共有

Bab 349

作者: Clarissa
Keterampilan memasak koki Keluarga Japardi sangat hebat. Setiap hidangannya bahkan lebih lezat dari masakan koki di Restoran Imperial milik Mark.

Usai makan malam, seorang pelayan bertanya menu apa yang paling disukai Tiffany. Gadis itu bertopang dagu di meja dan memandangi piring-piring kosong di sana. Dia membayangkan hidangan yang disantapnya tadi, ragu-ragu untuk menjawab.

Akhirnya, Tiffany mendongak dan menjawab pelayan dengan ekspresi memelas, "Anu ... apa aku boleh jawab kalau aku menyukai beberapa hidangan hari ini, lalu yang lain besok, dan sisanya lusa?"

Pelayan itu mengerucutkan bibirnya dan membalas dengan canggung, "Sepertinya ... nggak bisa."

Sean duduk di kursinya dan memandangi wajah dilema gadis itu. Senyuman di wajahnya tidak kunjung lenyap.

Akhirnya, pria itu memberikan solusi dengan berkata sambil tersenyum tipis, "Katakan saja pada tuanmu kalau Tiffany menyukai semua hidangan malam ini."

"Tapi ...." Pelayan itu ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Baiklah.
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (2)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
seru...suka...suka...suka...
goodnovel comment avatar
tebetea46
lanjut donk
すべてのコメントを表示

関連チャプター

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 350

    Derek tersenyum tipis dan berucap, "Di mataku, ini bukan bodoh, tapi polos dan murni."Usai berkata demikian, Derek menghela napas dan melanjutkan, "Sepertinya gadis dilindungi dengan baik sejak kecil. Orang tua angkatnya menyayanginya dan ... Sean juga memanjakannya. Kalau putrimu dan Nancy seberuntung itu, aku bisa tenang.""Hachooo!" Tiffany bersin dengan keras di taman.Sean mengernyit. Dia lalu melepas jas dan menyampirkannya ke bahu gadis itu. "Dingin?" tanyanya."Sedikit," sahut Tiffany sambil mengangguk."Kita sudah jalan santai selama satu jam," ujar Sean. Dia berjalan pelan di jalan setapak dengan memasukkan satu tangan di saku. Bayangan punggungnya membentang panjang di bawah sinar rembulan dan lampu taman.Sean menatap wajah Tiffany dengan sorot lembut dan berucap, "Satu jam seharusnya cukup untuk mencerna makanan di perutmu. Kamu mau kembali atau terus mencerna?"Wajah Tiffany langsung memerah. Dia bergumam dengan gugup, "Ka ... kapan aku bilang mau mencerna isi perut? Aku

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 351

    Malam itu, Tiffany kembali dengan digendong Sean. Saat tengah bermain-main, dia memukul bokong Sean dengan jahil. Setelah melakukan itu, dia segera kabur karena takut pria itu akan mengejar dan menghukumnya.Namun, Tiffany lupa bahwa dia masih mengenakan sepatu hak tinggi indah yang disiapkan Sean untuknya sejak tiba di rumah Keluarga Japardi. Alhasil ...."Aduh!" jerit Tiffany kesakitan.Sean menggeleng pasrah. Dia segera berjongkok di depannya dan berkata, "Ayo naik."Tiffany bertanya dengan mata berkaca-kaca, "Sayang, apa aku bodoh?""Kamu nggak bodoh. Kamu tahu harus kabur setelah memukulku, itu artinya kamu nggak bodoh," sahut Sean dengan geli.Tiffany berucap dengan wajah memerah, "Sayang, maafkan aku ...." Dia hanya terlalu semangat karena melihat betapa cerianya Sean hari ini. Dia terlalu gembira hingga lupa diri."Aku nggak menyalahkanmu. Aku yang salah, aku nggak seharusnya menyuruhmu pakai sepatu hak tinggi," ujar Sean sambil menggendong Tiffany dengan lembut.Tiffany buru-b

