Yohana dan Kristian masih berada di dalam perjalanan menuju rumah sakit, keduanya saling diam di sepanjang jalan, menghindari perdebatan.
Deg! Yohana yang tengah menatap layar ponsel terhenyak kaget saat membuka sosial media dan melihat ada berita tentang anaknya yang menjadi tranding topik di mana-mana. Melirik sang suami yang tengah fokus mengendari mobil, ia tidak ingin lelaki itu mengetahui semuanya, karena akan berakibat fatal. Biar bagaimana pun, Yohana ingin anaknya menjadi laki-laki yang bertanggung jawab. Ya, Steve harus menikahi Laura yang tengah mengandung cucunya. Yohana menelan saliva keras, memikirkan berita yang baru saja dia lihat membuat tenggorokannya tercekat. Menyadari istrinya terlihat panik dan kebingungan, Kristian menatap Yohana sesaat lalu bertanya, "Kamu kenapa, Ma?" "Ngga apa apa. Mama hanya merasa lapar, padahal tadi sudah makan. Mungkin maag MamaKristian dan Yohana tiba di rumah sakit, setelah bertanya di mana anaknya dirawat, kedua suami istri itu mendatangi kamar rawat inap Steve."Sepertinya ini kamar Steve," kata Yohana saat melihat kamar di depannya. "Ayo masuk." Kristian memegang handle pintu, memutar dan membukanya. Kedua mata Kristian dan Yohan membulat sempurna saat melihat seorang wanita cantik sedang berada di dalam kamar anaknya. "Steve!" Wajah Kristian terlihat emosi. Ia melangkah mendekati Steve dan Laura. "Jadi wanita ini yang menjadi perbincangan di luar sana?" Yohana menoleh ke samping, menatap suaminya. "Pa, kita bisa bicarakan semua ini baik baik. Sebaiknya kita dengarkan dulu penjelasan mereka berdua tentang berita yang beredar."Steve menyadari kemarahan sang ayah. "Pa, aku bisa menjelaskan semuanya.""Tidak ada yang perlu dijelaskan. Sebaiknya kamu suruh wanita ini keluar dari sini!" tunjuk Kristian pada Laura. "Dia akan tetap di sini!"
Benih cinta mulai tumbuh dan membuat Steve berani menentang ayahnya yang tidak setuju dengan keputusannya menikahi Laura.Steve melarikan diri dari rumah sakit hanya karena ingin menolong Laura dari kejaran wartawan, dan saat ini mereka berdua sudah berada di dalam mobil.Di sepanjang jalan, keduanya hanya diam. Laura terlihat gugup begitu pun dengan Steve."Kamu cantik," puji Steve tiba-tiba. Laura menoleh ke samping, membalas tatapan Steve yang tersenyum padanya. "Makasih," ucapnya tersipu malu, menundukkan kepala. "Kita mau ke mana, Pak?" "Panggil saya, Mas," pinta Steve. "Saya tidak akan menjawab sebelum kamu memanggil saya dengan sebutan, Mas.""Maaf, Pak. Eh, Mas." Laura semakin gugup. "Lama-lama juga kamu akan terbiasa." Steve meraih tangan sang artis cantik itu lalu menggenggam erat jemari lentiknya.Laura terlihat sangat canggung berada di posisinya sekarang."Ngomong-ngomong, kita
Restoran mewah yang berada di pinggir pantai, menjadi pilihan Steve untuk mengajak Laura makan malam. Namun sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dan membuat Laura sangat emosi. Baru saja beberapa wanita menceritakan ayahnya.Memang benar Nikolas selingkuh dengan wanita lain karena ibunya sakit, tetapi dia tidak ingin ada orang yang menjelekkan ayahnya seperti itu. "Kalau tidak tahu dengan kejadian yang sebenarnya. Lebih baik kalian semua diam! Jangan menceritakan keburukan orang lain, belum tentu kalian semua tidak memiliki dosa," cecar Laura yang sudah sangat emosi. Melihat keributan yang terjadi di depannya, Steve langsung mendekati Laura dan empat orang wanita pengunjung restoran. Steve merangkul pinggang Laura. "Ada apa ini? Kamu kenapa Honey?" Ia menatap keempat wanita tersebut dengan tatapan tajam. Keempat wanita yang tadinya menyerang Laura langsung terdiam saat berhadapan dengan CEO tampan itu. "Lebih baik
Steve membawa Laura ke kamar hotel yang sudah ia pesan. Jantungnya berdegup kencang saat membayangkan dia akan tidur di ranjang yang sama dengan wanita pujaan hati, ibu dari calon anaknya.Berbeda dengan perasaan Steve yang berbunga bunga seperti taman di depan bangunan hotel tersebut, hati Laura mendadak gelisah, tidak ingin mengulangi malam panas mereka sebelum ada status yang jelas. Mengingat urusan pernikahan mereka belum selesai.Bahkan kedua orang tuanya juga belum mengenal Steve dan belum tahu tentang niat mereka untuk menikah. Perasaan gelisah itu sebisa mungkin ia tutupi agar tidak diketahui oleh Steve.Sang CEO terus menggenggam tangan Laura sejak mereka meninggalkan restoran, seolah menjelaskan hubungan mereka sudah sangat serius.Tiba di depan kamar hotel mewah, Steve membuka pintu kamar dengan kunci yang diberikan resepsionis hotel.Melirik Laura dengan sudut matanya, melihat wajah cantik yang tidak m
