Beranda / Rumah Tangga / Dimanja Paman Mantan / jauhkan benda kotor itu

Share

jauhkan benda kotor itu

Penulis: Rias Ardani
last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-25 07:07:40

Bab63

"Ayah, buka ...." Suara Dewa terus terdengar dari luar. Ammar merasa lelah, karena harus menahan sabar pada Dewa.

Dia melirik jam dinding, dan merasa sangat kesal dengan ulah Dewa malam ini.

"Ammar, kumohon jangan marah. Dewa masih kecil," pinta Olivia. Ammar mendengkus, dan menunjuk ke arah jam dinding.

"Lihat jam sana! Ngapain dia ribut diluar kamar, saat jam segini?"

"Mungkin dia sedang mimpi buruk," lirih Olivia, masih mencoba memberi pengertian pada Ammar.

Ammar pun berjalan ke arah pintu dan membukanya. Nampak Dewa sudah tersandar di samping, dengan tubuh yang gemetar, serta wajah yang sangat basah air mata.

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Ammar dengan geram.

Dewa mempercepat gerakkannya, dan masuk ke dalam kamar.

"Ibu, ibu tidak apa- apa kan? Apakah ayah nyakiti ibu lagi?"

Dewa melayangkan bermacam pertanyaan, membuat Olivia terharu. Inilah alasan dia, tidak sanggup pergi dari Ammar. Dia tidak bisa, jika harus meninggalkan Dewa lagi, dia takut Dewa sakit hati dan kesepia
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dimanja Paman Mantan   Kamu menipuku?

    Bab64Melihat tangisan Olivia yang tidak biasa, Ammar melunak dan memberikannya, meksipun dia sangat tidak senang.Olivia begitu lahap menyantap nasi goreng buatannya. Dewa pun datang ke meja makan, menatap berbinar pada nasi goreng yang sedang di makan ibunya."Ibu bikin sarapan?"Sorot matanya memancarkan keinginan. Olivia tersenyum, dan menjawab lembut."Iya, nak. Tapi maaf, ibu bikinnya cuma dikit, nggak bisa dibagi sama kamu. Kecuali satu suapan," jelas Olivia.Ammar tercengang."Itu banyak, sayang. Bisa 1 porsi lagi, kenapa dibilang nggak cukup?""Buat aku," ujar Olivia, dengan wajah serba salah."Nggak apa- apa, Ibu. Satu suap juga boleh, asal ada," kata Dewa dengan tersenyum sumringah.Ammar menggeleng. Untuk pertama kalinya, Olivia tidak mau berbagi makanan dengan anaknya, benar' benar tidak biasa bagi Ammar.Selesai sarapan, Dewa pun berpamitan pada ibu dan ayahnya. Sedangkan Olivia, masih sibuk dengan makanannya."Jangan buru- buru, Dewa sudah berangkat, nggak bakal ada yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-26
  • Dimanja Paman Mantan   Acara Pesta

    Bab65Wajah Ammar memerah, dia berniat akan membuka pintu kamar dan melampiaskan emosinya pada Dewa.Lelaki itu berjalan ke arah pintu. Olivia yang melihat kilatan amarah yang membesar di wajah Ammar, pun langsung berlari kecil menyusul Ammar.Saat Ammar membuka kasar daun pintu, tiba- tiba Olivia yang berlari terpeleset, dan kepalanya menghantam dinding.Ammar terkejut dan langsung menangkap tubuh Olivia. Namun, wanita itu meringis kesakitan, karena benturan keras di kepalanya."Ibu ...." Dewa semakin panik. Terlebih melihat kondisi kamar kedua orang tuanya yang berantakan, membuat miris hati Dewa.Ammar langsung mengangkat tubuh Olivia, dan meletakkannya ke atas kasur."Kenapa kamu berlari? Kamu mau bunuh anakku?" teriak Ammar, ketika meletakkan Olivia di atas kasur."Ibu," lirih Dewa, sembari memeluk Olivia."Kamu juga! Kenapa kamu harus teriak- teriak di depan pintu kamar?" bentak Ammar pada Dewa.Emosi Ammar benar- benar sulit dikendalikan. Dia terus marah, dan memaki anak serta

