Share

PEMBICARAAN DEWASA

"Kau selalu mengatakan hal positif tentangnya. Ketika aku mengenalnya langsung dan hampir setiap hari melihat wajahnya, semakin terlihat pula berbagai macam kekurangannya."

Jihan terkekeh mendengar penuturan Kalista.

"Kau saat sekolah dulu sangat mengaguminya. Ku pikir kau akan mencintainya dengan mudah."

Kalista menggeleng,"Sulit. Bukan karena soal sifat Bian, tapi karena dia suamimu."

"Suamimu juga. Suami kita," sahut Jihan dengan entengnya.

Kalista tersenyum kesal,"Hentikan mengatakan itu. Aku tidak akan pernah terbiasa dengan kata kita. Aku tahu kita berdua sering berbagi. Memakai baju bergantian, sepatu, tas, sampai jepit rambut yang sama. Namun aku tak menyangka punya suami yang sama denganmu."

"Nanti kita juga akan punya anak yang sama."

Kalista mendesah pasrah.

"Kal, kau pasti lelah, ya, karena harus memenuhi ekspektasiku?"

Kalista menggeleng,"Kau pasti lebih lelah dari diriku, karena lebih b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status