Share

Bab 349

Penulis: Clarissa
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-02 18:00:00
Keterampilan memasak koki Keluarga Japardi sangat hebat. Setiap hidangannya bahkan lebih lezat dari masakan koki di Restoran Imperial milik Mark.

Usai makan malam, seorang pelayan bertanya menu apa yang paling disukai Tiffany. Gadis itu bertopang dagu di meja dan memandangi piring-piring kosong di sana. Dia membayangkan hidangan yang disantapnya tadi, ragu-ragu untuk menjawab.

Akhirnya, Tiffany mendongak dan menjawab pelayan dengan ekspresi memelas, "Anu ... apa aku boleh jawab kalau aku menyukai beberapa hidangan hari ini, lalu yang lain besok, dan sisanya lusa?"

Pelayan itu mengerucutkan bibirnya dan membalas dengan canggung, "Sepertinya ... nggak bisa."

Sean duduk di kursinya dan memandangi wajah dilema gadis itu. Senyuman di wajahnya tidak kunjung lenyap.

Akhirnya, pria itu memberikan solusi dengan berkata sambil tersenyum tipis, "Katakan saja pada tuanmu kalau Tiffany menyukai semua hidangan malam ini."

"Tapi ...." Pelayan itu ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Baiklah.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
tebetea46
lanjut donk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 350

    Derek tersenyum tipis dan berucap, "Di mataku, ini bukan bodoh, tapi polos dan murni."Usai berkata demikian, Derek menghela napas dan melanjutkan, "Sepertinya gadis dilindungi dengan baik sejak kecil. Orang tua angkatnya menyayanginya dan ... Sean juga memanjakannya. Kalau putrimu dan Nancy seberuntung itu, aku bisa tenang.""Hachooo!" Tiffany bersin dengan keras di taman.Sean mengernyit. Dia lalu melepas jas dan menyampirkannya ke bahu gadis itu. "Dingin?" tanyanya."Sedikit," sahut Tiffany sambil mengangguk."Kita sudah jalan santai selama satu jam," ujar Sean. Dia berjalan pelan di jalan setapak dengan memasukkan satu tangan di saku. Bayangan punggungnya membentang panjang di bawah sinar rembulan dan lampu taman.Sean menatap wajah Tiffany dengan sorot lembut dan berucap, "Satu jam seharusnya cukup untuk mencerna makanan di perutmu. Kamu mau kembali atau terus mencerna?"Wajah Tiffany langsung memerah. Dia bergumam dengan gugup, "Ka ... kapan aku bilang mau mencerna isi perut? Aku

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 351

    Malam itu, Tiffany kembali dengan digendong Sean. Saat tengah bermain-main, dia memukul bokong Sean dengan jahil. Setelah melakukan itu, dia segera kabur karena takut pria itu akan mengejar dan menghukumnya.Namun, Tiffany lupa bahwa dia masih mengenakan sepatu hak tinggi indah yang disiapkan Sean untuknya sejak tiba di rumah Keluarga Japardi. Alhasil ...."Aduh!" jerit Tiffany kesakitan.Sean menggeleng pasrah. Dia segera berjongkok di depannya dan berkata, "Ayo naik."Tiffany bertanya dengan mata berkaca-kaca, "Sayang, apa aku bodoh?""Kamu nggak bodoh. Kamu tahu harus kabur setelah memukulku, itu artinya kamu nggak bodoh," sahut Sean dengan geli.Tiffany berucap dengan wajah memerah, "Sayang, maafkan aku ...." Dia hanya terlalu semangat karena melihat betapa cerianya Sean hari ini. Dia terlalu gembira hingga lupa diri."Aku nggak menyalahkanmu. Aku yang salah, aku nggak seharusnya menyuruhmu pakai sepatu hak tinggi," ujar Sean sambil menggendong Tiffany dengan lembut.Tiffany buru-b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 352

    Ketika keduanya tiba di ruang makan, beberapa orang sudah duduk di sana. Meja makan yang besar itu bisa menampung 50 hingga 60 orang.Pelayan membawa Tiffany dan Sean ke kursi yang sudah ditandai dengan nama mereka seperti kemarin. Sekali lagi, mereka menunggu cukup lama.Tiffany bersandar di lengan Sean. Sambil menguap, dia membuka ponselnya dan membaca pesan berisi keluhan-keluhan Julie.[ Tiff, aku benar-benar nggak sanggup menghadapi Zara. Dia terus memintaku buat tanya apa makanan favoritmu. Jadi, aku asal sebut kalau kamu suka makan paha ayam. ][ Kamu tahu apa yang terjadi? Dia ambil habis uang di dompet Charles dan membeli semua ayam di desa. Setelah meminta seseorang untuk sembelih ayam-ayam itu, sekarang dia lagi sibuk coba segala macam resep paha ayam. ][ Mark lagi hibur Charles sekarang. Aku juga ingin kabur. Zara suruh aku buat cicipi masakannya. Aku sudah makan 10 paha ayam hari ini dan dia masih nggak berhenti memasak. Tolong aku! ]Tiffany membalas sambil tertawa.[ Ba

