Istana Selatan. “Benarkah Shen Qi pulang dengan selamat?” Pangeran Pertama bertanya dengan suara dingin yang penuh kebencian. Ying Shi berlutut di depan kakinya tanpa sedikit pun menarik kepalanya dari menyentuh lantai. “Beliau masih hidup, Yang Mulia.” “Bagaimana dia masih hidup?!” Pangeran Pertama mulai meninggikan suaranya. “Aku mengirim pembunuh paling hebat untuk menghabisinya. Bukankah dia sempat hilang tanpa jejak? Bagaimana bisa ditemukan dalam keadaan hidup?!” Ying Shi bergeming di tempatnya, tapi ia mengeluarkan sepucuk surat terakhir yang ia terima dari mata-mata yang ditempatkan di Xinan sebelum Shen Qi kembali ke Ibukota. “Mata-mata itu mengatakan Tuan Muda Keempat ditemukan oleh orang-orang Biro Informasi di dasar jurang pegunungan Xinan.” “Dia tidak memiliki luka luar yang parah, tapi kepalanya terluka dan sepertinya parah. Dikatakan juga bahwa …, Tuan Muda Keempat kehilangan sebagian ingatannya.” Pangeran Pertama menatap ke arah Ying Shi, raut wajahnya yang sem
Liu Ling mengunjungi Kediaman Shen segera setelah kembali dari Istana Selatan. Dia juga telah menerima undangan bahwa Shen Qi mengundangnya ke kediaman untuk membicarakan beberapa hal. Begitu tiba di Kediaman Shen, Kepala Pelayan langsung mengantarnya menemui Shen Qi di kamar. Padahal sudah sangat larut, tapi Shen Qi menyuruhnya datang ke kamarnya? Dengan pemikiran itu, Liu Ling mencoba untuk yakin bahwa Shen Qi memang telah kehilangan sebagian ingatannya dan bahkan melupakan istrinya. Liu Ling membuka pintu, ia melihat Shen Qi sedang berdiri di depan jendela yang terbuka sambil melihat keluar. Ia tidak mengucapkan sepatah kata pun begitu berada di kamar Shen Qi. Tak lama, pria itu berbalik. Matanya menyorot tajam tanpa ekspresi. Tapi Liu Ling tahu tatapan itu menyembunyikan ribuan pertanyaan yang jawabannya masih melayang-layang. Kedua mata saling bersitatap. Liu Ling bertanya, “Kudengar kau kecelakaan dan terluka. Sekarang bagaimana keadaanmu? Kapan kau pulang? Bagaimana deng
“Putri, sudah sangat larut, sebaiknya Anda menginap saja di sini semalam. Saya akan menyiapkan kamar kosong untuk ditempati Anda.” Liu Ling menatap Man'er untuk meminta persetujuan. Man'er mengangguk takzim. “Besok pagi, Putri tidak memiliki jadwal penting apa pun. Jadi saya pikir tidak masalah jika Anda memutuskan menginap.” Liu Ling segera mengangguk, “Kalau begitu, mohon bantuannya, Kepala Pelayan. Aku akan menunggu di paviliun taman saja, bisakah kau membuatkan aku teh?”“Baik, Putri. Akan segera saya siapkan.” Kepala Pelayan segera undur diri dari hadapan Liu Ling. Setelah Kepala Pelayan pergi, dia duduk di paviliun taman, melihat satu-persatu bangunan Kediaman Tuan Muda Keempat yang terlihat oleh mata. “Man'er, saat masuk ke kamar Shen Qi tadi, apa kau melihat barang atau apa pun yang hanya dimiliki wanita?” tanya Liu Ling. “Tidak, Putri. Saya rasa ruangan itu terlalu kosong. Seolah baru saja membersihkan beberapa barang yang sebelumnya ada di sana.” “Tampaknya, Shen Qi b