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 352

    Ketika keduanya tiba di ruang makan, beberapa orang sudah duduk di sana. Meja makan yang besar itu bisa menampung 50 hingga 60 orang.Pelayan membawa Tiffany dan Sean ke kursi yang sudah ditandai dengan nama mereka seperti kemarin. Sekali lagi, mereka menunggu cukup lama.Tiffany bersandar di lengan Sean. Sambil menguap, dia membuka ponselnya dan membaca pesan berisi keluhan-keluhan Julie.[ Tiff, aku benar-benar nggak sanggup menghadapi Zara. Dia terus memintaku buat tanya apa makanan favoritmu. Jadi, aku asal sebut kalau kamu suka makan paha ayam. ][ Kamu tahu apa yang terjadi? Dia ambil habis uang di dompet Charles dan membeli semua ayam di desa. Setelah meminta seseorang untuk sembelih ayam-ayam itu, sekarang dia lagi sibuk coba segala macam resep paha ayam. ][ Mark lagi hibur Charles sekarang. Aku juga ingin kabur. Zara suruh aku buat cicipi masakannya. Aku sudah makan 10 paha ayam hari ini dan dia masih nggak berhenti memasak. Tolong aku! ]Tiffany membalas sambil tertawa.[ Ba

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 353

    "Gimana kami bisa tidur dengan nyenyak saat ada orang nggak sopan dan sombong sepertimu di sini?" ujar Jayla.Jayla sama sekali tidak merasa ucapannya kurang pantas. Sebaliknya, dia malah makin menjadi-jadi dan menambahkan, "Ini pertama kalinya aku melihat seorang tamu memakai sandal ke acara formal. Memalukan banget!"Cathy bersedekap sambil mendengus. Dia menatap Tiffany dengan angkuh dan menimpali, "Nyonya Tanuwijaya, apa kamu nggak merasa perlu kasih penjelasan pada kami?"Saat orang-orang di sekitar mulai berkomentar dan mengkritik Tiffany, Derek dan Bronson tiba.Baru saja mereka duduk, Cathy langsung mengeluh, "Ayah, Kakek. Coba lihat, Nyonya Tanuwijaya yang kalian sukai itu ternyata nggak sopan banget."Di hari ulang tahunnya, Derek bahkan tidak mengucapkan selamat ulang tahun pada Cathy. Sebagai cucu perempuan tertua Keluarga Japardi, dia jelas tidak terima melihat keluarganya memperlakukan orang luar seperti Tiffany dengan begitu baik.Kini saat memiliki kesempatan, Cathy ten

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 354

    "Kakiku bahkan masih bengkak sekarang!" ujar Tiffany.Sebenarnya Tiffany bukan orang yang gemar memancing belas kasihan orang lain. Namun, mereka sudah keterlaluan. Dia hanya memakai sandal, tetapi hal kecil ini sudah dianggap sebagai kesalahan besar."Terkilir?" cibir Cathy.Momen Tiffany dan Sean berjalan santai di taman kecil kemarin terbayang jelas di benak Cathy. Tiffany jelas-jelas masih begitu energik kemarin.Jadi, Cathy langsung membalas sambil mengernyit, "Alasan saja, kamu kira kami akan percaya hanya karena kamu bilang kakimu terkilir?"Cathy menarik napas dalam-dalam, lalu melambai pada pelayan dan berkata, "Panggil dokter keluarga ke sini.""Cathy! Jangan mengacau!" bentak Bronson dengan alis berkerut.Dinilai dari raut tenang Tiffany dan Sean, Bronson tahu kedua orang itu tidak berbohong. Sebagai pengamat, dia bisa melihat hal ini dengan jelas.Cathy benar-benar dibutakan oleh perasaannya. Dia masih ingin dokter datang memeriksa?Jika dokter keluarga benar-benar datang m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 355

    Tidak lama kemudian, pelayan tadi kembali bersama Cedric, dokter pribadi Keluarga Japardi.Cedric membawa kotak obatnya, lalu berjongkok untuk memeriksa kaki Tiffany. Dia berkata dengan alis berkerut, "Kakinya sudah bengkak sampai seperti ini. Siapa pun bisa lihat kalau kakinya terkilir, untuk apa kalian butuh aku untuk mengonfirmasinya?"Ruang makan langsung heboh. Bagaimanapun, ini adalah tempat untuk makan. Tiffany tidak mungkin menunjukkan pergelangan kakinya yang bengkak di depan umum. Semua orang juga tidak enak hati untuk mendekat dan melihat kakinya.Namun, Cathy dan Jayla yang berada di dekat sana pasti bisa melihatnya dengan jelas. Orang-orang mulai berkomentar.Cedric sudah mengonfirmasinya. Jadi, apa kedua gadis itu benar-benar tidak melihat pergelangan kaki Tiffany yang bengkak atau apakah mereka hanya berpura-pura tidak melihatnya?"Cederamu lumayan serius. Aku akan memberimu salep, jangan lupa oleskan sendiri nanti," ujar Cedric pada Tiffany.Usai berkata begitu, Cedric

