Share

011

Penulis: Novisi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-15 23:43:15

"Aku tidak ingin kamu terlalu jauh turut campur pada hidup anak-anakku. Kamu harus punya batasan dengan mengomunikasikannya padaku."

Mendengar penolakan beruntun dari Cempaka membuat Danendra sulit mengerti cara istrinya berpikir.

"Apa sepicik itu pikiran kamu?"

Danendra berpaling badan ke arah Cempaka.

"Pernikahan ini terjadi karena ada mereka, aku bertanggung jawab membantu anak dari kakak sepupuku yang telah tiada. Lagipula, aku seorang dokter jadi tahu Bima masih bisa dapat hak pendidikan."

Cempaka bergeming bersamaan Danendra menarik handle dalam pintu mobil.

"Sebaiknya kamu keluar," ucap Danendra mendorong pintu sedannya.

Diliriknya Danendra yang telah duduk menatap jauh ke arah depan, enggan menoleh pada Cempaka. "Nanti malam apa pun yang mau didiskusikan, aku punya waktu."

Perlahan Cempaka keluar dari dalam mobil, tanpa permisi Danendra memacu kendaraan keluar dari halaman kediamannya.

Helaan napas dalam sekalian pertanyaan apakah dirinya keterlaluan terhadap Danendra mencuat
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   012

    Sekalipun demikian, Danendra tidak berniat untuk mencicipi masakan Cempaka. Danendra telah kenyang karena makan di luar.Danendra memasuki kamarnya yang gelap gulita, hanya ada berkas cahaya rembulan yang masuk dari sela jendela.Danendra menyalakan lampu remang agar kakinya tidak menabrak apa pun saat berjalan. Ia melihat gerak Cempaka yang sepertinya terganggu dengan cahaya remang itu.Ia mengamati Cempaka yang mulai duduk menyapu pandangan."Sudah pulang?" "Ya."Danendra menaruh tas kerjanya, melangkah ke arah lemari.Merasa jawaban pendek Danendra sebagai tanda pria itu tidak ingin terlibat percakapan, Cempaka memutuskan untuk tidur kembali.Usai membasuh tubuh, Danendra beristirahat pula. Tidak ada obrolan penting yang dilakukan sepasang suami istri itu.Pagi hari, Cempaka terbangun. Janji Danendra untuk membicarakan masalah pendidikan Bima semalam berlalu begitu saja. Ia paham kesibukan Danendra menyita waktu.Cempaka menyeru pada dirinya, perhatian Danendra begitu baik pada an

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-15
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   013

    Melangkah keluar ruang kerja Danendra, Cempaka berjalan menuju dapur. Ia membuang kopi pahit yang tadi disuguhkan pada suaminya.Berat rasa hatinya saat ini, selain masalah penyakit Bima, Cempaka juga merasa menjadi istri terpaksa di kediaman megah Danendra. Sembari mencuci cangkir, ucapan Danendra terngiang-ngiang di pendengaran Cempaka.Isakan kecil keluar dari bibir Cempaka yang bergetar. Sesekali ia mengusap air mata dengan baju di lengannya."Mengapa harus menangis, sih?" tegurnya pada diri sendiri.Selesai itu, Cempaka mengelap tangan, ia merasa enggan untuk kembali ke kamar."Akan sampai kapan umur Bima dan pernikahan ini?" Cempaka menatap ke atas untuk menghentikan derai air matanya, ia memilih duduk di bangku yang ada di dapur, mengangkat kaki dan memeluknya."Bang Haris," lirihnya.Danendra tidak fokus melanjutkan kerja, dahaga menyentuh kerongkongan. Begitu bergerak ke dapur, Danendra mendengar isakan pelan, tak lain dari istrinya.Nama Haris yang keluar dari bibir Cempaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   014

    Keadaan Bima memburuk, tidak seperti yang pernah diramalkan Danendra padanya.Infeksi.Itulah yang dialami Bima sehingga bocah itu menyerah dengan keadaan.Cempaka meraung-raung mengantar kepergian Bima sampai ke liang lahat, lokasi pemakaman yang sama dengan mendiang suaminya, Haris."Bima, jangan tinggalkan mama," racun Cempaka terus-menerus.Cakrawati dan Saras tidak kalah sedih, menatap batu nisan Bima dengan derai air mata.Para pelayan berpulangan, tinggal Cempaka dan keluarga masih mengelilingi makam."Cempaka, yang sabar, ya, Nak," hibur Qonita setibanya di rumah. Ia merasa kasihan pada Cempaka.Cempaka tak mampu bersuara, Qonita mendekapnya dengan erat. Ia memahami betapa hancur hati Cempaka saat ini.Sewaktu Qonita akan mengantar Cempaka ke kamar tidur, sigap Danendra menghalangi."Biar aku saja yang antar, Ma." Danendra tak ingin rahasianya dan Cempaka diketahui siapa pun.Qonita bergeser, lengan Cempaka dilepas, ia melangkah menjauhi anak menantu agar Danendra punya akses

