Share

Bab 111 - Nyaris

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2024-10-14 20:00:51
“Selamat datang, Tuan Muda Hernandez.”

Salah seorang pelayan berpakaian kimono menyambut kedatangan Reinhard dengan senyuman ramah dan sikap hormat, menggunakan tata cara ala Jepang yang penuh sopan santun. Pelayan senior itu ditunjuk secara khusus oleh manajer restoran tersebut untuk melayani Reinhard dan Alicia.

Tentu saja tidak ada yang mengetahui identitas Alicia sebagai istri dari Reinhard. Mereka hanya mengira Alicia sebagai tamu penting dari Reinhard saja.

“Kami telah menyiapkan ruangan privat untuk Anda. Silakan ikuti saya.” Pelayan itu membimbing mereka menuju ke ruangan yang dimaksud.

Netra Alicia mengedar ke sekeliling restoran yang terlihat penuh dengan para pengujung. Suasana restoran dipenuhi dengan tawa dan percakapan yang terdengar meriah.

Aroma masakan Jepang yang menggugah selera juga mengisi udara di sekitar restoan tersebut dan membuat perut Alicia semakin meronta. Namun, perhatiannya teralihkan dengan dekorasi tradisional Jepang yang sangat detail dan membuatnya te
AliceLin

Halo Kakak2 Mulai besok, saya akan libur update ya (pastinya aku bakal kangen banget sih ini huhuhu) Mudah2an setelah dua minggu pemulihan, saya bisa mulai update lagi perlahan2 ya Terima kasih atas pengertian dan dukungan kalian. Jangan lupa untuk selalu vote cerita ini ya. Sayang kalian banyak2 ^^

| 22
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (31)
goodnovel comment avatar
AliceLin
makasih kak ♡
goodnovel comment avatar
AliceLin
too ........
goodnovel comment avatar
AliceLin
senin atau selasa nanti
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 112 - Mengaku atau Tidak?

    ‘Dia … mau menciumku?’Alicia meneguk salivanya dengan bersusah payah, pikiran itu terus berputar di kepalanya sementara pandangannya terpaku pada sosok di depannya.Mata Reinhard yang menatap dalam, seakan menembus jiwanya, ditambah sentuhan lembut jemari pria itu di wajah Alicia, menciptakan kehangatan yang menggetarkan seluruh tubuhnya.Napas Alicia tercekat, dan jantungnya berdebar tak menentu di bawah tatapan intens pria itu, membuatnya seolah waktu berhenti di sekitar mereka.Alicia merasa dirinya terperangkap dalam keheningan yang hanya dihiasi oleh suara aliran air dan desiran daun bambu yang tertiup oleh angin di sekelilingnya.Ia berusaha untuk mengendalikan akal sehatnya, tetapi sentuhan lembut Reinhard yang terus menjelajahi wajahnya dan deru napas hangat pria itu yang menyapu kulit wajahnya membuat Alicia semakin sulit untuk menampik perasaan yang selama ini dikuburnya rapat-rapat.Walaupun Alicia menyadari jika perasaannya ini hanya akan berakhir melukainya, tetapi ia mas

    Last Updated : 2024-11-05
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 113 - Makan Malam Penuh Tekanan

    “Tapi, aku yakin dengan firasatku. Kamu dan wanita itu ….”Debar jantung Alicia berpacu semakin tidak karuan. Tatapan Reinhard saat ini terlihat berbeda, membuat Alicia berpikir jika pria itu hendak mengungkapkan sesuatu hal padanya.Akan tetapi, tiba-tiba saja terdengar suara tawa bising dari luar jendela dan mengaburkan pendengarannya atas kelanjutan dari kalimat Reinhard tersebut.Kening Alicia pun berkerut. Ia masih mencoba menangkap sisa-sisa kalimat Reinhard, tetapi suara tawa dan kebisingan dari orang-orang tersebut semakin menganggu.Alicia pun menghela napas frustrasi. Ia berniat menoleh ke arah sumber kebisingan tersebut, tetapi Reinhard malah menahan wajahnya sehingga fokus Alicia kembali tertuju padanya.“Jangan hiraukan mereka,” bisik Reinhard dengan lembut.Alicia tertegun. Lagi-lagi ia merasakan perasaan yang menggebu-gebu. Tatapan intens pria itu berniat merengut kembali akal sehatnya. Akan tetapi, detik berikutnya Reinhard memutuskan kontak mereka lebih dulu dan membu

