Share

Bab 106 - Memberi Hukuman

Author: AliceLin
last update Last Updated: 2024-10-13 16:30:21

“Aakhh!”

Eric Blunt mengerang kesakitan. Ia terengah-engah, wajahnya memerah seperti balon yang akan meletus saat tarikan dasinya terus mencekik lehernya.

Pria paruh baya itu mencoba untuk melonggarkan dasinya dengan tangan bebasnya, tetapi tarikan Alicia terlalu kuat. Tubuhnya gemetar di bawah tekanan wanita yang tadinya dianggapnya lemah. Ia menyesal telah meremehkan wanita itu tadi.

Eric mengira ia benar-benar akan kehilangan nyawanya saat ini juga. ‘Wanita ini sangat mengerikan … siapa dia sebenarnya?’ tanyanya di dalam hati.

Padahal Eric mengingat jelas bagaimana rapuhnya wanita ini saat dia ingin melecehkannya di kamar hotel beberapa bulan lalu. Meskipun saat itu ia sempat mendapatkan pukulan ketika wanita itu memberontak, tetapi sekarang wanita ini terlihat sangat berbeda jauh.

Bukan hanya wanita itu menjadi lebih kuat, tetapi tidak ada sedikit pun ketakutan yang ditunjukkan wanita tersebut. Bahkan sekarang Eric sendiri yang tersudutkan dan hampir mati karena kehabisan nap
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (13)
goodnovel comment avatar
NN.
hahaha .. makasih ka.
goodnovel comment avatar
AliceLin
klo marah gk main2 emang
goodnovel comment avatar
AliceLin
jd ijo dong kak wkwkwk
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 107 - Wanita Iblis

    Alicia menatap Eric dengan tatapan jijik. "Kamu pikir semua masalah bisa diselesaikan dengan uang, huh? Benar-benar tidak tahu malu," desisnya seraya tersenyum mencemooh.Sekali lagi Alicia menendang tubuh buntal Eric dengan kasar, membuat pria itu tersungkur lebih dekat ke pinggiran atap.“Seberapa banyak uang yang kamu miliki, tidak akan pernah bisa membayar kesalahanmu, Eric Blunt,” ucap Alicia yang telah berjongkok di hadapan pria paruh baya itu. Tangannya mencengkeram erat dagu yang berlipat tersebut dengan kuat.Wajah Eric terlihat sangat pucat. Pandangannya memudar karena darah telah mengalir deras dari pelipisnya. “Kamu … wanita … iblis,” gumamnya dengan suara yang terdengar seperti bisikan.Alicia menyeringai lebih lebar mendengar gumaman Eric yang lemah. "Wanita iblis, ya?" katanya dengan nada sarkastik. "Sudah lama aku tidak mendengar seseorang memanggilku seperti itu."'Sepertinya wanita ini sudah gila,' batin Eric, tidak berani memancing kemarahan wanita itu lebih jauh.“K

    Last Updated : 2024-10-13
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 108 - Berbohong

    Reinhard tersenyum lega. ‘Ternyata dia memang masih menunggu,’ batinnya.Ia pun bergegas menghampirinya. “Anya,” panggilnya dengan lantang.Alicia yang terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri pun tersentak. Ia pun berbalik dan menatap Reinhard yang telah berhenti di hadapannya.Dengan cepat, Alicia menegakkan punggungnya, bersiap menghadapi apa pun yang akan ditanyakan suaminya. Namun, keningnya mengernyit saat melihat wajah Reinhard yang dipenuhi senyuman lebar. ‘Ada apa dengannya?’ batinnya dipenuhi kebingungan. ‘Sepertinya dia … tidak marah?’Padahal Alicia sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi amarah suaminya karena telah membuatnya menunggu terlalu lama.Dalam pikirannya tadi, Reinhard mungkin telah meninggalkannya di tempat itu atau mungkin jangan-jangan telah mendatangi ruangan kerjanya dengan niat melabraknya untuk melampiaskan emosinya.Namun, saat ini Reinhard tidak menunjukkan tanda-tanda seperti yang dikhawatirkannya. ‘Apa yang terjadi?’ tanya Alicia dalam hati.“Rein

