Share

010

Penulis: Novisi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-15 12:19:12

Suasana pagi di meja makan diiringi tawa bahagia Saras dan Bima.

"Saras, mulai besok kamu akan diantar jemput sopir, namanya Pak Heru," sela Danendra yang sedang menikmati sarapan.

"Apa mama ikut mengantarkan?" tanya Saras.

"Tidak. Apa Saras keberatan?" Danendra balik bertanya.

Saras menggeleng, hanya saja parasnya datar. Cakrawati dapat menerjemahkan raut lain pada cucunya.

"Biar Uti yang temanin Saras, yah. Mama bersama Bima." Cakrawati berusaha memberi penjelasan.

Paras Saras yang awalnya gembira menjadi sayu.

"Sesekali mama akan mengantarkan Saras, kok. Mama menemani Bima. Berbagi tugas," hibur Cempaka. Proses sarapan terhenti sebentar.

Saras tersenyum, ia teringat pada pesan Cempaka tentang penyakit yang diderita Bima bisa ditanyakan pada Danendra.

"Pak, aku mau bertanya, boleh?" tanya Saras antusias dibalas anggukan Danendra.

"Kanker itu apa, sih? Aku tanya ke mama, mama bilang tanya ke Bapak."

Danendra melirik tajam Cempaka yang meringis mendengar pengakuan putri pertamany
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   011

    "Aku tidak ingin kamu terlalu jauh turut campur pada hidup anak-anakku. Kamu harus punya batasan dengan mengomunikasikannya padaku."Mendengar penolakan beruntun dari Cempaka membuat Danendra sulit mengerti cara istrinya berpikir."Apa sepicik itu pikiran kamu?"Danendra berpaling badan ke arah Cempaka."Pernikahan ini terjadi karena ada mereka, aku bertanggung jawab membantu anak dari kakak sepupuku yang telah tiada. Lagipula, aku seorang dokter jadi tahu Bima masih bisa dapat hak pendidikan."Cempaka bergeming bersamaan Danendra menarik handle dalam pintu mobil."Sebaiknya kamu keluar," ucap Danendra mendorong pintu sedannya.Diliriknya Danendra yang telah duduk menatap jauh ke arah depan, enggan menoleh pada Cempaka. "Nanti malam apa pun yang mau didiskusikan, aku punya waktu."Perlahan Cempaka keluar dari dalam mobil, tanpa permisi Danendra memacu kendaraan keluar dari halaman kediamannya.Helaan napas dalam sekalian pertanyaan apakah dirinya keterlaluan terhadap Danendra mencuat

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   012

    Sekalipun demikian, Danendra tidak berniat untuk mencicipi masakan Cempaka. Danendra telah kenyang karena makan di luar.Danendra memasuki kamarnya yang gelap gulita, hanya ada berkas cahaya rembulan yang masuk dari sela jendela.Danendra menyalakan lampu remang agar kakinya tidak menabrak apa pun saat berjalan. Ia melihat gerak Cempaka yang sepertinya terganggu dengan cahaya remang itu.Ia mengamati Cempaka yang mulai duduk menyapu pandangan."Sudah pulang?" "Ya."Danendra menaruh tas kerjanya, melangkah ke arah lemari.Merasa jawaban pendek Danendra sebagai tanda pria itu tidak ingin terlibat percakapan, Cempaka memutuskan untuk tidur kembali.Usai membasuh tubuh, Danendra beristirahat pula. Tidak ada obrolan penting yang dilakukan sepasang suami istri itu.Pagi hari, Cempaka terbangun. Janji Danendra untuk membicarakan masalah pendidikan Bima semalam berlalu begitu saja. Ia paham kesibukan Danendra menyita waktu.Cempaka menyeru pada dirinya, perhatian Danendra begitu baik pada an

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   013

    Melangkah keluar ruang kerja Danendra, Cempaka berjalan menuju dapur. Ia membuang kopi pahit yang tadi disuguhkan pada suaminya.Berat rasa hatinya saat ini, selain masalah penyakit Bima, Cempaka juga merasa menjadi istri terpaksa di kediaman megah Danendra. Sembari mencuci cangkir, ucapan Danendra terngiang-ngiang di pendengaran Cempaka.Isakan kecil keluar dari bibir Cempaka yang bergetar. Sesekali ia mengusap air mata dengan baju di lengannya."Mengapa harus menangis, sih?" tegurnya pada diri sendiri.Selesai itu, Cempaka mengelap tangan, ia merasa enggan untuk kembali ke kamar."Akan sampai kapan umur Bima dan pernikahan ini?" Cempaka menatap ke atas untuk menghentikan derai air matanya, ia memilih duduk di bangku yang ada di dapur, mengangkat kaki dan memeluknya."Bang Haris," lirihnya.Danendra tidak fokus melanjutkan kerja, dahaga menyentuh kerongkongan. Begitu bergerak ke dapur, Danendra mendengar isakan pelan, tak lain dari istrinya.Nama Haris yang keluar dari bibir Cempaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   014

