Share

150. Penyesalan tiada akhir

Di ruang operasi Arunika yang tangguh tengah berjuang antara hidup dan mati menjalani operasi besar. Semua orang merasa tegang menunggu kabarnya. Aruni mengalami luka di bagian kepala, tulang belakang patah dan pendarahan. Sudah hampir dua jam lebih Aruni berada di dalam ruangan tertutup tersebut ditemani tim dokter ahli bedah.

Di luar ruangan ke dua anaknya terlihat sendu menunggunya dengan harap-harap cemas, mengkhawatirkan kondisinya yang tengah kritis. Melihat Salwa dan Rasyid yang duduk dengan tatapan kosong dan merana, Kania yang baru pulang dari mini market dengan menjinjing sekantong makanan dan minuman menghampiri mereka.

Kania memilih tempat duduk di sisi Salwa, menaruh kantong belanjaannya di sampingnya. Tergerak hatinya mengusap kepala Salwa seolah Salwa adiknya. Adik Nuha berarti adik dirinya pula.

“Salwa, sabar ya! Insyallah Ummi tidak kenapa-kenapa. Doakan saja operasinya lancar,”

Kania memeluk Salwa dengan erat dan mengusap punggungnya.

“Kau baru pulang sekolah pasti k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status