Share

Bab 112

Author: Clarissa
Sofyan mengerutkan alisnya, kemudian keluar dari ruang rapat dan menelepon Charles.

"Oke, aku mengerti!" Charles yang sedang berbaring di tempat tidur, memutar matanya sambil melirik Garry yang masih sibuk membersihkan klinik. "Di lantai satu gedung Grup Maheswari ada pasien yang mengalami luka bakar. Pergilah ke sana dan tangani."

Sofyan memberi tahu Charles bahwa Tiffany yang mengalami cedera dan meminta Charles datang sendiri. Namun, Charles hanya mendengus. Dia tahu jika Tiffany benar-benar terluka, mengingat betapa Sean memanjakannya, reaksi pertamanya pasti langsung mengutus mobil untuk menjemput Charles langsung!

Namun, kali ini Sean hanya meminta Sofyan menyampaikan pesan dan meminta Charles untuk menangani kasus ini? Charles merasa yakin bahwa yang terluka mungkin hanyalah salah satu kenalan Sofyan.

Berhubung yang terluka hanya teman Sofyan, Charles merasa tidak perlu repot-repot datang sendiri. Mengirim Garry ke sana adalah pilihan terbaik.

....

Klinik Charles tidak terlalu j
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
indah wahyuni
semangaaaat.. jangan sampai brenti ditengah jalan yaa critanya kak.. hehehe..
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
heeemmm Julie lemes banget sih mulutnya...klu bwginikan bisa panjang urusannya...... charles...kamu melakukan kesalahan dengan mengirim Gerry untuk mengobati tiffany
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 113

    "Tiff." Garry menundukkan kepalanya menatap Tiffany dengan serius. "Apa yang dibilang temanmu itu sungguhan?"Tiffany bersandar di sofa. Wajahnya pucat karena menahan rasa sakit hingga keringat dingin mengalir di dahinya. Saat Garry merawat lukanya tadi, sepertinya dia sempat melamun dan tidak sengaja menekan terlalu keras. Luka Tiffany yang tadinya memang sudah sakit, kini terasa semakin menyiksa.Namun, dia tetap berusaha menahan rasa sakitnya dan mencoba untuk terlihat tenang. Lantaran Tiffany tidak langsung menjawab, Garry kembali bertanya, "Apa benar suamimu bisa melihat?""Ah?" Tiffany tersadar dari lamunannya dan memaksakan senyuman, meski terlihat kaku. "Aku juga nggak tahu .... Seingatku, dia pernah bilang kalau matanya bisa melihat saat dia sangat cemas.""Tapi waktu itu aku agak linglung, jadi nggak bisa membedakan apakah aku sedang bermimpi atau kenyataan." Saat berkata demikian, tanpa sadar Tiffany melirik jarinya yang masih ditempeli plester.Sebenarnya dalam hatinya, dia

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 114

    "Kamu bilang kalau aku yang pergi, suamimu pasti tahu kamu ada masalah. Tapi memangnya dia nggak tahu kalau kamu pergi ke sana dengan kaki pincang begini?"Tiffany tetap mengangguk tanpa menoleh. "Iya. Dia kan buta."Julie terdiam. Seketika, dia tidak tahu harus bagaimana membantahnya.Akhirnya, Tiffany tetap membawa kopi itu sendiri ke ruang rapat. Meski Sean tidak bisa melihat, ruangan itu penuh dengan orang lainnya. Dia tidak ingin membuat orang bergosip.Oleh karena itu, meskipun kakinya terasa sangat sakit, Tiffany berpura-pura tidak terjadi apa pun. Sambil membawa dua cangkir kopi, dia perlahan-lahan berjalan ke sisi Sean.Setiap langkah yang dia ambil membuat luka bakar di kakinya terasa semakin menusuk. Wajah Tiffany semakin pucat dan keringat dingin mengucur deras di dahinya. Dia bergerak selangkah demi selangkah dengan susah payah menuju ke sisi Sean.Dalam hati, dia bahkan merasa agak lega bahwa suaminya adalah seseorang yang tidak bisa melihat apa pun. Sean yang duduk di ku