    Keadaan Bima memburuk, tidak seperti yang pernah diramalkan Danendra padanya.Infeksi.Itulah yang dialami Bima sehingga bocah itu menyerah dengan keadaan.Cempaka meraung-raung mengantar kepergian Bima sampai ke liang lahat, lokasi pemakaman yang sama dengan mendiang suaminya, Haris."Bima, jangan tinggalkan mama," racun Cempaka terus-menerus.Cakrawati dan Saras tidak kalah sedih, menatap batu nisan Bima dengan derai air mata.Para pelayan berpulangan, tinggal Cempaka dan keluarga masih mengelilingi makam."Cempaka, yang sabar, ya, Nak," hibur Qonita setibanya di rumah. Ia merasa kasihan pada Cempaka.Cempaka tak mampu bersuara, Qonita mendekapnya dengan erat. Ia memahami betapa hancur hati Cempaka saat ini.Sewaktu Qonita akan mengantar Cempaka ke kamar tidur, sigap Danendra menghalangi."Biar aku saja yang antar, Ma." Danendra tak ingin rahasianya dan Cempaka diketahui siapa pun.Qonita bergeser, lengan Cempaka dilepas, ia melangkah menjauhi anak menantu agar Danendra punya akses

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   015

    Menangis di nisan Bima, itulah yang dilakukan Cempaka setiap hari. Usai dari sana, dia melintas ke makam Haris. Merasa hidup kejam padanya, Cempaka merebahkan diri bercampur tanah."Cempaka, ayo pulang, hari sudah terik," ajak Cakrawati menatap sekejap matahari yang berada tepat di atas kepala.Gelabah rasa hati Cakrawati melihat gelengan putri semata wayangnya."Saras harus dijemput dari sekolah," ujar Cakrawati menegaskan maksud."Sudah sebulan kamu masih seperti ini, Nak. Bagaimana dengan Saras? Perhatikan juga." Terpaksa Cakrawati memakai cara seperti itu untuk mengingatkan Cempaka.Tangis Cempaka perlahan mereda seiring kesadaran mulai masuk ke dalam pikirannya."Saras?"Seolah-olah Cempaka baru teringat ada kehidupan lain yang terabaikan."Iya, anak kamu. Dia masih ada menemani kamu."Cakrawati menyentuh pundak Cempaka."Ibu mohon, Nak, ikhlaskan ini semua. Masa depan kamu masih panjang."Menyinggung tentang Saras menjadi keberhasilan bagi Cakrawati memengaruhi putrinya.Usai da

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   016

    "Kamu pikir pernikahan ini mainan, setelah Bima tiada juga turut berakhir, Cempaka?"Tidak mengira kedatangan istrinya untuk meminta perpisahan, Danendra mencerna maksud Cempaka."Tidak. Aku tidak nyaman meneruskannya."Danendra membuang pandangan lalu mendengkus dengan memikul rasa lelah."Kamu masih menganggap aku pembunuh... Bang Haris dan Bima?"Cempaka bergeming, enggan menyahut. Danendra tahu jawabannya. "Aku tidak akan memaksa kamu mengubah cara pikir. Bila aku salah di mata kamu, ada baiknya aku menebusnya, mengobati luka hati kamu."Tidak enak hati Cempaka mendengarnya, selama ini ia memelihara perasaan benci dan Danendra ingin memutarbalikkan rasa itu."Tidak perlu, nanti sembuh sendiri.""Astaga, Cempaka!"Danendra memegang kepala sampai rambutnya kusut."Luka fisik kalau sakit, harus diobati. Pergi ke dokter," jelas Danendra dengan menggerakkan tangan."Luka hati juga demikian, siapa yang membuat kamu terluka, orang itu bisa jadi mampu mengobati."Terkesiap Cempaka menden

