Share

Bab 739

Penulis: Clarissa
"Wah, wah, wah! Aku nggak salah lihat, 'kan? Rombongan mobil panjang itu benar-benar bergerak ke arah lembaga penelitian kita!"

"Ya ampun, apa ada yang ingin menyatakan cinta pada orang di institut ini? Ini terlalu mewah dan romantis!"

"Ya Tuhan, aku harus merekam ini dan mengunggahnya ke internet ...."

....

Tiffany keluar dari kamar mandi, lalu melihat seluruh jendela di sepanjang koridor sudah dipenuhi oleh orang-orang.

Para rekan kerja perempuan tampak iri dan kagum, sementara para rekan pria hanya menatap dengan dingin. Tiffany ingin sekali bersembunyi.

Ini baru hari pertamanya bekerja, tetapi dia sudah membuat seluruh institut memiliki "kesan mendalam" seperti ini. Bagaimana dia bisa menjalani hari-harinya nanti?

Tiffany berniat menyelinap keluar melalui pintu belakang. Faktanya, dia sudah berkemas dan hanya perlu kabur.

Namun, kebetulan sekali, dia malah bertemu dengan Risyad di pintu belakang. Risyad menatapnya sambil tersenyum ramah. "Tiff."

Orang lain mungkin tidak tahu apa ma
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Iza Soares
wah...full romantis bangettt... penasaran dengan kelanjutan nya....
goodnovel comment avatar
Icha Majhaf
segila itu cinta sean sama Tiffany ...so sweet bangetz
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
Sean so sweet banget si, Sean selidiki juga kasus kebakaran dulu dan selidiki ulang orang yang menyelamatkan kamu, biar kamu gak terus"an tertipu sama duo rubah licik Vivi dan adeknya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 740

    Jadi, ini bukan salah siapa-siapa. Ini salahnya sendiri yang buta, yang tidak pandai bicara!Saat Tiffany tiba di pintu depan, rombongan mobil panjang yang dipenuhi mawar itu sudah berhenti tepat di depan institut. Hampir semua karyawan wanita di institut sudah berkumpul di sana.Sebenarnya, semua orang punya satu pemikiran yang sama. Bagaimana kalau mereka adalah orang yang dicari? Kalaupun bukan, bisa berfoto dengan mobil yang dipenuhi mawar sebanyak ini juga sudah cukup pantas!Beberapa rekan wanita bahkan mengajak Tiffany mengobrol santai, "Dok Tiff, kamu masih lajang?"Tiffany menggigit bibirnya, berpikir sejenak sebelum menjawab, "Anakku sudah 5 tahun.""Begitu rupanya." Rekan kerja itu menghela napas dengan agak kecewa. "Aku pikir ini hari pertama kamu bekerja, jadi ada yang datang dengan rombongan mobil seperti ini untuk menyatakan cinta padamu."Setelah berkata begitu, dia menatap Tiffany dengan ekspresi agak malu. "Kalau anakmu sudah 5 tahun, berarti kamu dan suamimu termasuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 741

    Ketika Tiffany baru saja selesai mengobrol dengan rekan kerjanya, di kejauhan Sean sudah melihat sosok mungil wanita itu.Dengan senyuman tipis di wajah, pria itu membawa sebuket besar mawar dan melangkah perlahan ke arah Tiffany.Tiffany mendengar jelas suara tarikan napas terkejut dari para rekan kerja wanita di sekitarnya. Dia menggigit bibirnya dan tetap berdiri di tempat, meskipun hatinya sudah penuh kegelisahan.Dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, yang tidak pernah dia duga adalah Sean tiba-tiba berhenti dua langkah di depannya, lalu berlutut dengan satu kaki dan menatapnya sambil memegang buket.Di wajah Sean yang selalu terlihat tegas, kini penuh dengan kelembutan yang mendalam. "Tiff."Suara bariton yang dalam memanggil nama Tiffany dengan lembut. Nada penuh kasih itu seketika membuat kegelisahan Tiffany menghilang.Tiffany menunduk, menatap wajah pria itu. "Hmm."Teriakan dan gumaman dari rekan-rekan wanita kembali terdengar. Mereka mulai bergosip dengan heboh.