    Last Updated : 2024-10-13
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 109 - Bukan Halusinasi

    “Tidak hati-hati?” Reinhard mengangkat alisnya, tampak tak percaya. Alicia sudah menduga jika alasannya sangat buruk. Namun, ia tidak memiliki pilihan selain tetap bersikukuh dengan alasan tersebut. ‘Cih! Ini semua gara-gara ikan buntal itu,’ gerutu Alicia di dalam hati. Alicia menyadari jika ia kehilangan kendali dirinya dalam menghadapi Eric Blunt. Ia sudah terlalu lama tidak menggunakan kekuatan fisiknya untuk menghadapi seseorang sehingga ia harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk menghadapi pria itu tadi. Saat menarik tubuh Eric dengan dasi pria itu dan ketika ia mengikat tubuh gempal pria itu dengan tali tambang yang ditemukannya di atap, Alicia tidak menyadari jika ia sudah melukai dirinya sendiri. Namun, Alicia tidak menyesal karena ia harus menindak tegas perbuatan tak senonoh dan menjijikkan pria paruh baya itu terhadapnya dan para wanita yang lain. Setidaknya ia berharap, hukuman dan pelajaran yang diberikannya akan membuat pria paruh baya itu jera dan tidak ak

    Last Updated : 2024-10-13
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 110 - Kehangatan dalam Kenangan

    Dengan tatapan yang terpaku pada Reinhard, Alicia kembali teringat dengan momen di mana pria itu pernah beberapa kali berperilaku tak terduga seperti ini padanya di masa lalu.Kehangatan tangan besar Reinhard yang tengah mengusap lembut puncak kepalanya saat ini mengingatkan Alicia akan perasaannya yang pernah menggelora hebat setiap kali berada di dekat pria itu.Dulu, Alicia juga sangat tersentuh dengan kelembutan dan perhatian kecil yang diberikan Reinhard hingga ia menyadari bahwa perasaan itu telah tumbuh menjadi benih-benih cinta yang menguasai hatinya.Dengan bodohnya, Alicia terus berusaha menunjukkan kepada Reinhard betapa dirinya sangat menginginkan balasan cinta darinya. Akan tetapi, perjuangan cintanya hanya berbalaskan penolakan dingin dan perhatian Reinhard ternyata hanya bentuk dari rasa sayang seorang kakak kepada adiknya.“Alicia, kamu sudah kuanggap seperti adikku sendiri. Jadi, berhentilah berpikiran aneh.”Pernyataan Reinhard kala itu seperti pisau yang menancap di

    Last Updated : 2024-10-14
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 111 - Nyaris

    “Selamat datang, Tuan Muda Hernandez.”Salah seorang pelayan berpakaian kimono menyambut kedatangan Reinhard dengan senyuman ramah dan sikap hormat, menggunakan tata cara ala Jepang yang penuh sopan santun. Pelayan senior itu ditunjuk secara khusus oleh manajer restoran tersebut untuk melayani Reinhard dan Alicia.Tentu saja tidak ada yang mengetahui identitas Alicia sebagai istri dari Reinhard. Mereka hanya mengira Alicia sebagai tamu penting dari Reinhard saja.“Kami telah menyiapkan ruangan privat untuk Anda. Silakan ikuti saya.” Pelayan itu membimbing mereka menuju ke ruangan yang dimaksud.Netra Alicia mengedar ke sekeliling restoran yang terlihat penuh dengan para pengujung. Suasana restoran dipenuhi dengan tawa dan percakapan yang terdengar meriah.Aroma masakan Jepang yang menggugah selera juga mengisi udara di sekitar restoan tersebut dan membuat perut Alicia semakin meronta. Namun, perhatiannya teralihkan dengan dekorasi tradisional Jepang yang sangat detail dan membuatnya te

    Last Updated : 2024-10-14
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 112 - Mengaku atau Tidak?