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-27
  • Dimanja Paman Mantan   Bakar rumah itu

    Bab66"Maaf." Olivia berniat melewatinya. Namun, orang itu merentangkan tangan, menghalangi Olivia."Mau kemana? Kenapa buru- buru sekali. Bukannya dulu kamu selalu suka, jika aku ada di dekat kamu, Olivia?""Kamu kenapa sih?" Olivia merasa sedikit kesal."Kenapa denganku? Aku tidak melakukan apapun, hanya ingin bicara sama kamu. Kenapa kamu jutek sekali?""Suamiku pasti khawatir, jika aku lambat untuk kembali. Dion, jangan halangi jalanku."Dion, lelaki yang sudah lama menghilang. Yang Olivia tahu, Dion sudah dikirim Ammar ke negara lain, dan di blokir lelaki itu kembali ke kota Luky ini. Namun kini, dia ada di hadapan Olivia, dengan sorot mata yang hampa, penuh luka.Dion terkekeh."Aku suka, jika dia khawatir, dan ketakutan. Karena apa yang pernah dia lakukan padaku, itu lebih dari sekedar menakutkan.""Dion. Jika kamu macam- macam, maka keadaannya akan semakin kacau. Kumohon, biarkan aku pergi.""Membiarkan kamu pergi? Maaf, aku tidak bisa. Apakah kamu sudah tidak rindu aku, pada

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28
  • Dimanja Paman Mantan   ceraikan ibu, ayah

    Bab67Dion yang tahu watak kejam sang Paman. Tentu saja, setelah Ammar pergi, dia pun berusaha segera pergi dari rumah tua itu.Jika tidak berpura- pura mau mati, mungkin Olivia tidak sepenuhnya mau menghentikan tindakan kejam Ammar.Dion benar- benar sakit hati, karena Ammar tidak segan- segan, mau mencabut nyawanya.Dan benar saja, Dion yang kini terduduk di dalam hutang belakang rumah besar tadi, melihat kobaran api yang sangat besar, berasal dari rumah itu."Dia benar- benar kejam," lirih Dion.Ada rasa sesal, karena dia tidak cukup cepat, merusak kehidupan Olivia. Sebab dia sempat merasa dilema, saat melihat wajah memelas Olivia.Disaat dia termenung. Sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya.[Kamu dimana, aku rindu.] Pesan itu berasal dari Karina, wanita yang pernah sangat dia sukai. Tapi setelah lulus sekolah menengah. Dia menyadari, kalau dia butuh Olivia, bukan Karina. Dia suka Karina, tapi dia cinta Olivia. Dion sempat merasa drop dan hancur hatinya saat itu, saat tahu Oliv

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28
  • Dimanja Paman Mantan   20 Tahun

    Bab68Ammar mendengkus, sedangkan Olivia hanya tersenyum. Ammar melihat senyuman di wajah istrinya, merasa gemas dan menatapnya, dengan tatapan penuh keinginan.Seakan mengerti, Olivia pun meminta Dewa untuk keluar kamar mereka, dengan alasan mau beristirahat.Setelah Dewa keluar, Olivia langsung bersuara."Sayang, aku mau mandi." Ammar merasa dadanya berdebar kencang. Dia baru menyadari, kalau Olivia, memanggil dirinya sayang.Biasanya, Olivia bersikap diam, menjaga jarak dan selalu memanggil dirinya dengan nama. Tapi kali ini, dia di panggil sayang.Rasanya jantung Ammar tidak dalam keadaan aman. Debarannya begitu kencang."Aku gerah," ujar Olivia lagi, merentangkan kedua tangannya, meminta Ammar menggendongnya."Bantu aku mandi, ya." Olivia kembali bersuara, ketika mereka sudah ada di dalam kamar mandi.Ammar salah tingkah, dia menjadi sedikit bingung dan linglung.Ammar menyiapkan air dalam bathup. Dia menumpahkan banyak sabun, wajahnya memerah, tingkahnya jadi serba salah.Dia m