    Last Updated : 2024-11-06
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 114 - Maaf

    Diam-diam Alicia mencuri pandang ke arah Reinhard di saat pria itu menikmati makannya. Ia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya tentang apa yang ada di dalam pikiran pria itu.Tatapan Reinhard saat memanggil nama aslinya tadi kembali berputar di dalam ingatannya. Sesaat tadi Alicia dapat merasakan kerinduan yang begitu mendalam dan tak terucapkan.‘Apa aku saja yang sudah terlalu berlebihan?’ batin Alicia, kembali tenggelam dalam kekhawatirannya. ‘Jika dia memang sudah mengetahui semuanya tentangku, tapi kenapa dia terlihat sangat tenang?’Jika memang Reinhard telah mengetahui rahasia dan identitasnya, kenapa pria itu tidak marah? Alicia sudah membohonginya dan seharusnya Reinhard membencinya, bukan?Tapi, kenapa Reinhard malah bersikap selembut dan perhatian ini padanya? Apa Reinhard hanya berpura-pura agar ia lengah dan mengaku bahwa dirinya adalah Alicia?‘Sebenarnya apa yang kamu rencanakan, Xavier?’ Alicia kembali berpikir di dalam hati. Wajahnya diliputi dengan keresahan yang ta

    Last Updated : 2024-11-07
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 115 - Penyakit Menular?

    “Kamu benar-benar tahu caranya menyiksaku, huh?” gerutu Alicia seraya merebahkan tubuhnya di atas lantai yang beralaskan tatami.Ia merasa sangat sulit untuk berdiri karena kekenyangan. Sejak tadi ia terus menerima suapan dari Reinhard. Selain karena makanan yang lezat, Alicia juga tidak dapat menolak perhatian yang diberikan pria itu padanya.Alicia memanyunkan bibirnya, melihat senyuman nakal yang terbit di wajah Reinhard. “Berhenti tertawa! Tidak ada yang lucu, tahu!”Namun, Reinhard masih menertawakannya, “Sepertinya cacingmu sudah tidur pulas setelah kekenyangan, huh?” ledeknya sembari melihat piring-piring kosong yang tersisa di atas meja mereka saat ini.Bibir Alicia berdecak kesal, tetapi ia tidak menjawab apa pun. Ia mengamati wajah Reinhard yang tampak sedikit memerah. “Sepertinya kamu mabuk, Rein,” ujarnya.“Hanya sedikit saja,” gumam Reinhard seraya memijit pangkal hidungnya. Padahal ia hanya minum dua botol sake saja, tetapi kelelahan yang dirasakannya hari ini turut menam

    Last Updated : 2024-11-08
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 116 - Mempermainkan Emosi

    “Edwin, apa kamu tidak dengar apa yang sudah dia bicarakan tentangku? Katakanlah sesuatu,” rengek Thalia dengan wajah memelas untuk mendapatkan dukungan dari calon suaminya tersebut.Ia telah mendekati Edwin, mengamit lengan pria itu untuk menarik perhatian Edwin dari Alicia.Edwin yang masih belum bisa meredakan kekagetannya terhadap perubahan Alicia, mencoba untuk menyusun kata-katanya. “Thalia, tenanglah ….”Kedua alis Thalia pun berkerut. Ia telah melototi Edwin dengan tajam. “Apa maksudmu bicara seperti itu kepadaku? Apa menurutmu, aku kurang tenang?”Edwin menghela napas frustrasi. “Bukan begitu, Thalia. Aku─”“Bukankah seharusnya kamu marah dan membelaku? Dia sudah mengataiku, Ed,” Thalia menyela dengan nada kecewa yang nyaris histeris.Edwin tampak gelisah, tidak tahu harus berkata apa. “Thalia Sayang─”Sebelum Edwin memberikan alasan apa pun, kekasihnya itu telah menepis tangannya dengan kasar. Thalia bergerak mundur ketika Edwin berniat menggapai tangannya, matanya menyala p