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 742

    Namun, Tiffany benar-benar tidak menyangka Sean akan menggunakan lamaran seromantis ini untuk mengumumkan bahwa hubungan mereka telah kembali seperti semula.Dia tahu dengan lamaran sebesar ini, tak akan butuh waktu lama sebelum berita ini tersebar hingga ke luar negeri. Para senior Keluarga Japardi akan segera melihatnya.Mungkin Vivi dan Lena juga akan marah besar? Namun, apakah semua itu penting? Tidak ada yang lebih penting dibandingkan pria yang kini berada di hadapannya, Sean.Tiffany menarik napas dalam-dalam, lalu tersenyum sambil mengulurkan tangannya ke arah Sean. "Tebak, aku terima atau nggak?"Senyuman malu-malu di wajahnya sudah menjawab semuanya.Sean mengatupkan bibirnya, tak lagi meragu. Dia segera meraih tangan Tiffany dan menyematkan cincin di jarinya. "Aku tebak, kamu sangat ingin menikah denganku."Setelah mengatakan itu, Sean langsung menariknya ke dalam pelukan.Sorakan dan tepuk tangan dari kerumunan terdengar bergemuruh.Tiffany bersandar di dadanya, merasa malu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 743

    Iring-iringan mobil berhias mawar melaju melewati sebagian besar kota sebelum akhirnya berhenti di depan Restoran Proper.Di sana, Mark, pemilik Restoran Proper, sudah berdiri di depan pintu bersama para manajer dan koki untuk menyambut kedatangan mereka.Melihat Mark yang biasanya tampil gagah dalam setelan jas kini berdiri seperti seorang pelayan hanya untuk menyambutnya, Tiffany merasa cukup puas.Terlebih setelah mengingat bagaimana Mark memperlakukan Julie dulu, kini melihatnya berdiri dengan patuh sesuai arahan Sean, membuat Tiffany merasa semakin puas.Pintu mobil terbuka. Dengan bantuan Sean, Tiffany turun dengan anggun layaknya seorang ratu.Begitu turun, dia melirik sekilas ke arah Mark yang berdiri di kejauhan. "Wah, sejak kapan pemilik restoran punya waktu luang untuk menyambutku secara langsung?"Mark memasang senyuman tipis. "Kenapa aku di sini? Orang lain mungkin nggak tahu alasannya, tapi kamu pasti tahu, 'kan?""Kamu pasti lebih paham bagaimana sifat tunanganmu ini. Ka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 744

    "Saat Bu Vivi mengalami kecelakaan, Bu Lena memaksa kami mencari mawar untuk kakaknya di lantai bawah ...."Sean mengaktifkan pengeras suara sehingga suara pria di ujung telepon terdengar jelas oleh Tiffany.Sambil memegang anggur merah di satu tangan dan mengetuk meja pelan dengan tangan lainnya, Tiffany mencerna informasi itu.Dari penjelasan pria itu, dia bisa menebak apa yang baru saja terjadi di rumah sakit. Kemungkinan besar, Vivi dan Lena melihat video yang beredar di internet.Vivi mengeluh karena tidak mendapatkan mawar, jadi Lena yang tidak terima dengan hal itu pun memaksa para pengawal mengikutinya mencari mawar untuk kakaknya!Namun, seluruh mawar di kota sudah diborong oleh Sean. Hal ini jelas diketahui oleh Vivi. Meskipun demikian, dia tetap meminta adiknya membawa orang-orang untuk mencarikannya bunga.Alasannya hanya satu, yaitu menciptakan situasi di mana tidak ada yang bisa menjaganya, sehingga dia bisa terluka dengan sempurna.Trik ini memang sangat cerdik. Tiffany

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 745

    Lena tidak menyangka Tiffany akan bersikap seperti ini. Dia tertegun sejenak sebelum akhirnya sadar dan berteriak, "Tiffany, apa maksudmu?""Kamu nggak ngerti bahasaku?" Tiffany tersenyum sinis. "Harus aku ulang dalam bahasa lain? Tapi, dengan ijazah SMP-mu, sepertinya kamu tetap nggak akan paham ya?""Kalau bodoh, belajarlah lebih giat. Jangan cuma mengandalkan jasa kakakmu untuk bertindak sewenang-wenang. Memangnya kamu pantas?" Tatapan Tiffany sedingin suaranya.Lena terdiam, lalu menggertakkan gigi. "Apa maksudmu?"Sambil berkata, dia langsung maju, berniat menyerang Tiffany. Dia paling benci diejek soal pendidikannya! Ini bukan karena dia bodoh!Tahun itu saat orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan, dia tidak ingin menjadi beban bagi kakaknya. Makanya, dia sendiri yang meminta untuk berhenti sekolah.Dia sebenarnya anak yang sangat pengertian, tetapi banyak orang yang malah menjadikan hal itu sebagai bahan ejekan!"Maksudnya sesuai dengan yang kukatakan." Tiffany meliriknya s

