Setelah menunjukkan kemarahannya di depan Xue Ningyan dan hanya mendapat respon datar, Yu Xinyu menyeret Xue Ningyan untuk menemui Shen Qi yang kini sedang berada di ruang baca. “Aku harus memaki-maki laki-laki tidak tahu diri itu! Bagaimana mungkin dia dengan kesadaran penuh menerima begitu saja saat mau dinikahkan dengan wanita lain padahal istrinya secantik ini?!” “Aku tidak habis pikir, Xue Ningyan. Apakah kepalanya terbentur batu dan dia menjadi bodoh? Aku yakin dia sudah mendengar rumor yang menyebar di Ibukota dua minggu belakangan.” “Jadi tidak mungkin kalau dia tidak bodoh tapi malah diam saja tanpa melakukan apa pun. Padahal kau sampai kurus begini, tapi dia seperti tidak peduli?” “Hah! Apanya yang dia sebut cinta? Xue Ningyan, melihatmu santai-santai saja begini, apakah kau sudah menduganya sejak awal bahwa pria sampah itu tidak akan setia hanya pada satu wanita?” “Seharusnya kalau sudah tahu, kau ceraikan saja dia secepatnya. Tidak perlu mematuhi aturan pernikahan pol
Dengan refleks yang terlatih, Shen Qi menangkapnya dengan tangan kirinya. Ia menatap Yu Xinyi dengan sorot yang lebih serius. “Yu Xinyi …, kau serius menyerukan perselisihan denganku?” “Hah! Kau sudah terlanjur bodoh, dipukul sekali lagi tidak akan merubah apa pun!” Yu Xinyi mendengus kasar. “Xue Ningyan, sebaiknya kau kemasi saja barangmu, dan ceraikan saja bedebah ini. Aku berjanji akan memberimu tempat tinggal baru yang lebih tenang dan damai.” Yu Xinyi kembali meraih tangan Xue Ningyan dan ingin membawanya pergi. Tapi Xue Ningyan bergeming. Lantas ia terkekeh dalam, suaranya bahkan mengejutkan Shen Qi yang sejak tadi tidak mengalihkan pandangan darinya. “Anda benar-benar, ya, Tuan Muda ….” Xue Ningyan berkata dingin. “Padahal satu bulan yang lalu, Anda mengatakan bahwa Anda mencintai saya. Dan berjanji tidak akan memberikan kenangan buruk pada saya, dan hanya akan menbanjiri ingatan saya dengan kenangan indah bersama Anda.” “Tapi sepertinya, dengan kondisi Anda yang sepert
Di jalanan Wilayah Barat yang kumuh dan berdebu, seorang anak laki-laki dengan bekas luka bakar di wajah sebelah kirinya, sedang duduk mematung di tepi sungai. Selain bekas luka itu, wajahnya tampak lebam di beberapa tempat. Lengannya kotor dan sikunya tergores hingga berdarah.“Sembilan puluh satu.” Ia melempar sebuah kerikil ke tengah sungai.“Sembilan puluh dua.” Ia melempar kerikil yang lain. “Sembilan puluh tiga.” Ia terus melakukannya. “Hei! Kalau kau melempar semua kerikil itu ke dalam sungai, nanti kita bisa terpeleset karena tanah di tepi sungai ini selalu basah!” Seorang gadis berusia lima tahun membuat gerakan tangannya terhenti. Ia menoleh ke belakang, mendongak menatap anak perempuan yang sudah berkacak pinggang di depannya. “Kau siapa?” tanyanya. Gadis itu terdiam sejenak, “Namaku … ….”“Kau terlihat seperti nona muda dari keluarga kaya, bagaimana bisa berada di sini?!” dia berseru ketus. “Kau mau menindasku juga seperti anak-anak itu, kan? Kalau memang begitu, seb