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 356

    "Kelinci yang terpojok juga bisa menggigit orang. Sepertinya peribahasa ini memang benar." Xavier menopang kepalanya dan tersenyum tipis sambil menatap Tiffany. Semakin dilihat, dia semakin merasa Tiffany sangat imut.Sementara itu, wajah Cathy tampak masam."Kamu terus mengatakan Keluarga Japardi menjunjung aturan." Sean tersenyum dingin, menuangkan air untuk Tiffany. "Tapi, apa Keluarga Japardi nggak mengajarimu untuk menilai sesuatu dari berbagai sisi? Setiap orang punya dua kaki. Bukankah itu pengetahuan umum?"Cathy menggertakkan giginya dengan geram. Bronson juga merasa sangat malu. Dia mengernyit dan menegur, "Cathy, minta maaf pada Bu Tiffany!"Cathy menarik napas dalam-dalam, lalu menggigit bibirnya dengan enggan. Kemudian, dia melirik Tiffany dan berujar, "Maafkan aku. Aku nggak seharusnya mengira kamu nggak terluka cuma karena kamu sengaja menyembunyikan satu kakimu. Aku sudah salah."Ini adalah permintaan maaf yang paling serius yang diterima Tiffany sejak memasuki rumah Ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 357

    Setelah sarapan, Tiffany mulai merasa cemas. Dia bilang dia akan menari untuk Derek dan itu hanya sebuah candaan yang dipelajarinya dari Julie.Dulu setiap kali kaki Julie sakit, Tiffany selalu menanyakan kabarnya. Lambat laun, Julie pun merasa terganggu dan akan bilang, "Aku baik-baik saja lho! Percaya nggak kalau besok aku bisa menari di depanmu?"Dulu ibu Julie adalah seorang penari. Jadi, ketika Julie masih kecil, ayahnya mengirimnya ke sekolah tari dan dia belajar menari selama bertahun-tahun.Makanya, kalimat "percaya nggak kalau besok aku bisa menari di depanmu" menjadi kalimat yang sering dilontarkan Julie.Tadi Tiffany hanya ingin membuat Derek senang, jadi tidak sengaja mengatakan kalimat seperti itu. Namun, faktanya dia tidak bisa menari ....Setelah kembali ke kamar, Tiffany berguling-guling di ranjangnya dengan cemas. "Aku sudah salah ... mampuslah aku. Seharusnya aku bilang akan melafalkan puisi kuno. Aku sangat jago menghafal!"Tiffany masih berguling tanpa henti. "Selai

最新チャプター

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 761

    Kepala Lena langsung terpelintir ke samping karena tamparan itu. Dia menjilat darahnya yang amis dan manis di sudut bibirnya, lalu menatap Miska yang menamparnya dengan tatapan yang dingin. "Kamu pikir kamu ini siapa?"Miska menatap Lena dengan dingin dan berkata, "Aku ini tunangan pria yang di dalam. Karena kamu, tunanganku baru jadi seperti sekarang. Kalau terjadi apa-apa padanya, aku nggak akan memaafkanmu."Setelah menatap Miska dengan tatapan menyindir selama beberapa saat, Lena tertawa. "Kamu adalah tunangannya pria itu? Kalau begitu, kamu benar-benar kasihan. Kalau kamu nggak bilang, aku akan mengira kamu ini adiknya Tiffany. Kemungkinan besar, pria itu bersamamu karena menganggapmu sebagai pengganti Tiffany, 'kan?"Setelah mengatakan itu, Lena melanjutkan sambil menggelengkan kepala dan ekspresinya terlihat kasihan. "Sayang sekali. Meskipun sudah ada kamu yang sebagai pengganti, hatinya tetap nggak bisa melupakan Tiffany. Kalau nggak, dia juga nggak akan menabrak truk itu demi

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 760

    "Aku Miska, panggil aku Miska saja." Gadis itu meremas tali ranselnya dan bertanya dengan cemas, "Katanya dia mau datang duluan untuk kasih kamu kejutan. Kenapa tiba-tiba kecelakaan?"Tiffany memejamkan matanya, tidak tahu harus menjelaskan dari mana untuk sesaat. Namun, dia tetap menatap gadis itu dan berkata, "Miska, kamu ... harus menyiapkan mentalmu. Cedera Xavier kelihatannya cukup parah."Miska tertegun, baru menyadari betapa serius situasinya. Mata bulatnya yang hitam sontak menjadi suram. "Dia ... dia nggak apa-apa, 'kan? Kami baru saja ... tunangan."Kalau saja Miska tidak menyebut itu, mungkin Tiffany bisa menahan diri. Namun, begitu kalimat itu dilontarkan, rasa sakit langsung menyayat hatinya.Semua ini salahnya. Karena kebaikannya sendiri, dia memberi celah bagi kakak beradik itu untuk menyakitinya.Seandainya hari itu dia berbicara terus terang kepada Sean soal kejadian tiga tahun lalu, seandainya dia membongkar kebohongan Vivi, mungkin Xavier yang jauh-jauh datang untuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 759

