Beranda / Pernikahan / Dinikahi Mas Pandu / The one that i want

Share

The one that i want

Penulis: Rianievy
last update Terakhir Diperbarui: 2022-02-10 11:53:41

"Sini dulu, Zita," tangan Pandu menarik pelan pergelangan tangan istrinya yang berjalan santai sembari menyedot minuman dingin yang mereka beli di kedai minuman setelah mereka check in dan berjalan menuju ke ruang boarding.

"Apaan sih, Mas?" toleh Zita sembari menatap suaminya yang tersenyum manis.

Cup.

Kecupan di kening lalu ia membungkukkan tubuh, mengarahkan kecupan ke perut Zita, pria itu berikan dengan gerakan cepat.

"Happy, mau ke Yogya?" tanyanya.  Zita mengangguk sembari cengegesan. Pandu merangkul bahu Zita yang bertubuh pendek - menurut Pandu.

"Kita ganti pesawat ya? Nggak bisa langsung, aku sempet lupa kemarin waktu p

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dinikahi Mas Pandu    Kamu cemburu?

    Jakarta - Halim.Pesawat yang mereka tumpangi merupakan anak perusahaan dari tempat Pandu bekerja, mendarat dengan sempurna dan mulus. Keduanya merasa lega, bahkan pelayanan ramah pramugari maskapai, membuat keduanya tak bosan atau lelah selama perjalanan."Pesawat selanjutnya satu setengah jam lagi, terlambat nggak nih, kita?" Zita khawatir."Nggak, tenang aja," tangan Pandu menggandeng tangan Zita, mereka berjalan menuju ke tempat bagasi barang mereka. Mulut Zita sudah komat kamit, ia khawatir akan tertinggal pesawat buntut hijau itu."Tenang, Zita tayang." Itulah Pandu, disaat Zita panik, ia bisa bersikap tenang, sehingga membuat Zita tak semakin menjadi-jadi kepanikannya. Dan, semua dilancarkan, setelah mengurus ini itu, akhirnya

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-10
  • Dinikahi Mas Pandu    Diam tanda cembokur

    Makan malam itu hanya dinikmati ke empat orang selain Pandu seorang, pria itu hanya terus menatap sambil menyantap makanannya. Memperhatikan Zita yang heboh bercerita dengan Bagus, terutama, Dito. Pria itu begitu menatap kagum ke arah si lawan bicara, Zita, yang tak sadar dengan tawa dan senyumannya yang Pandu simpulkan, walau secara sepihak, membuat Dito lekat menatap."Ehem..." kembali Pandu berdeham, Zita menoleh, lalu menuangkan air minum ke dalam gelas suaminya, dan tetap lanjut bercerita. Hal itu membuat Pandu jengah, ia bahkan sudah ingin segera membersihkan diri."Pandu, nggak nambah makannya?" tanya bude Sri. Pandu tersenyum seraya menggelengkan kepala. Bagus yang melihat kilatan sinar api cemburu yang membara di kedua mata suami sepupunya itu, segera bertindak."Dito, temenin

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • Dinikahi Mas Pandu    Enak, toh...

    Zita membuka pintu kamar, tampak Pandu melirik dengan tatapan judes, sebelum kembali membaca buku koleksi Zita."Mas Pandu, kenapa sih, diem aja dari semalem." Bisa banget Zita basa basinya. Padahal ia juga sudah tau suaminya cemburu."Cemburu, ya, marah ya, Mas, atau... Mas Pandu nggak suka kalau aku sama Dito—"Pandu menutup buku dengan kasar lalu menatap lekat istrinya yang duduk mendekat ke arahnya."Mas Pandu nggak mau usap-usap anaknya? Dari semalem nungguin, lho." Goda terus Zita, tau sendiri suamimu mana tahan di goda begitu. Pandu menatap ke tangan Zita yang menempel ke perut, lalu membuat gerakan memutar mengusap perutnya sendiri."Wah, nak, Bapakmu masih ngambek, eh.