    ‘Dia … mau menciumku?’Alicia meneguk salivanya dengan bersusah payah, pikiran itu terus berputar di kepalanya sementara pandangannya terpaku pada sosok di depannya.Mata Reinhard yang menatap dalam, seakan menembus jiwanya, ditambah sentuhan lembut jemari pria itu di wajah Alicia, menciptakan kehangatan yang menggetarkan seluruh tubuhnya.Napas Alicia tercekat, dan jantungnya berdebar tak menentu di bawah tatapan intens pria itu, membuatnya seolah waktu berhenti di sekitar mereka.Alicia merasa dirinya terperangkap dalam keheningan yang hanya dihiasi oleh suara aliran air dan desiran daun bambu yang tertiup oleh angin di sekelilingnya.Ia berusaha untuk mengendalikan akal sehatnya, tetapi sentuhan lembut Reinhard yang terus menjelajahi wajahnya dan deru napas hangat pria itu yang menyapu kulit wajahnya membuat Alicia semakin sulit untuk menampik perasaan yang selama ini dikuburnya rapat-rapat.Walaupun Alicia menyadari jika perasaannya ini hanya akan berakhir melukainya, tetapi ia mas

    Last Updated : 2024-11-05
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 113 - Makan Malam Penuh Tekanan

    “Tapi, aku yakin dengan firasatku. Kamu dan wanita itu ….”Debar jantung Alicia berpacu semakin tidak karuan. Tatapan Reinhard saat ini terlihat berbeda, membuat Alicia berpikir jika pria itu hendak mengungkapkan sesuatu hal padanya.Akan tetapi, tiba-tiba saja terdengar suara tawa bising dari luar jendela dan mengaburkan pendengarannya atas kelanjutan dari kalimat Reinhard tersebut.Kening Alicia pun berkerut. Ia masih mencoba menangkap sisa-sisa kalimat Reinhard, tetapi suara tawa dan kebisingan dari orang-orang tersebut semakin menganggu.Alicia pun menghela napas frustrasi. Ia berniat menoleh ke arah sumber kebisingan tersebut, tetapi Reinhard malah menahan wajahnya sehingga fokus Alicia kembali tertuju padanya.“Jangan hiraukan mereka,” bisik Reinhard dengan lembut.Alicia tertegun. Lagi-lagi ia merasakan perasaan yang menggebu-gebu. Tatapan intens pria itu berniat merengut kembali akal sehatnya. Akan tetapi, detik berikutnya Reinhard memutuskan kontak mereka lebih dulu dan membu

    Last Updated : 2024-11-06
  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 114 - Maaf

    Diam-diam Alicia mencuri pandang ke arah Reinhard di saat pria itu menikmati makannya. Ia tidak bisa menahan rasa ingin tahunya tentang apa yang ada di dalam pikiran pria itu.Tatapan Reinhard saat memanggil nama aslinya tadi kembali berputar di dalam ingatannya. Sesaat tadi Alicia dapat merasakan kerinduan yang begitu mendalam dan tak terucapkan.‘Apa aku saja yang sudah terlalu berlebihan?’ batin Alicia, kembali tenggelam dalam kekhawatirannya. ‘Jika dia memang sudah mengetahui semuanya tentangku, tapi kenapa dia terlihat sangat tenang?’Jika memang Reinhard telah mengetahui rahasia dan identitasnya, kenapa pria itu tidak marah? Alicia sudah membohonginya dan seharusnya Reinhard membencinya, bukan?Tapi, kenapa Reinhard malah bersikap selembut dan perhatian ini padanya? Apa Reinhard hanya berpura-pura agar ia lengah dan mengaku bahwa dirinya adalah Alicia?‘Sebenarnya apa yang kamu rencanakan, Xavier?’ Alicia kembali berpikir di dalam hati. Wajahnya diliputi dengan keresahan yang ta