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 115

    Ruang rapat itu hening selama beberapa detik. Setelah itu, terdengar suara serempak yang bergemuruh, "Siap! Kami akan mengingatnya!"Tiffany tersentak kaget. Wajahnya langsung memerah karena bercampur antara malu dan terkejut. Dia mencoba melepaskan diri dari pelukan Sean."Jangan banyak bergerak!" seru Sean memperingatkannya.Namun, Tiffany masih berusaha keluar dari pelukannya. Ruangan ini penuh dengan orang! Ini benar-benar memalukan .... Dia berjuang beberapa kali, lalu tiba-tiba merasakan rasa sakit yang tajam di kakinya. Wajahnya pucat dan dia pun berhenti bergerak.Sean menunduk melihat keringat dingin di dahinya karena menahan rasa sakit. Tatapannya menjadi semakin suram. Dia langsung menggendong Tiffany, lalu mendorong kursi rodanya keluar dari ruang rapat."Rapat dibatalkan!" perintahnya.Sofyan buru-buru mengikuti mereka. Dia segera mencari ruangan medis agar Sean bisa membawa Tiffany ke sana.Dengan lembut, Sean meletakkan Tiffany di tempat tidur di ruangan medis tersebut,

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 116

    "Jangan bicara omong kosong! Cepat usir dia!" tegur Sean yang mendengus."Ya, ya. Aku telepon dia. Omong-omong, mau dipecat nggak? Dia bilang padaku, dia dipecat karena menyinggung tokoh penting. Itu pasti kerjaanmu, 'kan?" Charles mengernyit."Aku nggak sesenggang itu. Paling-paling, rumah sakit yang memecatnya karena takut aku marah." Sean mengerlingkan matanya.Sean mengambil ponselnya, lalu berjeda sebelum meneruskan, "Biarkan saja dia. Aku nggak bakal melarang apa-apa. Tapi, ingat, kalau suatu hari Tiffany kenapa-napa, kamu yang harus turun tangan. Aku nggak mau dia ikut campur. Kalau nggak, kurobohkan rumah sakitmu ini!"Charles hampir jatuh pingsan mendengarnya.....Sesudah Garry selesai membalut luka Tiffany, Charles menelepon menyuruhnya cepat kembali. Ada hal penting yang harus dibicarakan.Garry melirik Tiffany sekilas, lalu berkata, "Aku dicari pihak rumah sakit. Aku balik dulu."Tiffany mengangguk dan melambaikan tangan. "Terima kasih untuk hari ini, Kak. Dah!""Dah!" Ket

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 117

    Nada bicara Sean yang dipenuhi kasih sayang membuat wajah Tiffany memerah. Sean membenamkan wajah Tiffany ke pelukannya. Tiffany bergumam, "Aku bisa menjaga diriku kok. Aku juga bisa menjaga orang lain.""Kamu cuma bisa menjaga orang lain. Masih berani bilang bisa menjaga diri sendiri?" Suara rendah Sean dipenuhi cinta kasih.Julie yang duduk di samping pun tidak bisa berkata-kata melihat pemandangan ini. 'Sial! Aku mau pulang! Aku nggak mau jadi nyamuk di sini!'...."Sayang, terserah kamu mau melakukan apa pada Leslie. Nggak usah dihukum terlalu berat," ujar Tiffany saat dalam perjalanan pulang. Matanya tertuju pada pemandangan di luar. Dia takut Sean sekejam saat memberi pelajaran kepada Vernon.Ini bukan karena Tiffany adalah orang yang pemaaf, melainkan karena dia merasa ayah Leslie adalah orang yang bijaksana.Karena Leslie berkelahi dengannya, ayah Leslie langsung menyerahkan perusahaan kepada Tiffany. Jelas, dia takut Sean marah dan seluruh keluarganya akan hancur.Kini, Taufik

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 118

    Tiffany bersandar di dinding, mengeluarkan ponsel untuk menelepon Garry. Sebelum panggilan tersambung, tubuhnya tiba-tiba ditabrak seseorang. Tiffany hampir terjatuh.Tiffany mendongak. Orang yang menabraknya tidak lain adalah ibu Leslie, Revina. Ketika Tiffany dan Leslie berkelahi waktu itu, Revina sempat datang ke kantor polisi.Revina meludah dan merutuk, "Cih! Sial sekali bertemu denganmu di sini!"Tiffany memicingkan mata, lalu berpindah tempat. Dia malas meladeni Revina.Ketika melihat Tiffany mengabaikannya, Revina merasa geram. Dia mengejar sambil bertanya, "Kamu nggak merasa bersalah sedikit pun?""Aku perlu merasa bersalah kalau melihatmu?" Tiffany merasa pertanyaan yang dilontarkan Revina sangat aneh. Bukankah mereka yang seharusnya merasa bersalah? Lagi pula, Leslie yang membuat onar tanpa henti. Sudah syukur Tiffany membantu Leslie bicara di hadapan Sean."Sepertinya kamu benaran nggak berhati nurani!" Revina memelototi Tiffany. Jika tidak ada Chaplin, Revina pasti sudah m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 119

