Grace segera mengambil tugasnya. Sebenarnya dia merasa malu. Jelas-jelas Grace sudah masuk universitas, tetapi dia merasa dirinya seperti murid SD. Awalnya, dia tidak terlalu banyak berharap kepada Harry. Siapa sangka, Harry memahami semuanya. Harry pasti pebisnis licik karena dia bisa mengerjakan soal yang begitu sulit!Harry menjelaskan satu per satu kepada Grace. Suara Harry yang serak sangat enak didengar. Grace tertarik dengan suara Harry. Dia sama sekali tidak fokus dengan penjelasan Harry. Grace terus memandangi wajah Harry. Bibir Harry yang seksi tidak berhenti bergerak. Harry tampak serius dan sabar saat mengajar Grace.Grace terlena melihat pesona Harry. Akhirnya, Harry bertanya setelah selesai menjelaskan, "Kamu sudah paham?"Begitu mendongak, Harry melihat Grace sedang memandanginya. Ternyata, Grace melamun. Harry merasa tidak berdaya. Dia mengetuk kepala Grace dan berucap, "Apa kamu sudah puas melihatku? Air liurmu hampir menetes."Mendengar ucapan Harry, Grace baru tersad
Grace bertanya, "Apa besok siang kamu makan bersamaku? Masih ada soal yang nggak kupahami."Harry menyahut, "Aku akan mencarimu di kampus.""Oke," ucap Grace sembari tersenyum.....Keesokan harinya, Grace mengumpulkan tugas tepat waktu. Saat siang, Dennis mencari Grace. Dia berkata, "Aku melihat tugasmu di kantor guru. Jawabanmu sangat bagus. Ternyata kamu begitu pintar. Kamu bisa langsung paham setelah mendengar penjelasan."Dennis mengusap kepala Grace. Sementara itu, Grace tersenyum lebar saat dipuji Dennis. Tentu saja, Grace tidak lupa bahwa ini adalah kontribusi Harry. Grace berujar, "Itu karena aku menemukan seorang ahli."Mendengar ucapan Grace, Dennis tersenyum. Dia mengira Grace sedang membicarakan dirinya. Grace melihat jam, seharusnya Harry sudah sampai. Grace ingin menunggu Harry di persimpangan jalan, lalu dia berpamitan dengan Dennis. Siapa sangka, Dennis juga berjalan ke arah yang sama dengan Grace. Mereka berdua berjalan sambil mengobrol.Mobil Harry berhenti di persim
Grace hanya memikirkan makanan! Apa dia tidak tahu tunangannya diprovokasi? Harry menarik napas dalam-dalam, dia takut dirinya akan berkelahi dengan Dennis. Namun, Harry bukan anak muda lagi. Dia harus mengalahkan Dennis dengan kepintarannya, bukan kekerasan. Harry berucap, "Oke.""Ayo naik ke mobil Paman!" seru Grace. Dia ketagihan memanggil Harry "paman". Sepertinya dia sudah melupakan rasa sakit di bokongnya. Grace membuka pintu mobil bagian belakang dan hendak masuk. Dennis juga mengikutinya.Harry berkata dengan ekspresi masam, "Grace, bagaimana kalau kamu duduk di depan? Biar aku dan Dennis yang duduk di belakang."Grace berkomentar, "Ha? Badan kalian berdua tegap sekali, takutnya terlalu sempit."Harry melirik Grace dengan dingin sehingga Grace ketakutan. Dia tahu Harry marah, jadi dia segera membuka pintu mobil bagian depan. Juan melihat Grace dengan ekspresi gelisah.Grace pun kebingungan. Dia mulai merasa gugup, apa dia berbuat salah? Sementara itu, Harry dan Dennis terus ber
