Bab 1

Di sebuah ruangan yang gelap gulita, Grace Lugiman berbaring di atas ranjang. Dia seolah-olah tersihir karena tidak bisa menggerakkan tubuhnya.

Malam ini adalah malam pertunangannya dengan seorang pria tua! Grace mendengar suara pintu terbuka. Dia memejamkan matanya rapat-rapat, merasa takut pada hal yang akan terjadi selanjutnya.

Menurut rumor, Tuan Ketiga Keluarga Prayogo memiliki wajah buruk rupa serta temperamen aneh, juga terkenal galak. Selain itu, dia sepertinya impoten karena tidak pernah terlihat bersama wanita mana pun.

Di seluruh kota, tidak ada yang berani menikahkan putri mereka dengan pria ini sekalipun Keluarga Prayogo kaya raya. Namun, Keluarga Lugiman berani.

Keluarga Lugiman membutuhkan uang karena perusahaan mereka berada dalam krisis. Ayah Grace meminjam uang dari rentenir sehingga para preman terus menagih. Mereka pun mengancam akan membunuh ayahnya jika tidak segera membayar.

Sang ayah tidak tega mengorbankan kakak Grace, jadi akhirnya memilih untuk mengorbankan Grace. Sementara itu, Tuan Ketiga Keluarga Proyogo malah langsung menyetujuinya dan meminta untuk diantar kemari malam ini juga!

Katanya, dia ingin melakukan pemeriksaan barang. Jadi, di mata pria ini, Grace hanyalah barang tak penting. Hubungan ini tidak ada bedanya dengan simbiosis mutualisme.

Pria ini sudah berusia 40 atau 50 tahun, tetapi masih belum menikah ataupun punya anak. Menurut Grace, hanya ada dua kemungkinan, yaitu pria ini memang impoten atau punya hobi aneh seperti senang menyiksa wanita di ranjang!

Begitu memikirkan semua ini, sekujur tubuh Grace gemetaran. Tiba-tiba, selimut dibuka seseorang. Sebuah tangan besar yang agak kasar dijulurkan ke arahnya. Perasaan ini benar-benar mencekam, seolah-olah itu adalah tangan iblis yang melarikan diri dari neraka.

"Ah!" Grace berteriak ketakutan.

Suasana menjadi hening sejenak. Kemudian, terdengar suara pria. "Takut?"

Suara ini terdengar sangat serak. Hanya saja, Grace yang terlalu panik tidak bisa membedakan suara ini sebenarnya merdu atau tidak. Dia hanya merasa nada bicara pria ini seperti sedang marah.

Begitu teringat ayahnya membutuhkan uang, Grace menggertakkan gigi untuk menguatkan diri. Dia berucap dengan bibir bergetar, "A ... aku lumayan takut. Ta ... tapi, aku bisa mengatasinya ...."

"Buka lampu saja, mungkin kamu bakal merasa lebih aman kalau begitu." Pria ini sama sekali tidak memaksa, sikapnya justru terkesan sangat lembut. Dia menjulurkan tangan dan hendak menyalakan lampu, tetapi Grace tiba-tiba menahan tangannya.

"Jangan ...," ujar Grace dengan nada memohon. Semua orang mengatakan Tuan Ketiga Keluarga Prayogo memiliki tampang yang jelek, bahkan ada luka sepanjang jari tangan di wajahnya. Apabila menyalakan lampu, bukankah Grace akan terkejut hingga jatuh pingsan? Jadi, lampu ini tidak boleh dinyalakan!

Pria itu terdiam sesaat. Dia seperti menyadari sesuatu sehingga perlahan-lahan menarik tangannya kembali. Dia menyentuh wajah Grace. Grace ingin menghentikan, tetapi tidak berani.

"Pak ... aku nggak pernah melakukan ini sebelumnya. Apa ... kamu bisa pelan sedikit?" tanya Grace dengan rendah diri.

Tangan pria itu bergerak turun, menyentuh hidung, bibir, leher, dan bahu Grace. Seluruh tubuh Grace menegang. Sepasang tangannya mencengkeram seprai dengan erat.

Pria itu tahu Grace takut, tetapi masih menghancurkan mentalnya dengan perlahan. Dia bertanya, "Kamu tahu apa artinya kamu berbaring di sini malam ini?"

"Artinya, aku adalah wanitamu mulai hari ini," jawab Grace.

"Hm, pintar juga. Aku butuh istri dan kamu butuh uang. Kita berdua cocok," ucap pria itu.

Ini pertama kalinya Grace merasa ingin bunuh diri. Dia jelas-jelas tidak menyukai pria asing ini, tetapi harus menjadi wanitanya, bahkan menjadi istrinya di masa depan.

Parahnya, Grace baru berusia 18 tahun, sedangkan pria ini sudah berusia 40 atau 50 tahun. Kesenjangan usia ini sungguh ironis!

Mungkin, ini adalah takdir Grace. Dia sendiri tidak punya waktu untuk mengeluh sekarang ....