    Tiffany dan Chaplin pulang dengan terburu-buru. Sepanjang perjalanan, Tiffany terus memikirkan sikap yang harus diambilnya nanti.Misalnya, menunjuk Sean dan menginterogasinya habis-habisan. Kenapa ingkar janji? Bukannya dia sudah setuju akan mengirim Leslie ke luar negeri untuk sekolah?Atau mungkin menangis sambil menginterogasi Sean. Kenapa dia memboikot Garry? Garry tidak membuat kesalahan apa pun.Amarah Tiffany berkecamuk. Dia ingin bertengkar hebat dengan Sean!Namun, setibanya di depan vila, jantung Tiffany malah berdetak kencang. Dia tidak pernah marah-marah pada orang. Dia harus bagaimana agar Sean tahu dirinya benar-benar murka? Apa Sean akan menganggapnya sedang bercanda? Namun, dia tidak bercanda!Leslie tidak sakit jiwa, tetapi Sean mengurungnya di bangsal. Garry adalah dokter yang begitu baik, tetapi Sean memboikotnya. Bagaimana bisa Sean melakukan hal seperti ini?Tiffany menarik napas dalam-dalam. Dia berdiri di depan pintu dan memberanikan dirinya, lalu melangkah masu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 120

    Tiffany memaksakan diri untuk tidak tertidur. Dia pulang untuk bertengkar! Bukan untuk tidur! Namun, pada akhirnya wajah mungil itu terkulai miring di sofa. Tiffany ketiduran!Sofyan masih membaca laporan. Beberapa tahun ini, Taufik membuat banyak prestasi. Tim elite yang diutus oleh Sean bekerja lembur sepanjang hari untuk merangkum data dan laporan perusahaan.Sebagai bos besar di balik Grup Maheswari, Sean harus memahami keseluruhan situasi dalam sehari. Dengan demikian, dia baru bisa membuat Grup Maheswari menonjol dalam tender melawan Grup Tanuwijaya."Sebentar." Sean tiba-tiba melambaikan tangan setelah Taufik selesai membacakan satu dokumen. Sofyan pun berhenti.Sean bangkit dari sofa dan mengambil selimut di samping untuk menyelimuti Tiffany. Kemudian, dia mengambil bantal dan menaruhnya di bawah kepala Tiffany.Setelah membereskan semua ini, Sean kembali ke sofa dan menginstruksi, "Pak Genta, tanya Chaplin kenapa Tiffany marah-marah."Chaplin terus menemani Tiffany, jadi tentu

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 667

    Tiffany terkejut hingga tidak bisa berkata-kata selama beberapa saat. Sean berhasil menemukan pasien dari kasus 2 tahun lalu?Melihat ekspresi terkejut Tiffany, Randy pun merasa emosional. "Sebenarnya, aku juga sangat terkejut. Aku selalu berpikir operasi 2 tahun lalu sangat sukses. Aku sama sekali nggak tahu ada kejadian seperti ini di baliknya.""Setelah operasi itu selesai, aku langsung pindah ke luar negeri. Aku nggak tahu apa yang terjadi di negara ini setelahnya.""Tapi, 2 hari yang lalu, Pak Sean menghubungiku. Dia bilang operasi yang kujalani dulu berkaitan dengan seorang dokter yang perlu kuselamatkan. Tentu saja, aku bersedia membantu.""Apalagi, demi mengundangku ke sini, Pak Sean sampai memberiku hadiah yang sangat besar."Tiffany benar-benar tidak bisa berkata-kata. Saat dia menyetir ke sini, pikirannya penuh dengan pertanyaan. Bagaimana cara membuat Zion lebih kuat? Bagaimana cara meyakinkan dia untuk mengabaikan hubungannya dengan Filda dan berdiri di depan publik saat k

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 666

    "Arogan sekali!""Ya! Sudah salah, tapi masih bisa bicara dengan begitu percaya diri!""Cuma karena punya prestasi, dia merasa dirinya hebat?"Cemoohan para dokter muda semakin keras.Filda justru mengernyit dalam-dalam, menatap ke arah Tiffany pergi. Matanya menyipit tajam. Wanita ini ... kenapa dia sama sekali tidak panik atau takut?....Saat Tiffany mengendarai mobilnya menuju klinik kecil Zion, Sean dan Conan masih belum pergi.Ketika dia turun dari mobil dengan tergesa-gesa, Zion sedang makan bersama Sean, Conan, dan seorang pria asing yang belum pernah Tiffany lihat sebelumnya.Di luar klinik, ada tanda "tutup" yang tergantung. Keempat pria itu berjongkok di lantai di depan klinik, memanggang daging sambil minum alkohol.Tiffany termangu melihat pemandangan di depan. Butuh beberapa detik baginya untuk mencerna apa yang sedang terjadi. Situasi macam apa ini?Di rumah sakit, Sanny sedang bersama pria berbahaya seperti Michael. Tiffany sampai merasa panik melihatnya. Namun, di sini