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 1

    "Eee ... anu, aku seharusnya melepaskan bajuku dulu atau bajumu dulu?" tanya Tiffany Maheswari dengan hati-hati. Dia berdiri di depan kamar mandi dan hanya membalut tubuhnya dengan handuk.Malam ini adalah malam pertamanya. Pria di depan sana, yang duduk di kursi roda dan menutup matanya dengan sutra hitam adalah suaminya.Ini pertama kalinya Tiffany bertemu calon suaminya. Parasnya lebih tampan daripada yang terlihat di foto. Hidungnya mancung, alisnya tebal, tubuhnya tinggi dan tegap. Ini adalah tipe pria Tiffany.Sayang sekali, pria itu buta dan duduk di kursi roda. Ada yang mengatakan bahwa Sean Tanuwijaya adalah pembawa sial. Ketika berusia 9 tahun, orang tuanya meninggal karenanya. Ketika berusia 13 tahun, kakaknya meninggal karenanya. Kemudian, 3 wanita yang pernah menjadi calon istrinya juga mati.Ketika mendengar rumor ini, Tiffany sangatlah takut. Namun, pamannya bilang mereka baru bisa mengobati penyakit neneknya jika dia menikah dengan Sean. Demi neneknya, Tiffany bersedia

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 2

    Tiffany bertanya dengan heran, "Kalau aku keluar, kamu bisa mandi sendirian?"Bukannya pria ini tidak bisa melihat apa pun? Sean tidak berbicara, tetapi suasana menjadi makin menegangkan.Tiffany bisa merasakan kemarahan Sean. Dia melepaskan handuk gosoknya, lalu berucap sebelum pergi, "Kalau begitu, kamu hati-hati ya. Panggil aku kalau butuh bantuan."Setelah keluar dari kamar mandi, Tiffany tampak gelisah dan terus memandang ke arah kamar mandi. Bagaimana kalau Sean terjatuh dan mati di dalam sana? Mereka baru menikah. Tiffany tidak ingin menjadi janda.Ketika Tiffany sedang mencemaskan Sean, ponselnya tiba-tiba berdering. Ternyata sahabatnya, Julie, mengirimnya sebuah video. Judul video itu adalah materi pelajaran.Materi pelajaran? Tiffany mengkliknya dengan heran sambil bertanya-tanya dalam hati, 'Ujian masih lama. Untuk apa mengirimnya materi pelajaran sekarang?'"Um ... ah ... hm ...." Begitu video diputar, terlihat seorang wanita bersandar di atas tubuh seorang pria ....Wajah

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 745

    Lena tidak menyangka Tiffany akan bersikap seperti ini. Dia tertegun sejenak sebelum akhirnya sadar dan berteriak, "Tiffany, apa maksudmu?""Kamu nggak ngerti bahasaku?" Tiffany tersenyum sinis. "Harus aku ulang dalam bahasa lain? Tapi, dengan ijazah SMP-mu, sepertinya kamu tetap nggak akan paham ya?""Kalau bodoh, belajarlah lebih giat. Jangan cuma mengandalkan jasa kakakmu untuk bertindak sewenang-wenang. Memangnya kamu pantas?" Tatapan Tiffany sedingin suaranya.Lena terdiam, lalu menggertakkan gigi. "Apa maksudmu?"Sambil berkata, dia langsung maju, berniat menyerang Tiffany. Dia paling benci diejek soal pendidikannya! Ini bukan karena dia bodoh!Tahun itu saat orang tua mereka meninggal dalam kecelakaan, dia tidak ingin menjadi beban bagi kakaknya. Makanya, dia sendiri yang meminta untuk berhenti sekolah.Dia sebenarnya anak yang sangat pengertian, tetapi banyak orang yang malah menjadikan hal itu sebagai bahan ejekan!"Maksudnya sesuai dengan yang kukatakan." Tiffany meliriknya s

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 744

    "Saat Bu Vivi mengalami kecelakaan, Bu Lena memaksa kami mencari mawar untuk kakaknya di lantai bawah ...."Sean mengaktifkan pengeras suara sehingga suara pria di ujung telepon terdengar jelas oleh Tiffany.Sambil memegang anggur merah di satu tangan dan mengetuk meja pelan dengan tangan lainnya, Tiffany mencerna informasi itu.Dari penjelasan pria itu, dia bisa menebak apa yang baru saja terjadi di rumah sakit. Kemungkinan besar, Vivi dan Lena melihat video yang beredar di internet.Vivi mengeluh karena tidak mendapatkan mawar, jadi Lena yang tidak terima dengan hal itu pun memaksa para pengawal mengikutinya mencari mawar untuk kakaknya!Namun, seluruh mawar di kota sudah diborong oleh Sean. Hal ini jelas diketahui oleh Vivi. Meskipun demikian, dia tetap meminta adiknya membawa orang-orang untuk mencarikannya bunga.Alasannya hanya satu, yaitu menciptakan situasi di mana tidak ada yang bisa menjaganya, sehingga dia bisa terluka dengan sempurna.Trik ini memang sangat cerdik. Tiffany

