Share

Bab 106 Maafkan aku

Di sebuah Bandara Internasional rombongan pria berseragam hitam, berjalan beriringan dengan mendorong brankar berisi peti mati menuju pintu keluar bandara. Di belakangnya terlihat seorang pria paruh baya yang juga mengenakan kemeja hitam lengkap dengan kacamata—berjalan dengan kepala sedikit menunduk. Pria itu tidak peduli sekalipun kehadirannya beserta rombongan telah menarik perhatian pengunjung lain. Ia hanya ingin segera meninggalkan bandara, untuk segera melakukan proses selanjutnya.

Namun, saat hampir mencapai pintu, tiba-tiba Hutoyo menghentikan langkahnya kala mendengar panggilan yang tidak asing di telinga.

"Papi.."

Dan, begitu menoleh ke samping Hutoyo seketika mematung, mendapati sosok gagah berdiri seperti sengaja menunggu di samping pintu.

"Papi.."

Suara Ziyan seperti tercekat di tenggorokan setiap kali ingin berkata lebih dari itu, sehingga hanya bisa mengulang-ulang kata yang sama. Ziyan sangat ingin berlutut di kaki Hutoyo, tapi ia tidak tahu apakah ayahnya itu masih me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status