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • Dinikahi Mas Pandu    Pamer

    Pandu terus tersenyum, sementara Zita berkedip-kedip masih tak percaya dengan apa yang ia pegang di tangannya saat ini. Buku nikah ia dan Pandu sudah ia miliki kini.Suara Bagus terdengar berteriak saat ia sedang membantu Zita membawa dua koper ke dalam kamar hotel itu. Akhirnya, setelah menempuh perjalanan panjang berliku dengan dua ujian wanita yang akhirnya menyerah mundur karena Zita menyerang dengan jurus maut pengintaian, kini keduanya bisa tersenyum lega.Zita, Pandu, ujian kalian itu tidak berakhir, akan ada ujian-ujian lainnya di kehidupan pernikahan, tidak melulu pebinor atau pelakor. Siapkan, kalian menghadapi?"Ta, ini koper taroh di sini aja, kan? Aku langsung pulang ya," ucap Bagus saat ia tampak kesusahan menjadi kurir angkut dadakan karena Pandu dan Zita fokus dengan bu

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • Dinikahi Mas Pandu    Kejutan untuk mertua (1)

    Zita memang menantu idaman, buktinya, saat mereka hampir sampai di kota Solo, ia meminta Pandu mampir ke swalayan guna membeli keperluan rumah untuk ibu mertuanya. Dari sabun sampai sembako lainnya, Zita beli. Pandu juga tak protes, ia menyerahkan hal itu ke istrinya."Bumil nggak mau jajan?" bisik Pandu sembari memeluk leher Zita dari belakang saat istrinya itu sedang memasukan gula pasir dan teh celup ke dalam keranjang belanjaan."Enggak, kamu mau jajan?" tanya Zita balik."Nanti aja, aku mau makan di warung makan temenku, kamu mau ikut?" ajak Pandu sembari kembali mendorong keranjang belanjaan."Nggak, aku mau di rumah aja sama Ibu, kamuhave funaja sama temen-temenmu di sini." Kini Zita menggamit lengan suamin

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • Dinikahi Mas Pandu     Kejutan untuk mertua (2)

    Pandu segera menghempaskan tubuh di sofa, menyalakan TV dan menikmati gorengan yang tersaji secara mendadak, lagi-lagi, Ageng lah yang disuruh ibu membeli di rumah tetangga yang memang menjual aneka gorengan."Bu, jangan repot-repot sediain ini itu, Zita sama Mas Pandu juga nginep semalem di sini, Ibu jangan capek-capek," ujar Zita sembari menyusul ibu mertuanya di dapur."Nggak repot Zita, bukan Ibu yang kerjain kan, ada orang lain, Mbok Darni, sini Ibu kenalin." Tangan Zita digandeng ibu mertuanya menuju ke belakang rumah, tampak Mbok Darni sedang memetik daun singkong."Mbok, sini, kenalin, istrinya Pandu, Zita namanya," ucap ibu. Zita meraih tangan wanita yang lebih nyaman dipanggil Mbah, wanita itu, sudah ikut bekerja dengan keluarga Pandu sejak ibu mertua Zita baru menikah, dan M

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • Dinikahi Mas Pandu    Kasihan

    Zita dan Pandu berjalan masuk ke pekarangan rumah mewah di kota itu, tak lupa, Zita membawa buah tangan supaya tampak perhatian ke keluarga Intan."Jangan aneh-aneh, inget," ucap Pandu. Zita hanya tersenyum sembari mengangguk.Pandu mengetuk pintu, saat pintu terbuka tampak kakak sepupunya yang membukakan pintu."Hai, Ndu! Kapan sampai!" Sambutnya penuh semangat."Zita," ucap istri Pandu sembari menjabat tangan."Raditya," jawabnya. Zita mengangguk. Ia dan Pandu masuk ke dalam rumah itu. Lampu kristas bergantung indah di tengah ruangan, tampak orang tua Intan berjalan menghampiri pasangan itu."Selamat datang, apa kabar, Zita," suar

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-11
  • Dinikahi Mas Pandu    Pindah sementara