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   015

    Menangis di nisan Bima, itulah yang dilakukan Cempaka setiap hari. Usai dari sana, dia melintas ke makam Haris. Merasa hidup kejam padanya, Cempaka merebahkan diri bercampur tanah."Cempaka, ayo pulang, hari sudah terik," ajak Cakrawati menatap sekejap matahari yang berada tepat di atas kepala.Gelabah rasa hati Cakrawati melihat gelengan putri semata wayangnya."Saras harus dijemput dari sekolah," ujar Cakrawati menegaskan maksud."Sudah sebulan kamu masih seperti ini, Nak. Bagaimana dengan Saras? Perhatikan juga." Terpaksa Cakrawati memakai cara seperti itu untuk mengingatkan Cempaka.Tangis Cempaka perlahan mereda seiring kesadaran mulai masuk ke dalam pikirannya."Saras?"Seolah-olah Cempaka baru teringat ada kehidupan lain yang terabaikan."Iya, anak kamu. Dia masih ada menemani kamu."Cakrawati menyentuh pundak Cempaka."Ibu mohon, Nak, ikhlaskan ini semua. Masa depan kamu masih panjang."Menyinggung tentang Saras menjadi keberhasilan bagi Cakrawati memengaruhi putrinya.Usai da

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   016

    "Kamu pikir pernikahan ini mainan, setelah Bima tiada juga turut berakhir, Cempaka?"Tidak mengira kedatangan istrinya untuk meminta perpisahan, Danendra mencerna maksud Cempaka."Tidak. Aku tidak nyaman meneruskannya."Danendra membuang pandangan lalu mendengkus dengan memikul rasa lelah."Kamu masih menganggap aku pembunuh... Bang Haris dan Bima?"Cempaka bergeming, enggan menyahut. Danendra tahu jawabannya. "Aku tidak akan memaksa kamu mengubah cara pikir. Bila aku salah di mata kamu, ada baiknya aku menebusnya, mengobati luka hati kamu."Tidak enak hati Cempaka mendengarnya, selama ini ia memelihara perasaan benci dan Danendra ingin memutarbalikkan rasa itu."Tidak perlu, nanti sembuh sendiri.""Astaga, Cempaka!"Danendra memegang kepala sampai rambutnya kusut."Luka fisik kalau sakit, harus diobati. Pergi ke dokter," jelas Danendra dengan menggerakkan tangan."Luka hati juga demikian, siapa yang membuat kamu terluka, orang itu bisa jadi mampu mengobati."Terkesiap Cempaka menden

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   017

    "Aku masih ingin tidur terpisah," ucap Cempaka saat Danendra mengutarakan keinginan untuk tinggal seranjang. "Ya, tidak masalah."Sembilan bulan pernikahan Cempaka dan Danendra, mereka hidup bersama tanpa hubungan suami istri sewajarnya.Namun, keduanya saling menghormati keputusan masing-masing dan mereka nyaman berlaku demikian."Bapak, besok mama ulang tahun," Suatu malam, Saras mendatangi Danendra diam-diam di ruang kerjanya."Benarkah?" Danendra sigap menyimpan dokumen kerjanya."Iya. Bagaimana kalau kita memberi mama kejutan?" tanya Saras antusias di tempat duduknya."Ide yang baik. Kita akan kasih apa?""Mm... kalau dulu Papa Haris akan membawakan kue dan bunga buat mama," ucap Saras, Danendra menerima info dengan ekspresi alis mata terangkat."Kita lakukan lagi, yuk, Pa," pinta Saras."Boleh. Mama jangan sampai tahu, 'kan?""Iya, Pa.""Pas sekali besok hari Sabtu, bagaimana kalau kita liburan ke villa di Bogor? Belum pernah selama ini."Mata dan mulut Saras terbuka lebar hing

