Share

Bab 23

DIKIRA SUAMI PENGANGGURAN

Bab 23

πŸ€πŸ€πŸ€

"Halo."

"Yuni, Ibu mau ngomong nih," katanya tanpa basa-basi.

Aku mengerling malas. Udah bisa kutebak, ibu pasti mau ngomongin masalah jual rumah itu.

"Males Yuni sibuk," pungkasku seraya menutup sambungan telepon.

"Kenapa katanya Yun?" tanya suami.

"Biasalah mau mulai menjalankan misi kayaknya."

Tring tring tring.

Ponselku lagi-lagi berdering. Kumatikan saja karena yang menelepon adalah Mbak Viona.

"Kayaknya mereka harus Yuni kasih pelajaran deh, Bang," dengusku.

"Iya nanti kita pikirin caranya, tuh sekarang tempat laundry nya udah di depan mata, buruan turun," kata suami.

"Eh masa?" Aku melirik ke arah depan, sampai tak sadar mobil sudah berhenti di depan sebuah laundy besar.

Cepat aku turun dan menaruh dua kantong kresek besar cucian kami.

Selesai menaruh cucian di tempat laundry kami kembali melaju ke rumah sakit.

Sampai di sana Mala dan Bapak sedang terisak-isak.

"Loh Mal, kenapa? Bapak kenapa?" tanyaku cemas.

"Adikmu ini maksa gak mau ni
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status