti mengapa dia melakukan itu, apa mungkin instingnya sangat kuat sampai sampai dia tahu kalau aku ingin berbuat jahat?" "Entahlah. Mungkin saja yang ingin berbuat jahat padanya bukan hanya kamu. Seingatku ayah dari lelaki yang menghamilinya tidak menyetujui anaknya menikah dengan Laura mungkin dia juga berbuat jahat padanya." "Masuk akal." "Sebaiknya kamu pergi dari rumah sakit itu sebelum ada yang melihat." "Aku sudah tahu, aku sudah berada di angkot."
Setelah mengetahui rencana sang ayah yang ingin mencelakai kandungan Laura, Steve panik dan berlari keluar dari ruangan. Di ruang tengah rumahnya, Steve berpapasan dengan sang ibu, tetapi dia tidak bisa menjelaskan apapun karena terburu-buru. Yohana hanya menatap bingung pada anaknya yang panik. "Ada apa?" Steve terus berlari keluar dari rumahnya lalu masuk ke mobil."Kamu mau ke mana, Steve?" tanya Yohana mengejar anaknya ke halaman rumah.Steve tak menjawab, bahkan menatap ibunya saja tidak. Hal itu tentu menjadi pertanyaan besar bagi Yohana, mengingat Steve tidak pernah bersikap seperti itu padanya. Rasa penasaran menghantui hati wanita cantik itu, ia kembali berjalan cepat memasuki ruang menuju ruangan suaminya untuk bertanya ada apa sebenarnya.Apa mungkin Steve bertengkar dengan ayahnya sendiri? Deg!Sama seperti Steve tadi, wajah Kristian terlihat tegang saat keluar dari ruang kerjanya.
Setelah menjalani perawatan dan menemani Laura beberapa hari, Steve pulang ke rumah untuk menemui kedua orang tuanya."Ma, Mama," panggil Steve sambil menyapu pandang ke seluruh ruangan rumah mewah tersebut. "Mama.""Iya, Sayang," sahut Yohana menghampiri anaknya. "Ada apa? Kamu sudah pulang? Bagaimana dengan Laura? Apa dia sudah kembali ke rumahnya?"Steve masih mengedarkan pandangan. "Papa mana, Ma? Apa Papa ada di ruangannya? Bisa tolong panggil Papa sebentar? Aku ingin bicara dengannya.""Lebih baik kamu ke ruangan Papa, Mama tidak yakin Papa mau menemuimu di sini." Steve menganggukkan kepala lalu berjalan menuju ruangan sang ayah. "Pa, aku ingin bicara," kata Steve saat melihat ayahnya di ruang kerja. "Duduk, Papa juga ingin bicara denganmu," kata Kristian menunjuk kursi di depannya.Steve duduk di depan sang ayah. "Aku yang lebih dulu bicara," tegasnya. "Okey, bicaralah," angguk Kristian melet
Sementara itu di tempat berbeda, Kristian tengah duduk termenung di ruang kerjanya sambil memikirkan hubungan sang anak dengan artis pendatang baru itu. Ia tidak pernah setuju anaknya menjalin hubungan dengan wanita miskin seperti Laura."Aku tidak ingin tahu pokoknya kalian harus bisa mengugurkan kandungan Laura, agar anakku tidak memiliki alasan lagi untuk menikahi wanita mu-rahan itu. Aku tidak sudi memiliki menantu miskin dan hanya berprofesi sebagai seorang artis kelas rendahan sepertinya," titah Kristian pada orang kepercayaan. "Baik Tuan, kami akan melakukan tugas yang Tuan perintahkan dengan baik," ucap anak buahnya. "Bagus, jalankan semua rencana dengan mulus. Aku akan menambah bayaran sesuai dengan pekerjaan kalian. Pokoknya, jangan sampai ada yang tahu tentang rencana ini.""Baik Tuan. Semua rahasia Tuan aman di tangan kami, dan kami akan melakukan pekerjaan kami dengan sebaik mungkin.""Bagus. Aku suka dengan cara kerja kali
Steve memperkenalkan diri dengan sopan sambil tersenyum hangat. Melihat kedatangan Laura dan Steve Nikolas tertegun pun dengan Grace yang tak berkedip. Tak lama Grace berdiri sambil tersenyum menyambut kedatangan Steve. "Kamu lelaki yang bernama Steve?" Grace mengulurkan tangannya pada lelaki tampan itu. "Iya, saya Steve. Maaf karena saya baru datang menemui kedua orang tua Laura karena sebenarnya .... " Steve menggantung ucapannya, tidak tahu ingin menjelaskan apa. "Mama sudah mendengar semuanya dari Laura. Tidak ada yang perlu di salahkan. Yang terpenting sekarang kamu mau untuk bertanggung jawab atas kehamilan Laura," senyum Grace. Sikap ramah dan hangat Grace itu berbanding terbaik dengan Nikolas yang menatap Steve tajam. "Tapi Papa belum tahu cerita awalnya. Tolong jelaskan pada Papa semuanya. Dari awal sampai akhir," kata Nikolas d