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28
  • Dimanja Paman Mantan   Kalian tidak cocok

    Bab69Karena perasaan sayang dan cinta yang buta. Rosalinda rela berhenti kuliah, dan menikah dengan Make, meski tanpa restu orang tuanya.Di hari pernikahan sederhananya. Olivia datang seorang diri, tanpa Dewa maupun Ammar.Rosalinda menatap ibunya, dengan tatapan berkaca- kaca. Mata dingin Olivia, membuat Rosalinda tidak berani memeluk wanita itu.Olivia datang, membuat semua tamu undangan berdecak kagum dengan penampilan dan kecantikkannya. Mereka meyakini Olivia adalah ibu dari Rosalinda, karena wajah mereka sangat mirip.Namun Olivia bahkan tidak menyapa ibu Mike, besannya. Dia hanya berjalan menuju Rosalinda, yang berdiri di pelaminan bersama Mike, bersalaman dengan para tamu undangan.Olivia mengeluarkan sebuah kado kotak kecil, dan memberikannya pada Olivia."Semoga ini berguna untukmu. Apapun yang terjadi, jika kamu tidak bahagia, kembalilah."Rosalinda bungkam, namun menerima hadiah dari ibunya. Tidak ada pelukan ataupun ucapan selamat dari Olivia.Wanita itu berbalik badan,

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28
  • Dimanja Paman Mantan   Teman Lama

    Bab70Perasaan Rosalinda cukup rumit. Nanun dia berusaha tenang dan kembali ke kamarnya. Niat semula ingin minum air putih menjadi urung.Teringat kembali ucapan ibu dan ayahnya. Menikah disaat sedang kuliah, tidak menjamin, bahwa pendidikan kamu tidak terganggu karena nya.Dan nyatanya, ucapan itu benar terjadi. Dia terpaksa berhenti untuk kuliah, demi memenuhi keinginan ibu mertuanya.Memiliki cucu, adalah paksaan yang harus Rosalinda berikan pada nyonya Adis.Ada rasa sesal dihatinya, karena menuruti dan mau berhenti kuliah. Nyatanya, dirinya hanya dianggap beban, dan menikmati harta kekayaan suaminya.Rosalinda telah berusaha menjadi istri dan menantu yang baik. Dia membersihkan, dan mengurus rumah, mengerjakan segalanya seorang diri tanpa mengeluh.Dan semua itu, tidak dianggap apa- apa oleh nyonya Adis. Rosalinda tetap saja wanita yang tidak berguna dimatanya.Mike memasuki kamar, mendapati Rosalinda yang terlihat sudah tidur. Dia menyelimuti tubuh istrinya, dan mengecup pipi wa

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28
  • Dimanja Paman Mantan   Permintaan apa?

    Bab71Mike tersenyum dan mengulurkan tangannya. Keduanya saling berjabat tangan, dan menatap sedikit intens."Mike, kamu sudah pulang." Suara Rosalinda, membuat Mike langsung melepaskan tangan dari Davina."Ya, sayang." Mike berniat menghampiri istrinya. Namun, nyonya Adis menahannya."Disini saja, temani Davina. Lagi pula, Rosalinda membawakan minum untuk tamu kita," ujar nyonya Adis, membuat Mike pun urung melanjutkan langkah, dan memilih menuruti ibunya.Mike duduk, bersebelahan dengan Davina. Rosalinda meletakkan segelas jus, dihadapan meja Davina."Buatkan 1 lagi untuk Mike," pinta nyonya Adis. Rosalinda mengangguk.Sebenarnya dia cukup kecewa, merasa semakin tidak dianggap, dan tidak dihargai. Disaat Rosalinda tengah membuatkan jus mangga, terdengar suara tawa dan perbincangan yang begitu rame di ruang tamu. Dalam sekejab, mereka bertiga nampak semakin akrab, layaknya sebuah keluarga bahagia.Ada mertua, menantu dan anak. Sedangkan Rosalinda, tak ubahnya seperti asisten rumah t

    Terakhir Diperbarui : 2025-04-28

Bab terbaru

  • Dimanja Paman Mantan   Menikah?