    Last Updated : 2024-11-08
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 117 - Aku Bukan Bonekamu Lagi

    “Ada apa denganmu, Edwin Stein?”Suara Alicia mengalihkan pandangan Edwin kepadanya. Pria itu menatapnya dengan tajam.“Sejak kapan kamu menjadi pecundang yang harus tunduk dan mengikuti ucapan wanita seperti ini?” cibir Alicia seraya melirik sekilas ke arah Thalia.Raut wajah Edwin seketika menggelap. Ucapan Alicia berhasil melukai harga diri mantan suaminya itu sebagai seorang lelaki.“Edwin hanya terlalu sayang padaku makanya menurut padaku, Anya,” tukas Thalia dengan penuh kebanggaan. "Kenapa? Kamu iri?"Alicia mendengus malas. Thalia tidak memahami sepenuhnya maksud dari ucapannya. 'Dasar bodoh,' pikirnya.Alicia tidak menggubris wanita itu. Tatapannya kembali tertuju kepada Edwin. “Bukankah dulu kamu selalu terlihat hebat dengan membuatku menjadi bonekamu, Edwin Stein? Kamu membuatku percaya dengan cinta palsumu karena kamu menginginkan sesuatu dariku? Bukankah begitu?”“Kamu baru menyadari kalau kamu bodoh? Apa tidak terlalu terlambat?” balas Edwin dengan angkuh.Sindiran pedas

    Last Updated : 2024-11-09
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 118 - Pesona Mantan Istri

    “Kamu percaya dengan cerita murahan dari mereka?”Edwin tersentak. Namun, ia mengira Alicia hanya berusaha mempertahankan harga dirinya saja dengan berpura-pura kuat.Perlahan Edwin mendekat, lalu satu tangannya mencubit dagu Alicia dengan lancang. “Keberanianmu ini … entah kenapa aku menyukainya.”Alicia memutar bola matanya dengan malas. “Bajingan tidak tahu malu,” cibirnya.Namun, Edwin malah tersenyum dengan penuh percaya diri. “Aku tahu kamu sengaja bersikap seperti ini untuk menarik perhatianku, bukan?”Alicia mendengus kecil, merasa jijik dengan tindakan Edwin tersebut. Ia pun memalingkan wajahnya dengan kasar sehingga cubitan tangan Edwin terlepas dari dagunya.“Meskipun kita sudah bercerai, sebagai mantan suamimu, aku akan berikan kamu satu kesempatan, Anya,” ucap Edwin dengan penuh percaya diri.“Kamu pikir aku akan tertipu lagi dengan ucapanmu, huh?” Alicia menyeringai remeh. “Kamu pikir kamu bisa membuatku terkesima? Menggelikan.”“Kau─” Mata Edwin menyala, tetapi kemarahan

    Last Updated : 2024-11-10
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 119 - Serigala Liar