Pukul sembilan, Zhong Li mendatangi ruang kerja Shen Qi bersama Tang Yan. Saat ini, pria itu sedang membaca dokumen. “Selamat pagi, Tuan Muda. Saya menyajikan teh untuk Anda berdua.” Zhong Li meletakkan teko yang sudah terisi di atas kompor kecil yang ada di samping meja. Shen Qi beranjak dari mejanya dan bergabung ke meja minum teh bersama Zhong Li dan Tang Yan. “Kenapa pembicaraan ini harus melibatkan orang sepertinya?” Zhong Li terdiam sejenak, memerhatikan ekspresi datar Tang Yan yang tidak berubah. Mungkin saat ini, pikirannya sedang tidak berada di tempat. Tang Yan sedikit kesal saat melihat wajah Shen Qi. Pria mana yang menyia-nyiakan wanita yang dicintainya dan menikah dengan wanita yang dicintai pria lain? Tapi dia tidak bisa mengatakan itu karena masih terikat dengan hubungan yang lebih rumit dengan Shen Qi. “Ini tentang rencana besar Anda, Tuan Muda.” Zhong Li menjawab serius. “Setengah tahun yang lalu, Anda mulai menyelidiki Aliansi Gelap. Sebuah kelompok yang seti
Siang ini, Pangeran Pertama sedang mengobrol dengan Liu Ling tentang pernikahan yang akan segera diadakan. Tapi saat bertemu dengannya, raut wajah Liu Ling tampak tidak segar. Karena itulah Pangeran Pertama bertanya, “Ada apa denganmu, Liu Ling?” “Yang Mulia, saya hanya sedang merasa khawatir, tapi saya baik-baik saja,” jawab Liu Ling, suaranya pelan dan dia bahkan tidak menatap wajah Pangeran sama sekali. “Apa yang membuatmu khawatir?”Liu Ling mengulas senyum tipis, “Saya …, takut begitu Shen Qi kembali mengingat semuanya, dia tidak akan mencintai saya, dan kembali pada istrinya ….” Pangeran Pertama terkekeh kecil, tatapan matanya mengilat tajam dan memaksa Liu Ling menatap mata itu. “Haruskah aku melakukan sesuatu terhadap wanita itu?” Liu Ling terhenyak di tempatnya, “Saya …, mengatakan ini untuk meminta bantuan pada Yang Mulia Pangeran.” “Oh, kau sudah punya rencana sendiri, ya? Katakan saja. Apa itu?” “Saya ingin …, merayu Shen Qi, dan memperlihatkan kemesraan kami di d
Dalam perjalanan pulang dari Istana Selatan, Shen Qi melewati Aula Pertemuan Istana. Lalu melihat Kanselir baru saja keluar dari sana. “Apakah orang-orang tua memang suka sekali berlama-lama di istana? Rapat pagi kan, sudah selesai berjam-jam yang lalu.” Shen Qi mendengus. Bukan dia tidak suka melihat Kanselir sebentar lagi akan berpapasan dengannya karena jalan di depan searah. Tapi ini terlalu kebetulan untuk dianggap tidak sengaja bertemu. “Beliau pasti sedang memenuhi janji temu dengan Baginda, Tuan Muda.” “Baginda itu dekat sekali dengan Kanselir, ya? Apa kau tahu siapa namanya?” “Beliau adalah Yang Yunshui,” Zhong Li menjawab. “Haah …, tampaknya aku memang sulit mengingat nama orang-orang yang tidak kukenal. Apalagi dia dari faksi Pangeran Kedua.” Shen Qi berdeham pelan. Saat ini, Kanselir masih jauh dari pertigaan. Dan sepertinya mereka tidak akan berpapasan kalau Shen Qi pura-pura tidak melihatnya ….“Omong-omong, Anda pernah terlibat judi lompat kuda dengan putranya Y
Setelah melewati pertengahan musim panas, udara menjadi lebih teduh dari sebelumnya. Malam hari terasa dingin menusuk kulit. Shen Qi keluar dari gerbong, dan mendongak menatap langit yang gelap berbintang. Tanpa sadar, kepalanya memutar ingatan masa kecil yang telah lama tenggelam dalam hatinya. “Pangeran! Coba tangkap aku! Aku akan berlari yang jauh sekarang, hahaha!!” Shen Qi kecil tertawa sambil mengejar gadis berusia lima tahun yang memakai gaun indah. “Kau perempuan, tapi larimu cepat juga, ya.” Shen Qi berjongkok sambil mengatur napasnya yang menderu. Gadis itu berhenti berlari tersenyum sambil menatapnya, “Sebenarnya aku tidak boleh bermain kejar-kejaran. Tapi aku ingin melakukannya sekali saja karena kebetulan tubuhku sedang sangat sehat, jadi, kau tidak boleh memberitahu ibuku, ya!” Shen Qi tertawa lebar, “Kau nakal ternyata! Bagaimana jadinya kalau aku memberitahu ibumu, ya? Kau akan dihukum? Atau dimarahi?” Mendengar ancaman itu, gadis itu mengerucutkan bibir dan mu
