Grace tidak bisa melakukan apapun selain menuruti suaminya yang melampiaskan kerinduan. Tak ada kata apapun yang keluar dari mulut Grace saat Nikolas melampiaskan hasrat terpendamnya.Sebagai pasangan suami istri yang masih sah, Nikolas masih berhak mendapatkan pelayanan dari istrinya."Maafin Papa, Ma. Papa berjanji Papa akan mencintaimu dengan tulus," ucap Nikolas setelah selesai melampiaskan keinginannya. Ia berbaring di samping istrinya yang masih diam membisu."Aku tahu kamu masih marah padaku, tapi aku yakin kamu masih mencintaiku."Grace bergeming.Nikolas mengubah posisi tidurnya, miring ke samping dan menatap Grace lekat. "Kita mulai semuanya dari awal. Ya."Kali ini usaha Nikolas berhasil, setelah sekian menit diam, akhirnya Grace menanggapi. "Aku tidak ingin ada wanita lain di dalam pernikahan kita, kalau kamu ingin hubungan kita seperti dulu lagi tolong putuskan hubungan dengan wanita ular itu!" de
Setelah mendapatkan kabar mengejutkan dari anak buah suaminya, Grace bergegas ke rumah sakit.Di sepanjang perjalanan dia mencoba menghubungi Laura, berkali-kali hingga akhirnya telepon darinya diterima sang anak."Sayang, kamu tahu tidak. Papa kamu dilarikan ke rumah sakit.""Papa dilarikan ke rumah sakit? Kenapa, Ma? Papa sakit apa?" Suara Laura terdengar panik. "Kata anak buah Papamu, Papamu ditusuk oleh selingkuhannya di rumah kita. Saat Papamu ingin pergi dari rumah itu.""Apa? Papa ditusuk sama wanita itu? Wanita tidak tahu diri, beraninya dia melakukan semua itu pada Papa. Dia harus mendapatkan balasan yang setimpal.""Papa sudah melaporkan tindak kejahatannya ke kantor polisi. Sekarang dia sudah dinyatakan bersalah dan sedang dalam pencarian.""Semoga secepatnya dia dijebloskan ke dalam penjara. Tapi, kenapa Papa dan wanita itu bertengkar? Bukannya Papa sangat mencintai wanita itu? Bahkan Papa tega mengusirku de
Steve memperkenalkan diri dengan sopan sambil tersenyum hangat. Melihat kedatangan Laura dan Steve Nikolas tertegun pun dengan Grace yang tak berkedip. Tak lama Grace berdiri sambil tersenyum menyambut kedatangan Steve. "Kamu lelaki yang bernama Steve?" Grace mengulurkan tangannya pada lelaki tampan itu. "Iya, saya Steve. Maaf karena saya baru datang menemui kedua orang tua Laura karena sebenarnya .... " Steve menggantung ucapannya, tidak tahu ingin menjelaskan apa. "Mama sudah mendengar semuanya dari Laura. Tidak ada yang perlu di salahkan. Yang terpenting sekarang kamu mau untuk bertanggung jawab atas kehamilan Laura," senyum Grace. Sikap ramah dan hangat Grace itu berbanding terbaik dengan Nikolas yang menatap Steve tajam. "Tapi Papa belum tahu cerita awalnya. Tolong jelaskan pada Papa semuanya. Dari awal sampai akhir," kata Nikolas d
Sementara itu di tempat berbeda, Kristian tengah duduk termenung di ruang kerjanya sambil memikirkan hubungan sang anak dengan artis pendatang baru itu. Ia tidak pernah setuju anaknya menjalin hubungan dengan wanita miskin seperti Laura."Aku tidak ingin tahu pokoknya kalian harus bisa mengugurkan kandungan Laura, agar anakku tidak memiliki alasan lagi untuk menikahi wanita mu-rahan itu. Aku tidak sudi memiliki menantu miskin dan hanya berprofesi sebagai seorang artis kelas rendahan sepertinya," titah Kristian pada orang kepercayaan. "Baik Tuan, kami akan melakukan tugas yang Tuan perintahkan dengan baik," ucap anak buahnya. "Bagus, jalankan semua rencana dengan mulus. Aku akan menambah bayaran sesuai dengan pekerjaan kalian. Pokoknya, jangan sampai ada yang tahu tentang rencana ini.""Baik Tuan. Semua rahasia Tuan aman di tangan kami, dan kami akan melakukan pekerjaan kami dengan sebaik mungkin.""Bagus. Aku suka dengan cara kerja kali
