Saat Jonathan berbincang dengan Aruni dan Nuha, Daniel memilih diam di dalam mobil sembari bermain game seperti biasa. Sebuah kebiasaan baru Daniel untuk mengisi kekosongan diri. Karena merasa jenuh dia pun memilih rebahan di kursi dengan menyalakan AC mobil dan menutup pintunya rapat. Dia pun mulai memejamkan matanya untuk mengusir rasa ngantuk.“Ya ampun, mataku mirip mata panda. Wajahku juga pucat. Ish, aku terlihat mengerikan.”Suara orang yang mengoceh mengusik ketenangan Daniel yang baru saja memejamkan matanya. Dia mendengus kasar.“Tapi aku masih terlihat cantik ‘kan hei cermin ajaib!” Terdengar lagi suara seorang perempuan yang berada di dekat telinganya hingga benar-benar membuat Daniel terbangun dan marah. Beberapa kali ketukan terdengar dari balik kaca.Daniel harus memberi pelajaran pada perempuan yang mengganggu ketentramannya. Dia menarik tuas kursi agar bisa duduk dengan tegak kemudian menarik handle pintu mobil. Namun sebelum hendak membuka pintu mobil dia mendongak
Setelah berbincang dengan adiknya, Darren tidak melanjutkan tidurnya. Dengan mengendarai kuda besinya Darren mengunjungi Nuha yang masih berada di rumah sakit menemani ibunya. Padahal Aruni sudah melarang Nuha untuk menginap di rumah sakit akan tetapi Nuha bersikeras ingin mengurus sang ibu.Suara ketukan pintu terpantul dari balik pintu ruangan di mana Aruni dirawat padahal masih terlalu pagi.“Nuha, sepertinya suamimu datang. Kau jangan ngeyel, pulanglah! Kau harus mengurus suamimu.” Arunika mulai berbicara dengan lancar. Salah satu indikator Aruni mulai sehat ialah dengan mengomel layaknya seorang ibu pada umumnya.“Tapi Mas Darren sudah mengijinkan Ummi.” Nuha menjawab dengan begitu polosnya.“Dasar gadis bodoh, dia itu seorang suami dan harus dilayani. Apa kau lupa ajaran kitab Qurotul Uyun yang diajarkan Abi Hilal?” Nuha terlihat mengerutkan keningnya tatkala ibunya mengatakan nama kitab kuning yang diajarkan oleh sang ayah.“Aish, Ummi, kitab Qurotul Uyun itu kitab tentang hub
Di kafetaria kampus Prabu Agung Cakrabuana“Kau sudah dewasa, kau tak perlu mempermasalahkan soal dirinya. Apalagi status kalian sudah menjadi mantan. Gadis itu memang cewek matre. Aku pun baru tahu jika dia sebenarnya bukan anak orang kaya. Keluarganya sudah lama jatuh miskin. Dia hanya melakukan flexing agar tetap eksis sebagai mahasiswi populer.”Pemuda yang mengenakan jaket denim dark blue, Huda mengingatkan Romi untuk tidak terpancing emosi karena ulah mantan pacarnya Marsya. (Flexing; memamerkan harta kekayaan agar mendapat pengakuan)Beberapa kali Huda mengaduk carbonara yang terlihat tak menggoda karena dia sedang tak memiliki selera makan. Kemudian dia mencoba kembali membujuk sahabatnya tersebut untuk tidak membuang waktu dan tenaga, memikirkan mantan pacarnya yang oportunis.Romi murka saat mendengar gosip yang menyebar tentang bagaimana Marsya menjadi pacarnya hanya demi sebuah kepentingan terselubung yakni memperoleh kepopuleran di kampus, mengeruk kekayaan Romi dan mende
Darren dan Nuha akhirnya bisa tidur pulas pagi itu. Saling berpelukan untuk melepas rasa rindu. Mereka terbangun tatkala mendengar suara dering telepon berasal dari ponsel Nuha beberapa kali.Masih dalam keadaan mata terpejam dan rambut yang berantakkan Nuha meraba-raba ponsel yang berada di sampingnya tetapi dia malah salah menyentuh. Dia mengira sedang menyentuh bantal yang berada di sisinya. Ternyata tangannya menyentuh tepat simbol kejantanan sang suami. Sesuatu yang mengeras.Menyadari seseorang tengah meraba-raba bagian tubuhnya Darren terkejut dan terbangun hingga membuat Nuha pun ikut terkejut dan membuka matanya dan melihat apa yang disentuhnya baru saja.“Apa aku menyentuhnya?” tanya Nuha dengan begitu polosnya. Dia terlihat panik dengan kedua pupil mata yang melebar. Wajahnya sudah seperti kepiting rebus menahan rasa malu. Pikirannya mendadak lamban. Dia masih mengingat apa yang disentuhnya barusan seperti keras dan menegang. Dia menggeleng pelan. Mendadak Darren mengangk