    Di belakang mereka mulai terdengar teriakan, ada yang mulai menelepon polisi. Suara sirene mobil patroli dan ambulans pun terdengar bersahut-sahutan.Tiffany terdiam dalam pelukan Sean, matanya masih tertutup oleh telapak tangan pria itu. Dia seperti boneka yang kehilangan jiwanya, bersandar lemas di dadanya."Xavier ... dia baik-baik saja, 'kan?""Dia akan baik-baik saja." Sean memeluknya erat. "Dia sudah dibawa ambulans untuk mendapatkan pertolongan. Kita ke sana ya.""Ya ...." Tiffany masih bersandar di pelukannya, suaranya lirih. "Sean, kamu yakin nggak salah lihat? Dia bilang besok baru sampai dan bawa tunangannya ke sini .... Gimana mungkin .... Nggak mungkin. Dia seharusnya masih di luar negeri sekarang ...."Nada suaranya pilu.Sean memeluknya lebih erat. "Mungkin dia mau kasih kejutan untukmu." Suara berat Sean terdengar serak. "Tadi dia telepon aku, tanya kamu di mana.""Aku bilang kamu di lembaga penelitian. Setelah itu, dia langsung matiin telepon. Sepertinya dia datang leb

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 758

    "Tiff ... kamu benaran cuma butuh dua hari untuk menyelesaikan makalah serumit ini?"Di dalam kantor Risyad, Tiffany tersenyum sambil menatapnya. "Ini semua berkat bimbingan Pak Risyad yang luar biasa. Aku tahu kamu sangat menghargaiku, jadi aku nggak berani menyepelekan tugasku. Makanya, aku buru-buru menyelesaikannya."Risyad yang memakai kacamata tebal itu pun memancarkan kebanggaan dan kekaguman. "Anak muda memang luar biasa! Penuh semangat, penuh energi, dan punya kemampuan!"Saking semangatnya, Risyad menahan Tiffany untuk mengobrol. Sampai akhirnya ada yang mengetuk pintu dari luar, barulah Tiffany bisa terbebas dari pembicaraan panjang Risyad yang sangat antusias.Saat Tiffany keluar dari lembaga penelitian, waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Matahari masih bersinar, tetapi cahayanya terasa lembut.Saat berdiri di depan gerbang lembaga penelitian, Tiffany meregangkan badan sambil menarik napas lega. Beban besar di hatinya akhirnya terangkat.Beberapa hari ke depan, tugasnya

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 757

    Xavier dan tunangannya dijadwalkan tiba di Kota Aven tiga hari lagi. Agar punya waktu untuk menemani tunangan Xavier jalan-jalan di Kota Aven, Tiffany sampai mengambil cuti beberapa hari dari lembaga penelitian.Untungnya, pihak lembaga cukup pengertian. Meskipun Tiffany baru bekerja di sana, setiap kali dia meminta cuti, atasan selalu menyetujui tanpa banyak tanya."Tapi, Tiff ...." Suara Risyad terdengar dari seberang telepon, diiringi batuk kecil. "Aku ingat kamu janji, selama beberapa hari ini di rumah, kamu bakal menyelesaikan jurnal penelitianmu, 'kan?"Tiffany buru-buru mengangguk. "Tenang saja, Pak! Sebelum masa cuti habis, aku pasti akan kirim jurnal penelitianku ke lembaga! Aku nggak pernah ingkar janji kok!"Suaranya yang tegas dan meyakinkan membuat Risyad tertawa. "Oke, jangan sampai kamu ingkar janji ya!"Setelah mengobrol sebentar, Tiffany langsung merengek manja pada Sean untuk mengantarnya pulang agar bisa segera menulis jurnal.Meskipun mengatakan akan menyelesaikanny