Dua minggu berlalu setelah kepulangan Shen Qi. Hingga saat ini pun, Xue Ningyan masih belum diberikan kesempatan untuk bertemu dengan suaminya. Suami, ya …? Xue Ningyan menghela napas. “Dia sudah menjadi orang yang benar-benar asing di mataku sekarang.” Dua minggu terakhir, setiap harinya Xue Ningyan selalu mendengar bahwa Putri Tianqing berkunjung saat sore hingga malam hari. Awalnya dia tidak ingin peduli tentang hal itu, karena memikirkan Shen Qi yang tidak mengakuinya saja sudah membuat dirinya terbebani secara tidak jelas. Lalu Xiao Ci tiba-tiba muncul dan mengatakan hal yang sama setiap sore hari. “Hari ini pun, Putri Tianqing kembali datang dan menemui Tuan Muda.” “Sepertinya kau sudah cukup melaporkan hal-hal semacam itu padaku, Xiao Ci. Tidak ada gunanya lagi, aku sudah bisa menebak bagaimana ini akan berakhir.” Xue Ningyan berkata datar. “Tapi, Nyonya Muda—” “Sekarang saja aku tidak bisa bertemu dengan Shen Qi. Aku bertanya-tanya kenapa ingatannya belum kemba
Setelah menunjukkan kemarahannya di depan Xue Ningyan dan hanya mendapat respon datar, Yu Xinyu menyeret Xue Ningyan untuk menemui Shen Qi yang kini sedang berada di ruang baca. “Aku harus memaki-maki laki-laki tidak tahu diri itu! Bagaimana mungkin dia dengan kesadaran penuh menerima begitu saja saat mau dinikahkan dengan wanita lain padahal istrinya secantik ini?!” “Aku tidak habis pikir, Xue Ningyan. Apakah kepalanya terbentur batu dan dia menjadi bodoh? Aku yakin dia sudah mendengar rumor yang menyebar di Ibukota dua minggu belakangan.” “Jadi tidak mungkin kalau dia tidak bodoh tapi malah diam saja tanpa melakukan apa pun. Padahal kau sampai kurus begini, tapi dia seperti tidak peduli?” “Hah! Apanya yang dia sebut cinta? Xue Ningyan, melihatmu santai-santai saja begini, apakah kau sudah menduganya sejak awal bahwa pria sampah itu tidak akan setia hanya pada satu wanita?” “Seharusnya kalau sudah tahu, kau ceraikan saja dia secepatnya. Tidak perlu mematuhi aturan pernikahan pol
Dengan refleks yang terlatih, Shen Qi menangkapnya dengan tangan kirinya. Ia menatap Yu Xinyi dengan sorot yang lebih serius. “Yu Xinyi …, kau serius menyerukan perselisihan denganku?” “Hah! Kau sudah terlanjur bodoh, dipukul sekali lagi tidak akan merubah apa pun!” Yu Xinyi mendengus kasar. “Xue Ningyan, sebaiknya kau kemasi saja barangmu, dan ceraikan saja bedebah ini. Aku berjanji akan memberimu tempat tinggal baru yang lebih tenang dan damai.” Yu Xinyi kembali meraih tangan Xue Ningyan dan ingin membawanya pergi. Tapi Xue Ningyan bergeming. Lantas ia terkekeh dalam, suaranya bahkan mengejutkan Shen Qi yang sejak tadi tidak mengalihkan pandangan darinya. “Anda benar-benar, ya, Tuan Muda ….” Xue Ningyan berkata dingin. “Padahal satu bulan yang lalu, Anda mengatakan bahwa Anda mencintai saya. Dan berjanji tidak akan memberikan kenangan buruk pada saya, dan hanya akan menbanjiri ingatan saya dengan kenangan indah bersama Anda.” “Tapi sepertinya, dengan kondisi Anda yang sepert
Di jalanan Wilayah Barat yang kumuh dan berdebu, seorang anak laki-laki dengan bekas luka bakar di wajah sebelah kirinya, sedang duduk mematung di tepi sungai. Selain bekas luka itu, wajahnya tampak lebam di beberapa tempat. Lengannya kotor dan sikunya tergores hingga berdarah.“Sembilan puluh satu.” Ia melempar sebuah kerikil ke tengah sungai.“Sembilan puluh dua.” Ia melempar kerikil yang lain. “Sembilan puluh tiga.” Ia terus melakukannya. “Hei! Kalau kau melempar semua kerikil itu ke dalam sungai, nanti kita bisa terpeleset karena tanah di tepi sungai ini selalu basah!” Seorang gadis berusia lima tahun membuat gerakan tangannya terhenti. Ia menoleh ke belakang, mendongak menatap anak perempuan yang sudah berkacak pinggang di depannya. “Kau siapa?” tanyanya. Gadis itu terdiam sejenak, “Namaku … ….”“Kau terlihat seperti nona muda dari keluarga kaya, bagaimana bisa berada di sini?!” dia berseru ketus. “Kau mau menindasku juga seperti anak-anak itu, kan? Kalau memang begitu, seb