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 353

    "Gimana kami bisa tidur dengan nyenyak saat ada orang nggak sopan dan sombong sepertimu di sini?" ujar Jayla.Jayla sama sekali tidak merasa ucapannya kurang pantas. Sebaliknya, dia malah makin menjadi-jadi dan menambahkan, "Ini pertama kalinya aku melihat seorang tamu memakai sandal ke acara formal. Memalukan banget!"Cathy bersedekap sambil mendengus. Dia menatap Tiffany dengan angkuh dan menimpali, "Nyonya Tanuwijaya, apa kamu nggak merasa perlu kasih penjelasan pada kami?"Saat orang-orang di sekitar mulai berkomentar dan mengkritik Tiffany, Derek dan Bronson tiba.Baru saja mereka duduk, Cathy langsung mengeluh, "Ayah, Kakek. Coba lihat, Nyonya Tanuwijaya yang kalian sukai itu ternyata nggak sopan banget."Di hari ulang tahunnya, Derek bahkan tidak mengucapkan selamat ulang tahun pada Cathy. Sebagai cucu perempuan tertua Keluarga Japardi, dia jelas tidak terima melihat keluarganya memperlakukan orang luar seperti Tiffany dengan begitu baik.Kini saat memiliki kesempatan, Cathy ten

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 354

    "Kakiku bahkan masih bengkak sekarang!" ujar Tiffany.Sebenarnya Tiffany bukan orang yang gemar memancing belas kasihan orang lain. Namun, mereka sudah keterlaluan. Dia hanya memakai sandal, tetapi hal kecil ini sudah dianggap sebagai kesalahan besar."Terkilir?" cibir Cathy.Momen Tiffany dan Sean berjalan santai di taman kecil kemarin terbayang jelas di benak Cathy. Tiffany jelas-jelas masih begitu energik kemarin.Jadi, Cathy langsung membalas sambil mengernyit, "Alasan saja, kamu kira kami akan percaya hanya karena kamu bilang kakimu terkilir?"Cathy menarik napas dalam-dalam, lalu melambai pada pelayan dan berkata, "Panggil dokter keluarga ke sini.""Cathy! Jangan mengacau!" bentak Bronson dengan alis berkerut.Dinilai dari raut tenang Tiffany dan Sean, Bronson tahu kedua orang itu tidak berbohong. Sebagai pengamat, dia bisa melihat hal ini dengan jelas.Cathy benar-benar dibutakan oleh perasaannya. Dia masih ingin dokter datang memeriksa?Jika dokter keluarga benar-benar datang m

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 355

    Tidak lama kemudian, pelayan tadi kembali bersama Cedric, dokter pribadi Keluarga Japardi.Cedric membawa kotak obatnya, lalu berjongkok untuk memeriksa kaki Tiffany. Dia berkata dengan alis berkerut, "Kakinya sudah bengkak sampai seperti ini. Siapa pun bisa lihat kalau kakinya terkilir, untuk apa kalian butuh aku untuk mengonfirmasinya?"Ruang makan langsung heboh. Bagaimanapun, ini adalah tempat untuk makan. Tiffany tidak mungkin menunjukkan pergelangan kakinya yang bengkak di depan umum. Semua orang juga tidak enak hati untuk mendekat dan melihat kakinya.Namun, Cathy dan Jayla yang berada di dekat sana pasti bisa melihatnya dengan jelas. Orang-orang mulai berkomentar.Cedric sudah mengonfirmasinya. Jadi, apa kedua gadis itu benar-benar tidak melihat pergelangan kaki Tiffany yang bengkak atau apakah mereka hanya berpura-pura tidak melihatnya?"Cederamu lumayan serius. Aku akan memberimu salep, jangan lupa oleskan sendiri nanti," ujar Cedric pada Tiffany.Usai berkata begitu, Cedric