    Last Updated : 2024-11-07

Latest chapter

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 313

    Alicia menatap langit-langit kamar, pikirannya tak henti-henti mengembara. Semakin Reinhard memintanya untuk melupakan pertanyaan itu, semakin besar rasa ingin tahunya."Kenapa Xavier tiba-tiba menanyakan kecelakaan itu?" gumamnya pelan.Alicia menghela napas panjang dan berbalik, memeluk bantalnya.Ia tahu Reinhard tidak akan menanyakan hal itu tanpa alasan. Pria itu mungkin menyembunyikan sesuatu darinya dan seperti biasanya, Alicia lagi-lagi merasa berkecil hati.“Ah, tidak! Apa yang aku pikirkan?” Alicia menggelengkan kepalanya dengan kuat, mencoba mengusir rasa khawatirnya yang berlebihan.“Aku harus percaya padanya. Xavier bertanya seperti itu, pasti karena ada sesuatu yang penting yang ingin dipastikannya saja.”Embusan napas kasar bergulir dari bibir Alicia. Ia pun memejamkan matanya kembali, mencoba untuk mencari potongan ingatan yang hilang di dalam memorinya tersebut.Namun, semakin ia mencoba, semakin kuat rasa sakit yang menghantamnya. Seolah ada dinding tebal yang mengha

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 312

    “Daripada membicarakan dia, ada hal penting yang ingin kutanyakan padamu,” ucap Reinhard, suaranya tiba-tiba menjadi lebih serius.“Hal apa?” tanya Alicia. Suaranya masih diselimuti kekhawatiran.Namun, Reinhard tidak langsung menjawab sehingga keheningan yang tercipta di antara mereka membuat rasa ingin tahu Alicia yang berada di ujung telepon tersebut semakin besar.“Xavier─”Sebelum Alicia sempat mendesaknya, Reinhard akhirnya bersuara. “Alicia, mengenai kecelakaanmu waktu itu, apa kamu bisa menceritakannya padaku?”“Kecelakaanku?” gumam Alicia yang diliputi kebingungan.“Maaf, aku bukan ingin memaksamu untuk mengingat kenangan buruk itu. Tapi …,” Reinhard menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, “aku ingin tahu bagaimana kamu bisa tidak ada di dalam pesawat waktu itu?”“Kenapa kamu bertanya tentang hal ini?” tanya Alicia dengan bingung.“Aku hanya ingin tahu semuanya tentangmu, Sayang,” dalih Reinhard.Ia terpaksa berbohong. Ia tidak ingin Alicia mengetahui permasalahan rumi

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 311

    Siapa lagi yang bisa mengubah suasana hati Reinhard secepat ini jika bukan istri tercintanya, Alicia Lorenzo?Ternyata, wanita itu sudah mengirimkan beberapa pesan untuknya tanpa ia sadari.Reinhard bergegas membuka pesan-pesan tersebut dan membacanya dengan penuh antusias.[Kamu lagi apa, Suamiku?][Kamu lagi sibuk?][Sesibuk-sibuknya kamu, jangan sampai lupa makan. Aku tidak ingin kamu sakit.][Kamu tidak rindu aku?][Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi. Selamat bekerja.]Ketegangan yang dirasakan Reinhard seketika menguap saat membaca pesan singkat beruntun dari istrinya tersebut. Tanpa membuang waktu, ia langsung menekan nomor kontak wanita pujaannya itu dan melakukan panggilan video.Baru dering pertama, panggilan tersebut langsung terhubung. Akan tetapi, Alicia tidak menyalakan kameranya sehingga Reinhard tidak dapat melihat wajahnya.“Halo,” sahut Alicia di seberang teleponnya.“Sayang, kameramu belum on,” ucap Reinhard mengingatkan.“Aku memang sengaja,” timpal Alicia, t