Pukul sembilan, Zhong Li mendatangi ruang kerja Shen Qi bersama Tang Yan. Saat ini, pria itu sedang membaca dokumen. “Selamat pagi, Tuan Muda. Saya menyajikan teh untuk Anda berdua.” Zhong Li meletakkan teko yang sudah terisi di atas kompor kecil yang ada di samping meja. Shen Qi beranjak dari mejanya dan bergabung ke meja minum teh bersama Zhong Li dan Tang Yan. “Kenapa pembicaraan ini harus melibatkan orang sepertinya?” Zhong Li terdiam sejenak, memerhatikan ekspresi datar Tang Yan yang tidak berubah. Mungkin saat ini, pikirannya sedang tidak berada di tempat. Tang Yan sedikit kesal saat melihat wajah Shen Qi. Pria mana yang menyia-nyiakan wanita yang dicintainya dan menikah dengan wanita yang dicintai pria lain? Tapi dia tidak bisa mengatakan itu karena masih terikat dengan hubungan yang lebih rumit dengan Shen Qi. “Ini tentang rencana besar Anda, Tuan Muda.” Zhong Li menjawab serius. “Setengah tahun yang lalu, Anda mulai menyelidiki Aliansi Gelap. Sebuah kelompok yang seti
Xue Ningyan mematung di depan pintu. Melihat Shen Qi sudah rapi dengan warna pakaian yang senada dengannya. Pakaian itu juga dipakai Shen Qi saat menghadiri pesta pernikahan Tuan Putri Yinyue. ‘Bagaimana bisa begitu kebetulan ….’ Xue Ningyan ragu-ragu menerima uluran tangan Shen Qi. Tapi Shen Qi langsung menggenggamnya dan mengajaknya berjalan tanpa mengatakan apa pun. Zhong Li sudah mengabarkan kalau Qin Wanzhi sudah berada di ruang makan keluarga setelah memasak beberapa hidangan kesukaan Shen Qi. Matanya melirik menatap Xue Ningyan yang berjalan dengan pandangan lurus tanpa menunjukkan ekspresi apa pun. Meski semalam ia menyuruh Xue Ningyan tidur di kamarnya, tapi ia sama sekali tidak memasuki kamar itu semalam penuh. Mungkin ia mengerti kenapa Xue Ningyan seperti tidak melihatnya sekali pun pagi ini walau sempat tercengang sedikit. “Anu …, aku minta maaf tentang semalam,” Shen Qi membuka percakapan. “Saya sudah memaafkannya,” jawab Xue Ningyan, pendek dan datar. Shen Qi
“Nyonya Muda, bangun …, sudah saatnya Anda bangun, Nyonya Muda.” Suara Xiao Ci terdengar menerobos alam mimpinya. Xue Ningyan membuka dan melihat Xiao Ci sedang membuka jendela. “Pukul berapa sekarang, Xiao Ci?” Xue Ningyan beringsut duduk. “Sekarang pukul tujuh pagi, Nyonya Muda.” Xiao Ci tersenyum dan mendekat, “Saya sudah menyiapkan air hangat untuk Anda mandi.” “Ah, iya.” Xue Ningyan berdiri dan bersiap untuk mandi. Semalam, Zhong Li mendatanginya dan menyuruhnya segera pindah kembali ke kamar Shen Qi. Dia juga mendengar bahwa alasannya adalah karena kedatangan Nyonya Qin yang tiba-tiba. Tapi Xue Ningyan tidak bisa menolak permintaan itu dan segera pindah ke kamar Shen Qi. Semalam itu …, dia menangis karena tidak mampu menahan kekecewaannya terhadap Shen Qi. Ia memahami bahwa yang ia hadapi sekarang bukan Shen Qi yang mampu bersikap dewasa karena ingatannya seolah tertahan di usia dua puluh tahun.Mungkin saat ini Shen Qi merasa bahwa seperti itulah dia harus bersikap padan
