Bab 5

Ketika perjalanan pulang semalam, Grace merasa sangat gelisah. Investasi yang dibutuhkan oleh Keluarga Lugiman setidaknya mencapai puluhan miliar. Dia tidak mengorbankan apa pun, tetapi mendapat uang sebanyak itu? Ini tidak sesuai dengan hati nurani Grace.

Grace terus teringat pada ucapan Rudi yang mengatakan Harry tidak pernah ingkar janji. Jika Harry adalah orang yang bisa dipercayai, bagaimana dengan dirinya? Keluarga Lugiman yang mengusulkan kesepakatan ini, jadi Grace tidak berhak mengingkari janji.

Selain itu, kalau sampai Harry membenci dirinya, kelak pria ini bisa saja menghancurkan Keluarga Lugiman dengan mudah. Grace tidak berani mengambil risiko sebesar ini.

Grace menarik napas dalam-dalam, lalu mengepalkan tangan dengan erat dan memutuskan untuk kembali. Hanya saja, dia tidak punya keberanian untuk mengetuk pintu.

Begitu teringat dirinya harus melihat wajah menyeramkan yang seperti hantu di film horor itu, Grace pun gemetaran. Pada akhirnya, dia berjongkok di pojok dan ketiduran.

Ketika Rudi menemukannya keesokan hari, Grace demam tinggi dan tampak linglung. Harry tidak menyangka wanita itu akan kembali dan tidur di luar semalaman. Apa wanita ini bodoh?

Grace tidur seharian. Malam harinya, dia baru bangun dengan kepala yang terasa sangat berat. Hal pertama yang dilakukannya adalah memeriksa apakah pakaiannya masih utuh.

Saat ini, terdengar suara serak dari samping. "Kenapa masih kembali kalau takut?"

Grace memandang ke arah sumber suara, lalu mendapati seorang pria sedang membaca majalah di sofa. Ketika Grace menatapnya, Harry pun mendongak dan menoleh.

Begitu melihat wajah itu, jantung Grace berdetak kencang. Dia menahan rasa takutnya dan berkata, "Waktu itu, aku yang membuat penawaran. Meskipun masih muda dan belum waktunya menikah, bukan berarti aku harus mengingkar janji. Aku memang takut padamu, tapi aku akan berusaha untuk mengatasinya. Suatu hari nanti, rasa takut ini pasti akan hilang."

Grace mengepalkan tangannya, memaksa diri sendiri untuk tetap tenang. Namun, suaranya yang bergetar jelas menunjukkan emosinya.

Harry tak kuasa mengernyit mendengar jawaban yang menarik ini. Dia berjalan ke samping ranjang Grace.

Grace bergegas mundur. Ketika melihat Harry menghentikan langkah kakinya, dia menyadari bahwa tindakannya sudah salah.

Grace menggertakkan gigi dan memberanikan diri untuk maju sambil menatap Harry yang duduk di ujung ranjang. Harry makin tertarik dengan wanita ini.

Harry menjulurkan tangan untuk menyentuh wajah Grace, lalu bertanya, "Gimana? Takut nggak?"

Tubuh Grace bergetar sedikit. Sentuhan tangan yang dingin itu mengenai wajahnya yang panas. Bagaimana mungkin dia tidak takut? Namun, pria ini akan menjadi suaminya. Mereka akan hidup bersama. Dia tidak boleh takut!

Grace menarik napas dalam-dalam, lalu mengangkat kepalanya dan berseru, "Nggak takut!"

"Masih muda, tapi sudah keras kepala." Harry menyunggingkan senyuman yang membuat wajahnya tidak begitu mengerikan lagi.

Grace terus menatap senyuman itu. Apabila Harry melakukan operasi plastik, wajahnya pasti akan menjadi sangat tampan. Sayangnya ....