Share

Bab 115 - Penyakit Menular?

Penulis: AliceLin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-08 15:51:18
“Kamu benar-benar tahu caranya menyiksaku, huh?” gerutu Alicia seraya merebahkan tubuhnya di atas lantai yang beralaskan tatami.

Ia merasa sangat sulit untuk berdiri karena kekenyangan. Sejak tadi ia terus menerima suapan dari Reinhard. Selain karena makanan yang lezat, Alicia juga tidak dapat menolak perhatian yang diberikan pria itu padanya.

Alicia memanyunkan bibirnya, melihat senyuman nakal yang terbit di wajah Reinhard. “Berhenti tertawa! Tidak ada yang lucu, tahu!”

Namun, Reinhard masih menertawakannya, “Sepertinya cacingmu sudah tidur pulas setelah kekenyangan, huh?” ledeknya sembari melihat piring-piring kosong yang tersisa di atas meja mereka saat ini.

Bibir Alicia berdecak kesal, tetapi ia tidak menjawab apa pun. Ia mengamati wajah Reinhard yang tampak sedikit memerah. “Sepertinya kamu mabuk, Rein,” ujarnya.

“Hanya sedikit saja,” gumam Reinhard seraya memijit pangkal hidungnya. Padahal ia hanya minum dua botol sake saja, tetapi kelelahan yang dirasakannya hari ini turut menam
AliceLin

Jangan lupa vote ya, Kak ^^ Tar aku up lagi kalau bisa

| 15
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (17)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
Edwin terpesona sm sang mantan istri,dulu aja km sia2kan
goodnovel comment avatar
Popy Try
eeh edwin awaas nanti kena amuk rein looh hati2 aja klo liatin anya kayak gitu
goodnovel comment avatar
AliceLin
cus kak hr ini double
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 116 - Mempermainkan Emosi

    “Edwin, apa kamu tidak dengar apa yang sudah dia bicarakan tentangku? Katakanlah sesuatu,” rengek Thalia dengan wajah memelas untuk mendapatkan dukungan dari calon suaminya tersebut.Ia telah mendekati Edwin, mengamit lengan pria itu untuk menarik perhatian Edwin dari Alicia.Edwin yang masih belum bisa meredakan kekagetannya terhadap perubahan Alicia, mencoba untuk menyusun kata-katanya. “Thalia, tenanglah ….”Kedua alis Thalia pun berkerut. Ia telah melototi Edwin dengan tajam. “Apa maksudmu bicara seperti itu kepadaku? Apa menurutmu, aku kurang tenang?”Edwin menghela napas frustrasi. “Bukan begitu, Thalia. Aku─”“Bukankah seharusnya kamu marah dan membelaku? Dia sudah mengataiku, Ed,” Thalia menyela dengan nada kecewa yang nyaris histeris.Edwin tampak gelisah, tidak tahu harus berkata apa. “Thalia Sayang─”Sebelum Edwin memberikan alasan apa pun, kekasihnya itu telah menepis tangannya dengan kasar. Thalia bergerak mundur ketika Edwin berniat menggapai tangannya, matanya menyala p

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 117 - Aku Bukan Bonekamu Lagi

    “Ada apa denganmu, Edwin Stein?”Suara Alicia mengalihkan pandangan Edwin kepadanya. Pria itu menatapnya dengan tajam.“Sejak kapan kamu menjadi pecundang yang harus tunduk dan mengikuti ucapan wanita seperti ini?” cibir Alicia seraya melirik sekilas ke arah Thalia.Raut wajah Edwin seketika menggelap. Ucapan Alicia berhasil melukai harga diri mantan suaminya itu sebagai seorang lelaki.“Edwin hanya terlalu sayang padaku makanya menurut padaku, Anya,” tukas Thalia dengan penuh kebanggaan. "Kenapa? Kamu iri?"Alicia mendengus malas. Thalia tidak memahami sepenuhnya maksud dari ucapannya. 'Dasar bodoh,' pikirnya.Alicia tidak menggubris wanita itu. Tatapannya kembali tertuju kepada Edwin. “Bukankah dulu kamu selalu terlihat hebat dengan membuatku menjadi bonekamu, Edwin Stein? Kamu membuatku percaya dengan cinta palsumu karena kamu menginginkan sesuatu dariku? Bukankah begitu?”“Kamu baru menyadari kalau kamu bodoh? Apa tidak terlalu terlambat?” balas Edwin dengan angkuh.Sindiran pedas