    "Ibu mertua kamu, minta aku jadi istri kedua. Tapi kamu tenang saja, aku nggak benar- benar mau. Aku dan Mike, hanya akan bekerjasama dalam proyek perusahaan. Tapi kami berpura- pura mau, agar tidak mengecewakan ibu."'Aku berusaha percaya. Seorang Davina, model cantik yang baru naik daun, mana mungkin mau jadi istri kedua orang lain.'Aku berusaha diam, tidak banyak bicara saat makan malam diadakan. Aku juga tidak membahas apapun pada Mike, tentang dia yang pergi dengan Vina.Hari- hari kami berjalan seperti biasanya. Ibu mertua juga sudah setengah bulan ini, pergi liburan ke kota Kalvor.________”Happy anniversary sayang!” ucapku, ditengah malam kepada suamiku. Kebetulan malam ini, memang malam spesial bagi kami biasanya. Namun tidak ada sahutan. Aku mengernyitkan dahi, lalu menghidupkan saklar lampu kamar.Kamar sepi, padahal aku baru beberapa menit keluar kamar untuk mengambil kue yang kini berada di tanganku.Tapi Mike sudah tidak ada di tempat, aku pun berusaha mencarinya kese

  • Dimanja Paman Mantan   Permintaan apa?

    Bab71Mike tersenyum dan mengulurkan tangannya. Keduanya saling berjabat tangan, dan menatap sedikit intens."Mike, kamu sudah pulang." Suara Rosalinda, membuat Mike langsung melepaskan tangan dari Davina."Ya, sayang." Mike berniat menghampiri istrinya. Namun, nyonya Adis menahannya."Disini saja, temani Davina. Lagi pula, Rosalinda membawakan minum untuk tamu kita," ujar nyonya Adis, membuat Mike pun urung melanjutkan langkah, dan memilih menuruti ibunya.Mike duduk, bersebelahan dengan Davina. Rosalinda meletakkan segelas jus, dihadapan meja Davina."Buatkan 1 lagi untuk Mike," pinta nyonya Adis. Rosalinda mengangguk.Sebenarnya dia cukup kecewa, merasa semakin tidak dianggap, dan tidak dihargai. Disaat Rosalinda tengah membuatkan jus mangga, terdengar suara tawa dan perbincangan yang begitu rame di ruang tamu. Dalam sekejab, mereka bertiga nampak semakin akrab, layaknya sebuah keluarga bahagia.Ada mertua, menantu dan anak. Sedangkan Rosalinda, tak ubahnya seperti asisten rumah t

  • Dimanja Paman Mantan   Teman Lama

    Bab70Perasaan Rosalinda cukup rumit. Nanun dia berusaha tenang dan kembali ke kamarnya. Niat semula ingin minum air putih menjadi urung.Teringat kembali ucapan ibu dan ayahnya. Menikah disaat sedang kuliah, tidak menjamin, bahwa pendidikan kamu tidak terganggu karena nya.Dan nyatanya, ucapan itu benar terjadi. Dia terpaksa berhenti untuk kuliah, demi memenuhi keinginan ibu mertuanya.Memiliki cucu, adalah paksaan yang harus Rosalinda berikan pada nyonya Adis.Ada rasa sesal dihatinya, karena menuruti dan mau berhenti kuliah. Nyatanya, dirinya hanya dianggap beban, dan menikmati harta kekayaan suaminya.Rosalinda telah berusaha menjadi istri dan menantu yang baik. Dia membersihkan, dan mengurus rumah, mengerjakan segalanya seorang diri tanpa mengeluh.Dan semua itu, tidak dianggap apa- apa oleh nyonya Adis. Rosalinda tetap saja wanita yang tidak berguna dimatanya.Mike memasuki kamar, mendapati Rosalinda yang terlihat sudah tidur. Dia menyelimuti tubuh istrinya, dan mengecup pipi wa

