“Se-Senang bisa mengenal Anda, Nyonya Palmer,” sahut Alicia, membalas dengan penuh hormat. Mendengar posisi wanita paruh baya itu sebagai pelayan pribadi ibu mertuanya, Alicia berpikir jika ia tidak boleh meremehkannya. Bisa menjadi orang kepercayaan majikan bukanlah hal yang mudah dan Alicia tidak ingin memberikan kesan pertama yang buruk. Di satu sisi, Kate malah tersenyum saat melihat ketegangan Alicia dalam berinteraksi dengannya. Ia pun mencairkan suasana di antara mereka dengan berkata, “Panggil saya Kate saja, Nyonya Muda.” Alicia pun mengangguk kikuk. “Baik, Kate.” Perhatian Kate kembali tertuju pada Reinhard. “Saya sudah lama sekali tidak bertemu Anda, Tuan Muda. Ternyata Anda semakin mirip dengan Tuan Besar saat masih muda dulu,” ucapnya. Memang sudah lama Reinhard tidak bertemu dengan wanita paruh baya itu. Sejak ia memutuskan untuk tinggal sendiri di apartemennya, Reinhard sangat jarang menginjakkan kaki di mansion tersebut. Sosok Reinhard saat ini memang mengi
Melihat raut wajah menantunya yang kaget, ekspresi bahagia Selina pun perlahan memudar. “Sepertinya Mama yang sudah salah ya? Ini bukan hadiah ulang tahun Mama?” terkanya.Deg!Jantung Alicia terasa berhenti sejenak saat melihat perubahan wajah Selina. Ia berusaha keras untuk menjaga senyumannya meskipun kegugupannya semakin meningkat.“Ti-tidak kok, Ma. Hadiah ini aku dan Rein yang memang mempersiapkannya untuk Mama,” sahut Alicia, berusaha menghibur ibu mertuanya tersebut.Akan tetapi, Selina dapat melihat kebohongan yang terpatri jelas di wajah wanita muda itu. Ia pun menghela napas panjang. “Sudahlah, Anya. Mama tahu kalau Mama tadi sudah salah paham. Mama baru ingat kalau Rein tidak mungkin ingat ulang tahun Mama. Selama ini dia juga selalu lupa kalau tidak diingatkan.”Alicia merasa makin tertekan mendengar ucapan Selina, dan ia pun melirik Reinhard yang tidak membantah. Pria itu malah bersikap datar seolah tidak peduli dengan kebingungan yang dihadapi Alicia atas keteledorannya
"Kamu juga jarang mengunjungi Mama kalau tidak dipaksa. Apa kamu masih menganggapku sebagai Mama?" Selina masih mengomeli Reinhard untuk meluapkan rasa kesalnya.“Bukan aku tidak bisa mengunjungi Mama, tapi aku juga kan harus ngurusin bisnis Papa," sahut Reinhard, mencoba memberikan pengertian kepada ibunya tersebut.Selina pun menatap putranya dengan tajam. Ia paham betapa sulitnya Reinhard harus mengatur waktu antara pekerjaan dan keluarga, dan meski Selina mengerti alasan tersebut, tetapi ia tetap ingin mengingatkan Reinhard mengenai prioritas penting lainnya.“Bisnis memang penting, Rein. Tapi, Mama tidak mau nanti kamu sampai mengabaikan Anya hanya gara-gara kesibukanmu di perusahaan. Paham kan?” ujar Selina, mengingatkan putranya.Mendengar dukungan Selina untuk dirinya, Alicia merasa terkejut dan sangat beruntung. Ia merasa dihargai dan didukung oleh ibu mertuanya. Namun, di balik rasa syukur tersebut, Alicia juga merasakan kecemasan. Bagaimana jika suatu saat nanti Selina menge
