Di hadapan Alicia tampak sepasang gadis kembar berparas rupawan. Mereka adalah putri kembar Aldrich Smith, Iris Smith dan Ivy Smith.
Iris Smith adalah seorang aktris ternama yang telah menyabet banyak penghargaan, sedangkan Ivy Smith adalah seorang desainer fashion terkenal yang karyanya sering dipamerkan di peragaan busana internasional. Keduanya memiliki karisma yang kuat dan memikat, membuat Alicia merasa terkesima.
Di satu sisi Alicia dapat merasakan tatapan tajam nan angkuh yang ditunjukkan oleh Iris Smith kepadanya. Ia tahu jelas alasan wanita itu bersikap tidak ramah kepadanya, mengingat lima tahun lalu Reinhard dan Iris pernah terlibat dalam skandal cinta.
Meskipun Alicia tidak tahu alasan putusnya hubungan Iris dan Reinhard ataupun terlepas benarnya skandal tersebut, Alicia tetap saja merasa salah satu alasan Reinhard menolak cintanya dulu adalah karena wanita itu.
“Rein, aku tidak menyangka kamu akan menikah dengan wanita seperti ini
Setelah acara makan malam selesai, Selina mengajak semua orang untuk kembali berkumpul di ruang keluarga kembali sembari menikmati hidangan penutup yang akan disajikan oleh para pelayan.Alicia duduk berdampingan dengan ibu mertuanya. Reinhard tidak menemaninya karena Austin mengajaknya untuk bermain biliar bersama Aaron, sedangkan Reagan bersama kedua sahabatnya memilih untuk menikmati minuman mereka di sudut ruangan lain.Sementara itu, Iris berpamitan untuk pulang lebih awal dengan dalih tidak enak badan. Padahal Kimberly tahu jika putri sulungnya itu hanya tidak ingin berada di sana lebih lama saja. Kimberly pun meminta Ivy untuk menemani Iris karena khawatir putri sulungnya itu berbuat bodoh.Sebagai seorang ibu, tentu saja Kimberly tahu jelas perasaan putrinya. Reinhard, Iris dan Ivy tumbuh besar bersama sejak kecil dan hal semacam cinta tentu saja bisa timbul tanpa terduga. Namun, Kimberly tidak dapat memaksakan perasaan Iris kepada Reinhard. Ia membiarkan semuanya mengalir apa
Degup jantung Alicia telah berpacu dengan cepat. Tidak dapat dipungkiri jika ia merasa sangat gugup.Sejujurnya, Alicia masih belum siap untuk melakukan malam pertama bersama Reinhard. Meskipun ia dan pria itu sudah pernah melakukan hubungan intim sebelumnya, tetapi hal itu tentu saja berbeda dengan situasinya saat ini.“Tapi, tidak ada salahnya kan kalau kalian melakukan malam pertama di sini? Mama dan Papa tidak akan mengintip kok.” Selina masih belum menyerah untuk membujuk putranya.Namun, sang suami─Reagan langsung menghentikan kekonyolan istrinya sembari berdeham pelan, “Istriku, aku rasa mereka tidak akan leluasa kalau melakukannya di sini. Jadi, biarkan mereka pulang dan menikmati waktu mereka berdua.”Selina memanyunkan bibirnya. Namun, ia memahami maksud dari suaminya dan akhirnya berkata dengan berpura-pura pasrah, “Baiklah. Kalian pulanglah.”Netra Reinhard melirik ayahnya sekilas, lalu ia tersenyum simpul seolah berterima kasih atas dukungannya tadi. Ketika Reinhard bernia
Reinhard baru saja memarkir mobilnya dengan sempurna di lahan parkir apartemen. Saat akan keluar, dia melihat istrinya masih duduk di kursi penumpang. "Turunlah. Kita sudah sampai, Anya," ucap Reinhard, sambil membuang pandangannya ke luar. Namun, istrinya tidak merespons. Setelah beberapa detik, Reinhard baru menyadari bahwa wanita itu sudah tertidur. Sepanjang perjalanan tadi istrinya itu memang hanya berbicara beberapa patah kata sehingga Reinhard tidak menyadari sejak kapan wanita itu terlelap.Selama berada di Mansion Raffles tadi, Reinhard dapat melihat ketegangan yang dirasakan istrinya sehingga ia berpikir jika wajar wanita itu sekarang merasa sangat lelah. Berinteraksi dengan orang tuanya dan para tamu dari keluarganya pastilah sangat menguras tenaga dan pikiran istrinya tersebut.Tadi wanita itu sudah berusaha sebaik mungkin untuk bersandiwara agar tidak ada yang mencurigai hubungan mereka. Reinhard mengetahui dengan jelas betapa berat tekanan yang dialami istrinya itu, m