“Itu maksudnya adalah hubungan suami-istri.” Suara lain telah menyahut. Shen Qi terkesiap dan menoleh ke belakang. “I-Ibu?! Kenapa ada di sini?”“Haah, kau sudah dewasa dan sudah mengalaminya, kan? Bagaimana mungkin tidak tahu?” Qin Wanzhi menepuk dahi dan mengambil posisi duduk di hadapannya. “A-apa hubungannya itu dengan Ibu?! Lagipula, Ibu belum menjawab pertanyaanku, kenapa Ibu ada di sini?” Shen Qi menatap jengkel.Qin Wanzhi tersenyum lebar sambil menyipitkan mata. “Aku datang karena merindukan menantuku.”Shen Qi berdecak kesal, memilih untuk tidak mengindahkan pengakuan Qin Wanzhi. Tapi di sisi lain, dia merasa resah karena ternyata Qin Wanzhi datang untuk Xue Ningyan. Zhong Li berbisik di telinganya, “Nyonya Qin sangat dekat dengan Nyonya Muda. Jadi sebaiknya Anda bersandiwara sebentar seolah-olah tidak ada yang terjadi, Tuan Muda. Atau saya perlu mengatakan pada beliau bahwa Anda hilang ingatan?” “Tidak perlu, Zhong Li. Aku bisa menghadapinya,” balas Shen Qi. “Jadi, sur
Zhong Li berlari kembali ke Paviliun Taman setelah mengambil sesuatu dari kamarnya. Wajahnya tak berhenti tersenyum seolah-olah ini adalah perkembangan yang cukup berarti bagi Shen Qi. “Saya sangat senang Anda mulai penasaran tentang ingatan yang hilang itu, Tuan Muda. Saya sangat menyayangkannya jika Anda menikah dengan Putri Tianqing tanpa melindungi perasaan Nyonya Muda.” Zhong Li tersenyum lebar. “Sudah kubilang dia tetap akan menjadi selir, Zhong Li.” Shen Qi mendengus, “Bagaimana pun, jika aku menikahi Liu Ling, dia tidak boleh menempati posisi selir. Aku bisa mendapat kritik karena telah merendahkan seorang putri Adipati Agung.” “Ah, lupakan saja soal itu, dan lihat ini saja, Tuan Muda.” Zhong Li mengeluarkan sebuah kertas yang sudah cukup lusuh dari dalam sebuah amplop merah.“Ini adalah surat yang dikirimkan Nyonya Muda saat kita berhenti di perbatasan Nanhu. Saat itu Anda selalu menyimpannya di saku Anda, lalu membacanya berulang kali setiap kuda kita berhenti untuk isti
“Anda tidak tahu malu sekali, Tuan Muda,” Xue Ningyan berkata tajam. Shen Qi menyeringai lebar, “Apakah saat ini kamu sedang mempermasalahkan perihal istri sah dan selir?”“Tidak, Tuan Muda. Saya mempermasalahkan kepribadian Anda. Bagaimana mungkin Anda meminta saya, yang merupakan wanita yang lebih dulu menikah dengan Anda untuk memilihkan gaun untuk wanita yang akan menikah dengan Anda dan merebut posisi saya?” “Kalau Anda orang yang tahu malu, setidaknya meski pun kejam, Anda tidak akan peduli pada saya sampai permasalahan pernikahan itu selesai.” “Tuan Muda, saya bukan menolak perintah Anda sebagai suami. Tapi saya berhak menolaknya karena Anda sendiri yang berkata bahwa Anda tidak menganggap saya sebagai istri Anda. Jangan-jangan Anda juga melupakan apa yang baru saja Anda katakan?” Shen Qi terkekeh, “Hahaha …, kau pandai bicara juga, ya, Xue Ningyan.” “Saat ini saya sudah cukup kenyang menerima ucapan cinta penuh kebohongan Anda, Tuan Muda. Jadi saya sudah menguatkan hati s
Setelah melewati pertengahan musim panas, udara menjadi lebih teduh dari sebelumnya. Malam hari terasa dingin menusuk kulit. Shen Qi keluar dari gerbong, dan mendongak menatap langit yang gelap berbintang. Tanpa sadar, kepalanya memutar ingatan masa kecil yang telah lama tenggelam dalam hatinya. “Pangeran! Coba tangkap aku! Aku akan berlari yang jauh sekarang, hahaha!!” Shen Qi kecil tertawa sambil mengejar gadis berusia lima tahun yang memakai gaun indah. “Kau perempuan, tapi larimu cepat juga, ya.” Shen Qi berjongkok sambil mengatur napasnya yang menderu. Gadis itu berhenti berlari tersenyum sambil menatapnya, “Sebenarnya aku tidak boleh bermain kejar-kejaran. Tapi aku ingin melakukannya sekali saja karena kebetulan tubuhku sedang sangat sehat, jadi, kau tidak boleh memberitahu ibuku, ya!” Shen Qi tertawa lebar, “Kau nakal ternyata! Bagaimana jadinya kalau aku memberitahu ibumu, ya? Kau akan dihukum? Atau dimarahi?” Mendengar ancaman itu, gadis itu mengerucutkan bibir dan mu