  • Dimanja Paman Mantan   Kalian tidak cocok

    Bab69Karena perasaan sayang dan cinta yang buta. Rosalinda rela berhenti kuliah, dan menikah dengan Make, meski tanpa restu orang tuanya.Di hari pernikahan sederhananya. Olivia datang seorang diri, tanpa Dewa maupun Ammar.Rosalinda menatap ibunya, dengan tatapan berkaca- kaca. Mata dingin Olivia, membuat Rosalinda tidak berani memeluk wanita itu.Olivia datang, membuat semua tamu undangan berdecak kagum dengan penampilan dan kecantikkannya. Mereka meyakini Olivia adalah ibu dari Rosalinda, karena wajah mereka sangat mirip.Namun Olivia bahkan tidak menyapa ibu Mike, besannya. Dia hanya berjalan menuju Rosalinda, yang berdiri di pelaminan bersama Mike, bersalaman dengan para tamu undangan.Olivia mengeluarkan sebuah kado kotak kecil, dan memberikannya pada Olivia."Semoga ini berguna untukmu. Apapun yang terjadi, jika kamu tidak bahagia, kembalilah."Rosalinda bungkam, namun menerima hadiah dari ibunya. Tidak ada pelukan ataupun ucapan selamat dari Olivia.Wanita itu berbalik badan,

  • Dimanja Paman Mantan   20 Tahun

    Bab68Ammar mendengkus, sedangkan Olivia hanya tersenyum. Ammar melihat senyuman di wajah istrinya, merasa gemas dan menatapnya, dengan tatapan penuh keinginan.Seakan mengerti, Olivia pun meminta Dewa untuk keluar kamar mereka, dengan alasan mau beristirahat.Setelah Dewa keluar, Olivia langsung bersuara."Sayang, aku mau mandi." Ammar merasa dadanya berdebar kencang. Dia baru menyadari, kalau Olivia, memanggil dirinya sayang.Biasanya, Olivia bersikap diam, menjaga jarak dan selalu memanggil dirinya dengan nama. Tapi kali ini, dia di panggil sayang.Rasanya jantung Ammar tidak dalam keadaan aman. Debarannya begitu kencang."Aku gerah," ujar Olivia lagi, merentangkan kedua tangannya, meminta Ammar menggendongnya."Bantu aku mandi, ya." Olivia kembali bersuara, ketika mereka sudah ada di dalam kamar mandi.Ammar salah tingkah, dia menjadi sedikit bingung dan linglung.Ammar menyiapkan air dalam bathup. Dia menumpahkan banyak sabun, wajahnya memerah, tingkahnya jadi serba salah.Dia m

  • Dimanja Paman Mantan   ceraikan ibu, ayah

    Bab67Dion yang tahu watak kejam sang Paman. Tentu saja, setelah Ammar pergi, dia pun berusaha segera pergi dari rumah tua itu.Jika tidak berpura- pura mau mati, mungkin Olivia tidak sepenuhnya mau menghentikan tindakan kejam Ammar.Dion benar- benar sakit hati, karena Ammar tidak segan- segan, mau mencabut nyawanya.Dan benar saja, Dion yang kini terduduk di dalam hutang belakang rumah besar tadi, melihat kobaran api yang sangat besar, berasal dari rumah itu."Dia benar- benar kejam," lirih Dion.Ada rasa sesal, karena dia tidak cukup cepat, merusak kehidupan Olivia. Sebab dia sempat merasa dilema, saat melihat wajah memelas Olivia.Disaat dia termenung. Sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya.[Kamu dimana, aku rindu.] Pesan itu berasal dari Karina, wanita yang pernah sangat dia sukai. Tapi setelah lulus sekolah menengah. Dia menyadari, kalau dia butuh Olivia, bukan Karina. Dia suka Karina, tapi dia cinta Olivia. Dion sempat merasa drop dan hancur hatinya saat itu, saat tahu Oliv