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 756

    Begitu selesai bicara, Xavier langsung mengakhiri panggilan.Di sisi lain, Tiffany masih memegang ponsel dengan perasaan yang menggebu-gebu. Xavier akhirnya menemukan cinta sejatinya! Bagi Tiffany, ini benar-benar adalah kabar bahagia!Selama lima tahun terakhir, Xavier selalu ada di sampingnya, menjaga janji yang pernah dia ucapkan pada mendiang ibunya. Tiffany bahkan sempat khawatir, apakah Xavier akan selamanya membujang demi merawatnya?Dia bahkan pernah berpikir, kalau dia akhirnya balikan dengan Sean dan meninggalkan Xavier begitu saja, bukankah itu terlalu kejam?Apalagi selama lima tahun ini, perhatian Xavier padanya benar-benar tak ada duanya. Bahkan, Xavier tidak sebaik itu terhadap adik kandungnya sendiri, Jayla.Tiffany benar-benar tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikan Xavier. Kini, karena Xavier sudah menemukan cinta sejatinya, dia akhirnya merasa lega.Tak lama kemudian, Sean kembali ke mobil. Tiffany yang kini sudah tidak mengantuk, bersandar di kursi sambil terse

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 755

    Tak lama kemudian, mobil sampai di taman kanak-kanak.Meskipun Sean sudah sangat berhati-hati, suara gaduh dari luar mobil saat parkir tetap saja membangunkan Tiffany dari tidurnya.Mata wanita itu masih terlihat mengantuk, tetapi tetap terlihat jernih dan indah. Dia menguap dan menoleh ke luar jendela. "Sudah sampai ya."Setelah itu, dia mengangkat tangan untuk membuka pintu mobil, tetapi segera dihentikan oleh Sean.Pria itu tersenyum tipis, tampak tak berdaya. "Kalau masih ngantuk, jangan turun dulu. Biar aku saja yang antar mereka masuk. Kamu tunggu di mobil saja."Tiffany menggigit bibirnya, secara refleks menoleh menatap dua anak kecil di sampingnya. "Tapi ....""Sudahlah." Arlo menghela napas panjang. "Mama yang bodoh, istirahat saja di mobil. Kami turun dulu.""Betul! Mama istirahat saja ya!" Arlene ikut mengangguk sambil tersenyum lebar.Akhirnya, Tiffany pun ditinggal sendiri di dalam mobil, sementara ketiganya orang itu turun bersama.Bersandar di jok kulit mobil, Tiffany ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 754

    "Juga bakal jadi anak kecil yang gendut nanti," ucap Arlo yang mengikuti di belakang Sean dengan cemberut."Sembarangan! Arlene nggak bakal gendut!""Kamu bakal gendut!"Arlo menarik napas dalam-dalam. "Nggak masalah kalau Pak Sean antar kita ke sekolah setiap hari. Tapi, Mama juga harus ikut."Tiffany tertegun dan refleks bertanya, "Kenapa begitu?"Dia baru saja berpikir, kalau nanti anak-anak diantar Sean setiap hari, dia bisa bermalas-malasan di rumah dong ....Jujur saja, selama beberapa tahun ini, kecuali dalam kondisi khusus, semua urusan antar jemput anak-anak ke sekolah diurus oleh Tiffany sendiri. Itu cukup melelahkan.Sekarang dia akhirnya mendapat kesempatan untuk bermalas-malasan, tetapi anaknya malah tidak memberinya izin?"Buat menunjukkan kepemilikan." Arlo mencebik dan berkata dengan suara rendah, "Soalnya para ibu-ibu terus melihat Pak Sean kayak mau diterkam. Jadi, Mama harus selalu ikut. Kalau nggak, para guru juga bisa jadi gila."Tiffany tidak bisa berkata-kata. Ay

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 753

    Tiffany keluar dari kamar Sean dengan pipi memerah. Di luar pintu, dua bocah kecil yang memakai setelan jas kecil dan gaun kecil sedang berdiri manis, dengan tas kecil di punggung mereka. Mereka bersandar di dinding koridor seperti dua murid SD yang sedang dihukum berdiri.Melihat Tiffany keluar, Arlo cemberut dan mengedipkan mata dengan nakal. "Mama ini nggak tahan godaan, cepat banget ditaklukkan."Wajah Tiffany langsung memerah.Arlene yang melihat itu buru-buru berlari ke depan Tiffany dan melindunginya. "Kakak nggak boleh bicara kayak gitu ke Mama ya! Mama itu kayak Arlene, suka sama pria ganteng!"Arlo memutar bola matanya dengan pasrah. "Kalian sama-sama bucin."Arlene membalas dengan percaya diri, "Hmph! Kata Guru, cewek yang bucin itu lebih disukai!"Suara polos kedua anak itu seketika membuat hati Tiffany hangat dan senang. Dia tersenyum tipis, lalu berjongkok sambil mengelus kepala Arlene. "Mana PR yang butuh tanda tangan Mama?"Arlene cemberut dan berjinjit mendekat ke teli

無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status