“Apa kamu yakin tidak ada pemeriksaan yang terlewatkan ataupun terjadi kesalahan dalam pemeriksaan itu?”Reinhard masih bertanya lebih rinci kepada Austin, mencari kepastian yang lebih kuat untuk menenangkan pikirannya.Austin hanya bisa menghela napas panjang sebelum akhirnya menjawab, "Aku sudah memeriksa setiap detailnya. Tidak ada yang terlewatkan. Semua prosedur sudah diikuti dengan teliti. Aku bisa pastikan tidak ada kesalahan, kecuali ….”“Kecuali apa?” Netra Reinhard telah memicing tajam.“Kecuali sampel darah itu bukan sampel darah Tuan Besar Lorenzo,” jawab Austin sembari tersenyum tipis.“Tidak mungkin,” tukas Reinhard dengan penuh keyakinan. "Aku pastikan utusanku tidak akan melakukan kesalahan sebesar itu."Mendengar jawaban tersebut, Austin menimpali, "Kalau begitu, kamu hanya bisa menerima hasilnya, Rein."Akan tetapi, ekspresi Reinhard masih terlihat tidak puas. Austin hanya bisa menatapnya dengan penuh simpati dan rasa khawatir, "Aku tahu ini sulit, tapi mungkin sudah
Sudut bibir Reinhard terangkat tipis. “Aku tahu kamu sudah bangun. Tidak usah berpura-pura lagi,” lanjut Reinhard dengan nada rendah, suaranya terdengar lebih lembut dari yang diduga Alicia.Namun, Alicia masih setia memejamkan matanya. Ia hanya berusaha mempertahankan harga dirinya, tidak ingin Reinhard menginterogasinya atas kepura-puraannya ini.“Dasar wanita keras kepala.” Reinhard berdecak malas.Karena Alicia masih bersikeras untuk melanjutkan sandiwaranya sebagai “putri tidur”, Reinhard pun terpaksa menggunakan cara licik yang terlintas di dalam benaknya. Ia memutuskan untuk sedikit bermain dengan situasi tersebut.“Baiklah, karena kamu tidak mau bangun sendiri, sepertinya aku harus membangunkanmu dengan caraku,” ucap Reinhard dengan nada menggoda.‘Apa maksudnya?’ pikir Alicia, mulai panik.Sebelum Alicia sempat bereaksi lebih jauh, ia merasakan tubuhnya sudah diletakkan di atas ranjang. Diam-diam, Alicia merasa sedikit lega, tetapi jantungnya kembali berpacu cepat saat menyad
Reinhard menatap istrinya dengan intens. Netra wanita itu bersinar tajam seolah menunjukkan tekadnya yang bulat untuk menerima tantangannya.Reinhard pun tersenyum tipis melihat kegigihan yang membara dari istrinya tersebut. Padahal tadi ia hanya berniat mengujinya saja, tetapi ternyata wanita itu malah menanggapinya dengan serius.“Anya, aku─”Belum sempat Reinhard menyelesaikan ucapannya, Alicia telah menarik tengkuk belakangnya dengan cepat. Ia pun tertegun sesaat ketika merasakan bibir Alicia menempel pada bibirnya.Reinhard tidak menduga bahwa istrinya akan bertindak seberani itu. Ciuman itu penuh dengan keberanian dan gairah, meskipun ada sedikit keraguan yang tersirat dalam gerakan bibir wanita itu.Perlahan Alicia melepaskan tautan bibirnya dan menatap pria itu dengan tajam. “Kira-kira malam spesial seperti apa yang akan kamu berikan untukku? Apa kamu yakin bisa memberikannya?” balasnya atas tantangan pria itu.Reinhard, yang awalnya hanya ingin mempermainkan wanita itu, tidak