    Dumai."Ini yang di bawa mau yang mana aja, Mas Pandu?" Zita duduk di karpet, mendongak menatap suaminya yang sibuk menelpon seseorang."Sebentar," jawab Pandu pelan sembari berjalan ke teras. Zita hanya bisa menghela napas, ia melipat seragam suaminya lalu dimasukan ke dalam koper. Mereka membawa tiga koper, dua ukuran jumbo, satu ukuran kecil untuk beberapa kebutuhan buku literatur yang akan digunakan Pandu nanti."Bawa seperlunya aja, Zita." Suara Pandu terdengar tenang, berdiri di depan pintu kamar menatap istrinya yang sibuk merapikan pakaian-pakaian.Zita mengangguk. "Siapa yang telpon?" tanyanya masih dengan tangan melipat pakaian dan memasukkannya ke koper."

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-12

Bab terbaru

  • Dinikahi Mas Pandu    Bonus Chapter

    Zita dan Pandu berjalan-jalan di taman yang ada di kota Istanbul, keduanya begitu menikmati hari yang selama ini mereka nantikan. Keempat anaknya sibuk dengan acara jalan-jalannya sendiri bersama saudara sepupu lainnya. Bangku taman itu mereka duduki, Pandu membenarkan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Zita memberikan es kopi miliknya ke tangan Pandu, karena ia ingin mengambil ponsel miliknya dari dalam tas. "Mas, kita foto-foto dulu, selfie dulu biar keceh..." ujarnya sambil mengarahkan layar ponsel ke arah keduanya. Pandu bahkan tersenyum bahagia, dan ada yang foto sambil mencium pipi istrinya itu. "Zit, kalau rambutku di cet cokelat tua bagus kayaknya, deh," tanya Pandu sambil menyugar rambutnya yang masih lebat. Bagaimana tidak, Zita rajin membalur rambut Pandu dengan ramuan cemceman warisan budenya, dengan minyak kemiri, juga bahan-bahan tradisional lainnya. "Nggak usah. Ngapain, mau centil kamu. Puber ke dua? Iya?"

  • Dinikahi Mas Pandu    Dinikahi Mas Pandu

    Hidup manusia itu layaknya roda berputar, itu benar. Pengulangan lingkaran kehidupan itu pasti akan terjadi. Tak jarang, banyak yang berpikir untuk mengubah jalan hidupnya menjadi lebih baik dari pada yang terdahulu, baik orang tua tua sendiri, atau menyangkut jalan hidup anggota keluar lainnya. Pandu dan Zita, menikah begitu cepat, kenalan juga cepat, harus menikah siri lebih dulu sebelum buku nikah diterima di tangan, tapi mampu membangun rasa cinta dua orang asing yang akhirnya, merasa terikat dan begitu saling membutuhkan seumur hidup. Tahun demi tahun mereka lewati, ujian rumah tangga mereka hadapi, pun, saat ujian berganti saat menerpa anak-anak mereka. Duta sempat berkelahi dengan remaja seusianya saat mengganggu Diva dan Dira yang berjalan setelah pulang dari minimarket, tak tedeng aling-aling, Duta main hajar dua remaja itu hingga akhirnya Pandu dan Zita ke rumah sakit karena dua remaja itu terluka cukup parah. Padahal, Datra lah si atlit karate, tapi Datra tak pern

  • Dinikahi Mas Pandu    Keistimewaan masing-masing

    Tidak heran, jika keluarga Pandu dan Zita memang ramai dan heboh. Tahun berganti, kehidupan mereka tak ayal seperti keluarga pada umumnya. Masalah banyak mereka temui, dan bisa terpecahkan dengan sangat baik juga. Ingat Duta yang tak bisa membaca? Kini, di saat triplet sudah menginjak masa sekolah dasar, Duta menunjukkan hal lain yang mampu membuat Zita dan Pandu bangga. Ia juara umum pidato anak kelas 6 SD. Iya, kini mereka sudah besar, waktu berjalan begitu cepat. Zita, apalagi Pandu, semakin tua, tapi, tidak mematikan semangat jiwa muda mereka semua.Pidato dengan tema "Sekolah untuk siapa?" itu, dibuat Duta seorang diri. Materinya ia kumpulkan sendiri sambil banyak menonton berita juga membaca buku. Tuh, kan, jangan meremehkan seseorang. Dulu, Pandu dan Zita bisa saja kesal karena kelihatannya, Duta malas belajar, pemberontak, tapi kini, ia seperti anak yang suka berorasi, menyuarakan pikirannya dengan terbuka, jago debat, dengan cara yang tepat. Datra bahkan kewalahan sa