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 310

    Di ruang kerjanya yang berada di kantor pusat Divine, Reinhard duduk bersandar di kursinya, mendengarkan laporan dari Owen dan Ethan Millano, salah satu anggota tim khusus yang ia tempatkan di Nexus."Seperti yang Anda duga, proyek kerja sama ini memang mencurigakan," ujar Ethan dengan nada serius.Pria bertubuh kurus dan berpenampilan necis itu kembali melanjutkan, “Saya sudah menelusurinya dan sejak awal Tuan Muda Nicklah yang menerima kerja sama ini. Tapi, beliau tidak tahu kalau perusahaan rekanan ini sangat bermasalah.”Reinhard, yang sejak tadi bersandar di kursinya, menyipitkan mata. “Teruskan.”Ethan mengeluarkan beberapa dokumen dan menyerahkannya kepada Owen, yang kemudian meneruskannya kepada Reinhard. “Perusahaan rekanan ini, Vega Tech, sebenarnya hanya sebuah perusahaan cangkang. Tidak ada proyek besar yang pernah mereka tangani sebelumnya, dan sumber pendanaan mereka juga tidak jelas.”Reinhard membuka dokumen itu dan meneliti setiap lembarannya. Dahinya berkerut saat me

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 309

    “Nexus, ya?” Liliana tiba-tiba ikut menimpali. “Tadi Tante juga sempat lihat beritanya di TV. Sepertinya lagi jadi trending topic.”Mendengar hal tersebut, Alicia segera mengambil remote televisi dan mencari saluran berita yang sedang tayang. Amora, Liliana, dan Winny ikut memperhatikan layar dengan penuh rasa ingin tahu.Tak lama, sebuah berita bisnis muncul di layar. Seorang reporter sedang berbicara dengan latar belakang gedung tinggi yang memiliki logo Nexus di bagian depannya.“… pengambilalihan mendadak ini mengundang banyak spekulasi di antara para pebisnis. Walaupun Reinhard Xavier Hernandez tidak membuat pernyataan secara langsung, tetapi kehadirannya di Nexus memicu asumsi mengenai perubahan kepemilikan perusahaan tersebut.”Alicia terpaku menatap layar televisi tersebut. Wajah Reinhard disorot oleh kamera media. Pria itu berjalan keluar dari gedung Nexus dengan pengawalan ketat dan mengabaikan semua pertanyaan dari para wartawan.“Kamu beruntung dapat pria hebat, Alicia,” p

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 308

    “Nenek, bagaimana keadaanmu?”Suara riang Amora terdengar memenuhi ruangan saat ia masuk bersama ibu mertuanya, Liliana Ritter.Alicia dan neneknya langsung menoleh bersamaan. Melihat kedatangan mereka, Alicia segera bangkit dari tempat duduknya, menghampiri Amora dan menuntun langkahnya menuju tempat duduknya tadi.“Terima kasih, Alicia,” ucap Amora seraya tersenyum kecil dan menatap adik iparnya dengan seksama.Ia kemudian terkekeh kecil. "Kalau dipikir-pikir, kamu benar-benar sudah dewasa sekarang. Sudah tahu bagaimana merawat orang lain."Alicia terkejut dengan pujian itu. "Ka-Kak Amora?" Wajahnya langsung memerah.Amora tersenyum penuh arti. Ia ingat betul, dulu saat ia masih mengandung Ryuji, Alicia hampir tak pernah menunjukkan kepedulian seperti ini."Memangnya dulu aku seburuk itu sampai Kakak harus menggodaku begitu?" gerutu Alicia, pura-pura kesal."Aku memujimu, Alicia," sahut Amora seraya memutar bola matanya.Liliana Ritter, yang sejak tadi meletakkan barang bawaannya di