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   017

    "Aku masih ingin tidur terpisah," ucap Cempaka saat Danendra mengutarakan keinginan untuk tinggal seranjang. "Ya, tidak masalah."Sembilan bulan pernikahan Cempaka dan Danendra, mereka hidup bersama tanpa hubungan suami istri sewajarnya.Namun, keduanya saling menghormati keputusan masing-masing dan mereka nyaman berlaku demikian."Bapak, besok mama ulang tahun," Suatu malam, Saras mendatangi Danendra diam-diam di ruang kerjanya."Benarkah?" Danendra sigap menyimpan dokumen kerjanya."Iya. Bagaimana kalau kita memberi mama kejutan?" tanya Saras antusias di tempat duduknya."Ide yang baik. Kita akan kasih apa?""Mm... kalau dulu Papa Haris akan membawakan kue dan bunga buat mama," ucap Saras, Danendra menerima info dengan ekspresi alis mata terangkat."Kita lakukan lagi, yuk, Pa," pinta Saras."Boleh. Mama jangan sampai tahu, 'kan?""Iya, Pa.""Pas sekali besok hari Sabtu, bagaimana kalau kita liburan ke villa di Bogor? Belum pernah selama ini."Mata dan mulut Saras terbuka lebar hing

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   018

    Bahagia Saras bisa pergi berlibur bersama keluarga di akhir pekan."Gimana tadi berenangnya, senang tidak?" tanya Cempaka sambil menemani Saras membasuh diri dan mengganti pakaian bersih."Sangat senang, Ma. Mama bagaimana, pasti senang diajak papa kemari.," tebak Saras.Cempaka tersenyum lalu mengangguk."Aku sudah beres. Ayo, ke taman, Ma," ajak Saras menarik tangan Cempaka. "Rasanya Mama ingin tidur siang sebentar, Saras. Badan Mama agak pegel.""Apa mama sakit?" Saras khawatir melihat mamanya yang memijit pundak sendiri. "Tidak." Saras menatap Cempaka memastikan keadaannya memang baik.Saras dan Cempaka keluar kamar, Cempaka meneruskan langkah menuju ruang pribadi untuk beristirahat. Saat Saras berenang, ingatan Cempaka tertuju pada mendiang Haris dan Bima. Itulah penyebab mengapa ia malah kurang semangat lalu memilih istirahat siang.Mendadak pintu ruang pribadinya terbuka, terdengar suara Saras menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan membawa buket bunga yang cantik, disus

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20

Bab terbaru

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   105

    Sepekan berlalu, Danendra rutin setiap hari mengirimkan buket bunga mawar untuk istrinya. Sayangnya, ia terus menemukan buket cantik itu di tong sampah belakang rumah.Danendra tahu benar kalau istrinya sangat menyukai mawar.Ada perasaan tersinggung muncul di awal, Danendra memahami bila ia patut mendapat perlakuan seperti itu dari Cempaka.Ini hari kedelapan, masih berlangsung demikian. Selain itu, Danendra berusaha mengajak Cempaka untuk berdialog berdua, makan malam, sampai jalan-jalan bersama, Cempaka kekeh menolak."Apalagi yang harus aku lakukan? Waktu semakin mendekat," lirihnya usai praktek di poliklinik.Danendra tetap bekerja secara profesional, sekalipun pikirannya tertuju pada Cempaka.[Sudah makan?]Danendra mengirim pesan pada Cempaka. Hanya centang dua biru tanpa ada balasan.Danendra menggaruk-garuk kepala, menepuki wajah, sampai menggosok matanya, saking bingung menghadapi istrinya."Memang cukup saja satu istri, sakit kepala kalau ada masalah seperti ini."***"Sara

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   104

    Hubungan Danendra dan Cempaka tidak berangsur membaik, hal paling ditakutkan Danendra malah terjadi lebih cepat."Kita bisa mengurus perceraian lebih cepat." Cempaka duduk di seberang meja kerja Danendra di rumahnya.Jantung Danendra terasa sesak, seperti akan berhenti berdetak. Wajahnya seperti dihantam benda berat.Kehilangan Cempaka?"Cempaka, aku mohon jangan lakukan ini." Danendra akan mengupayakan apa pun untuk rumah tangganya kali ini."Mau kamu apa? Kamu mau mengikat aku di pernikahan yang tidak bahagia ini. Kamu hanya mau membalas kebaikan Haris dan itu sudah cukup, Dane!"Napas Cempaka tersengal mengatakannya. Danendra masih ingin menahannya lebih lama?Dasar tidak berperasaan!"Aku akan mengikat kamu seumur hidup, Cempaka."Ingin rasanya Cempaka memberi Danendra pukulan supaya pria itu sadar kalau semakin lama bersamanya, Cempaka bisa-bisa mati berdiri atau kemungkinan gila.Namun, badannya yang lebih kecil tidak akan ada artinya bila ia melakukan kekerasan fisik pada Danen