Setelah menjalani perawatan dan menemani Laura beberapa hari, Steve pulang ke rumah untuk menemui kedua orang tuanya."Ma, Mama," panggil Steve sambil menyapu pandang ke seluruh ruangan rumah mewah tersebut. "Mama.""Iya, Sayang," sahut Yohana menghampiri anaknya. "Ada apa? Kamu sudah pulang? Bagaimana dengan Laura? Apa dia sudah kembali ke rumahnya?"Steve masih mengedarkan pandangan. "Papa mana, Ma? Apa Papa ada di ruangannya? Bisa tolong panggil Papa sebentar? Aku ingin bicara dengannya.""Lebih baik kamu ke ruangan Papa, Mama tidak yakin Papa mau menemuimu di sini." Steve menganggukkan kepala lalu berjalan menuju ruangan sang ayah. "Pa, aku ingin bicara," kata Steve saat melihat ayahnya di ruang kerja. "Duduk, Papa juga ingin bicara denganmu," kata Kristian menunjuk kursi di depannya.Steve duduk di depan sang ayah. "Aku yang lebih dulu bicara," tegasnya. "Okey, bicaralah," angguk Kristian melet
Setelah mengetahui rencana sang ayah yang ingin mencelakai kandungan Laura, Steve panik dan berlari keluar dari ruangan. Di ruang tengah rumahnya, Steve berpapasan dengan sang ibu, tetapi dia tidak bisa menjelaskan apapun karena terburu-buru. Yohana hanya menatap bingung pada anaknya yang panik. "Ada apa?" Steve terus berlari keluar dari rumahnya lalu masuk ke mobil."Kamu mau ke mana, Steve?" tanya Yohana mengejar anaknya ke halaman rumah.Steve tak menjawab, bahkan menatap ibunya saja tidak. Hal itu tentu menjadi pertanyaan besar bagi Yohana, mengingat Steve tidak pernah bersikap seperti itu padanya. Rasa penasaran menghantui hati wanita cantik itu, ia kembali berjalan cepat memasuki ruang menuju ruangan suaminya untuk bertanya ada apa sebenarnya.Apa mungkin Steve bertengkar dengan ayahnya sendiri? Deg!Sama seperti Steve tadi, wajah Kristian terlihat tegang saat keluar dari ruang kerjanya.
"Gagal! Dia berhasil kabur. Aku gagal menculiknya. Wanita itu sangat gesit. Apa kamu tahu tempat lain yang biasa dia kunjungi? Kalau aku menculiknya di rumah sakit, bisa bisa aku menjadi amukan orang orang." "Aku tidak tahu ke mana saja dia pergi, atau kamu datangi saja apartemennya yang ada di pusat kota. Dia tinggal di Hotel bersama ibunya." "Oke, aku akan mendatangi rumah sakit itu." "Tunggu dulu, apa ada orang yang melihat aksimu tadi? Kamu bilang dia berhasil lari?" "Tidak ada. Dia lari saat melihatku. Aku juga tidak mengerti mengapa dia melakukan itu, apa mungkin instingnya sangat kuat sampai sampai dia tahu kalau aku ingin berbuat jahat?" "Entahlah. Mungkin saja yang ingin berbuat jahat padanya bukan hanya kamu. Seingatku ayah dari lelaki yang menghamilinya tidak menyetujui anaknya menikah dengan Laura mungkin dia juga berbuat jahat padanya." "Masuk akal." "Sebaiknya kamu pergi dari rumah sakit itu sebelum ada yang melihat." "Aku sudah tahu, aku sudah berada di angkot."
Steve menanti jawaban dari dokter yang menangani Laura, hatinya belum tenang. Justru semakin gelisah saat ia melihat raut wajah sendu dokter yang baru saja keluar dari ruangan pemeriksaan kandungan. Pertanyaan Steve belum dijawab oleh dokter tersebut, lalu Steve mengulangi pertanyaannya lagi, "Bagaimana kondisi istri dan bayi di kandungannya, Dok? Istri dan calon anak saya, baik baik saja kan?"Kali ini dokter menjawab pertanyaan Steve, "Kondisi kandungan istri Anda sangat lemah. Nyaris saja dia mengalami keguguran, andai saja dia terlambat mendapatkan penangan dari kami. Saya sarankan istri Anda melakukan bedrest total di rumah, jangan melakukan aktivitas apapun untuk beberapa bulan ke depan."Mendengar penjelasan dari dokter, perasaan Steve sedikit tenang. Ia menghela napas lega sambil mengucap syukur atas keselamatan anak dan calon istrinya. Namun, emosinya pada sang ayah belum reda. Dia masih ingin memberikan pelajaran pada ayahnya itu agar