“Anda tidak tahu malu sekali, Tuan Muda,” Xue Ningyan berkata tajam. Shen Qi menyeringai lebar, “Apakah saat ini kamu sedang mempermasalahkan perihal istri sah dan selir?”“Tidak, Tuan Muda. Saya mempermasalahkan kepribadian Anda. Bagaimana mungkin Anda meminta saya, yang merupakan wanita yang lebih dulu menikah dengan Anda untuk memilihkan gaun untuk wanita yang akan menikah dengan Anda dan merebut posisi saya?” “Kalau Anda orang yang tahu malu, setidaknya meski pun kejam, Anda tidak akan peduli pada saya sampai permasalahan pernikahan itu selesai.” “Tuan Muda, saya bukan menolak perintah Anda sebagai suami. Tapi saya berhak menolaknya karena Anda sendiri yang berkata bahwa Anda tidak menganggap saya sebagai istri Anda. Jangan-jangan Anda juga melupakan apa yang baru saja Anda katakan?” Shen Qi terkekeh, “Hahaha …, kau pandai bicara juga, ya, Xue Ningyan.” “Saat ini saya sudah cukup kenyang menerima ucapan cinta penuh kebohongan Anda, Tuan Muda. Jadi saya sudah menguatkan hati s
Setelah percakapan yang penuh intensitas itu, Shen Qi pergi meninggalkan Xue Ningyan begitu mendengar jawaban tidak disangka itu. Dia menutup mulut dan hidungnya dengan wajah yang panas, “Yang benar saja? Mengapa aku bisa begitu tidak tahu malu menginginkan hal semacam itu dari seorang wanita yang bahkan tidak kukenal?”“Yeah …, memang dia bilang aku menginginkannya setelah satu bulan pernikahan kami. Tapi itu tetap saja di luar dugaan. Kenapa pula aku menginginkan seorang putra dari rahimnya? Tidak masuk akal.” “Apanya yang tidak masuk akal, Tuan Muda? Anda sendiri yang mengusulkan hal itu.” Zhong Li yang sedang memeriksa dokumen di sudut ruangan, mengomentari pemikirannya. Shen Qi menyorot dengan tatapan membunuh. Seolah baru tahu kalau Zhong Li berada di sana lebih dulu darinya. Zhong Li langsung menyembunyikan kepalanya dengan tumpukan dokumen, “Se-sebenarnya saya sibuk bekerja, Tuan Muda ….”“Kalau bekerja ya bekerja saja. Jangan sibuk mengurusi urusan orang lain.” “Baik ….”
Istana Selatan.Saat ini, Tang Yan berada di sana. Dia memakai seragam pelayan pria dan mencari kesibukan dengan menyapu halaman. Sambil melakukan itu, matanya mengawasi kamar pribadi Pangeran Pertama. Dan tidak melihat ada hal yang mencurigakan yang bisa membantu penyelidikannya. Sebenarnya, sudah dua hari sejak ia berada di sini untuk mengawasi Pangeran Pertama secara langsung. Tapi dia bahkan tidak melihat sang Pangeran bertemu orang selain Baginda Kaisar dan para pejabat di Istana yang bertegur sapa setelah rapat rutin berakhir. Padahal dia yakin sekali akan bertemu pria misterius itu jika menyusup ke Istana Selatan. ‘Omong-omong, aku juga mendengar kalau Liu Ling sangat dekat dengan Pangeran Pertama, kan?’ Tang Yan menghentikan aktivitas menyapu halamannya. Dan beralih mencabuti rumput di sekitar paviliun. Berharap ia bisa menemukan sesuatu jika bekerja di dekat tempat di mana Pangeran biasanya menerima tamu. Dan benar saja, beberapa saat kemudian, dia melihat Pangeran Per