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   103

    Dahlia menemui Danendra di rumah sakit, mereka duduk di taman yang sedang tidak banyak orang. "Aku mohon kamu mau menemui Natali." "Aku akan menceraikannya setelah anak itu lahir lalu mengasuhnya bersama Cempaka." Rahang Dahlia mengatup kuat. Dia semakin yakin cinta Danendra pada Natali sudah sirna seiring terkuak kebenaran. "Apa kamu yakin Cempaka akan menerima anak itu?" Natali tidak setuju, tetapi dia pun tidak bisa berbuat banyak. "Untuk terakhir kali aku menemui Natali, setelah itu jangan kamu datang lagi atas suruhan Natali!" "Aku tidak disuruh Natali atau siapapun, hanya demi kemanusiaan." Danendra berdecak lalu tertawa seolah-olah ada yang membuat kelucuan. Cempaka keluar dari persembunyiannya, ia mencuri dengar percakapan antara Danendra dan Dahlia. Keinginan untuk menemui suami pudar, Cempaka memiliki rencana lain. *** "Dane, kamu masih bersedia menemui aku?" Danendra memenuhi keinginan Dahlia untuk menemui Natali. Danendra duduk berseberangan dengan N

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   102

    Sebulan berlalu sejak kejadian Cempaka meminta cerai, tinggal tiga bulan lagi. Hubungan antara Cempaka dan Danendra semakin renggang. "Mengapa akhir-akhir ini kamu sering keluar rumah?""Memangnya kenapa? Bik Saidah mengadu?" tanya Cempaka tanpa memandang suaminya. Dia sibuk dengan banyak kertas di tangannya."Kamu buka toko baru?""Kamu membuntutiku?""Kalau tidak seperti itu, kamu tidak pernah mau cerita. Sudah berapa lama?""Bukan urusan kamu." Cempaka berdiri memandang suaminya. "Kamu urusi saja istri kamu yang mau melahirkan itu, bukannya sebentar lagi?"Danendra menghela napas."Jangan mengalihkan pembicaraan. Oh, ya, perlu aku ingatkan keinginan bercerai kamu tidak akan pernah terkabul." Danendra pergi begitu saja dari kamar ke ruang makan. Beberapa minggu belakangan, Danendra sering pulang lebih awal dari rumah sakit.Cempaka terduduk kembali, gilirannya mendengkus karena Danendra memutuskan secara sepihak nasibnya di masa mendatang. ***Usai praktek di poliklinik, Danendra

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   101

    "Natali, sudahi kebodohan ini!" ujar Dahlia. Baru kali ini perkataan Dahlia serasa tajam di pendengaran Natali."Keluarga Danendra sulit ditumbangkan, lihat papamu, malahan masuk penjara demi aksi balas dendamnya. Apa kamu mau berakhir seperti itu? Cukup menjadi orang jahat, fokuslah sekarang pada anakmu!"Dahlia rasanya tidak sabar lagi menghadapi sahabat karibnya yang terlihat konyol."Tapi... tapi... aku mencintainya, Dahlia," isaknya duduk di kursi."Apa aku bilang! Dulu kamu menikah dengannya tanpa cinta, hanya untuk membalas dendam. Danendra sangat mencintai kamu. Sekarang giliran kamu mencintainya, pria itu sudah tak punya lagi hati untuk kamu. Sadar, Natali!!"Natali semakin terisak, ia merasa menyesal dengan sikapnya di masa lalu sehingga membuat cinta Danendra luntur padanya."Tapi, aku mau berusaha untuk mendapatkan Danendra lagi, Dahlia," ucapnya dibarengi gelengan dari Dahlia."Sadar Natali kesalahan kamu itu banyak, jangan sampai Danendra tahu rahasia kelam kamu, tiba wa