    “Akh!” Erangan Edwin kembali terdengar karena Reinhard menginjak punggungnya dengan sepatu pantofelnya. Tubuh Edwin semakin tertunduk hingga bersimpuh di hadapan Alicia. Wajahnya terlihat sangat menyedihkan. Suara teriakannya itu berhasil mengundang perhatian semua tamu dan para karyawan restoran yang sedang ada di sekitar taman tersebut. Akan tetapi, tidak ada satu pun yang berani menghentikan Reinhard karena mereka khawatir akan terlibat dalam masalah. Apalagi aura Reinhard yang dingin membuat semua orang bergidik ngeri dan enggan mendekat. “Si-siapa kamu?” Edwin bertanya dengan penuh selidik. Ia tidak dapat melihat jelas wajah sosok penyerangnya tersebut dari posisinya saat ini. Reinhard menyeringai sinis. “Kamu tidak tahu siapa aku, tapi beraninya kamu menyentuh wanitaku, huh?” “A-apa?” Edwin terkejut. Sontak, ia mengangkat wajahnya dan bertemu pandang dengan Alicia. Wajah wanita itu tidak menunjukkan belas kasihan sedikit pun atas rasa sakit yang diterima Edwin. Justru

    Last Updated : 2024-11-10

Latest chapter

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 333

    Sementara itu di luar vila, jauh di dalam hutan yang semakin berkabut, Alicia, Mark, dan dua pengawal lainnya berjalan cepat menyusuri jalur setapak yang dikelilingi pepohonan tinggi.Mereka telah berjalan hampir dua puluh menit dari tempat mobil ditinggalkan, namun belum juga menemukan jejak Reinhard.Mark melirik Alicia yang terlihat pucat dan kelelahan. Rasa khawatir membuatnya akhirnya bersuara, "Nona, sebaiknya Anda beristirahat sebentar."Alicia tetap melangkah tanpa menjawab. Melihat hal itu, Mark terpaksa menahan lengannya agar ia berhenti."Ada apa, Mark?" tanya Alicia, nada suaranya jelas menunjukkan ketidaksabaran.Mark menghela napas panjang. "Nona, kita hanya berputar-putar. Anda tidak menyadari kalau kita sudah melewati tempat yang sama beberapa kali?"Alicia terdiam dan melihat sekeliling. Pandangannya tertuju pada sebuah pohon yang tadi sempat ia tandai. Dahi berkerut, menyadari bahwa Mark benar."Sepertinya kita salah jalan dari awal," lanjut Mark sambil mengamati sek

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 332

    [Sepuluh menit sebelumnya.] Di dalam ruangan utama vila, suasana mendadak tegang. Jason dan Ken refleks menoleh saat suara tembakan pertama menggema di luar sana. Alexei, yang baru saja menyelesaikan tanda tangannya pada dokumen di depannya, berhenti sejenak. Ia mengerutkan keningnya, mencoba menelaah situasi yang tiba-tiba saja berubah. “Suara apa itu? Apa ada penyusup?!” teriak Ken yang telah beranjak dari duduknya. Ketika ia berniat keluar dari ruangan, tiba-tiba salah satu bawahannya menunjuk ke arah monitor dan berseru panik, “Tuan! Sandera kita … dia menghilang!” “Apa?” Ken tersentak. Sontak, ia menoleh ke arah layar monitor bersamaan dengan Jason dan Alexei. Di layar, mereka melihat beberapa bawahan Ken sudah tergeletak tak bernyawa di lantai, sedangkan Nicholas sudah tidak ada di tempatnya! "Sial! Siapa yang sudah melakukan hal ini?!" Ken menggeram marah. Tangannya sigap meraih walkie-talkie, lalu ia memanggil para bawahannya, tetapi hanya ada suara statis yang t

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 331

    Reinhard berlindung di balik meja marmer, menekan punggungnya ke permukaan dingin sambil melirik ke arah bawahannya. Dengan satu isyarat cepat, ia memberi perintah untuk membalas serangan.Kepanikan mulai menyebar di antara penjaga Ken saat salah satu rekan mereka roboh karena tertembak. Suara tembakan pun saling bersahutan. Salah satu dari bawahan Ken berlari ke arah ruang utama, mungkin hendak melaporkan kejadian ini. “Jangan biarkan dia pergi!” Reinhard menggeram. Salah satu bawahannya langsung bertindak. Dengan satu tembakan tepat di kaki, penjaga itu terjatuh, meraung kesakitan sambil merangkak mencari perlindungan. Namun, Reinhard tidak memberi kesempatan. Ia mengangkat senjatanya dan menembak pria itu, mengakhiri nyawanya dalam sekejap. Suara tembakan terus menghujani ruangan tersebut hingga akhirnya keadaan menjadi sunyi. Reinhard menarik napasnya dalam-dalam. Ia kembali mengintip dari balik tempat persembunyiannya dan mendapati dua penjaga baru masuk ke ruang makan d