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 356

    "Kelinci yang terpojok juga bisa menggigit orang. Sepertinya peribahasa ini memang benar." Xavier menopang kepalanya dan tersenyum tipis sambil menatap Tiffany. Semakin dilihat, dia semakin merasa Tiffany sangat imut.Sementara itu, wajah Cathy tampak masam."Kamu terus mengatakan Keluarga Japardi menjunjung aturan." Sean tersenyum dingin, menuangkan air untuk Tiffany. "Tapi, apa Keluarga Japardi nggak mengajarimu untuk menilai sesuatu dari berbagai sisi? Setiap orang punya dua kaki. Bukankah itu pengetahuan umum?"Cathy menggertakkan giginya dengan geram. Bronson juga merasa sangat malu. Dia mengernyit dan menegur, "Cathy, minta maaf pada Bu Tiffany!"Cathy menarik napas dalam-dalam, lalu menggigit bibirnya dengan enggan. Kemudian, dia melirik Tiffany dan berujar, "Maafkan aku. Aku nggak seharusnya mengira kamu nggak terluka cuma karena kamu sengaja menyembunyikan satu kakimu. Aku sudah salah."Ini adalah permintaan maaf yang paling serius yang diterima Tiffany sejak memasuki rumah Ke

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 357

    Setelah sarapan, Tiffany mulai merasa cemas. Dia bilang dia akan menari untuk Derek dan itu hanya sebuah candaan yang dipelajarinya dari Julie.Dulu setiap kali kaki Julie sakit, Tiffany selalu menanyakan kabarnya. Lambat laun, Julie pun merasa terganggu dan akan bilang, "Aku baik-baik saja lho! Percaya nggak kalau besok aku bisa menari di depanmu?"Dulu ibu Julie adalah seorang penari. Jadi, ketika Julie masih kecil, ayahnya mengirimnya ke sekolah tari dan dia belajar menari selama bertahun-tahun.Makanya, kalimat "percaya nggak kalau besok aku bisa menari di depanmu" menjadi kalimat yang sering dilontarkan Julie.Tadi Tiffany hanya ingin membuat Derek senang, jadi tidak sengaja mengatakan kalimat seperti itu. Namun, faktanya dia tidak bisa menari ....Setelah kembali ke kamar, Tiffany berguling-guling di ranjangnya dengan cemas. "Aku sudah salah ... mampuslah aku. Seharusnya aku bilang akan melafalkan puisi kuno. Aku sangat jago menghafal!"Tiffany masih berguling tanpa henti. "Selai

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-03

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 371

    Di bawah pimpinan Jayla, hampir semua orang di aula tertawa mengejek Tiffany."Tiffany, bagaimanapun juga kamu ini istri Sean. Kalau kamu benar-benar ingin masuk ke aula pesta ini, mintalah tolong pada Cathy. Cathy pasti akan memberimu undangan, demi menghargai Sean.""Kenapa harus cara yang begitu ceroboh untuk meniru? Kamu nggak malu, ya?"Semakin lama Jayla berbicara, dia merasa semakin puas dan bersemangat. Sejak awal, dia memang tidak suka melihat Tiffany!Pria tampan dengan kecerdasan tinggi dan kekayaan melimpah seperti Sean itu sulit ditemukan!Jayla dan Cathy sudah berteman bertahun-tahun. Saat Cathy mewakili Keluarga Japardi untuk membagikan undangan, dia bahkan mengatakan bahwa Sean adalah satu-satunya pria lajang paling berharga yang hadir di pesta hari ini.Oleh karena itu, mereka berdua bahkan sepakat untuk bersaing secara adil setelah Sean tiba. Namun, Sean malah membawa istrinya langsung!Tidak masalah jika mereka berdua tidak bisa mendapatkan Sean. Namun, bahkan Derek

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 370

    Tiffany menarik napas dalam-dalam, lalu berkata dengan tenang, "Kalau aku nggak punya undangan, satpam di luar nggak mungkin membiarkanku masuk. Untuk apa kamu repot-repot mencari masalah denganku?"Jayla memutar bola matanya dengan kesal. "Siapa tahu? Mungkin satpam di luar terpesona padamu, makanya memberi pengecualian untukmu. Sebagai putri Keluarga Japardi, masa Cathy nggak punya hak untuk melihat undanganmu?"Suara mereka tidak pelan, jadi orang-orang di sekitar mulai bergosip."Jangan-jangan wanita ini benaran nggak punya undangan?""Memalukan sekali. Nggak punya undangan kok berani masuk?""Padahal Tuan Tua sayang sekali sama dia. Dia nggak seharusnya nggak punya etika begini ...."Semakin banyak yang berbisik dengan nada kesal, Cathy dan Jayla pun merasa semakin bangga.Tiffany menarik napas dalam-dalam, mencoba untuk menyusun kalimat. "Bukan aku nggak mau menunjukkan undangannya. Tapi, kenapa Bu Cathy agresif sekali? Apa kamu ingin menantang Keluarga Tanuwijaya?"Cathy mengern