Baik itu mi seharga 20 ribu ataupun lauk seharga 200 ribu, semuanya sama-sama makanan. Grace memang tidak pintar pelajaran ekonomi, tapi dia masih bisa membedakan nominal uang."Kak ... ternyata aku membuatmu habis banyak uang sebelumnya ya ....""Nggak apa-apa, itu kewajibanku kok," jawab Dennis sambil tersenyum dan mengelus kepala Grace. Gerakan ini terlihat sangat mesra. Harry yang melihatnya merasa ingin sekali mematahkan tangan Dennis.Grace merasakan hawa dingin yang menjalar ke arahnya. Dulu, Grace tidak merasa ada yang aneh pada tindakan Dennis ini karena Dennis memperlakukan semua orang dengan sama. Rumor mengatakan bahwa Dennis adalah pria yang baik terhadap semua orang, tidak pernah pilih kasih pada siapa pun. Namun, kenapa kali ini dia mengatakan banyak sekali omong kosong?"Kak, bagaimanapun Paman adalah seniorku, jangan katakan hal yang membuat salah paham seperti ini. Kalau nggak, nanti Paman benar-benar mengira ada sesuatu yang terjadi pada kita. Gawat kalau dia sampai
Grace ingin sekali menanyakannya pada seseorang karena tidak ingin berasumsi sembarangan. Dia terus menatap Harry seolah-olah meminta bantuan. Sementara itu, Harry juga terus memandangnya sesekali dengan dingin dan ... marah. Harry sedang marah saat itu, padahal Grace tidak melakukan hal apa pun yang keterlaluan.Dennis mengambilkan semangkuk sup untuk Grace dan berkata, "Minum selagi hangat. Kamu harus perbaikan gizi, tubuhmu terlalu kurus. Aku benar-benar khawatir angin kencang akan menerbangkanmu.""Aku ... nggak mau makan lagi. Aku tiba-tiba nggak enak badan, mau pamit dulu." Grace merasa panik dan tidak tahu harus bagaimana menghadapi kebaikan Dennis terhadapnya. Oleh karena itu, dia ingin melarikan diri."Grace!" teriak Dennis sambil berdiri, tetapi tidak mengejarnya. Dennis adalah orang yang berpendidikan, tidak mungkin dia meninggalkan Harry seorang diri di ruangan ini. Dennis kembali duduk dan mengirimkan pesan kepada Grace untuk menghubunginya setelah sampai kampus nanti.Set
Kedua orang itu berjalan berdampingan hingga ke danau kecil yang berada di kampus. Di sekitar mereka dikelilingi oleh pohon willow dan sebuah hutan bambu kecil. Konon, tempat ini adalah tempat suci untuk percintaan. Banyak sekali pasangan yang sering mengunjungi tempat ini.Sejauh mata memandang, Grace melihat tempat ini dipenuhi dengan pasangan lainnya. Bukankah agak tidak pantas jika dia dan Dennis berada di sini? Grace menghentikan langkahnya dan berkata, "Kak, ada apa Kakak mencariku?""Grace, apa kamu masih belum mengerti?" Dennis benar-benar tidak berdaya. Dia berbalik dan mendekat ke hadapan Grace.Grace terkejut dan bergerak mundur beberapa langkah. "Mengerti apanya?""Aku sudah menyukaimu dua tahun. Sejak kamu masuk ke BEM di tahun pertama, aku sudah jatuh cinta padamu. Kenapa kamu masih tetap nggak mengerti? Apa karena aku yang terlalu menyembunyikannya?""A ... apa?" Grace membelalakkan matanya menatap Dennis dengan tak percaya. Dia kewalahan menghadapi pengakuan cinta yang
Saat melihat Harry, detak jantung Grace seakan-akan berhenti sejenak dan napasnya langsung tercekat. Kenapa dia bisa di sini? Sudah berapa lama Harry di sini? Apakah dia melihat semuanya?"Kak Dennis, maaf, aku masih ada urusan lain." Grace mendorong Dennis menjauh dan langsung mengejar Harry untuk memberi penjelasan.Namun, Harry malah telah berbalik. Seketika, semua tatapan yang dingin itu juga telah hilang. Langkah kaki Harry sangat cepat. Ditambah lagi, dia tertutup oleh hutan bambu saat berbelok, sehingga Grace kehilangan jejaknya.Grace telah menggunakan kecepatan penuh untuk mengejar Harry, tetapi tetap saja tidak sempat menyusulnya. Dia buru-buru menelepon Harry, tetapi tidak ada yang menjawab panggilannya. Grace mengirimkan sebuah pesan.[ Harry, angkat teleponmu. Ada yang mau kubicarakan padamu. ]Setelah beberapa kali mencoba meneleponnya lagi, Harry tetap tidak menjawab telepon itu. Tampaknya, Harry pasti sudah salah paham. Grace menuliskan penjelasannya di pesan, tetapi ti