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 665

    Filda yang sudah beruban tampak menyipitkan matanya, lalu secara refleks menoleh untuk melihat Tiffany. Tiffany juga sedang menatapnya.Dua wanita itu saling berhadapan. Satu dengan tatapan dingin dan tajam, sementara yang satu lagi dengan ekspresi datar dan tenang.Saat mata mereka bertemu, Tiffany tersenyum lembut pada Filda. "Kamu menghalangi jalanku."Filda tertegun sejenak. Saat itu juga, dia baru sadar bahwa saat mendengar Tiffany menyebutkan ada seseorang yang menjebaknya, tubuhnya secara refleks menegang dan berdiri di depannya.Menyadari hal itu, dia segera menyingkir ke samping. Para dokter muda yang berada di sekitarnya ikut membuka jalan untuk Tiffany."Terima kasih." Tiffany tersenyum, lalu berbalik dan berjalan keluar.Setelah dia mengambil beberapa langkah, tiba-tiba Filda sadar dan buru-buru memanggilnya, "Dok Tiff!"Tiffany menghentikan langkahnya, lalu menoleh dengan senyuman tipis. "Ada apa?"Filda menatap ke arah yang dituju Tiffany. "Kamu mau ke mana? Arah yang kam

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 664

    "Cuma masalah sepele begini?" Sanny menggeleng. "Tapi kalau Sean tahu, dia pasti akan sangat marah. Di matanya, orang tua adalah sosok yang seperti dewa dan dewa nggak mungkin berbuat kesalahan."Setelah mengatakan itu, dia melambaikan tangannya. "Baiklah, aku sudah mengerti maksudmu. Aku akan memberi tahu Sean pada waktu yang tepat."Michael menundukkan kepalanya, seolah-olah ingin mengatakan sesuatu. Namun, pada akhirnya dia hanya terdiam.Jika dia tidak salah ingat, sebelum dia diusir dari rumah, dia pernah mendengar Ronny yang sedang mabuk berkata, "Menantu Keluarga Japardi itu memang luar biasa! Aku cuma tidur dengannya sekali, tapi nggak pernah bisa dilupakan!""Sayangnya, perempuan itu terlalu kejam. Jangankan tidur, menyentuhnya pun aku nggak berani ...."....Meskipun Tiffany merasa Sanny tahu membedakan mana yang baik dan buruk, saat melewati meja perawat, dia tetap meminta perawat untuk lebih memperhatikan kondisi Sanny.Perawat yang duduk di meja resepsionis melirik Tiffany

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 663

    Sebenarnya, Tiffany sangat ingin menyusul Sean dan Conan. Bagaimanapun, mereka berdua tidak terlalu akrab dengan Zion.Namun, ketika dia mengangkat pandangannya dan melihat Michael yang duduk di samping Sanny, dia langsung mengurungkan niatnya.Meskipun saat ini Michael terlihat begitu lembut terhadap Sanny, bahkan sampai menuruti semua perkataannya, Tiffany tahu seperti apa sifat aslinya.Michael sama seperti ayahnya. Di mata mereka, hanya ada kepentingan keluarganya sendiri, tidak pernah ada yang namanya kasih sayang.Bukti paling nyata adalah bagaimana Ronny dulu rela membutakan mata Michael sendiri tanpa sedikit pun keraguan. Membiarkan pria seperti ini berada di kamar Sanny sama seperti memasang bom waktu!Tubuh Sanny masih sangat lemah. Jika Michael berniat melakukan sesuatu padanya, Sanny bahkan tidak akan sempat meminta bantuan!Tiffany menarik napas dalam, lalu menatap Michael dengan tatapan dingin. "Pak Michael, Bu Sanny perlu beristirahat dengan baik. Kalau nggak ada hal pen