  • Dinikahi Mas Pandu    Persiapan masuk SD

    Pandu pulang kerja dengan keadaan letih, bagaimana tidak, kepalanya seharian itu isinya angka semua. "Ta, Zita..." panggilnya sambil meletakkan kunci mobil di tempat yang sudah tersedia. Dari lantai dua rumah, terdengar suara melengking Zita dari kamar anak-anaknya. Dua kamar yang dijadikan satu itu begitu luas, tiga ranjang terpisah juga sudah di atur Zita untuk kamar triplets. Pandu melihat bibi menyiapkan makan malam di jam setengah tujuh itu."Pak, Ibu jangan di ganggu, lagi jadi guru dadakan," ujar bibi. Pandu yang sudah berdiri di titian tangga ke dua, menoleh cepat."Emang, ada apaan?" Pandu mengerutkan kening."Tadi sore, sepulang Ibu rapat RT untuk lomba senam, anak-anak minta diajarin belajar membaca, tapi berakhir drama karena Duta nggak mau belajar dan ngambek sampai nangis guling-guling di karpet, Pak."Pandu menghela napas, "lagi-lagi Duta," keluhnya."Pak, jangan di omelin, kasihan Duta," pinta bibi yang memang, cenderung lebih meman

  • Dinikahi Mas Pandu    Piknik berujung liburan mendadak

    "Ini gimana, sih masangnya?" keluh Zita saat ia sibuk menyiapkan keranjang ritan warna cokelat itu. Rambutnya ia kuncir tinggi, terasa gerah karena menyiapkan empat orang anak yang mendadak minta piknik ke kebun binatang, tidaklah sesederhana yang di bayangkan para ibu rumah tangga yang mampu membayar 4 bahkan lebih suster atau asisten. Zita, hanya masih mempekerjakan Bibi yang sudah hampir tujuh tahun ikut dengannya bekerja."Ayo, Zita," ucap Pandu sambil mengecup tengkuk istrinya bertubi-tubi."Mas, ih! Geli, kamu nyosor aja sukanya, ya ampun. Nggak lihat nih, aku ribet masang keranjang ginian," protes Zita sambil menyingkir dari ciuman suaminya yang sudah berusia kepala empat itu."Sini, sayang, aku bantu. Nih, gendong Dira dulu," ucap Pandu. Zita menoleh ke belakang, Dira yang sudah berusia satu tahun. Kelahiran anak ke empat berjenis kelamin perempuan itu, mampu membuat tim anak-anak mereka seimbang. Diva senang, ia punya saudari, tak melu

  • Dinikahi Mas Pandu    Berlayar bersama (2)

    Keduanya pun sudah selesai makan siang, Pandu bergabung bersama para pria, sedangkan Zita bersama para wanita. Anak-anak sudah tidur di kamar, dan... jangan lupa, dikelonin Ageng. Calon manten itu memang sudah tak merawat triplet semenjak sibuk bekerja di koperasi karyawan, tapi jika ada waktu, selalu bersama tiga keponakannya itu."Zita, Ageng udah dapet kontrakan untuk boyong istrinya nanti di Jakarta?" tanya ibu mertunya."Udah, Bu, deket kantor. Naik motor cuma lima belas menit. Minggu lalu Zita sama Mas Pandu juga ngecek ke sana, ada dua kamar, agak masuk gang memang, tapi nyaman." Zita membantu merapikan hiasa untuk kotak seserahan. Istri Pandu itu tampil cantik sendiri, selain rajin perawatan diri di rumah dan skin care dagangan tetangga, membuatnya tampil berkilau dengan budget sederhana.Zita rajin minum jamu, olahraga ringan di rumah, hingga menjadi asisten Ayunda sebagai instruktur senam, bukan... bukan... lebih tepatnya tim hore dengan mikrofon di ta