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 743

    Iring-iringan mobil berhias mawar melaju melewati sebagian besar kota sebelum akhirnya berhenti di depan Restoran Proper.Di sana, Mark, pemilik Restoran Proper, sudah berdiri di depan pintu bersama para manajer dan koki untuk menyambut kedatangan mereka.Melihat Mark yang biasanya tampil gagah dalam setelan jas kini berdiri seperti seorang pelayan hanya untuk menyambutnya, Tiffany merasa cukup puas.Terlebih setelah mengingat bagaimana Mark memperlakukan Julie dulu, kini melihatnya berdiri dengan patuh sesuai arahan Sean, membuat Tiffany merasa semakin puas.Pintu mobil terbuka. Dengan bantuan Sean, Tiffany turun dengan anggun layaknya seorang ratu.Begitu turun, dia melirik sekilas ke arah Mark yang berdiri di kejauhan. "Wah, sejak kapan pemilik restoran punya waktu luang untuk menyambutku secara langsung?"Mark memasang senyuman tipis. "Kenapa aku di sini? Orang lain mungkin nggak tahu alasannya, tapi kamu pasti tahu, 'kan?""Kamu pasti lebih paham bagaimana sifat tunanganmu ini. Ka

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 742

    Namun, Tiffany benar-benar tidak menyangka Sean akan menggunakan lamaran seromantis ini untuk mengumumkan bahwa hubungan mereka telah kembali seperti semula.Dia tahu dengan lamaran sebesar ini, tak akan butuh waktu lama sebelum berita ini tersebar hingga ke luar negeri. Para senior Keluarga Japardi akan segera melihatnya.Mungkin Vivi dan Lena juga akan marah besar? Namun, apakah semua itu penting? Tidak ada yang lebih penting dibandingkan pria yang kini berada di hadapannya, Sean.Tiffany menarik napas dalam-dalam, lalu tersenyum sambil mengulurkan tangannya ke arah Sean. "Tebak, aku terima atau nggak?"Senyuman malu-malu di wajahnya sudah menjawab semuanya.Sean mengatupkan bibirnya, tak lagi meragu. Dia segera meraih tangan Tiffany dan menyematkan cincin di jarinya. "Aku tebak, kamu sangat ingin menikah denganku."Setelah mengatakan itu, Sean langsung menariknya ke dalam pelukan.Sorakan dan tepuk tangan dari kerumunan terdengar bergemuruh.Tiffany bersandar di dadanya, merasa malu

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 741

    Ketika Tiffany baru saja selesai mengobrol dengan rekan kerjanya, di kejauhan Sean sudah melihat sosok mungil wanita itu.Dengan senyuman tipis di wajah, pria itu membawa sebuket besar mawar dan melangkah perlahan ke arah Tiffany.Tiffany mendengar jelas suara tarikan napas terkejut dari para rekan kerja wanita di sekitarnya. Dia menggigit bibirnya dan tetap berdiri di tempat, meskipun hatinya sudah penuh kegelisahan.Dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, yang tidak pernah dia duga adalah Sean tiba-tiba berhenti dua langkah di depannya, lalu berlutut dengan satu kaki dan menatapnya sambil memegang buket.Di wajah Sean yang selalu terlihat tegas, kini penuh dengan kelembutan yang mendalam. "Tiff."Suara bariton yang dalam memanggil nama Tiffany dengan lembut. Nada penuh kasih itu seketika membuat kegelisahan Tiffany menghilang.Tiffany menunduk, menatap wajah pria itu. "Hmm."Teriakan dan gumaman dari rekan-rekan wanita kembali terdengar. Mereka mulai bergosip dengan heboh.