Dalam perjalanan pulang dari Istana Selatan, Shen Qi melewati Aula Pertemuan Istana. Lalu melihat Kanselir baru saja keluar dari sana. “Apakah orang-orang tua memang suka sekali berlama-lama di istana? Rapat pagi kan, sudah selesai berjam-jam yang lalu.” Shen Qi mendengus. Bukan dia tidak suka melihat Kanselir sebentar lagi akan berpapasan dengannya karena jalan di depan searah. Tapi ini terlalu kebetulan untuk dianggap tidak sengaja bertemu. “Beliau pasti sedang memenuhi janji temu dengan Baginda, Tuan Muda.” “Baginda itu dekat sekali dengan Kanselir, ya? Apa kau tahu siapa namanya?” “Beliau adalah Yang Yunshui,” Zhong Li menjawab. “Haah …, tampaknya aku memang sulit mengingat nama orang-orang yang tidak kukenal. Apalagi dia dari faksi Pangeran Kedua.” Shen Qi berdeham pelan. Saat ini, Kanselir masih jauh dari pertigaan. Dan sepertinya mereka tidak akan berpapasan kalau Shen Qi pura-pura tidak melihatnya ….“Omong-omong, Anda pernah terlibat judi lompat kuda dengan putranya Y
Siang ini, Pangeran Pertama sedang mengobrol dengan Liu Ling tentang pernikahan yang akan segera diadakan. Tapi saat bertemu dengannya, raut wajah Liu Ling tampak tidak segar. Karena itulah Pangeran Pertama bertanya, “Ada apa denganmu, Liu Ling?” “Yang Mulia, saya hanya sedang merasa khawatir, tapi saya baik-baik saja,” jawab Liu Ling, suaranya pelan dan dia bahkan tidak menatap wajah Pangeran sama sekali. “Apa yang membuatmu khawatir?”Liu Ling mengulas senyum tipis, “Saya …, takut begitu Shen Qi kembali mengingat semuanya, dia tidak akan mencintai saya, dan kembali pada istrinya ….” Pangeran Pertama terkekeh kecil, tatapan matanya mengilat tajam dan memaksa Liu Ling menatap mata itu. “Haruskah aku melakukan sesuatu terhadap wanita itu?” Liu Ling terhenyak di tempatnya, “Saya …, mengatakan ini untuk meminta bantuan pada Yang Mulia Pangeran.” “Oh, kau sudah punya rencana sendiri, ya? Katakan saja. Apa itu?” “Saya ingin …, merayu Shen Qi, dan memperlihatkan kemesraan kami di d
Pukul sembilan, Zhong Li mendatangi ruang kerja Shen Qi bersama Tang Yan. Saat ini, pria itu sedang membaca dokumen. “Selamat pagi, Tuan Muda. Saya menyajikan teh untuk Anda berdua.” Zhong Li meletakkan teko yang sudah terisi di atas kompor kecil yang ada di samping meja. Shen Qi beranjak dari mejanya dan bergabung ke meja minum teh bersama Zhong Li dan Tang Yan. “Kenapa pembicaraan ini harus melibatkan orang sepertinya?” Zhong Li terdiam sejenak, memerhatikan ekspresi datar Tang Yan yang tidak berubah. Mungkin saat ini, pikirannya sedang tidak berada di tempat. Tang Yan sedikit kesal saat melihat wajah Shen Qi. Pria mana yang menyia-nyiakan wanita yang dicintainya dan menikah dengan wanita yang dicintai pria lain? Tapi dia tidak bisa mengatakan itu karena masih terikat dengan hubungan yang lebih rumit dengan Shen Qi. “Ini tentang rencana besar Anda, Tuan Muda.” Zhong Li menjawab serius. “Setengah tahun yang lalu, Anda mulai menyelidiki Aliansi Gelap. Sebuah kelompok yang seti