Melepaskan seseorang yang paling disukai bukanlah sebuah hal mudah. Di sisi lain, Grace yang tidak bisa menghubungi Harry sama sekali juga akhirnya telah menyerah. Dia terpaksa meminta bantuan dari Hannah.Begitu mengetahui bahwa Dennis menyatakan perasaannya kepada Grace, Hannah langsung meminta cuti dan bergegas mengunjungi Grace. Mereka janjian di sebuah bar untuk bertemu. Grace yang biasanya tidak minum alkohol sama sekali, malah menghabiskan dua botol bir. Sebelum Hannah tiba, dia telah minum sendirian hingga cukup mabuk. Saat Hannah tiba dan melihat kondisi Grace, dia merasa sangat sedih."Apa yang terjadi?" tanya Hannah.Grace menceritakan seluruh kejadiannya kepada Hannah."Gadis bodoh, apa kamu sendiri juga nggak tahu siapa yang kamu sukai?" tanya Hannah dengan cemas."Aku nggak pernah pacaran sekali pun sejak kecil. Tunangan ini juga bukan pilihanku sendiri, mana aku tahu?" ujar Grace dengan raut sedih."Kalau begitu, kutanyakan padamu. Siapa yang lebih tampan, Dennis atau Ha
Grace menyahut, "Nggak. Aku cuma lewat dan bantu antar mereka ke rumah sakit.""Terima kasih, Bu Grace. Kalau bukan karena kamu, takutnya aku dan anakku ...," ucap menantu pemilik kedai. Sebelum menyelesaikan ucapannya, air matanya mengalir.Grace menghibur, "Jangan menangis, wanita yang baru melahirkan nggak boleh menangis. Nanti aku juga ikut menangis. Dengarkan nasihatku, aku bawa Harry lihat anakmu. Aku akan beri tahu kamu paras anakmu setelah kembali."Bayi menantu pemilik kedai lahir prematur, jadi langsung dimasukkan ke inkubator. Grace membawa Harry untuk melihat bayi itu. Ternyata bayinya berjenis kelamin laki-laki. Dia sangat kecil dan wajahnya berkerut."Apa semua bayi yang baru lahir begitu jelek?" komentar Grace dengan ekspresi sedih.Harry bertanya, "Kenapa di bokongnya ada lebam?"Grace menjawab, "Konon orang mati yang nggak mau bereinkarnasi akan ditendang oleh Dewa Akhirat untuk turun ke dunia fana. Kamu juga punya tanda seperti itu waktu baru lahir."Harry menanggapi
"Lagi pula, nanti dia juga akan kemari saat nggak bisa menemukanmu. Aku nggak akan khawatir lagi," ucap Robin sambil tersenyum. Dia hendak membawa pemilik kedai untuk diobati, tetapi pemilik kedai menolak.Alasannya karena pemilik kedai tidak punya uang dan tidak ingin meninggalkan kamar bersalin. Keluarga menantunya sangat jauh. Sejak hamil sampai sekarang, keluarganya tidak sempat datang berkunjung.Istri pemilik kedai sudah lama meninggal. Hanya tersisa dia sendiri yang menjaga menantunya. Jika menantunya selesai melahirkan dan tidak melihatnya di sana, dia pasti akan sangat sedih.Grace merasa bahwa pemilik kedai adalah ayah mertua yang baik. Dia sangat peduli pada menantunya. Hal ini membuat Grace teringat pada Aryan. Grace merasa sangat beruntung memiliki ayah mertua yang baik."Bos, kamu dan putramu ...," tanya Grace dengan hati-hati."Hais." Begitu mendengar ini, pemilik kedai menghela napas panjang. Dia memukul dadanya sambil mengentakkan kaki. Ekspresinya terlihat sangat meny