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 118 - Pesona Mantan Istri

    “Kamu percaya dengan cerita murahan dari mereka?”Edwin tersentak. Namun, ia mengira Alicia hanya berusaha mempertahankan harga dirinya saja dengan berpura-pura kuat.Perlahan Edwin mendekat, lalu satu tangannya mencubit dagu Alicia dengan lancang. “Keberanianmu ini … entah kenapa aku menyukainya.”Alicia memutar bola matanya dengan malas. “Bajingan tidak tahu malu,” cibirnya.Namun, Edwin malah tersenyum dengan penuh percaya diri. “Aku tahu kamu sengaja bersikap seperti ini untuk menarik perhatianku, bukan?”Alicia mendengus kecil, merasa jijik dengan tindakan Edwin tersebut. Ia pun memalingkan wajahnya dengan kasar sehingga cubitan tangan Edwin terlepas dari dagunya.“Meskipun kita sudah bercerai, sebagai mantan suamimu, aku akan berikan kamu satu kesempatan, Anya,” ucap Edwin dengan penuh percaya diri.“Kamu pikir aku akan tertipu lagi dengan ucapanmu, huh?” Alicia menyeringai remeh. “Kamu pikir kamu bisa membuatku terkesima? Menggelikan.”“Kau─” Mata Edwin menyala, tetapi kemarahan

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 119 - Serigala Liar

    “Akh!” Erangan Edwin kembali terdengar karena Reinhard menginjak punggungnya dengan sepatu pantofelnya. Tubuh Edwin semakin tertunduk hingga bersimpuh di hadapan Alicia. Wajahnya terlihat sangat menyedihkan. Suara teriakannya itu berhasil mengundang perhatian semua tamu dan para karyawan restoran yang sedang ada di sekitar taman tersebut. Akan tetapi, tidak ada satu pun yang berani menghentikan Reinhard karena mereka khawatir akan terlibat dalam masalah. Apalagi aura Reinhard yang dingin membuat semua orang bergidik ngeri dan enggan mendekat. “Si-siapa kamu?” Edwin bertanya dengan penuh selidik. Ia tidak dapat melihat jelas wajah sosok penyerangnya tersebut dari posisinya saat ini. Reinhard menyeringai sinis. “Kamu tidak tahu siapa aku, tapi beraninya kamu menyentuh wanitaku, huh?” “A-apa?” Edwin terkejut. Sontak, ia mengangkat wajahnya dan bertemu pandang dengan Alicia. Wajah wanita itu tidak menunjukkan belas kasihan sedikit pun atas rasa sakit yang diterima Edwin. Justru

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 120 - Fitnah di Balik Luka

    “Ed!”Thalia berteriak histeris saat melihat calon suaminya tergeletak di area taman dalam kondisi kesakitan. Tidak ada satu pun yang menawarkan bantuan kepada pria itu.Thalia pun bergegas menghampiri calon suaminya. “Astaga! Apa yang terjadi padamu, Sayang? Siapa yang melakukan hal ini padamu?” cecarnya dengan pertanyaan beruntun.Edwin tidak menjawab. Ia mendongakkan wajahnya, menatap wajah Thalia yang dipenuhi kekhawatiran. Wajah Edwin terlihat sangat pucat. Napasnya juga terengah-engah, berusaha mengatasi rasa sakit yang tak tertahankan dari luka yang diterimanya.“Ed, tolong jawab aku!” Thalia mengguncang bahu Edwin dengan panik, tetapi tindakannya itu membuat kondisi Edwin semakin memburuk.“Argh! Sakit!” teriak Edwin dengan histeris.Thalia sangat terkejut. Ia bergegas menarik tangannya dengan cepat dan memandang calon suaminya itu dengan penuh khawatir. “Maaf, Sayang … aku tidak tahu kalau ….”Sembari mengedarkan pandangannya ke sekitar, Thalia bergumam dengan mata berkaca-ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 121 - Tidak Akan Bisa Bersembunyi Lagi