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 307

    Reinhard menghentikan langkahnya sejenak di dekat parkiran mobil setelah berada di luar rumah terlantar tersebut. Ia menoleh sekilas ke arah bangunan yang kini bergema oleh jeritan putus asa Edwin.Owen, yang berdiri di sampingnya, melirik ekspresi dingin Reinhard sekilas sebelum akhirnya bertanya dengan hati-hati, “Tuan Muda, apa Anda percaya dengan ucapan Edwin tadi?”Reinhard menghela napas pelan, tatapannya masih terpaku pada rumah itu. "Percaya atau tidak, dia pantas mendapatkan semua ini."Owen meneguk salivanya dengan kasar, lalu mengangguk pelan. Ia dapat memahami kebencian Reinhard terhadap Edwin, mengingat semua hal yang dilakukan pria itu pada Alicia selama tiga tahun ini.Owen melirik darah Edwin yang masih menempel pada telapak tangan tuan mudanya tersebut. Ia pun memberikan sapu tangannya kepada Reinhard dan kembali bertanya, “Apa Anda tidak ingin menanyakannya langsung kepada Nyonya mengenai masalah ini, Tuan Muda?”Reinhard menerima sapu tangan itu tanpa berkata apa-ap

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 306 - Interogasi Part 2

    “Jangan … jangan lakukan itu … aku benar-benar tidak tahu apa-apa ….”Edwin tergagap, suaranya gemetar, hampir tak terdengar. Matanya terpaku pada kilatan tajam ujung pisau yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. Ia tidak bisa membayangkan rasa sakit yang akan ia alami jika bilah itu merobek kulitnya.Seketika, Edwin tersentak ketika mata pisau menyentuh pipinya. Darah pun mengalir dari goresan tipis yang diberikan Reinhard pada wajahnya tersebut.Suara ringisan terdengar dari bibir Edwin tatkala pisau tersebut menyayat kulit wajahnya.. Air matanya pun perlahan mengalir. “Su-sudah kubilang … itu hanya kecelakaan. Waktu itu … aku terlalu mabuk dan aku─”Ucapan Edwin terhenti karena mata pisau tersebut telah beralih dan menancap di punggung tangannya. Suara erangan kesakitan lolos dari bibirnya, tubuhnya menegang sementara darah segar mulai merembes dari luka tersebut.Edwin berniat menarik tangannya, tetapi Reinhard malah menekan ujungnya semakin kuat. “Aarggh!” teriak Edwin.

  • Dikira Gelandangan, Ternyata Wanita Kesayangan Mafia Dominan   Bab 305 - Interogasi Part 1

    “Aku juga bisa membuat seolah-olah kamu melarikan diri dari persidangan. Dengan begitu, polisi tidak akan mencurigai apa pun,” lanjut Reinhard dengan nada santai. "Bagaimana? Tidak ada lagi yang perlu kamu cemaskan, bukan?" Edwin menggeram, napasnya memburu karena kemarahan yang meluap-luap. “Kau …!” Tanpa berpikir panjang, Edwin mencoba menerjang ke arah Reinhard, tetapi sebelum sempat menyentuhnya, Owen sudah lebih dulu bertindak. Sebuah pukulan keras mendarat di wajah Edwin, membuatnya terhuyung ke belakang. Rasa sakit menyebar dari rahangnya hingga ke kepala. Sebelum Edwin sempat bereaksi, tangan kuat Owen segera mencengkeram kerah bajunya, lalu menariknya ke tepi kolam. “Lepaskan aku!” teriak Edwin, memberontak histeris. Owen menghempaskan tubuh Edwin dengan kuat hingga wajah pria itu menghantam besi di pinggiran kolam. Darah pun mengucur deras dari hidungnya. Reinhard telah berdiri dari tempat duduknya, berjalan ke tepi kolam. “Owen, cukup,” cegahnya saat melihat a

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status