Nuha berjalan dengan bergandengan tangan bersama siapa lagi jika bukan pengawalnya, sang suami. Sebenarnya Nuha merasa sangat malu berjalan bersama Darren. Terkadang dirinya merasa risi apalagi harus menjadi pusat atensi. Wajah dan penampilan Darren terlihat berbeda dan memukau. Nuha merasa geram saat melihat tatapan para gadis yang seolah terpesona akan ketampanan suaminya. Nuha sendiri tidak tahu mengapa dia merasa kesal melihat mereka. “Sayang, kenapa kau terlihat kesal?” tanya Darren melirik Nuha yang terlihat mengerucutkan bibirnya. “Mas, bukankah kau akan mengikuti rapat penting? Mengapa Mas ikut ke kampus?” Nuha menghentikan langkah kakinya dan melayangkan tatapan tajam pada suaminya. Darren sontak menghentikan langkah kakinya pula dan menurunkan dagunya, menyejajarkan matanya dengan mata istrinya. Nuha tertegun melihat manik bermata hazel yang begitu indah. “Mariyam Nuha, apa kau mendengar Masmu?” Darren mengangkat dagu Nuha yang terlihat seksi. “Oh, anu Mas … apa ya
Di dalam sebuah mobil SUV mewah dengan konfigurasi tujuh kursi penumpang terdengar celotehan para anak remaja yang tengah asik mengobrol untuk mengusir keheningan selama dalam perjalanan.Salwa dan Rasyid saling melempar candaan, sambung ayat hingga tebak-tebakan. Mereka akhirnya bisa tertawa kembali tatkala melihat ibu mereka telah sembuh dan bisa pulang ke rumah lebih cepat.Jika sudah berkumpul maka Salwa dan Rasyid akan mengobrol banyak hal yang seru. Selain itu Rasyid menantang sang kakak untuk melakukan sambung ayat.Rasyid yang cerdas lebih cepat dalam hafalan surat Alquran sehingga dia lebih unggul dari Salwa yang meskipun cerdas tetapi malas dalam menghafal atau mengulang hafalan. Mereka dimasukkan ke rumah Quran secara bersamaan. Namun hafalan Rasyid sudah mencapai empat juz Alquran sedangkan Salwa baru menginjak dua juz itu pun terkadang terbata-bata karena jarang melakukan muroja’ah.Salwa terlihat kesal karena adiknya selalu membacakan ayat-ayat yang panjang.“Sudah seles
Menjelang magrib Aruni bersama anak-anaknya tiba di kediamannya. Pak Li yang mengantar mereka pun memutuskan untuk langsung kembali ke kediaman Darren.Kedatangan mereka disambut oleh Alwi dan istrinya yang selama ini menjaga ke dua anaknya dengan baik selama Aruni berada di rumah sakit. Alwi dan Sarah menyambut kedatangan Aruni dengan penuh haru.Nuha bergegas menurunkan kursi roda dan membantu ibunya untuk duduk di atasnya, mendorongnya masuk ke dalam pekarangan rumah. Namun sebelum Aruni tiba di ambang pintu rumah, Nuha tak lantas mendorong kursi rodanya. Nuha memberi isyarat pada adik-adiknya, menahan sang ibu sejenak sampai mereka tiba dan akan memberi kejutan manis pada sang ibu.Aruni sampai menitikan air mata saat melihat ada sebuah banner yang bertuliskan selamat datang Ummi Arunika. Alwi dan Salwa membentangkan banner yang bertuliskan selamat datang untuk sang ibu tercinta. Tak selang lama, beberapa detik kemudian terdengar suara letusan berasal dari confetti popper yang memu
Di bawah langit yang sama, berbeda dengan suasana rumah Aruni yang meskipun berada di pedesaan akan tetapi begitu ramai karena kehadiran banyak tamu, suasana rumah mewah di sebuah perumahan elit di mana Naufal tinggal begitu hening bagai pemakaman. Malam belum terlalu larut tetapi masing-masing anggota keluarga memilih menyendiri tak seperti biasanya menghabiskan waktu quality time, berkumpul dan bercengkrama di ruang tamu. Saat itu Naufal hanya duduk termenung seraya menatap secarik kertas yang ditujukan pada pengadilan agama dengan tatapan yang rumit. Dia tidak mengira jika Sahila mampu melakukan itu semua padanya. Sahila berencana menggugat cerai Naufal. Tak terlintas sedikitpun Sahila bisa berpikir untuk berpisah dengannya. Sahila terlihat baik-baik saja setelah menjemput Kania di rumah sakit di mana saat itu Aruni tengah dirawat. Rupanya Naufal salah mengartikan bahwa Naufal dipersilahkan untuk menemani Nuha selama di sana oleh Sahila. Sebuah ungkapan yang tersirat yang berar