Selina, yang merasakan suasana mulai tidak nyaman, segera mencairkan ketegangan di dalam ruangan tersebut. “Suamiku, apa kamu mau membuat menantu kita kabur dengan wajah dinginmu itu, hum? Aku tidak akan tinggal diam kalau kamu sampai buat dia berubah pikiran untuk menjadi menantu keluarga ini.”Ajaibnya, teguran Selina berhasil mengubah raut wajah dingin Reagan, membuat Alicia takjub. Senyuman penuh mengembang pada bibir ayah mertuanya tersebut.“Benar-benar luar biasa,” gumam Alicia tanpa ia sadari. Sontak, semua pasang mata kembali tertuju padanya termasuk Reinhard.“Kamu bilang apa, Sayang?” tanya Selina yang telah menoleh kepada menantunya tersebut.Alicia pun tergeragap. “Ma-maaf, tadi aku hanya … hanya terpesona saja,” jawabnya dan seketika ia menyadari kebodohannya.Ucapannya tersebut berhasil menciptakan kebingungan dan kekagetan di wajah semua orang. Alicia pun menggigit bibirnya dengan erat. Ia hanya bisa menundukkan wajahnya yang telah memerah, tidak berani menatap langsun
“Keluargamu benar-benar unik sekali, Rein.”Reinhard tersenyum simpul mendengar bisikan istrinya. Ia tidak heran dengan komentar wanita itu. Keluarganya memang sudah lama menjalin hubungan yang sangat dekat dengan keluarga Lawrence ataupun keluarga Smith meskipun tidak memiliki ikatan darah. Semua terjalin karena mereka memiliki satu kepentingan, yaitu Dark Wolf.Walaupun saat ini Dark Wolf sudah hampir sepenuhnya dipindahkantangankan kepada keluarga Hernandez, tetapi baik Aldrich Smith maupun Steven Lawrence, tetap ikut berpartisipasi apabila ada rapat penting ataupun ada hal mendesak yang memerlukan campur tangan mereka.Pengalihan kekuasaan kepada keluarga Hernandez terjadi karena tidak ada keturunan dari Aldrich Smith ataupun Steven Lawrence yang berminat untuk menjalani organisasi tersebut sehingga sekarang Reinhardlah yang menjadi penanggung jawab utama atas perintah dari ayahnya.Awalnya mereka berniat membubarkan Dark Wolf. Akan tetapi, tidak semu
“Sayang, Xei dan keluarganya tidak bisa datang katanya. Kita mulai saja makan malamnya,” ujar Selina kepada suaminya. Baru saja ia mendapatkan informasi ketidakhadiran adik iparnya tersebut.Reagan pun mengangguk tipis, lalu mempersilakan semua orang untuk duduk setelah ia mengambil tempat di posisi utama dari meja makan marmer yang ada di dalam ruangan tersebut.Dengan penuh perhatian, Selina memastikan semua tamu mendapatkan tempat duduk yang nyaman. Tanpa diperintahkan, para pelayan telah sigap melayani setiap tamunya.Di setiap tempat duduk, telah tersedia serbet linen yang dilipat rapi, piring porselen dengan desain klasik, sendok, garpu, dan pisau perak yang berkilau, serta gelas anggur kristal yang ditempatkan dengan teratur dan sempurna di atas meja makan marmer persegi panjang yang besar tersebut. Cahaya lampu kristal di atas meja memantulkan kilauan lembut di permukaan marmer, menambah keanggunan suasana makan malam itu.Alicia mengambil tempat di samping Reinhard, sementar
Di hadapan Alicia tampak sepasang gadis kembar berparas rupawan. Mereka adalah putri kembar Aldrich Smith, Iris Smith dan Ivy Smith.Iris Smith adalah seorang aktris ternama yang telah menyabet banyak penghargaan, sedangkan Ivy Smith adalah seorang desainer fashion terkenal yang karyanya sering dipamerkan di peragaan busana internasional. Keduanya memiliki karisma yang kuat dan memikat, membuat Alicia merasa terkesima.Di satu sisi Alicia dapat merasakan tatapan tajam nan angkuh yang ditunjukkan oleh Iris Smith kepadanya. Ia tahu jelas alasan wanita itu bersikap tidak ramah kepadanya, mengingat lima tahun lalu Reinhard dan Iris pernah terlibat dalam skandal cinta.Meskipun Alicia tidak tahu alasan putusnya hubungan Iris dan Reinhard ataupun terlepas benarnya skandal tersebut, Alicia tetap saja merasa salah satu alasan Reinhard menolak cintanya dulu adalah karena wanita itu.“Rein, aku tidak menyangka kamu akan menikah dengan wanita seperti ini