  • Dimanja Paman Mantan   Bakar rumah itu

    Bab66"Maaf." Olivia berniat melewatinya. Namun, orang itu merentangkan tangan, menghalangi Olivia."Mau kemana? Kenapa buru- buru sekali. Bukannya dulu kamu selalu suka, jika aku ada di dekat kamu, Olivia?""Kamu kenapa sih?" Olivia merasa sedikit kesal."Kenapa denganku? Aku tidak melakukan apapun, hanya ingin bicara sama kamu. Kenapa kamu jutek sekali?""Suamiku pasti khawatir, jika aku lambat untuk kembali. Dion, jangan halangi jalanku."Dion, lelaki yang sudah lama menghilang. Yang Olivia tahu, Dion sudah dikirim Ammar ke negara lain, dan di blokir lelaki itu kembali ke kota Luky ini. Namun kini, dia ada di hadapan Olivia, dengan sorot mata yang hampa, penuh luka.Dion terkekeh."Aku suka, jika dia khawatir, dan ketakutan. Karena apa yang pernah dia lakukan padaku, itu lebih dari sekedar menakutkan.""Dion. Jika kamu macam- macam, maka keadaannya akan semakin kacau. Kumohon, biarkan aku pergi.""Membiarkan kamu pergi? Maaf, aku tidak bisa. Apakah kamu sudah tidak rindu aku, pada

  • Dimanja Paman Mantan   Acara Pesta

    Bab65Wajah Ammar memerah, dia berniat akan membuka pintu kamar dan melampiaskan emosinya pada Dewa.Lelaki itu berjalan ke arah pintu. Olivia yang melihat kilatan amarah yang membesar di wajah Ammar, pun langsung berlari kecil menyusul Ammar.Saat Ammar membuka kasar daun pintu, tiba- tiba Olivia yang berlari terpeleset, dan kepalanya menghantam dinding.Ammar terkejut dan langsung menangkap tubuh Olivia. Namun, wanita itu meringis kesakitan, karena benturan keras di kepalanya."Ibu ...." Dewa semakin panik. Terlebih melihat kondisi kamar kedua orang tuanya yang berantakan, membuat miris hati Dewa.Ammar langsung mengangkat tubuh Olivia, dan meletakkannya ke atas kasur."Kenapa kamu berlari? Kamu mau bunuh anakku?" teriak Ammar, ketika meletakkan Olivia di atas kasur."Ibu," lirih Dewa, sembari memeluk Olivia."Kamu juga! Kenapa kamu harus teriak- teriak di depan pintu kamar?" bentak Ammar pada Dewa.Emosi Ammar benar- benar sulit dikendalikan. Dia terus marah, dan memaki anak serta

  • Dimanja Paman Mantan   Kamu menipuku?

    Bab64Melihat tangisan Olivia yang tidak biasa, Ammar melunak dan memberikannya, meksipun dia sangat tidak senang.Olivia begitu lahap menyantap nasi goreng buatannya. Dewa pun datang ke meja makan, menatap berbinar pada nasi goreng yang sedang di makan ibunya."Ibu bikin sarapan?"Sorot matanya memancarkan keinginan. Olivia tersenyum, dan menjawab lembut."Iya, nak. Tapi maaf, ibu bikinnya cuma dikit, nggak bisa dibagi sama kamu. Kecuali satu suapan," jelas Olivia.Ammar tercengang."Itu banyak, sayang. Bisa 1 porsi lagi, kenapa dibilang nggak cukup?""Buat aku," ujar Olivia, dengan wajah serba salah."Nggak apa- apa, Ibu. Satu suap juga boleh, asal ada," kata Dewa dengan tersenyum sumringah.Ammar menggeleng. Untuk pertama kalinya, Olivia tidak mau berbagi makanan dengan anaknya, benar' benar tidak biasa bagi Ammar.Selesai sarapan, Dewa pun berpamitan pada ibu dan ayahnya. Sedangkan Olivia, masih sibuk dengan makanannya."Jangan buru- buru, Dewa sudah berangkat, nggak bakal ada yan

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status