  • Dinikahi Mas Pandu    Berlayar bersama (1)

    "Ayo... ayo... cepetan! Kita bisa ketinggalan kereta...! Ya ampunnn..." panik Zita yang berjalan menggandeng dua anaknya, satu anaknya lagi digendong Pandu, sedangnya Ageng sudah berlari lebih dulu untuk mencari gerbong kereta yang akan mereka naiki. Porter berjalan di belakang mereka membawa tiga tas koper besar. Tak hanya satu, tapi ada tiga porter yang mereka minta bantuan jasanya."Ini...!" teriak Ageng. Ia memberikan tiket kereta ke petugas yang masih berdiri di depan gerbong kereta eksekutif yang akan mereka naiki. Zita dan dua anaknya berjalan ke dalam gerbong, lalu Pandu yang masih menggendong Diva. Zita terengah-engah, ia merasa lega karena tak tertinggal kereta. Duta dan Datra memindai sekitar sembari menganga. Pertama kali naik kereta dan tampak takjub. "Diva duduk di sini sama Om Ageng, ya," ujar Zita sembari memindahkan Diva dari gendongan Pandu. Mereka duduk di bangku 13DC yang artinya, kursi bisa diputar 180 derajat, kereta Argo lawu itu nyaman karena kelas eks

  • Dinikahi Mas Pandu    Lamaran Ageng (2)

    Zita memiringkan tubuhnya menghadap ke arah suaminya yang bertelanjang dada, jujur saja Zita tergoda, bagaimana tidak, suaminya tetap menjaga bentuk tubuhnya itu, walau saat di luar rumah, tak pernah ia pamerkan. Maksudnya itu, Pandu tak pernah tebar pesona sok-sok menunjukkan tubuh atletisnya, bahkan saat bekerja pun, Pandu tak memakai kemeja yang ketat membentuk tubuhnya, ia justru tampak seperti bapak-bapak mendekati kepala empat yang tak memerhatikan penampilan, tapi... sata di rumah dan berdua bersama Zita, hmmm... jangan di tanya apa lagi di bayangkan, Zita lah penguasa tubuh Pandu. Hal itu sengaja Pandu lalukan guna meminimalisir tatapan wanita-wanita yang bisa saja tergoda dengan penampilan fisik Pandu.Jadi, tak cuma hati, tapi tubuhnya pun, hanya milik Zita seorang. Ingat kan, pengalaman dua pelakor yang habis di bantai istrinya itu? Pandu sungguh menjadikan itu pelajaran. Pun, Zita, istrinya itu tak pernah berdandan cetar membahana tiada tara jika keluar rumah, cuk

  • Dinikahi Mas Pandu    Lamaran Ageng (1)

    Lima tahun kemudian."Kamu, serius, Geng?" tatapan Zita begitu lekat. Sedangkan Pandu hanya bisa duduk tegak di sebelah istrinya karena merasa terkejut dengan ucapan Ageng."Udah bener?" lanjut Zita. Ageng mengangguk."Hmmhh... yaudah, mau gimana lagi, kan. Mas Pandu, gimana?" toleh Zita. Pandu melirik ke istrinya itu."Yaudah, siapin semuanya, deh. Ngapain juga kelamaan pacaran, Geng. Aku hubungin keluarga di Solo. Tapi, serius udah dipikirin baik-baik? Nikah itu bukan perkara SAH dan enak-enak aja, Geng, tapi banyak hal yang--" mulut Pandu dibekap Zita."Stop. Menurut kamu, kamu udah sehebat itu bisa nasehatin Ageng, heh?" pelototan Zita membuat kedua mata Pandu membentuk garis lurus. Ageng terbahak-bahak."Sukurin! Lagu-laguan kasih nasehat soal pernikahan. Tuh, lihat, anak-anak udah siap les berenang. Lets Go triplets! Om Ageng temenin berenang." Ageng beranjak, meraih kunci mobil. Datra, Diva dan Duta menghampiri papa mamanya yang masih

DMCA.com Protection Status