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 330

    “Jadi bagaimana?” Suara Jason membuyarkan lamunan Alexei.Netra Alexei menyipit tajam. “Apa aku bisa mempercayaimu? Kamu yakin dia akan melepaskan kami?” selidiknya seraya melirik ke arah Ken yang tersenyum sinis.“Mungkin untuk menyelamatkan putramu, aku bisa menjanjikannya. Tapi, mengenai nyawamu, aku rasa ….” Jason terdiam sejenak, lalu mengangkat bahunya dan melanjutkan, “mungkin tergantung kemurahan hatinya lagi.”“Dari awal kesepakatan kita tidak seperti itu. Kenapa aku harus menurutimu?” protes Alexei.Jason tersenyum tipis. “Tadi Ken sudah bilang, bukan? Anda sama sekali tidak ada hak untuk bernegosiasi di sini, Tuan Alexei.”Meskipun suara Jason terdengar tenang, tetapi terdengar sangat menusuk.Alexei mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Sejak awal ia tahu jika ia tidak akan keluar hidup-hidup dari tempat itu karena Ken menginginkan nyawanya.Namun, Alexei tetap datang demi Nicholas. Ia bersedia melakukan apa pun─meskipun harus menukar dengan nyawanya sekalipun─untuk men

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 329

    Ken mendengus. “Kamu pikir kamu masih punya hak untuk bernegosiasi denganku, huh?”Alexei tidak menjawab. Ia hanya memberikan tatapan tajam kepada Ken.Namun, pada akhirnya Ken pun menyalakan layar monitor di dalam ruangan itu dan memperlihatkan situasi di ruangan penyekapan Nicholas.Alexei tercengang. Hampir saja ia tidak mengenal sosok putranya tersebut. Kondisi Nicholas yang terikat di sebuah kursi terlihat sangat mengenaskan, pucat dan sangat kurus seperti seseorang yang kekurangan gizi dalam waktu yang lama.Mata cekungnya tampak kosong, tulang pipinya menonjol, dan luka-luka menghiasi kulitnya—beberapa masih segar, sementara yang lain belum sepenuhnya mengering.“Air … berikan aku air ….”Hati Alexei terasa teremas mendengar permintaan putranya yang lemah dan nyaris tak terdengar tersebut. Rasa sakit di tubuhnya bukan lagi masalah, karena pemandangan di hadapannya jauh lebih

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 328

    Di dalam vila, suasana terasa mencekam.Alexei berdiri tegak, matanya menatap tajam ke arah pria yang duduk dengan santai di sofa berlapis kulit. Aroma kayu tua bercampur asap cerutu mengisi udara, menambah kesan suram ruangan dengan pencahayaan temaram itu.“Mau sampai kapan kamu diam, Ken?” Suara Alexei menggema dan penuh amarah. “Di mana putraku?!”Sejak memasuki ruangan ini, Ken Stewart tidak menggubrisnya, seolah Alexei hanyalah seonggok patung tak bernilai. Baru ketika Alexei kehilangan kesabaran, pria itu mengangkat satu alisnya dan menyeringai sinis.“Ya ampun,” ujarnya dengan nada mengejek. “Ternyata hanya segini kesabaranmu, Alexei. Padahal dulu, aku ingat kamu pernah mendiamkanku sehari penuh hanya karena kesalahan kecil.”“Kenapa? Kamu tidak ingat?” cibir Ken saat melihat Alexei yang tidak merespon ucapannya. “Ternyata otakmu sekecil otak udang. Cepat sekali melupakan masa-masa indah kita.”“Ken!” Alexei mengepalkan tangannya dengan erat. Sindiran halus itu cukup untuk mem