Grace pergi dengan kecewa. Tiba-tiba, terdengar suara benturan dari belakang. Begitu Grace menoleh, terlihat pintu kedai terbuka. Ada penggorengan beserta tepung dan sejenisnya yang dilemparkan dari dalam.Seorang pria yang berusia 20-an tahun melemparkan barang-barang sambil berujar dengan kasar, "Kalau kamu nggak kasih aku uang, jangan harap bisa buka kedai ini lagi! Memangnya kamu kerja keras cari uang bukan untukku? Kenapa kalau aku ambil sedikit uangmu?""Dasar bajingan! Istrimu sudah mau melahirkan, butuh banyak biaya. Kamu malah berjudi di luar! Sekalipun kamu menghancurkan kedai ini, aku juga nggak akan kasih kamu sepeser pun!" balas pemilik kedai."Dasar tua bangka! Kamu nggak mau kasih aku uangnya?" tanya pria itu. Dia meraih kerah baju pemilik kedai, lalu melemparkannya keluar dengan kasar bersama peralatan dapur.Grace melihat wajah pemilik kedai memar dan bengkak, tampak seperti telah dianiaya. Tidak lama setelah pemilik kedai dilempar keluar, tidak disangka seorang wanita
Harry segera menggendong Grace ke ranjang. Ada luka memar yang besar di pantat Grace. Grace juga merasakan sakit yang luar biasa di tulang ekornya. Harry mencarikan salep untuk Grace, lalu mengoleskannya secara merata."Pelan-pelan ... sakit sekali ...," rintih Grace. Dia kesakitan sampai air matanya menetes."Gimana kalau aku panggilkan dokter untuk periksa?" tanya Harry."Jangan. Memalukan sekali!" pekik Grace."Sudahlah. Kalau panggil dokter kemari, nggak ada peralatan juga di sini. Besok aku antar kamu ke rumah sakit untuk melakukan rontgen. Kita lihat tulangmu retak atau nggak," timpal Harry."Harry, apa kita sial? Kita sudah gagal dua kali!" ujar Grace dengan kesal."Mungkin Tuhan mau hukum aku karena melanggar janji," balas Harry."Tapi ... aku yang dapat hukumannya. Bukan kamu yang jatuh!" keluh Grace. "Tuhan tahu kamu menggodaku, jadi wajar kamu yang dihukum. Terakhir kali aku yang terluka, kali ini kamu yang terluka. Kita sudah impas," timpal Harry."Mulai sekarang, aku past
Harry berkata, "Aku nggak tahu gimana hidup tanpamu. Jadi, janji padaku jangan pernah meninggalkanku. Kamu harus berada di tempat yang bisa aku jangkau dan lihat, oke?""Harry ...." Hati Grace tersentuh saat mendengar ucapan Harry. Hidungnya terasa perih. Dia hampir menangis."Kamu bisa jangan tiba-tiba katakan sesuatu yang sentimental nggak? Aku nggak bisa kendalikan perasaanku ...," keluh Grace."Aku tiba-tiba merasa gadis kecilku sudah dewasa dan makin hebat. Aku juga mau menjadi lebih baik agar pantas untukmu," balas Harry dengan lembut.Mendengar ini, Grace merasa sangat terharu. Di seluruh dunia, hanya Harry yang begitu memuji dirinya. Harry merasa Grace makin baik, bahkan merasa dirinya tidak pantas untuk Grace. Harry memberikan Grace kepercayaan diri seakan-akan terlahir kembali.Jika bukan karena Harry, tidak akan ada Grace yang sekarang. Tanpa Grace, tidak akan ada Harry yang sekarang. Jadi, mereka memang ditakdirkan bersama!Grace terbawa perasaan. Dia melepaskan pelukan Har
"Menurutmu, kenapa dia sangat menggemaskan? Dia sangat cantik saat marah, bersikap manja, dan percaya diri," tanya Harry."Um ...." Juan merasa frustrasi. Bisakah dia menolak menyaksikan kemesraan Harry dan Grace?....Setelah malam ini, Grace seperti orang yang berbeda. Dia tidak rakus dan menonton drama lagi. Hannah mengajaknya bermain gim saat malam, tetapi Grace menolaknya dengan tegas. Kesehariannya makin sibuk, entah mencoba resep baru di dapur atau mengerjakan tugas kuliahnya.Grace juga tidak meminta Harry membantunya memilih soal-soal latihan. Dia sudah tahu materi mana yang sesuai untuknya. Kali ini, dia benar-benar berencana untuk mengikuti ujian sertifikasi akuntansi, bukan sekadar bicara.Grace mulai belajar setiap pagi dan malam. Peningkatan nilainya memang sedikit, tetapi masih bisa terlihat ada kemajuan.Harry sangat tidak tega. Dia ingin Grace menjadi diri sendiri dengan bahagia tanpa harus melakukan segalanya dengan sempurna. Sayangnya, Grace malah menolak.Grace dudu