“Bagaimana keadaanmu? Apa kamu tidak mau izin saja hari ini?”Pertanyaan penuh perhatian dari Reinhard membuat Alicia, yang sedang sibuk mengunyah sarapan cepat saji di dalam mobil, berhenti sejenak.Mereka dalam perjalanan menuju kantor, dan karena tidak sempat sarapan di apartemen, Reinhard telah memerintahkan asistennya untuk membelikan makanan siap saji sebelum menjemput mereka. Hari ini mereka benar-benar terlambat ke kantor karena bangun kesiangan, sehingga sarapan cepat saji adalah solusi yang praktis.Alicia mengalihkan pandangannya dari kotak makanannya ke Reinhard. Ia dapat memahami kekhawatiran pria itu dan tersenyum tipis. “Hari ini baru hari keduaku bekerja. Apa menurutmu pantas kalau aku meminta izin?”“Aku tidak mau ada terdengar pembicaraan buruk lagi tentangku,” imbuh Alicia lebih lanjut.Satu alis Reinhard terangkat. “Apa kemarin ada yang berbicara buruk tentangmu?”Alicia tersentak, baru menyadari kalau ia telah mengungkapkan hal yang tidak seharusnya dibicarakan. I
“Owen, berhenti di sini," titah Alicia kepada asisten suaminya. Saat mendekati gedung Hernandez Group, tiba-tiba saja Alicia memutuskan untuk turun. “Tapi, turun di sini terlalu jauh, Nyonya. Anda bisa makin terlambat nanti,” ucap Owen seraya melirik wanita itu melalui kaca spion mobilnya. Alicia menghela napas pelan, matanya menatap kosong ke luar jendela. "Tidak masalah kalau terlambat sedikit daripada harus menunggu kamu berputar lagi, malah jadi lebih lama," ucapnya dengan nada yang terdengar datar. Meskipun jarak dari tempat ia turun saat ini memang sedikit lebih jauh seperti yang diucapkan Owen, Alicia lebih memilih berjalan kaki daripada harus menghadapi tekanan yang tidak mengenakkan di dalam mobil tersebut. Owen pun melirik tuan mudanya dari kaca spion. Mendapatkan anggukan kecil dari pria itu, Owen pun menepikan mobilnya. “Terima kasih, Owen,” ucap Alicia kepada asisten suaminya tersebut. Sebelum turun dari mobil itu, Alicia hanya melirik Reinhard sekilas. Namun, ia tid
"Kamu pikir kamu siapa? Beraninya mengatur-ngatur saya seperti ini?" Walaupun Iris berbicara dengan nada penuh amarah, tetapi Owen tidak gentar sedikit pun. Melihat asisten Reinhard tersebut tetap menghalangi jalannya, Iris pun memanggil Reinhard yang masih berdiri memunggunginya. “Katakan sesuatu, Rein. Apa kamu biarkan dia berbicara tidak sopan seperti ini padaku?” teriak Iris, suaranya terdengar semakin meninggi. Wanita itu tidak peduli meskipun beberapa pasang mata telah tertuju padanya dan suara riuh rendah mulai menghiasi area kedatangan bandara tersebut. Beberapa pengawal Reinhard bergegas mengerubunginya, mencegah orang-orang untuk mengambil gambar dari situasi yang tidak akan menguntungkan majikan mereka. Reinhard berbalik perlahan. Mata ambernya menatap Iris dengan tajam, lalu dengan wajah dingin, ia berkata, “Apa yang dikatakan Owen adalah maksudku. Berhentilah membuat masalah. Aku tidak ada waktu untuk bermain drama denganmu.” Iris terperanjat. Meskipun ia suda
‘Rein akan pulang?’Jantung Alicia mendadak berdegup cepat. Rasa rindu yang bercampur dengan kecemasan memenuhi dadanya. Namun, ia dengan cepat menggelengkan kepala, berusaha menepis harapan yang mulai tumbuh di dalam hatinya.‘Jangan bodoh, Alicia! Satu minggu tidak pulang dan tidak memberikan kabar, kamu masih ingin percaya dengan ucapan Owen? Dia itu anjing setia Rein. Tentu saja dia memihaknya!’ Suara hati Alicia terus berteriak, memaksa dirinya untuk tidak lagi berharap pada pria itu. Meskipun tadi pagi Owen sudah mengklarifikasi skandal Reinhard dengan Iris, tetapi hati Alicia yang sudah terlanjur terluka, masih tidak semudah itu percaya. Terlebih lagi saat makan siang tadi ia sempat mendengar kembali berita Reinhard dan Iris yang kepergok keluar dari rumah sakit bersama-sama. Alicia tidak tahu hal apa yang keduanya lakukan dan kenapa Reinhard harus ke rumah sakit dengan wanita itu. Alicia bingung. Ia ingin percaya bahwa mereka tidak ada hubungan apa-apa, tapi kenyataan yang ad