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 327

    “Mark,” suara Alicia melembut. “Anggap aku memohon padamu. Kamu boleh melaporkanku pada kakak atau ayahku. Tapi, biarkan aku pergi.” Mark menghela napas frustrasi. “Nona─” “Aku mohon, Mark. Aku tidak bisa diam saja melihatnya menerobos bahaya sendiri,” pinta Alicia sekali lagi. Mark terdiam. Ia bisa merasakan ketulusan dan tekad besar dari nona mudanya. Seraya mengembuskan napasnya dengan kasar, ia bergumam pasrah, “Anda benar-benar tidak berubah. Masih saja menjadi nona yang keras kepala.” “Mark─” “Baiklah. Anda boleh pergi, tapi bersama kami,” potong Mark. Senyum lega merekah di wajah Alicia. “Terima kasih, Mark,” cicitnya dengan rasa haru. “Tapi, berjanjilah … kita harus melihat situasi dulu dan Anda jangan bertindak sendiri,” ucap Mark mengingatkan. Alicia mengangguk cepat. Mark menatapnya sejenak. Seketika hatinya dipenuhi keraguan yang sangat besar akan respon yang diberikan nona mudanya itu. Namun, ia tidak memiliki pilihan lain saat ini. Lagipula Regis telah

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 326

    Reinhard berjalan keluar dari gedung penyidik melalui pintu belakang gedung untuk menghindari kamera wartawan yang sejak tadi menunggunya di depan gedung.Demi mengantisipasi pengejaran para awak media tersebut, ia juga mengganti pakaiannya dengan setelan kasual dan topi yang telah dipersiapkannya sejak awal. Sebuah mobil telah menantinya di belakang gedung tersebut.Di saat yang hampir bersamaan, Alicia baru saja turun dari mobilnya dan tanpa sengaja melihat sosok pria yang baru saja memasuki mobil tersebut. Kedua alisnya bertaut saat mengenali wajah yang sudah lama dirindukannya.“Xavier?” gumamnya dengan penuh keceriaan.Refleks, ia melangkah lebih dekat untuk memastikan penglihatannya, tetapi mobil itu sudah lebih dulu melaju pergi.“Mau ke mana dia? Bukannya seharusnya dia ….”Melihat Reinhard pergi dengan terburu-buru, Alicia merasa ada sesuatu yang terjadi. Namun, ia menggelengkan kepalanya dengan kuat, mengesampingkan kecurigaannya terlebih dahulu. Tanpa mengulur waktu, ia kem

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 325

    Di sebuah ruangan interogasi di gedung penyidik, Reinhard yang dikabarkan sedang menjalani interogasi, malah terlihat sangat santai menikmati secangkir kopi hangat yang disuguhkan untuknya.Tidak ada sedikit pun ketegangan ataupun rasa frustrasi yang tergores di wajahnya, jauh dari kesan seorang tersangka yang tengah diperiksa ketat.Di seberangnya, seorang pria paruh baya berseragam resmi duduk dengan tenang dan penuh wibawa. Sorot matanya tajam, penuh analisis, tetapi bibirnya melengkung, membentuk senyuman tipis.“Kamu benar-benar menganggap tempat ini seperti rumahmu, hm?” cibir pria berseragam itu.Reinhard tersenyum. Sembari meletakkan cangkir kopinya, ia berkata, “Tenang saja. Aku akan membayar mahal kopi ini, Paman Steven. Apa kamu tidak percaya padaku?”Pria berseragam yang memiliki pangkat tertinggi di kota tersebut tertawa kecil. “Kalau orang-orang di luar sana melihatmu seperti ini, sepertinya mereka yang menanti kejatuhanmu pasti akan sangat kecewa.”Reinhard berpura-pura

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status