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   018

    Bahagia Saras bisa pergi berlibur bersama keluarga di akhir pekan."Gimana tadi berenangnya, senang tidak?" tanya Cempaka sambil menemani Saras membasuh diri dan mengganti pakaian bersih."Sangat senang, Ma. Mama bagaimana, pasti senang diajak papa kemari.," tebak Saras.Cempaka tersenyum lalu mengangguk."Aku sudah beres. Ayo, ke taman, Ma," ajak Saras menarik tangan Cempaka. "Rasanya Mama ingin tidur siang sebentar, Saras. Badan Mama agak pegel.""Apa mama sakit?" Saras khawatir melihat mamanya yang memijit pundak sendiri. "Tidak." Saras menatap Cempaka memastikan keadaannya memang baik.Saras dan Cempaka keluar kamar, Cempaka meneruskan langkah menuju ruang pribadi untuk beristirahat. Saat Saras berenang, ingatan Cempaka tertuju pada mendiang Haris dan Bima. Itulah penyebab mengapa ia malah kurang semangat lalu memilih istirahat siang.Mendadak pintu ruang pribadinya terbuka, terdengar suara Saras menyanyikan lagu selamat ulang tahun dengan membawa buket bunga yang cantik, disus

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-20
  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   019

    Sebelum kembali ke Bekasi, saat beberes, Cempaka menatap hadiah istimewa yang diberi oleh suaminya di kamar. "Indah sekali berlian ini," ucapnya tersenyum sambil menyentuh permukaan perhiasan. "Semua sudah beres, ayo --" Sontak Cempaka menutup kotak perhiasan sampai menghasilkan bunyi yang keras. "Ya," sahut Cempaka pendek lalu menyandang tas yang berisi pakaiannya sendiri dan berlalu melewati Danendra. Sewaktu mereka dalam perjalanan kembali ke Bekasi, Saras meminta untuk masuk ke tempat istirahat dan pelayanan tol lantaran ingin buang air kecil. "Uti, tolong temani Saras, ya," pinta Saras sehingga Cempaka tidak ikut menyertai. Cempaka dan Danendra menunggu dekat pepohonan tanpa terlibat percakapan apapun. Mendadak Danendra disapa oleh seorang ibu-ibu dengan menepuk lengannya, dia menoleh. "Pak dokter, ingat pada saya?" Danendra memproses memori peristiwa belakangan, sayangnya tidak masuk dalam sadarnya. "Pasti lupa, ya, maklumlah dokter banyak pasien. Saya ibu dari pasi

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-21

Bab terbaru

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   109 TAMAT

    Hari mulai gelap, Cempaka gelisah lantaran merasa terlalu lama jauh dari anak-anaknya."Kita makan malam dulu, gimana?" ajak Danendra usai mereka menonton film drama di bioskop."Pulang saja, ya, anak-anak pasti cari," tolaknya dengan pasti, Cempaka gelisah mengingat kedua buah hatinya.Danendra mengangguk, mereka berjalan beriringan ke lokasi parkir."Kamu suka filmnya tadi?" tanya Danendra membuka percakapan setelah mereka dalam perjalanan tak mengeluarkan kata sama sskali.Cempaka mengangguk."Nabil, pemain utama, memilih tindakan yang tepat dengan berpisah dari suaminya, pulang kembali ke Indonesia," komentar Cempaka yang membuat posisi duduk Danendra merasa tak nyaman."Tapi, Maxime menunjukkan kalau dia serius bersama Nabil, bukan. Mengejar istrinya sampai ke Indonesia dan meyakinkannya kalau dia bukan Maxime yang dulu. Perjuangan Maxime lima tahun untuk bisa menemukan jejak istrinya. Dan butuh tiga tahun meyakinkan Nabil.""Entahlah, sepertinya semua pria memang seperti itu, ka

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   108

    Pagi hari usai mengantarkan Saras ke sekolah, Danendra melakukan aktivitas sebagai dokter di rumah sakit. Meskipun semangatnya turun, ia tetap profesional dalam bekerja. Saat jam istirahat ponselnya berdering."Ya, Ma?""Bagaimana kabar kamu?" tanya Qonita dari seberang. Danendra menghela napas panjang, menyenderkan punggung ke bangku."Sepertinya aku gagal, Cempaka tetap mau bercerai, Ma."Qonita merasakan nada sendu dari anak tunggalnya itu. Hatinya pun tak sanggup bila Cempaka akan berpisah dari Danendra. "Sepertinya kamu harus bersiap untuk itu," ucap Qonita bila memang itu akan terjadi."Besok kami akan ke pengadilan, Ma."***Hari yang ditakuti Danendra datang, mereka hadir secara terpisah. Danendra dari tempat kerja, sementara Cempaka dari rumah.Cempaka bisa mengamati bagaimana paras suaminya, sedari semalam mereka telah pisah ranjang. Danendra memutuskan menghabiskan waktu di ruang kerjanya.Ia tak sanggup bersama Cempaka dan setelah itu mereka berpisah.Agenda pertama ada