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 369

    Tiffany merasa agak kesal. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu berdiri dan menatap Cathy tanpa rasa takut. "Bu Cathy, aku nggak ngerti kenapa asal-usulku yang dari desa ini begitu mengganggumu.""Aku rasa asal-usulku nggak perlu dibahas terus. Setiap orang punya cara hidup masing-masing. Di matamu, orang desa memang kampungan. Tapi di desa kami, banyak orang yang ramah dan baik. Jarang ada yang sepertimu yang selalu mencari peluang untuk menghina orang."Selama ini, Tiffany selalu diam atau berpura-pura bodoh setiap kali Cathy mengejeknya. Namun, kali ini Tiffany melawan dengan tegas.Apalagi, hari ini adalah pesta ulang tahun Bronson, kepala Keluarga Japardi. Karena perkataan ini, orang-orang di sekitar pun menoleh dan berbisik.Cathy merasa malu dan hendak menjawab. Namun, Jayla segera menghampiri dan berbisik, "Kulihat Sean pergi ke halaman belakang. Sepertinya dia nggak akan kembali begitu cepat. Gimana kalau kita ...."Cathy tertawa sinis, lalu mendongak menatap Tiffany dengan tat

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 368

    Yang bisa dilakukan Tiffany hanya bisa membuatkan Sean sepiring ikan asam pedas setelah dia sibuk seharian.Tiffany tak kuasa menghela napas. "Aku nggak berguna sekali ya ...."Menurut status dan penampilan Sean, seharusnya istrinya adalah wanita yang sangat hebat. Jika Sean tidak berpura-pura sakit dulu, Sean tidak mungkin menikahi Tiffany. Tiffany yang terlalu beruntung karena mendapatkan Sean.Beberapa saat kemudian, tangan Sean bergerak. Saat berikutnya, tangannya yang satu lagi memegang kepala Tiffany. "Kamu mikirin apa sih?"Suara Sean terdengar rendah dan agak lelah, tetapi dipenuhi kasih sayang. "Kamu cukup menemaniku. Sudah kubilang, kamu nggak perlu melakukan apa-apa. Cukup ada di sisiku. Aku sudah sangat bersyukur."Sean tersenyum tipis dan meneruskan, "Sayang, aku capek. Temenin aku tidur ya?"Tiffany menatapnya, lalu mengangguk dengan serius. "Oke!"Sean jarang sekali menggunakan suara menggoda seperti itu untuk memanggilnya sayang. Sean lebih sering memanggil namanya. Han

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 367

    Tiffany dan Chaplin menonton drama seharian di rumah Keluarga Japardi.Malam harinya, Sean akhirnya kembali. Karena dia pulang terlambat, pesta makan malam di rumah Keluarga Japardi sudah selesai.Jadi, Tiffany memutuskan untuk mencari pelayan dan melewati pintu belakang. Dia membeli ikan dengan uangnya, lalu pergi ke dapur untuk membuatkan Sean ikan asam pedas.Setelah Sean pulang, Tiffany menyajikan ikan asam pedas yang masih berasap ke kamar mereka."Sayang, pasti kamu belum makan, 'kan?" Tiffany tersenyum lebar sambil menyerahkan sendok kepadanya. "Aku sudah lama nggak masakin kamu."Sean yang seharian sibuk dengan laporan keuangan lantas tersenyum tipis. Dia mengelus kepala Tiffany dengan lembut. "Kamu memang istri yang perhatian banget."Tiffany tertawa kecil. Wajahnya agak merah. "Aku istrimu, kamu suamiku. Sudah kewajibanku masak untukmu."Sean tersenyum, lalu mengambil sendok dan mulai makan. Rasa asam pedas yang menyatu dengan ikan yang lembut langsung mengenyahkan rasa lelah