Owen menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan. “Maafkan saya, Nyonya Muda. Tolong jangan mempersulit saya,” pintanya dengan suara rendah.Meskipun terjebak dalam pilihan yang sulit, tetapi pada akhirnya ia tetap memilih berpihak kepada tuan mudanya. Ia tidak bisa mengkhianati tuannya, apapun yang terjadi.Sementara itu, manik mata Alicia masih menatap pria itu dengan tajam. Ia menyadari bahwa Owen hanyalah seorang bawahan yang menjalankan perintah saja. Ia tahu bahwa pria itu juga berada dalam posisi yang sulit untuk menjelaskan situasi yang sebenarnya. Sebelum Alicia sempat mengatakan sesuatu, Owen telah lebih dulu menambahkan, “Tapi, saya bisa pastikan kalau tuan muda tidak akan mengkhianati kepercayaan Anda, Nyonya.”Pria itu mengangkat salah satu tangannya seolah bersumpah akan ucapannya. Meskipun ia tidak bisa melanggar perintah tuan mudanya, tetapi ia tidak akan membiarkan nama baik tuan mudanya tercoreng karena skandal tersebut. Apalagi sampai membuat nyonya mudanya meragu
Alicia masih berdiri mematung di pertengahan tangga. Bibirnya setengah terbuka, syok dengan pengalihan Jason yang begitu tiba-tiba.Alicia tahu pria itu menghindarinya agar tidak mendengar penolakannya. Meskipun merasa bersalah karena bersikap dan berbicara dingin, tetapi ia tidak memiliki pilihan lain.Pikirannya melayang kembali ke masa lalu, saat ia menerima penolakan yang begitu menusuk dari Reinhard. Tiba-tiba kedua netranya terasa panas, tetapi ia cepat mendongak, mencoba menahan air mata yang hampir jatuh.Alicia mencoba menenangkan dirinya dengan menarik napas dalam-dalam. Di saat bersamaan, pernyataan rindu Jason kembali melintas di dalam benaknya. ‘Seandainya saja Rein yang mengatakannya, mungkin ….’Alicia tertawa getir. “Cinta memang tidak dapat dipaksakan,” gumamnya dengan suara yang terdengar pilu.Air mata yang berusaha ditahannya pun meleleh dengan cepat. Namun, ketika mendengar suara langkah di dekatnya, Alicia menyekanya dengan cepat.“Nyonya, Anda baik-baik saja?”Su
“Manajer Morgan, saya tahu kalau Anda memiliki banyak pertanyaan,” ucap Alicia dengan sikap yang lebih terbuka.“Syukurlah kalau kamu paham,” balas Ivona dengan senyum penuh arti. Perlahan sorot matanya berubah sendu, seolah menyiratkan kesedihan yang bercampur rasa kecewanya.“Sebenarnya kenapa─”Sebelum Ivona melanjutkan, Alicia telah menyelanya lebih dulu, “Saya janji, saya pasti akan memberikan jawaban yang Anda inginkan. Tapi, saat ini saya masih harus melakukan beberapa urusan yang belum diselesaikan. Bagaimana kalau selepas pulang kerja saja kita bicara lebih santai, Manajer Morgan?”Ivona tertegun sejenak dengan tawaran tersebut. Ia melirik Jason sekilas. Pria itu tampak menganilisis maksud dari pembicaraaan mereka. Ivona pun memahami keinginan Alicia.“Baiklah. Saya tunggu kabar baikmu …,” Ivona melirik kartu identitas Alicia, lalu melanjutkan sembari tersenyum tipis, “Anya.”Setelah pembicaraan itu, Ivona pun berlalu dari hadapan Alicia dan Jason. Kepergian Ivona membuat hati