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   107

    Dengan sigap Danendra melingkarkan tangan ke tubuh Cempaka sehingga perempuan itu tidak terjerembab ke lantai.Mendadak suara tangis Keenan memenuhi kamar tidur mereka. Segera Cempaka setelah badannya seimbang pergi menggendong Keenan."Ssshhh... maaf, ya, Mama membangunkan kamu." Cempaka mengayun-ayun Keenan, menenangkan, sampai anaknya kembali terlelap dalam gendong Cempaka.Perilaku Cempaka yang lembut menangani Keenan disaksikan oleh suaminya dengan seksama. Dalam hati ia memuji istrinya yang lembut pada anak, tetapi bisa kasar juga terhadap orang yang melewati batas.Cempaka kembali naik ke tempat tidur lalu meletakkan Keenan dengan perlahan. Dia menarik napas panjang, lega, lantaran Keenan sudah terbuai dalam tidurnya."Ngapain senyum-senyum?" tanya Cempaka pada Danendra yang tak melepas tatapan.Danendra tidak sadar kalau Cempaka memerhatikan dirinya, ia salah tingkah dengan menggaruk-garuk kepala belakang. "Kamu ibu dan istri yang luar biasa." Danendra memberanikan diri memuj

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   106

    Merasa tidak mampu sendiri, Danendra memutuskan meminta bantuan orang tuanya untuk meyakinkan Cempaka agar bersedia bersamanya."Baru sadar sekarang, Danendra!" Lantaran jarak jauh, Danendra hanya bisa mengobrol dari telepon.Bukannya dukungan, Danendra malah dimarahi oleh ibu kandungnya, Qonita."Papa kamu mendukung perceraian kamu, terlalu banyak penderitaan Cempaka!"Beberapa waktu lalu Qonita masih berjuang agar Cempaka tidak bercerai dari putra kesayangannya, hanya saja mengingat betapa Cempaka terluka, hatinya pun tak sanggup."Mama harus bantu aku," ucap Danendra memohon. "Kamu tidak sadar betapa dicintai oleh Cempaka selama ini, hah?!""Cempaka hanya mencintai bang Haris, Ma." Bayangan kemesraan dan kedekatan Cempaka di masa lalu dengan mendiang Haris menari di alam pikiran Danendra. "Jadi, Keenan - anak kamu, bukan bukti kalau Cempaka sangat mencintai kamu? Dia rela tetap bertahan dimadu, padahal dia tahu mendiang istri kamu orang jahat!!"Qonita menggeleng tak habis pikir,

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   105

    Sepekan berlalu, Danendra rutin setiap hari mengirimkan buket bunga mawar untuk istrinya. Sayangnya, ia terus menemukan buket cantik itu di tong sampah belakang rumah.Danendra tahu benar kalau istrinya sangat menyukai mawar.Ada perasaan tersinggung muncul di awal, Danendra memahami bila ia patut mendapat perlakuan seperti itu dari Cempaka.Ini hari kedelapan, masih berlangsung demikian. Selain itu, Danendra berusaha mengajak Cempaka untuk berdialog berdua, makan malam, sampai jalan-jalan bersama, Cempaka kekeh menolak."Apalagi yang harus aku lakukan? Waktu semakin mendekat," lirihnya usai praktek di poliklinik.Danendra tetap bekerja secara profesional, sekalipun pikirannya tertuju pada Cempaka.[Sudah makan?]Danendra mengirim pesan pada Cempaka. Hanya centang dua biru tanpa ada balasan.Danendra menggaruk-garuk kepala, menepuki wajah, sampai menggosok matanya, saking bingung menghadapi istrinya."Memang cukup saja satu istri, sakit kepala kalau ada masalah seperti ini."***"Sara