    “Thalia, sudahlah. Sebaiknya kita pergi saja,” ujar Edwin, menghentikan calon istrinya.Thalia terkesiap. “Tapi─”“Restoran ini adalah milik Nyonya Besar Hernandez. Sebaiknya kita tidak mencari masalah lebih jauh lagi, Thalia,” bisik Edwin, mengingatkannya.Thalia tahu jelas maksud dari ucapan calon suaminya tersebut. Mencari masalah dengan keluarga Hernandez sama artinya jika ia siap untuk bertaruh nyawa dan kehilangan semuanya!Akhirnya dengan penuh kemarahan, Thalia hanya bisa pasrah meninggalkan restoran tersebut dengan memapah Edwin.“Tenang saja, Sayang. Aku pasti akan menemukan bajingan gila itu dan membalas semua yang sudah dilakukannya padaku,” tukas Edwin dengan penuh keyakinan.Ia berjanji kepada dirinya sendiri untuk mencari pria itu meskipun harus mengejarnya hingga ke ujung dunia untuk mengembalikan harga dirinya yang terluka.***“Kerja bagus.” Reinhard mengulum senyumnya, mendengarkan laporan yang sedang diberikan oleh sang manajer restoran kepadanya.Ia memang sudah me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 122 - Kejutan Tak Terduga

    “Buka pintunya.”Kening Alicia mengernyit saat ia mendengar perintah dari Reinhard. Mereka baru saja sampai di depan kediaman apartemen mereka.Alicia pun menoleh. “Kenapa aku yang harus membukanya? Bukankah kalau pakai sidik jarimu lebih cepat?” tanyanya, menatap Reinhard dengan satu alis terangkat.Padahal Reinhard yang telah berada di depan pintu lebih dulu, tetapi pria itu malah memasang wajah acuh tak acuh dan kembali mengisyaratkan Alicia untuk membuka pintu itu.Karena malas berdebat, Alicia pun mengalah. Sembari menghela napas panjang, ia memasukkan kode sandi pintu tersebut dan mendorong pintu hingga terbuka. Begitu ia melangkah masuk, Alicia langsung terdiam, terkejut melihat apa yang ada di hadapannya.“I-ini ….” Suara Alicia tercekat.Dengan sepasang netra yang terbelalak lebar, ia mengamati sekeliling ruangan tersebut. Pemandangan yang disuguhkan tersebut juga membuatnya tidak mampu berkata-kata.Kelopak bunga mawar tersebar rapi, membentuk jalan menuju ruang tengah sehing

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 123 - Kejutan Masih Berlanjut

    “Sebenarnya aku mau mengatakan permintaan maafku setelah menunjukkan kejutan ini.”Suara Reinhard mengalihkan lamunan Alicia. Ia menatap pria itu dengan penuh perhatian.Reinhard telah menuangkan anggur merah di dalam kedua gelas yang tersedia, kemudian menyerahkan salah satunya kepada istrinya.Sementara, Alicia masih mencari jawaban di balik sikap aneh Reinhard malam ini. Hatinya penuh dengan pertanyaan yang ingin diucapkan, tapi ia menahannya, takut jika perasaannya akan terbaca.“Sebelumnya aku memang berpikir untuk pulang terlebih dahulu. Tapi, ternyata tidak sesuai dengan rencana,” lanjut Reinhard seraya menyentuhkan gelasnya dengan gelas milik Alicia, lalu ia menyesap pelan anggur merahnya.Alicia kembali tertegun, mengingat kembali hal yang dilakukan Reinhard padanya tadi. Pria itu membawanya untuk makan malam terlebih dahulu karena Alicia memang sudah lapar saat itu. Karena alasan inilah, Reinhard harus menunda sejenak kejutannya ini.Alicia tersenyum tipis, hatinya sedikit g