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 740

    Jadi, ini bukan salah siapa-siapa. Ini salahnya sendiri yang buta, yang tidak pandai bicara!Saat Tiffany tiba di pintu depan, rombongan mobil panjang yang dipenuhi mawar itu sudah berhenti tepat di depan institut. Hampir semua karyawan wanita di institut sudah berkumpul di sana.Sebenarnya, semua orang punya satu pemikiran yang sama. Bagaimana kalau mereka adalah orang yang dicari? Kalaupun bukan, bisa berfoto dengan mobil yang dipenuhi mawar sebanyak ini juga sudah cukup pantas!Beberapa rekan wanita bahkan mengajak Tiffany mengobrol santai, "Dok Tiff, kamu masih lajang?"Tiffany menggigit bibirnya, berpikir sejenak sebelum menjawab, "Anakku sudah 5 tahun.""Begitu rupanya." Rekan kerja itu menghela napas dengan agak kecewa. "Aku pikir ini hari pertama kamu bekerja, jadi ada yang datang dengan rombongan mobil seperti ini untuk menyatakan cinta padamu."Setelah berkata begitu, dia menatap Tiffany dengan ekspresi agak malu. "Kalau anakmu sudah 5 tahun, berarti kamu dan suamimu termasuk

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 739

    "Wah, wah, wah! Aku nggak salah lihat, 'kan? Rombongan mobil panjang itu benar-benar bergerak ke arah lembaga penelitian kita!""Ya ampun, apa ada yang ingin menyatakan cinta pada orang di institut ini? Ini terlalu mewah dan romantis!""Ya Tuhan, aku harus merekam ini dan mengunggahnya ke internet ...."....Tiffany keluar dari kamar mandi, lalu melihat seluruh jendela di sepanjang koridor sudah dipenuhi oleh orang-orang.Para rekan kerja perempuan tampak iri dan kagum, sementara para rekan pria hanya menatap dengan dingin. Tiffany ingin sekali bersembunyi.Ini baru hari pertamanya bekerja, tetapi dia sudah membuat seluruh institut memiliki "kesan mendalam" seperti ini. Bagaimana dia bisa menjalani hari-harinya nanti?Tiffany berniat menyelinap keluar melalui pintu belakang. Faktanya, dia sudah berkemas dan hanya perlu kabur.Namun, kebetulan sekali, dia malah bertemu dengan Risyad di pintu belakang. Risyad menatapnya sambil tersenyum ramah. "Tiff."Orang lain mungkin tidak tahu apa ma

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 738

    "Dulu Julie sudah rela tinggalkan semuanya demi dia dan akhirnya malah dia yang mengusir Julie pergi. Dia sendiri yang bilang seumur hidup nggak mau lihat Julie lagi. Sekarang ... maksudnya apa coba?""Baru nyesal setelah putus?" Semakin berbicara, Tiffany semakin kesal. "Kalau dari awal memang nggak bisa benar-benar melepaskan, kenapa dulu tega melepaskan begitu saja!""Hmm." Sean menghela napas pelan. "Makanya, Tiff."Suara pria itu terdengar serius. "Aku benar-benar merasa sangat beruntung ... karena kamu bersedia menerimaku kembali."Tangan Tiffany yang menggenggam ponsel terhenti sejenak. Dia terpaku sejenak dan baru menyadari ucapan barusan membuat Sean mengingat kembali dirinya sendiri."Hari ketiga setelah kita berpisah ... aku sudah menyesal." Sean berdiri di puncak gedung tinggi milik Grup Tanuwijaya sambil menatap jalanan kota yang sibuk. Suaranya lembut dan penuh perasaan."Tapi waktu itu ... kamu sudah pergi. Aku pikir kamu pasti kecewa berat sama aku. Aku pikir ... mungki

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 737

    "Baiklah." Julie menghela napas, "Lagian, sudah banyak rahasia yang kujaga, nggak masalah kalau nambah satu lagi."Sambil berbicara, Julie mengambil cangkir kopi dan menyesapnya. "Gimana kerjaan barumu?"Tiffany tersenyum. "Sejauh ini, pekerjaan baruku lumayan bagus. Di lembaga riset, nggak ada yang peduli soal masa laluku. Suasananya juga harmonis dan penuh pengertian. Aku baru kerja belum genap sehari, tapi sejauh ini rasanya menyenangkan."Julie mengangguk. "Syukurlah kalau begitu. Kamu 'kan orangnya lembut banget, aku sempat khawatir kamu bakal ditindas di sana.""Kebanyakan mikir!" Tiffany tersenyum lebar, lalu mengambil teko kopi dan menuangkan ke cangkirnya dan milik Julie. "Kalau kamu sendiri? Setelah balik ke Kota Aven, mau cari kerja apa?""Atau ... mau aku tanya ke kepala lembaga? Siapa tahu mereka lagi buka lowongan.""Jangan, jangan!" Julie cepat-cepat melambaikan tangannya. "Aku nggak cocok kerja di tempat seperti lembaga riset yang tiap hari cuma duduk diam di kantor. Bu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status