"Hah?" Grace menatap Harry dengan heran. "Harry, sejak kapan kamu pintar bicara omong kosong? Kamu bilang mencintaimu adalah sikap yang baik?"Harry berseru, "Kesatuan antara suami istri dan kerukunan keluarga nggak patut dijunjung tinggi?""Hah?" Grace tidak bisa berkata-kata."Jadi, mencintaiku bukan norma budaya dan nggak perlu dipertahankan?" tanya Harry.Grace terdiam. Dia menjadi jengkel karena tidak bisa membantah. Dia berkata, "Aku nggak bisa menang debat denganmu.""Aku berkata apa adanya, tentu saja kamu nggak bisa menang," ucap Harry sambil tersenyum. Dia menarik selembar tisu untuk mengelap mulut Grace.Grace sudah makan banyak di malam hari, tetapi sistem pencernaannya sangat bagus sehingga dia lapar lagi sekarang. Begitu Grace selesai makan, tak disangka bos membawakan seporsi pangsit goreng lagi. Bos tersenyum saat berkata, "Ini sisa hari ini, aku sudah mau tutup toko. Isinya sawi, enak banget. Coba kalian makan.""Bisnismu bisa bangkrut kalau jualan begini!" seru Grace
Grace membuka aplikasi itu karena penasaran. Periode menstruasi yang tercatat di aplikasi itu sangat familier. Bukankah ... itu periode menstruasinya? Selain banyak atau sedikit jumlah darah, yang lain tercatat lengkap. Ada juga catatan tentang pola makan dan tidur, suasana hati, dan intentitas olahraga.Grace ceroboh. Dia sering kali lupa dengan siklus mentruasinya. Namun, entah mengapa, selalu ada pembalut dalam tas Grace ketika akan datang bulan. Grace mengira itu sisa dari persediaan sebelumnya yang belum habis terpakai. Jika dipikirkan lagi sekarang, jangan-jangan Harry yang menyiapkannya?Grace bertanya, "Kamu ... kamu catat semua?""Sejak kamu tiba-tiba datang bulan saat pergi ke taman hiburan waktu itu, aku selalu catat. Aplikasi ini praktis banget. Aku akan suruh Grup J.C investasi lain kali," jawab Harry.Grace tidak bisa berkata-kata. Orang kaya memang berbeda. Investasi hanya masalah sepele baginya. Grace mengecek ponsel Harry sekilas dan mengembalikannya, tetapi tidak Har
Tak lama kemudian, mereka tiba di Kedai Pangsit Maman. Bisnisnya sangat ramai, bahkan masih ada antrean di larut malam. Orang yang mengantre di depan mengatakan toko itu akan buka sampai jam setengah satu subuh, barulah mulai ditutup.Grace takjub atas keramaian toko itu. Dia bertanya, "Harry, bisa nggak aku buka toko makanan juga nanti?""Kamu hanya bisa jadi staf. Ada ujian untuk bisa jadi bos," jawab Harry.Grace menyahut, "Oke. Aku pasti lulus."Sesaat kemudian, sudah giliran mereka. Bos memiliki kesan yang mendalam terhadap Harry. Hanya Harry yang memakai setelan jas rapi. Dilihat dari gerak-geriknya, Harry jelas bukan orang biasa. Harry memiliki aura yang mulia dan menonjol di antara yang lain, sulit untuk dilupakan."Kamu datang lagi?" sapa bos dengan sopan dan ramah. Dia adalah seorang pria paruh baya.Harry menjawab, "Ya, bawa pacarku ke sini. Dia suka sekali dengan pangsit goreng kalian.""Benar, benar. Pangsit gorengmu enak banget. Kulitnya tipis, dagingnya banyak. Luarnya g