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14

Bab terbaru

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 313

    Alicia menatap langit-langit kamar, pikirannya tak henti-henti mengembara. Semakin Reinhard memintanya untuk melupakan pertanyaan itu, semakin besar rasa ingin tahunya."Kenapa Xavier tiba-tiba menanyakan kecelakaan itu?" gumamnya pelan.Alicia menghela napas panjang dan berbalik, memeluk bantalnya.Ia tahu Reinhard tidak akan menanyakan hal itu tanpa alasan. Pria itu mungkin menyembunyikan sesuatu darinya dan seperti biasanya, Alicia lagi-lagi merasa berkecil hati.“Ah, tidak! Apa yang aku pikirkan?” Alicia menggelengkan kepalanya dengan kuat, mencoba mengusir rasa khawatirnya yang berlebihan.“Aku harus percaya padanya. Xavier bertanya seperti itu, pasti karena ada sesuatu yang penting yang ingin dipastikannya saja.”Embusan napas kasar bergulir dari bibir Alicia. Ia pun memejamkan matanya kembali, mencoba untuk mencari potongan ingatan yang hilang di dalam memorinya tersebut.Namun, semakin ia mencoba, semakin kuat rasa sakit yang menghantamnya. Seolah ada dinding tebal yang mengha

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 312

    “Daripada membicarakan dia, ada hal penting yang ingin kutanyakan padamu,” ucap Reinhard, suaranya tiba-tiba menjadi lebih serius.“Hal apa?” tanya Alicia. Suaranya masih diselimuti kekhawatiran.Namun, Reinhard tidak langsung menjawab sehingga keheningan yang tercipta di antara mereka membuat rasa ingin tahu Alicia yang berada di ujung telepon tersebut semakin besar.“Xavier─”Sebelum Alicia sempat mendesaknya, Reinhard akhirnya bersuara. “Alicia, mengenai kecelakaanmu waktu itu, apa kamu bisa menceritakannya padaku?”“Kecelakaanku?” gumam Alicia yang diliputi kebingungan.“Maaf, aku bukan ingin memaksamu untuk mengingat kenangan buruk itu. Tapi …,” Reinhard menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, “aku ingin tahu bagaimana kamu bisa tidak ada di dalam pesawat waktu itu?”“Kenapa kamu bertanya tentang hal ini?” tanya Alicia dengan bingung.“Aku hanya ingin tahu semuanya tentangmu, Sayang,” dalih Reinhard.Ia terpaksa berbohong. Ia tidak ingin Alicia mengetahui permasalahan rumi

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 311

    Siapa lagi yang bisa mengubah suasana hati Reinhard secepat ini jika bukan istri tercintanya, Alicia Lorenzo?Ternyata, wanita itu sudah mengirimkan beberapa pesan untuknya tanpa ia sadari.Reinhard bergegas membuka pesan-pesan tersebut dan membacanya dengan penuh antusias.[Kamu lagi apa, Suamiku?][Kamu lagi sibuk?][Sesibuk-sibuknya kamu, jangan sampai lupa makan. Aku tidak ingin kamu sakit.][Kamu tidak rindu aku?][Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi. Selamat bekerja.]Ketegangan yang dirasakan Reinhard seketika menguap saat membaca pesan singkat beruntun dari istrinya tersebut. Tanpa membuang waktu, ia langsung menekan nomor kontak wanita pujaannya itu dan melakukan panggilan video.Baru dering pertama, panggilan tersebut langsung terhubung. Akan tetapi, Alicia tidak menyalakan kameranya sehingga Reinhard tidak dapat melihat wajahnya.“Halo,” sahut Alicia di seberang teleponnya.“Sayang, kameramu belum on,” ucap Reinhard mengingatkan.“Aku memang sengaja,” timpal Alicia, t