Keesokan harinya di tempat berbeda, kediaman Nikolas. Ia baru saja pulang ke rumah setelah menyelesaikan beberapa bisnis di luar.Kedatangan ayah satu orang anak itu disambut oleh Yeni yang memang sudah beberapa hari ini menempati rumah tersebut. "Mas, akhirnya kamu pulang." Yeni mendekati calon suaminya.Wajah Nikolas tampak lesu, dan lelah. "Ada apa Sayang?" tanya Nikolas dengan suara lemah."Kamu tahu tentang berita terbaru Laura?" "Berita apa?" Nikolas membulatkan kedua mata lebar, raut wajah lelah yang tadi terlihat jelas berubah sendu menutupi rasa rindu, setiap kali mendengar nama Laura."Kamu belum melihat berita di sosial media? Bahkan berita tentang anakmu sudah tersebar ke mana mana. Beberapa infotainment di televisi swasta juga sedang memberitakan skandal besar Laura dengan pengusaha kaya raya," jelas Yeni sambil menunjukkan ponsel di tangannya.Ia menunjukkan berita yang tengah viral dan menjadi perbincang
"Iya, Yeni." Grace tersenyum tipis, hambar.Nikolas terdiam mematung sambil menatap istrinya lekat. Ia baru saja dikejutkan dengan kenyataan yang diungkapkan oleh Grace tentang kejahatan Yeni-kekasih gelapnya."Dia memberiku obat palsu, dia yang meracuniku. Sudah jelas?" ungkap Grace. Nikolas masih membisu, ia tidak pernah menyangka kalau selama ini Yeni sudah mengganti obat yang diberikan oleh dokter untuk menyembuhkan penyakit sang istri dengan racun. Pantas saja kondisi Grace bukannya membaik justru semakin memburuk.Grace menunjukkan obat yang diberikan Yeni dan obat yang dia minum sekarang. "Lihat ini jelas-jelas!" desisnya memberikan obat itu pada Nikolas. Nikolas melihat obat yang jelas sangat berbeda. Kemudian dia membandingkan kondisi istrinya dengan yang dulu. Sekarang kondisi Grace sudah jauh lebih baik, bahkan dia sudah bisa beraktivitas seperti biasanya. Dia juga sudah bisa berjalan normal dan meninggalk
Grace tidak bisa melakukan apapun selain menuruti suaminya yang melampiaskan kerinduan. Tak ada kata apapun yang keluar dari mulut Grace saat Nikolas melampiaskan hasrat terpendamnya.Sebagai pasangan suami istri yang masih sah, Nikolas masih berhak mendapatkan pelayanan dari istrinya."Maafin Papa, Ma. Papa berjanji Papa akan mencintaimu dengan tulus," ucap Nikolas setelah selesai melampiaskan keinginannya. Ia berbaring di samping istrinya yang masih diam membisu."Aku tahu kamu masih marah padaku, tapi aku yakin kamu masih mencintaiku."Grace bergeming.Nikolas mengubah posisi tidurnya, miring ke samping dan menatap Grace lekat. "Kita mulai semuanya dari awal. Ya."Kali ini usaha Nikolas berhasil, setelah sekian menit diam, akhirnya Grace menanggapi. "Aku tidak ingin ada wanita lain di dalam pernikahan kita, kalau kamu ingin hubungan kita seperti dulu lagi tolong putuskan hubungan dengan wanita ular itu!" de
Setelah mendapatkan kabar mengejutkan dari anak buah suaminya, Grace bergegas ke rumah sakit.Di sepanjang perjalanan dia mencoba menghubungi Laura, berkali-kali hingga akhirnya telepon darinya diterima sang anak."Sayang, kamu tahu tidak. Papa kamu dilarikan ke rumah sakit.""Papa dilarikan ke rumah sakit? Kenapa, Ma? Papa sakit apa?" Suara Laura terdengar panik. "Kata anak buah Papamu, Papamu ditusuk oleh selingkuhannya di rumah kita. Saat Papamu ingin pergi dari rumah itu.""Apa? Papa ditusuk sama wanita itu? Wanita tidak tahu diri, beraninya dia melakukan semua itu pada Papa. Dia harus mendapatkan balasan yang setimpal.""Papa sudah melaporkan tindak kejahatannya ke kantor polisi. Sekarang dia sudah dinyatakan bersalah dan sedang dalam pencarian.""Semoga secepatnya dia dijebloskan ke dalam penjara. Tapi, kenapa Papa dan wanita itu bertengkar? Bukannya Papa sangat mencintai wanita itu? Bahkan Papa tega mengusirku de