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   104

    Hubungan Danendra dan Cempaka tidak berangsur membaik, hal paling ditakutkan Danendra malah terjadi lebih cepat."Kita bisa mengurus perceraian lebih cepat." Cempaka duduk di seberang meja kerja Danendra di rumahnya.Jantung Danendra terasa sesak, seperti akan berhenti berdetak. Wajahnya seperti dihantam benda berat.Kehilangan Cempaka?"Cempaka, aku mohon jangan lakukan ini." Danendra akan mengupayakan apa pun untuk rumah tangganya kali ini."Mau kamu apa? Kamu mau mengikat aku di pernikahan yang tidak bahagia ini. Kamu hanya mau membalas kebaikan Haris dan itu sudah cukup, Dane!"Napas Cempaka tersengal mengatakannya. Danendra masih ingin menahannya lebih lama?Dasar tidak berperasaan!"Aku akan mengikat kamu seumur hidup, Cempaka."Ingin rasanya Cempaka memberi Danendra pukulan supaya pria itu sadar kalau semakin lama bersamanya, Cempaka bisa-bisa mati berdiri atau kemungkinan gila.Namun, badannya yang lebih kecil tidak akan ada artinya bila ia melakukan kekerasan fisik pada Danen

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   103

    Dahlia menemui Danendra di rumah sakit, mereka duduk di taman yang sedang tidak banyak orang. "Aku mohon kamu mau menemui Natali." "Aku akan menceraikannya setelah anak itu lahir lalu mengasuhnya bersama Cempaka." Rahang Dahlia mengatup kuat. Dia semakin yakin cinta Danendra pada Natali sudah sirna seiring terkuak kebenaran. "Apa kamu yakin Cempaka akan menerima anak itu?" Natali tidak setuju, tetapi dia pun tidak bisa berbuat banyak. "Untuk terakhir kali aku menemui Natali, setelah itu jangan kamu datang lagi atas suruhan Natali!" "Aku tidak disuruh Natali atau siapapun, hanya demi kemanusiaan." Danendra berdecak lalu tertawa seolah-olah ada yang membuat kelucuan. Cempaka keluar dari persembunyiannya, ia mencuri dengar percakapan antara Danendra dan Dahlia. Keinginan untuk menemui suami pudar, Cempaka memiliki rencana lain. *** "Dane, kamu masih bersedia menemui aku?" Danendra memenuhi keinginan Dahlia untuk menemui Natali. Danendra duduk berseberangan dengan N

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   102

    Sebulan berlalu sejak kejadian Cempaka meminta cerai, tinggal tiga bulan lagi. Hubungan antara Cempaka dan Danendra semakin renggang. "Mengapa akhir-akhir ini kamu sering keluar rumah?""Memangnya kenapa? Bik Saidah mengadu?" tanya Cempaka tanpa memandang suaminya. Dia sibuk dengan banyak kertas di tangannya."Kamu buka toko baru?""Kamu membuntutiku?""Kalau tidak seperti itu, kamu tidak pernah mau cerita. Sudah berapa lama?""Bukan urusan kamu." Cempaka berdiri memandang suaminya. "Kamu urusi saja istri kamu yang mau melahirkan itu, bukannya sebentar lagi?"Danendra menghela napas."Jangan mengalihkan pembicaraan. Oh, ya, perlu aku ingatkan keinginan bercerai kamu tidak akan pernah terkabul." Danendra pergi begitu saja dari kamar ke ruang makan. Beberapa minggu belakangan, Danendra sering pulang lebih awal dari rumah sakit.Cempaka terduduk kembali, gilirannya mendengkus karena Danendra memutuskan secara sepihak nasibnya di masa mendatang. ***Usai praktek di poliklinik, Danendra

  • Dimadu Adik Sepupu Suamiku   101

    "Natali, sudahi kebodohan ini!" ujar Dahlia. Baru kali ini perkataan Dahlia serasa tajam di pendengaran Natali."Keluarga Danendra sulit ditumbangkan, lihat papamu, malahan masuk penjara demi aksi balas dendamnya. Apa kamu mau berakhir seperti itu? Cukup menjadi orang jahat, fokuslah sekarang pada anakmu!"Dahlia rasanya tidak sabar lagi menghadapi sahabat karibnya yang terlihat konyol."Tapi... tapi... aku mencintainya, Dahlia," isaknya duduk di kursi."Apa aku bilang! Dulu kamu menikah dengannya tanpa cinta, hanya untuk membalas dendam. Danendra sangat mencintai kamu. Sekarang giliran kamu mencintainya, pria itu sudah tak punya lagi hati untuk kamu. Sadar, Natali!!"Natali semakin terisak, ia merasa menyesal dengan sikapnya di masa lalu sehingga membuat cinta Danendra luntur padanya."Tapi, aku mau berusaha untuk mendapatkan Danendra lagi, Dahlia," ucapnya dibarengi gelengan dari Dahlia."Sadar Natali kesalahan kamu itu banyak, jangan sampai Danendra tahu rahasia kelam kamu, tiba wa

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status