Setelah acara makan malam selesai, Selina mengajak semua orang untuk kembali berkumpul di ruang keluarga kembali sembari menikmati hidangan penutup yang akan disajikan oleh para pelayan.Alicia duduk berdampingan dengan ibu mertuanya. Reinhard tidak menemaninya karena Austin mengajaknya untuk bermain biliar bersama Aaron, sedangkan Reagan bersama kedua sahabatnya memilih untuk menikmati minuman mereka di sudut ruangan lain.Sementara itu, Iris berpamitan untuk pulang lebih awal dengan dalih tidak enak badan. Padahal Kimberly tahu jika putri sulungnya itu hanya tidak ingin berada di sana lebih lama saja. Kimberly pun meminta Ivy untuk menemani Iris karena khawatir putri sulungnya itu berbuat bodoh.Sebagai seorang ibu, tentu saja Kimberly tahu jelas perasaan putrinya. Reinhard, Iris dan Ivy tumbuh besar bersama sejak kecil dan hal semacam cinta tentu saja bisa timbul tanpa terduga. Namun, Kimberly tidak dapat memaksakan perasaan Iris kepada Reinhard. Ia membiarkan semuanya mengalir apa
Alicia terdiam. Tatapannya kosong sejenak sebelum akhirnya ia tertawa sinis. “Aktingmu benar-benar luar biasa, Jason.”“Aku tidak berakting. Aku benar-benar mencintaimu, Alicia,” Jason menegaskan."Cinta?" Alicia mengulang kata itu dengan nada mengejek.Sebelum Jason sempat menanggapinya, suara Alicia berubah menjadi dingin, penuh amarah dan kepedihan yang tak bisa disembunyikan. “Cinta seperti apa yang kamu maksud, Jason? Cinta yang membuatmu ingin membunuhku tiga tahun lalu? Atau cinta yang membuatmu ingin membunuh pria yang kucintai? Apa cinta seperti itu yang kamu miliki?”Jason tidak bisa berkata-kata. Untuk pertama kalinya, ia merasakan betapa jauhnya jaraknya dengan wanita itu seolah Alicia mendorongnya dengan keras hingga ia terjatuh ke dasar yang mungkin tidak akan pernah dapat ia gapai lagi.Jason mengatupkan rahangnya erat, menahan rasa sakit yang terasa lebih menusuk daripada luka di tubuhnya. Tatapan Alicia begitu tajam, seolah setiap kata yang keluar dari bibirnya adalah
Karena sentakan kasar Alicia, Jason refleks menarik tangannya, lalu terhuyung mundur dan akhirnya terduduk di atas tanah berbatu tersebut. Ia menarik napas berat, menatap wanita itu dengan bingung.“Alicia, maaf … a-apa aku sudah menyakitimu?” tanya Jason gugup, takut jika ia tanpa sengaja telah menyentuh titik sakit wanita itu.Alicia tidak menjawab, memalingkan wajahnya.Jason melirik pergelangan kaki Alicia yang telah bengkak. Ia merasa khawatir dan berniat menyentuhnya lagi.Namun, Alicia segera berdiri, melangkah mundur untuk menjaga jarak. Tatapannya tajam dan penuh kewaspadaan. “Sudah kubilang, jangan sentuh aku! Apa kamu tidak mengerti?!”Jason mengernyit, hatinya mencelos dengan sikap wanita itu. Ia bangkit perlahan, menatap wanita itu dengan sorot mata terluka.“Alicia, sebenarnya kamu kenapa?” tanya Jason. Nada suaranya lembut dan penuh kecemasan. “Apa aku melakukan sesuatu yang menurutmu salah?”Alih-alih menjawab, Alicia malah tertawa sinis. “Tidak usah berakting lagi, J