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 366

    Xavier tersenyum, "Aku cuma penasaran, orang seperti apa yang bisa melindungimu dengan sangat baik. Berkat perlindungan mereka, kamu tumbuh menjadi gadis yang polos dan imut.""Kamu mau bilang aku bodoh dan ceroboh, 'kan?" balas Tiffany sambil mencebik. Meskipun begitu, dia senang mendengar pujian Xavier tentang paman dan bibinya. "Pamanku dan bibiku memang orang yang sangat baik.""Tapi, mereka cuma petani sederhana dari desa. Meskipun aku bilang nama mereka, kamu juga nggak kenal. Lebih baik jangan tanya deh!"Dengan senyuman lebar, Tiffany melambaikan tangan. "Sudah, sudah! Ingat bilang sama Kakek, aku suka sekali dengan kue yang dia kasih!"Setelah itu, Tiffany kembali duduk di sofa, seolah-olah Xavier sudah pergi. Dia bertanya kepada Chaplin, "Chaplin, kakakmu ke mana?""Kak Sean ada urusan bisnis. Dia ke ...."Xavier menggeleng ringan, lalu berbalik dan pergi. Setelah mengantarkan kotak kosong kembali ke rumah utama, dia kembali ke kamar mereka.Jayla sudah berdiri di depan pintu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 365

    Keesokan pagi, sinar matahari yang hangat menyelinap masuk melalui tirai jendela.Tiffany membuka matanya yang masih terasa berat. Sekujur tubuhnya pegal dan sakit.Dengan susah payah, Tiffany berusaha bangkit dan mengambil ponselnya untuk melihat jam. Ternyata sudah pukul 10 pagi lewat.Tiffany bangkit sambil mengumpat Sean di dalam hatinya. Semalam, Sean lagi-lagi menyiksanya sampai larut malam!Tiffany sudah menangis dan memperingatkan Sean bahwa mereka bukan sedang di rumah. Namun, Sean tidak peduli dan membuatnya menangis.Setelah bangkit, Tiffany membersihkan diri seperti biasa. Kemudian, dia perlahan-lahan keluar dari kamar."Oh, kelinci kecil sudah bangun?" Begitu keluar, Tiffany langsung mendengar suara pria yang menggodanya. Dia termangu, lalu tanpa sadar menoleh ke arah sumber suara.Terlihat Xavier sedang bersandar di sofa ruang tamu mereka. Sambil makan camilan, dia menonton drama, seolah-olah tempat ini adalah rumahnya!Di sofa seberang adalah Chaplin yang sedang mengutak

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 364

    Jika tidak salah dengar, pemuda itu seharusnya adalah Xavier yang terus memanggil Tiffany kelinci kecil.Saat ini, Xavier sedang memeriksa dokumen yang diberikan oleh Ronny. "Mungkin nama aslinya bukan ini. Tapi, coba kamu selidiki lagi.""Baik." Suara Ronny terdengar rendah dan agak menyanjung. "Apa aku boleh tanya, kenapa kamu ingin menyelidiki orang ini? Kalau kamu bisa memberiku lebih banyak informasi, aku mungkin bisa melakukan penyelidikan yang lebih spesifik.""Kamu nggak usah tahu." Xavier yang biasanya selalu tersenyum malah terlihat dingin sekarang. "Kamu cuma perlu tahu ini adalah perintah dariku."Meskipun ditolak, Ronny sama sekali tidak menyerah. "Pak, mengenai dana yang dibicarakan ayahmu kepadaku sebelumnya .... Sekarang aku terpojok. Keponakanku mulai menekanku seperti yang dilakukan ayahnya dulu. Ayahmu bilang akan membantuku.""Keluargaku nggak mungkin mengurusmu seumur hidup." Xavier tersenyum tipis. "Tugas yang kuberikan nggak berat. Cuma mencari orang. Kalau kamu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 363

    "Kenapa bicara begitu di atas panggung?" tanya Sean. Setelah pertunjukan berakhir, Sean menyuruh Sofyan untuk membawa pergi kostum kelinci itu.Ucapan di atas panggung tadi sama sekali tidak dipersiapkan sebelumnya. Sean sekalipun tidak menyangka istrinya yang bodoh ini akan mengatakan hal seperti itu.Tiffany tidak menyinggung siapa pun. Bahkan, Cathy yang selalu mengejek dan menyindirnya juga dipujinya.Tiffany mengelap keringatnya dengan tisu, lalu tersenyum dan menjawab, "Entahlah. Aku tiba-tiba kepikiran dan langsung mengucapkannya."Setelah mengganti pakaian, Tiffany menerima es krim yang disodorkan Sean. Sambil makan, dia meneruskan, "Entah kenapa, aku merasa Kakek sangat akrab denganku. Kalau lihat dia, aku langsung teringat nenekku. Makanya, aku bisa langsung mengatakan apa pun kepadanya.""Masa?" Sean memicingkan matanya."Ya." Tiffany mengangguk. "Sebenarnya aku paling canggung di depan orang asing atau yang nggak akrab denganku.""Sayang, coba kamu pikirkan. Aku bisa bicara

DMCA.com Protection Status