Xue Ningyan mematung di depan pintu. Melihat Shen Qi sudah rapi dengan warna pakaian yang senada dengannya. Pakaian itu juga dipakai Shen Qi saat menghadiri pesta pernikahan Tuan Putri Yinyue. ‘Bagaimana bisa begitu kebetulan ….’ Xue Ningyan ragu-ragu menerima uluran tangan Shen Qi. Tapi Shen Qi langsung menggenggamnya dan mengajaknya berjalan tanpa mengatakan apa pun. Zhong Li sudah mengabarkan kalau Qin Wanzhi sudah berada di ruang makan keluarga setelah memasak beberapa hidangan kesukaan Shen Qi. Matanya melirik menatap Xue Ningyan yang berjalan dengan pandangan lurus tanpa menunjukkan ekspresi apa pun. Meski semalam ia menyuruh Xue Ningyan tidur di kamarnya, tapi ia sama sekali tidak memasuki kamar itu semalam penuh. Mungkin ia mengerti kenapa Xue Ningyan seperti tidak melihatnya sekali pun pagi ini walau sempat tercengang sedikit. “Anu …, aku minta maaf tentang semalam,” Shen Qi membuka percakapan. “Saya sudah memaafkannya,” jawab Xue Ningyan, pendek dan datar. Shen Qi
“Nyonya Muda, bangun …, sudah saatnya Anda bangun, Nyonya Muda.” Suara Xiao Ci terdengar menerobos alam mimpinya. Xue Ningyan membuka dan melihat Xiao Ci sedang membuka jendela. “Pukul berapa sekarang, Xiao Ci?” Xue Ningyan beringsut duduk. “Sekarang pukul tujuh pagi, Nyonya Muda.” Xiao Ci tersenyum dan mendekat, “Saya sudah menyiapkan air hangat untuk Anda mandi.” “Ah, iya.” Xue Ningyan berdiri dan bersiap untuk mandi. Semalam, Zhong Li mendatanginya dan menyuruhnya segera pindah kembali ke kamar Shen Qi. Dia juga mendengar bahwa alasannya adalah karena kedatangan Nyonya Qin yang tiba-tiba. Tapi Xue Ningyan tidak bisa menolak permintaan itu dan segera pindah ke kamar Shen Qi. Semalam itu …, dia menangis karena tidak mampu menahan kekecewaannya terhadap Shen Qi. Ia memahami bahwa yang ia hadapi sekarang bukan Shen Qi yang mampu bersikap dewasa karena ingatannya seolah tertahan di usia dua puluh tahun.Mungkin saat ini Shen Qi merasa bahwa seperti itulah dia harus bersikap padan
“Itu maksudnya adalah hubungan suami-istri.” Suara lain telah menyahut. Shen Qi terkesiap dan menoleh ke belakang. “I-Ibu?! Kenapa ada di sini?”“Haah, kau sudah dewasa dan sudah mengalaminya, kan? Bagaimana mungkin tidak tahu?” Qin Wanzhi menepuk dahi dan mengambil posisi duduk di hadapannya. “A-apa hubungannya itu dengan Ibu?! Lagipula, Ibu belum menjawab pertanyaanku, kenapa Ibu ada di sini?” Shen Qi menatap jengkel.Qin Wanzhi tersenyum lebar sambil menyipitkan mata. “Aku datang karena merindukan menantuku.”Shen Qi berdecak kesal, memilih untuk tidak mengindahkan pengakuan Qin Wanzhi. Tapi di sisi lain, dia merasa resah karena ternyata Qin Wanzhi datang untuk Xue Ningyan. Zhong Li berbisik di telinganya, “Nyonya Qin sangat dekat dengan Nyonya Muda. Jadi sebaiknya Anda bersandiwara sebentar seolah-olah tidak ada yang terjadi, Tuan Muda. Atau saya perlu mengatakan pada beliau bahwa Anda hilang ingatan?” “Tidak perlu, Zhong Li. Aku bisa menghadapinya,” balas Shen Qi. “Jadi, sur
Zhong Li berlari kembali ke Paviliun Taman setelah mengambil sesuatu dari kamarnya. Wajahnya tak berhenti tersenyum seolah-olah ini adalah perkembangan yang cukup berarti bagi Shen Qi. “Saya sangat senang Anda mulai penasaran tentang ingatan yang hilang itu, Tuan Muda. Saya sangat menyayangkannya jika Anda menikah dengan Putri Tianqing tanpa melindungi perasaan Nyonya Muda.” Zhong Li tersenyum lebar. “Sudah kubilang dia tetap akan menjadi selir, Zhong Li.” Shen Qi mendengus, “Bagaimana pun, jika aku menikahi Liu Ling, dia tidak boleh menempati posisi selir. Aku bisa mendapat kritik karena telah merendahkan seorang putri Adipati Agung.” “Ah, lupakan saja soal itu, dan lihat ini saja, Tuan Muda.” Zhong Li mengeluarkan sebuah kertas yang sudah cukup lusuh dari dalam sebuah amplop merah.“Ini adalah surat yang dikirimkan Nyonya Muda saat kita berhenti di perbatasan Nanhu. Saat itu Anda selalu menyimpannya di saku Anda, lalu membacanya berulang kali setiap kuda kita berhenti untuk isti
