Share

Part 82

Entah mengapa aku masih kepikiran dengan omongan Feri. Maksudnya apa coba? Ah, anak itu telah membuat rasaku tak karuan. Kalau di fikir-fikir, alasan aku sering ajak dirinya kemanapun, rasanya, malah nyaman saja. Tapi aku baru sadari sekarang. Dia itu cuek tapi banyak beri wejangan. Dia juga tukang ngibul, tapi humoris.

Huwh ...

Tubuh ini ku dorong ke sofa. Waktu masih menunjukkan pukul empat sore. Aku sudah mandi dan berganti baju sambil menunggu malam datang. Entah mengapa, kata-kata Feri tadi siang masih saja terngiang-ngiang.  "Pikir-pikir lagi ya, Rel?" katanya tadi. Pikir-pikir apa?

"Non? Kok melamun? Nih, susu jahe. Biar rilek. Awas, masih panas." Simbok datang menghampiriku membawa nampan berisikan satu gelas susu jahe.

"Enggak. Gak melamun." Aku menjawab spontan.

"Hemh, masak sih?" Simbok senyam-senyu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status