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 310

    Di ruang kerjanya yang berada di kantor pusat Divine, Reinhard duduk bersandar di kursinya, mendengarkan laporan dari Owen dan Ethan Millano, salah satu anggota tim khusus yang ia tempatkan di Nexus."Seperti yang Anda duga, proyek kerja sama ini memang mencurigakan," ujar Ethan dengan nada serius.Pria bertubuh kurus dan berpenampilan necis itu kembali melanjutkan, “Saya sudah menelusurinya dan sejak awal Tuan Muda Nicklah yang menerima kerja sama ini. Tapi, beliau tidak tahu kalau perusahaan rekanan ini sangat bermasalah.”Reinhard, yang sejak tadi bersandar di kursinya, menyipitkan mata. “Teruskan.”Ethan mengeluarkan beberapa dokumen dan menyerahkannya kepada Owen, yang kemudian meneruskannya kepada Reinhard. “Perusahaan rekanan ini, Vega Tech, sebenarnya hanya sebuah perusahaan cangkang. Tidak ada proyek besar yang pernah mereka tangani sebelumnya, dan sumber pendanaan mereka juga tidak jelas.”Reinhard membuka dokumen itu dan meneliti setiap lembarannya. Dahinya berkerut saat me

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 309

    “Nexus, ya?” Liliana tiba-tiba ikut menimpali. “Tadi Tante juga sempat lihat beritanya di TV. Sepertinya lagi jadi trending topic.”Mendengar hal tersebut, Alicia segera mengambil remote televisi dan mencari saluran berita yang sedang tayang. Amora, Liliana, dan Winny ikut memperhatikan layar dengan penuh rasa ingin tahu.Tak lama, sebuah berita bisnis muncul di layar. Seorang reporter sedang berbicara dengan latar belakang gedung tinggi yang memiliki logo Nexus di bagian depannya.“… pengambilalihan mendadak ini mengundang banyak spekulasi di antara para pebisnis. Walaupun Reinhard Xavier Hernandez tidak membuat pernyataan secara langsung, tetapi kehadirannya di Nexus memicu asumsi mengenai perubahan kepemilikan perusahaan tersebut.”Alicia terpaku menatap layar televisi tersebut. Wajah Reinhard disorot oleh kamera media. Pria itu berjalan keluar dari gedung Nexus dengan pengawalan ketat dan mengabaikan semua pertanyaan dari para wartawan.“Kamu beruntung dapat pria hebat, Alicia,” p

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 308

    “Nenek, bagaimana keadaanmu?”Suara riang Amora terdengar memenuhi ruangan saat ia masuk bersama ibu mertuanya, Liliana Ritter.Alicia dan neneknya langsung menoleh bersamaan. Melihat kedatangan mereka, Alicia segera bangkit dari tempat duduknya, menghampiri Amora dan menuntun langkahnya menuju tempat duduknya tadi.“Terima kasih, Alicia,” ucap Amora seraya tersenyum kecil dan menatap adik iparnya dengan seksama.Ia kemudian terkekeh kecil. "Kalau dipikir-pikir, kamu benar-benar sudah dewasa sekarang. Sudah tahu bagaimana merawat orang lain."Alicia terkejut dengan pujian itu. "Ka-Kak Amora?" Wajahnya langsung memerah.Amora tersenyum penuh arti. Ia ingat betul, dulu saat ia masih mengandung Ryuji, Alicia hampir tak pernah menunjukkan kepedulian seperti ini."Memangnya dulu aku seburuk itu sampai Kakak harus menggodaku begitu?" gerutu Alicia, pura-pura kesal."Aku memujimu, Alicia," sahut Amora seraya memutar bola matanya.Liliana Ritter, yang sejak tadi meletakkan barang bawaannya di