“Anda mau mengejar Ken?” terka Owen yang semakin menunjukkan kekhawatirannya.Reinhard menyeringai tipis. “Aku harus membuatnya membayar semua kejahatan yang telah dia lakukan,” ujarnya dengan keteguhan yang terpancar dari sorot mata ambernya yang menyala-nyala. "Jason juga, Rein. Dia berhasil lolos tadi," ucap Reagan mengingatkan.Reinhard terkejut. Walaupun ia ingin mengetahui lebih rinci mengenai perseteruan ayahnya dengan pria itu, tetapi ia tidak ingin mengulur waktu lebih lama lagi dan hanya memberikan anggukan kecil."Aku akan sekalian mengurusnya," timpal Reinhard dengan tegas.“Berhati-hatilah, Tuan Muda. Ken sangat licik.” Owen ikut mengingatkan.Melihat percakapan mereka yang serius, Regis lantas bertanya, “Memangnya siapa Ken?”“Orang yang mencoba meledakkan kita tadi. Sepertinya dia belum pergi jauh,” jawab Reinhard sambil menghela napas. “Dia sangat berbahaya untuk dibiarkan lepas begitu saja.”Reinhard khawatir Ken akan kembali membalas mereka. Karena itu, ia harus men
Reinhard baru bisa menarik napas lega setelah mereka berhasil keluar dari vila. Bangunan vila di hadapannya telah ambruk sepenuhnya.Puing-puing yang mengepul di udara menjadi saksi betapa tipisnya batas antara hidup dan mati yang baru saja mereka lalui. Dengan napas tersengal, ia menatap reruntuhan itu, menyadari betapa berbahayanya situasi yang baru saja mereka hadapi sebelumnya.“Tuan Alexei!” seru Hans tiba-tiba, panik melihat Alexei yang tidak sadarkan diri di tengah tuntunan langkahnya.“Hans, bawa dia ke mobil sekarang,” titah Reagan kepada asistennya tersebut.Tanpa membuang waktu, Hans segera membawa Alexei menuju ke lokasi parkiran kendaraan mereka yang tertutup pepohonan lebat, hanya berjarak beberapa meter dari vila.Namun, langkahnya terhenti seketika saat melihat keadaan mobil mereka—keempat bannya telah dikempiskan. Bukan hanya mobilnya, tetapi juga semua kendaraan milik bawahan mereka mengalami hal yang sama.“Sial! Ini pasti kerjaan Ken,” geram Hans, mengepalkan tinju
Di dalam vila yang porak-poranda, Reinhard melangkah tertatih melewati puing-puing berserakan. Asap tebal masih memenuhi ruangan, membuat napasnya terasa berat.Di tengah kabut debu dan serpihan beton, matanya menyapu sekeliling hingga menangkap sosok Owen yang terkapar di salah satu sudut dengan darah menggenang di sekitarnya.Dengan tubuh yang masih gemetar, Reinhard bergegas menghampiri asistennya tersebut. Ia berlutut di samping Owen dan mengangkat puing yang menindih punggung pria itu.Di bawah Owen, terlihat sosok Nicholas yang sudah tidak sadarkan diri. Beberapa waktu lalu sebelum ledakan terjadi, Owen menggunakan tubuhnya sendiri untuk melindungi Nicholas sehingga pria itu masih terselamatkan dan Owen mengalami luka yang cukup parah. “Owen, sadarlah!” Reinhard mengguncang tubuh asistennya dengan cemas. Perlahan, kelopak mata Owen bergerak sebelum terbuka sepenuhnya. Suaranya lemah saat berbisik, "Tuan Muda ...."Reinhard menghela napas lega, lalu ia bergegas membantunya berd
Di tempat persembunyiannya, Alicia dikejutkan oleh suara ledakan yang menggema di kejauhan. Suara tembakan yang samar-samar terdengar saja sudah membuat jantungnya tak hentinya berdegup kencang. Dan, sekarang ia dibuat panik dengan suara dentuman tersebut.Alicia berdiri dengan gelisah, matanya terpaku pada vila di kejauhan, di mana kepulan asap mulai menjulur ke langit."Rocky, kamu dengar itu? Itu ledakan, kan?" tanyanya cepat kepada pengawal yang berdiri di sampingnya.“Sepertinya begitu, Nona,” sahut Rocky, mengangguk pelan dengan ekspresi penuh kewaspadaan.Alicia menggigit bibirnya, tangannya mengepal erat di kedua sisi tubuhnya. Meskipun Mark telah memintanya untuk menunggu kepastian kabar darinya mengenai keberadaan Reinhard di vila tersebut, tetapi Alicia sudah tidak dapat berdiam diri saja di sana.“Tidak bisa! Aku harus pergi melihatnya langsung,” gumam Alicia segera beranjak dari tempatnya.Akan tetapi, Rocky menahannya dengan cepat. “Nona, Anda mau ke mana?”“Saya mau men