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   100

    Cempaka membaca pesan Danendra, ia mengerti mengapa suaminya tidak pulang, tanpa dijelaskan secara rinci.Helaan napas Cempaka menandakan kekecewaan dibanding marah. Kecewa pada Danendra yang tidak menganggap perhatiannya selama menjadi istri Danendra. Baru saja Danendra pulih dari sakit dan yang merawat adalah Cempaka.Setelah sehat, pria itu malah pergi ke istrinya yang lain.Cempaka melangkahkan kaki ke kamar anak-anaknya. Ia melihat betapa nyaman dan tentram keadaan kedua buah hatinya.Berbeda saat ia masih menjadi istri Haris, harus mengirit segala pengeluaran untuk bertahan hidup."Bagaimana nanti?" Pikiran Cempaka malah diselubungi kekhawatiran.Namun, sesaat saja, ia teringat pada mertuanya yang penuh perhatian pada kedua anaknya. Cempaka mengusap secara bergantian rambut Saras dan adiknya.Cempaka tersenyum. "Mama harus selesaikan ini sampai akhir, kalian menjadi kekuatan mama," bisiknya lebih untuk dirinya sendiri.Ia melangkahkan kaki keluar, melihat jam di ponsel menunjukk

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   099

    Setelah istirahat beberapa hari, Danendra beraktivitas seperti biasa di rumah sakit tempatnya bekerja.Sewaktu berjalan menuju ruang praktek, tidak sengaja berpapasan dengan Natali yang tampak murung."Kamu kenapa tidak bilang mau periksa?" tanya Danendra merasa tidak enak hati.Natali diam saja sembari menatap suaminya. Dengan kesal Natali berjalan begitu saja meninggalkan Danendra. Pria itu mengejarnya lalu menangkap lengan Natali."Mengapa menangis?"Danendra tahu kalau istrinya sedang tidak baik-baik saja. Ia menyentuh tangan Natali untuk memberi penguatan. "Bayinya ada masalah. Beratnya lebih kecil daripada yang seharusnya," ucap Natali lalu melepaskan tangan dari Danendra. "Itu semua karena kamu!" teriak Natali pada Danendra, ia menunjuk-nunjuk suaminya. "Kamu tidak pernah memperhatikan aku selama kehamilan!"Natali menangis, Danendra merasa tidak enak dengan Natali dan lingkungan sekitar yang berisi banyak pasien."Tenanglah, Natali, mari kita pergi dari sini." Danendra meng

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   098

    Siang itu Cempaka berniat keluar rumah. ia menitipkan putranya pada Saidah. Bertepatan Danendra keluar kamar, tubuhnya mulai pulih."Kamu mau ke mana?" Dia mengamati pakaian Cempaka yang rapi dari bawah kaki hingga kepala.Cempaka tertegun sejenak. "Mau ketemu teman."Kening Danendra mengerut, tidak biasanya Cempaka pergi tanpa izin darinya."Siapa?""Kamu tidak kenal," jawab Cempaka lalu melangkah ke arah pintu.Danendra menyusul lalu menghambat lengan Cempaka."Laki-laki atau perempuan?"Cempaka diam saja tanpa reaksi berarti. "Aku bertanya, Cempaka?"Mendengar namanya disebut, Cempaka tersadar kalau suaminya menuntut jawaban."Laki-laki."Tatapan Danendra penuh tanya, tetapi Cempaka bersikap seolah-olah tak ada masalah."Aku pergi dulu."Danendra tidak menahan kepergian istrinya. Namun, rasa penasaran membuatnya bertanya-tanya siapa gerangan yang ditemui oleh istrinya. Dia mengintip dari celah gorden, melihat Cempaka pergi dengan taksi berwarna kuning. ***Danendra uring-uringan

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   097

    Cempaka ingin mengalahkan rasa kasihan dengan kekesalan dan kekecewaan pada suaminya. Namun, melihat keadaan Danendra tidak baik-baik saja, hatinya pun luluh."Terima kasih sudah mau mengurusku," ucap Danendra usai disuapi makan dan minum obat pereda demam. Danendra telah meminta izin tidak masuk kerja pada pihak rumah sakit sehingga dia bisa beristirahat. "Hm," jawab Cempaka pendek dengan paras datar lalu perempuan itu pergi membawa piring kotor keluar kamar."Cempaka," Panggil Danendra membuat langkahnya terhenti sewaktu akan membuka pintu kamar."Aku minta maaf soal semalam."Tarikan napas pelan menandakan Cempaka teringat akan reaksi Danendra sewaktu ia mengungkap kalau anak dalam kandungan Natali bukanlah anak pria itu. Rasanya sesak dada Cempaka, tetapi ia tak mau ambil pusing lagi.Cempaka pergi keluar kamar tanpa kata. Danendra menyenderkan punggung ke kepala ranjang, diamnya Cempaka menyisakan perasaan bersalah dalam diri pria itu.***"Ya, tolong bagaimana pun caranya info

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status