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 307

    Reinhard menghentikan langkahnya sejenak di dekat parkiran mobil setelah berada di luar rumah terlantar tersebut. Ia menoleh sekilas ke arah bangunan yang kini bergema oleh jeritan putus asa Edwin.Owen, yang berdiri di sampingnya, melirik ekspresi dingin Reinhard sekilas sebelum akhirnya bertanya dengan hati-hati, “Tuan Muda, apa Anda percaya dengan ucapan Edwin tadi?”Reinhard menghela napas pelan, tatapannya masih terpaku pada rumah itu. "Percaya atau tidak, dia pantas mendapatkan semua ini."Owen meneguk salivanya dengan kasar, lalu mengangguk pelan. Ia dapat memahami kebencian Reinhard terhadap Edwin, mengingat semua hal yang dilakukan pria itu pada Alicia selama tiga tahun ini.Owen melirik darah Edwin yang masih menempel pada telapak tangan tuan mudanya tersebut. Ia pun memberikan sapu tangannya kepada Reinhard dan kembali bertanya, “Apa Anda tidak ingin menanyakannya langsung kepada Nyonya mengenai masalah ini, Tuan Muda?”Reinhard menerima sapu tangan itu tanpa berkata apa-ap

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 306 - Interogasi Part 2

    “Jangan … jangan lakukan itu … aku benar-benar tidak tahu apa-apa ….”Edwin tergagap, suaranya gemetar, hampir tak terdengar. Matanya terpaku pada kilatan tajam ujung pisau yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Ia tidak bisa membayangkan rasa sakit yang akan ia alami jika bilah itu merobek kulitnya.Seketika, Edwin tersentak ketika mata pisau menyentuh pipinya. Darah pun mengalir dari goresan tipis yang diberikan Reinhard pada wajahnya tersebut.Suara ringisan terdengar dari bibir Edwin tatkala pisau tersebut menyayat kulit wajahnya.. Air matanya pun perlahan mengalir. “Su-sudah kubilang … itu hanya kecelakaan. Waktu itu … aku terlalu mabuk dan aku─”Ucapan Edwin terhenti karena mata pisau tersebut telah beralih dan menancap di punggung tangannya. Suara erangan kesakitan lolos dari bibirnya, tubuhnya menegang sementara darah segar mulai merembes dari luka tersebut.Edwin berniat menarik tangannya, tetapi Reinhard malah menekan ujungnya semakin kuat. “Aarggh!” teriak Edwin.

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 305 - Interogasi Part 1

    “Aku juga bisa membuat seolah-olah kamu melarikan diri dari persidangan. Dengan begitu, polisi tidak akan mencurigai apa pun,” lanjut Reinhard dengan nada santai. "Bagaimana? Tidak ada lagi yang perlu kamu cemaskan, bukan?" Edwin menggeram, napasnya memburu karena kemarahan yang meluap-luap. “Kau …!” Tanpa berpikir panjang, Edwin mencoba menerjang ke arah Reinhard, tetapi sebelum sempat menyentuhnya, Owen sudah lebih dulu bertindak. Sebuah pukulan keras mendarat di wajah Edwin, membuatnya terhuyung ke belakang. Rasa sakit menyebar dari rahangnya hingga ke kepala. Sebelum Edwin sempat bereaksi, tangan kuat Owen segera mencengkeram kerah bajunya, lalu menariknya ke tepi kolam. “Lepaskan aku!” teriak Edwin, memberontak histeris. Owen menghempaskan tubuh Edwin dengan kuat hingga wajah pria itu menghantam besi di pinggiran kolam. Darah pun mengucur deras dari hidungnya. Reinhard telah berdiri dari tempat duduknya, berjalan ke tepi kolam. “Owen, cukup,” cegahnya saat melihat a

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status