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 662

    "Aku ingin Zion datang ke tempat itu."Morgan tertegun sesaat dan tampak ragu, lalu akhirnya mengangguk."Benar juga. Nggak peduli bagaimana kejadian itu terjadi di masa lalu, Zion tetaplah orang yang terlibat. Dia memang harus ada di sana. Tapi ...."Morgan menggigit bibirnya dan berkata dengan nada khawatir, "Aku takut dia nggak mau datang.""Kamu juga tahu seperti apa sifat Zion. Filda adalah gurunya sejak kuliah, sementara kamu adalah orang yang paling banyak membantunya setelah dia mulai bekerja. Memintanya untuk datang dan menyaksikan kalian berdua berselisih ... sepertinya nggak mudah."Tiffany mengatupkan bibir, sudah memperkirakan hal ini sebelumnya. "Aku akan mencoba membujuknya.""Baiklah." Morgan menghela napas panjang. "Aku akan segera memberi tahu semua pihak, termasuk para pemimpin. Besok, atas nama rumah sakit, aku akan mengadakan konferensi pers. Para pemimpin kota serta media akan hadir untuk menyaksikan langsung."Setelah mengatakan itu, Morgan menatap Tiffany dengan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 661

    Tiffany mengerutkan kening, dengan sigap menghindari asbak yang melayang ke arahnya.Brak! Asbak itu langsung menghantam lantai marmer dan pecah berkeping-keping."Pak Morgan." Tiffany mengerutkan kening dan melangkah masuk dengan tenang."Kamu masih tahu jalan ke sini?" Morgan mengacak-acak rambutnya dengan wajah geram, lalu melotot tajam ke arah Tiffany. "Tutup pintunya!"Tiffany menurut dan menutup pintu dengan patuh."Apa sebenarnya yang kamu pikirkan?" Morgan terlihat sangat frustrasi, menggaruk kepalanya dengan ekspresi tak berdaya. "Kalaupun kamu ingin menyelamatkan Zion, kamu nggak perlu mengorbankan dirimu sendiri!""Sekarang rekaman itu sudah menyebar ke media luar negeri. Masalah ini nggak bisa ditutupi lagi!"Tiffany tertegun sesaat, baru menyadari bahwa Morgan telah salah paham. Sampai saat ini, Morgan masih mengira bahwa berita dari luar negeri itu adalah permainan yang dibuat oleh Tiffany sendiri untuk menyelamatkan Zion."Pak Morgan, aku nggak sehebat itu." Tiffany ters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 660

    Tatapan-tatapan itu membuat Tiffany merasa sangat tidak nyaman. Secara samar, dia sudah bisa merasakannya. Hal terburuk yang Sean katakan tadi malam sepertinya benar-benar terjadi."Tiff!" Begitu sampai di kantor, Julie langsung menyambutnya, menariknya masuk ke dalam ruang penyimpanan."Ada masalah ya?""Ya!" Julie mengeluarkan ponselnya dan membuka sebuah artikel dalam bahasa asing. "Seseorang menggunakan koneksinya untuk menyebarkan artikel ini ke media akademik kedokteran global tadi malam.""Pukul 4 pagi tadi, pemimpin dari Kota Kintan langsung mencari Pak Morgan dan memintanya untuk menyelidiki kejadian 2 tahun lalu. Dampaknya terlalu besar!"Tiffany mengerutkan kening, menerima ponsel dari Julie, lalu membaca artikel itu dari awal hingga akhir.Artikel itu membahas tentang insiden medis 2 tahun lalu, bahkan menyebutkan nama dirinya dan Zion. Mereka juga membandingkan suara aslinya dengan rekaman yang dipalsukan.Kolom komentar lebih parah lagi. Hampir semua orang menghujat Tiffa

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 659

    "Jadi, itulah kesalahan Filda."Dengan gerakan anggun, Sean mengambil piring yang sudah dicuci oleh Tiffany, lalu satu per satu meletakkannya ke dalam lemari sterilisasi. Suaranya tetap tenang."Meskipun 2 tahun lalu dia melakukan itu bukan untuk menjatuhkanmu, sekarang dia kembali meminta Dina meniru suaramu dan merekayasa kejadian masa lalu. Itu berarti, dia memang menargetkanmu."Selesai berbicara, Sean menoleh dan menatap Tiffany dengan serius. "Jadi, apa rencanamu? Sore tadi, dia sudah mengirim rekaman baru yang dibuat oleh Dina ke email Pak Morgan, juga ke banyak jurnalis dari media berita dan jurnal akademik."Mata Sean menyipit sedikit. "Aku sudah minta Brandon untuk menghalangi sebagian besar berita, tapi bagaimanapun kita ini bukan dewa. Kita nggak bisa tahu dengan pasti ke mana saja dia mengirimkan rekaman itu."Karena ini menyangkut reputasi akademik Tiffany, semakin sedikit orang yang tahu, semakin baik."Terima kasih atas usaha kalian." Tiffany menghela napas. "Besok pagi

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status