Ledakan mengguncang ruangan, menghancurkan bagian dinding dan membuat serpihan beton berterbangan ke segala arah. Hans terlempar ke belakang, tubuhnya menghantam meja yang langsung hancur berantakan. Anak buahnya berusaha melindungi Nicholas dari puing-puing yang berjatuhan.Sementara, Owen berteriak histeris memanggil tuan mudanya. Asap tebal memenuhi udara, membuat pandangannya kabur sejenak. Telinganya masih berdengung akibat ledakan dahsyat itu.Di tengah kekacauan itu, tawa Ken Stewart menggema, matanya bersinar dengan kegilaan yang mengerikan. "Sudah kubilang, tempat ini akan menjadi kuburan kalian!"Namun, tawanya terhenti ketika asap mulai menipis dan memperlihatkan sosok Reinhard yang masih berdiri tegak di dekat reruntuhan tangga tersebut.Tadi Reinhard sempat melompat sebelum tangga tersebut diledakkan. Namun, ia mendapatkan beberapa luka goresan ringan di tubuhnya.Melihat sosok pemuda itu, Ken tersentak. "Ternyata kamu masih bisa mengelak, huh?" gumamnya seraya berdecih
Ken menyeringai sinis saat mengulang kata-kata Reinhard. "Aku anjing gila? Hah! Anjing mana yang kamu maksud? Tidak ada satu pun yang bisa mengaturku!"Reinhard menatapnya dengan tenang, kemudian mengangkat alis. "Oh, ya? Bukankah kamu adalah kaki tangan Jason Hughes? Kamu pikir aku tidak tahu?”Senyum di wajah Ken sedikit memudar, tetapi hanya untuk sesaat. Ia lalu tertawa keras, seolah mengejek.“Apa yang kamu tertawakan, Ken?” hardik Owen.Ken menghentikan tawanya perlahan, lalu dengan suara yang dingin, dia menjawab, “Jason Hughes sama sekali bukan majikanku. Dia hanyalah anak muda malang yang terlalu naif.”“Apa maksudmu?” Reinhard mengerutkan dahinya, mencoba mengorek lebih jauh mengenai hubungan keduanya.“Dia selalu saja berlagak kalau dia bisa mengaturku dan menganggap dirinya lebih pintar dariku. Tapi, dia tidak tahu kalau pada akhirnya akulah yang mengendalikan semuanya dan menjadikannya bidak catur untuk memeriahkan permainanku ini.”Jawaban Ken sangat mengejutkan Reinhard
Hans dapat merasakan kekecewaan dalam suara tuan mudanya. Dengan wajah yang diliputi kepedulian yang mendalam, ia berkata, “Tuan Muda, jangan berpikiran seperti itu. Justru tuan besar sangat mencemaskan Anda, makanya beliau datang untuk membantu.” Namun, Reinhard malah tersenyum sinis. “Tidak usah bicara terlalu manis. Bilang saja kalau dia takut aku akan membunuh saudara dan keponakan tersayangnya itu,” sindirnya. Reagan tidak bermaksud menyalahkan tindakan ayahnya, tetapi ucapan itu keluar begitu saja dari bibirnya untuk melampiaskan kekesalan yang menumpuk di dadanya. Hans menarik napas panjang. Ia tahu, akhir-akhir ini hubungan Reagan dengan Reinhard semakin memburuk. Meskipun Hans tahu jika majikannya telah bersikap terlalu keras kepada pemuda itu, tetapi ia sangat berharap Reinhard dapat memahami bahwa Reagan sangat peduli padanya, melebihi yang Reinhard ketahui. Reinhard tidak tahu, bagaimana Reagan berusaha keras mempertahankan posisinya agar tetap stabil di perusahaan.