“Anda tidak tahu malu sekali, Tuan Muda,” Xue Ningyan berkata tajam. Shen Qi menyeringai lebar, “Apakah saat ini kamu sedang mempermasalahkan perihal istri sah dan selir?”“Tidak, Tuan Muda. Saya mempermasalahkan kepribadian Anda. Bagaimana mungkin Anda meminta saya, yang merupakan wanita yang lebih dulu menikah dengan Anda untuk memilihkan gaun untuk wanita yang akan menikah dengan Anda dan merebut posisi saya?” “Kalau Anda orang yang tahu malu, setidaknya meski pun kejam, Anda tidak akan peduli pada saya sampai permasalahan pernikahan itu selesai.” “Tuan Muda, saya bukan menolak perintah Anda sebagai suami. Tapi saya berhak menolaknya karena Anda sendiri yang berkata bahwa Anda tidak menganggap saya sebagai istri Anda. Jangan-jangan Anda juga melupakan apa yang baru saja Anda katakan?” Shen Qi terkekeh, “Hahaha …, kau pandai bicara juga, ya, Xue Ningyan.” “Saat ini saya sudah cukup kenyang menerima ucapan cinta penuh kebohongan Anda, Tuan Muda. Jadi saya sudah menguatkan hati s
Setelah melewati pertengahan musim panas, udara menjadi lebih teduh dari sebelumnya. Malam hari terasa dingin menusuk kulit. Shen Qi keluar dari gerbong, dan mendongak menatap langit yang gelap berbintang. Tanpa sadar, kepalanya memutar ingatan masa kecil yang telah lama tenggelam dalam hatinya. “Pangeran! Coba tangkap aku! Aku akan berlari yang jauh sekarang, hahaha!!” Shen Qi kecil tertawa sambil mengejar gadis berusia lima tahun yang memakai gaun indah. “Kau perempuan, tapi larimu cepat juga, ya.” Shen Qi berjongkok sambil mengatur napasnya yang menderu. Gadis itu berhenti berlari tersenyum sambil menatapnya, “Sebenarnya aku tidak boleh bermain kejar-kejaran. Tapi aku ingin melakukannya sekali saja karena kebetulan tubuhku sedang sangat sehat, jadi, kau tidak boleh memberitahu ibuku, ya!” Shen Qi tertawa lebar, “Kau nakal ternyata! Bagaimana jadinya kalau aku memberitahu ibumu, ya? Kau akan dihukum? Atau dimarahi?” Mendengar ancaman itu, gadis itu mengerucutkan bibir dan mu
Dalam perjalanan pulang dari Istana Selatan, Shen Qi melewati Aula Pertemuan Istana. Lalu melihat Kanselir baru saja keluar dari sana. “Apakah orang-orang tua memang suka sekali berlama-lama di istana? Rapat pagi kan, sudah selesai berjam-jam yang lalu.” Shen Qi mendengus. Bukan dia tidak suka melihat Kanselir sebentar lagi akan berpapasan dengannya karena jalan di depan searah. Tapi ini terlalu kebetulan untuk dianggap tidak sengaja bertemu. “Beliau pasti sedang memenuhi janji temu dengan Baginda, Tuan Muda.” “Baginda itu dekat sekali dengan Kanselir, ya? Apa kau tahu siapa namanya?” “Beliau adalah Yang Yunshui,” Zhong Li menjawab. “Haah …, tampaknya aku memang sulit mengingat nama orang-orang yang tidak kukenal. Apalagi dia dari faksi Pangeran Kedua.” Shen Qi berdeham pelan. Saat ini, Kanselir masih jauh dari pertigaan. Dan sepertinya mereka tidak akan berpapasan kalau Shen Qi pura-pura tidak melihatnya ….“Omong-omong, Anda pernah terlibat judi lompat kuda dengan putranya Y