“Venus, hm?” gumam Ivona dengan tatapan tajam dan senyuman tipis yang membingkai bibirnya.Jantung Alicia berdegup kencang saat Ivona melangkah mendekat. Matanya terbelalak, menatap Ivona dengan panik.‘Apa yang ingin kamu lakukan, Ivona Morgan?!’ teriak Alicia dengan histeris di dalam hati.Masih dengan kepanikan yang menyergapnya, Alicia berusaha keras menahan diri agar tidak menunjukkan lebih banyak emosi. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menjaga ketenangannya di hadapan wanita itu.Dengan senyuman yang menggantung di wajahnya, Ivona mengamati ekspresi Alicia dengan seksama. Ia sempat berpikir untuk menginterogasi wanita itu, tetapi melihat kegelisahannya, Ivona hanya berucap, “Lama tidak bertemu denganmu, Venus.”Alicia meneguk salivanya dengan kasar. “Sepertinya Anda salah orang, Manajer Morgan,” ucapnya, mencoba tersenyum tetapi malah terlihat kaku.Di satu sisi, Jason telah mengerutkan keningnya saat mendengar penyangkalan Alicia. Pria itu mencoba menelaah situasi yang terj
Alicia segera memutuskan kontak matanya dengan Ivona. Ia menarik napas dalam-dalam, mengalihkan fokusnya kembali pada presentasi yang sudah disiapkan.“Selamat pagi, semuanya. Saya tidak akan mengulur waktu kalian lebih lama lagi. Sebelumnya, saya harap kita dapat mengabaikan hal yang tidak relevan dengan pembahasan saya pagi ini,” ujar Alicia dengan nada yang lebih stabil, berusaha mengendalikan dirinya setelah kejutan yang diberikan oleh kehadiran Ivona.Perhatian semua orang pun tertuju kepadanya dan layar proyektor yang telah memperlihatkan slide pertama dari presentasi yang telah disiapkan.Dengan nada tenang tetapi penuh keyakinan, ia memperkenalkan "Miracle," produk terbaru yang akan dikembangkan perusahaan mereka.“Miracle adalah solusi revolusioner yang saya rancang dengan tujuan tidak hanya memberikan hasil instan, tetapi juga memastikan kesehatan kulit jangka panjang. Produk ini menggabungkan teknologi bahan aktif eksklusif yang sebelumnya belum pernah digunakan di industri,
“Direktur Hernandez akan sangat berterima kasih atas kepedulian Anda terhadap karyawan beliau. Tapi, saya rasa beliau akan lebih senang jika Anda dapat lebih fokus dengan pembahasan hari ini, Direktur Hughes,” imbuh Owen dengan sopan, tetapi ucapannya jelas adalah peringatan tegas untuk pria itu.Walaupun saat ini Reinhard tidak berada di dalam ruangan, sebagai tangan kanannya, Owen tidak akan membiarkan seekor lalat pun mengganggu nyonya mudanya. Apalagi niat Jason terlihat dengan jelas.“Benar, Direktur Hughes. Keterlambatan Nona Hernandez sudah menyita waktu saya. Jangan membiarkan waktu saya tersita lebih banyak lagi.” Salah seorang investor mulai berkomentar.Walaupun mereka juga penasaran dengan keterkaitan antara Jason Hughes dan Reinhard Hernandez dengan wanita itu, tetapi mereka tidak ingin membuang waktu lebih lama untuk urusan pribadi yang tidak relevan dengan tujuan pertemuan pagi ini.Mendengar komentar dari investor tersebut, Jason pun menyeringai dengan acuh tak acuh. N
“Anya, kamu sakit, ya?” tanya Jason dengan nada khawatir.“Kelihatannya kamu lebih kurus sekarang. Padahal aku baru seminggu tidak melihatmu.” Pria itu memandang Alicia dengan sorot perhatian yang tulus. Sejak wanita itu masuk ke dalam ruangan itu, Jason tidak melepaskan tatapannya sedikit pun darinya.Di satu sisi, Alicia masih terkejut dengan situasi yang terjadi di hadapannya. Dari sudut matanya, ia dapat melihat wajah beberapa orang di sekitarnya yang tampak mencuri pandang, menunggu reaksinya atas ucapan Jason.Sembari mengulas senyuman kecil, Alicia melepaskan mantel yang diberikan Jason dari pundaknya. “Terima kasih atas perhatian Anda, Direktur Hughes,” jawabnya dengan lembut seraya mengembalikan mantel di tangannya kepada pria itu. “Minggu lalu saya memang sempat terserang flu. Tapi, sekarang sudah membaik.”Jason menerima mantel itu sambil meliriknya sebentar. Wajahnya menunjukkan sedikit kekecewaan. “Kamu tidak seharusnya memaksakan diri seperti ini, Anya,” katanya pelan.A