Share

Sarapan Pertama

Author: Ririichan13
last update Last Updated: 2024-11-23 18:14:01

Tak lama, keduanya pun tiba di lantai bawah, dan langsung menuju ruang makan. Disana, hanya ada Kakek Gala dan juga kedua orangtua Andri saja. Entah kemana keluarga Om Nathan dan Arsy mereka tak tahu.

"Pagi, Kek. Pagi, Ayah, Bunda," salam Arkan dan Andri serempak.

"Pagi," jawab mereka bersamaan.

Setelah itu, Arkan segera mengambil tempat duduk untuk istrinya dahulu, baru setelah itu untuknya. Setelah keduanya duduk, Andri pun segera menyiapkan piring untuknya dan juga sang suami.

"Mas, mau sarapan apa?" tanya Andri ramah.

Arkan menatap sebentar menu yang terhidang didepannya itu. Ada roti dan teman-temannya, nasi goreng, telur mata sapi dan juga segelas susu yang baru saja di hidangkan oleh Mbok Puji.

"Nasi goreng pake telor mata sapi aja, Dek," ucap Arkan dan mendapat anggukan dari Andri.

Andri pun segera menyendokkan satu centong nasi ke dalam piring Arkan, dan juga sepotong telur untuknya.

"Tambah lagi, Dek," ucap Arkan kembali.

Andri mengernyitkan dahinya, apa suaminya selalu maka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kekecewaan Andri

    "Tenang saja, kakek tak melihat permainan kalian berdua kok," ucap Kakek Gala santai.Namun, Andri dan Arkan terlanjur malu dibuatnya. Apalagi, saat Andri mengingat kejadian semalam. Itu artinya, Kakek Gala pun berhasil melihat tubuhnya.Andri menundukkan pandangannya. Perasaannya berkecamuk, antara malu dan marah kepada sang kakek."Andri, Kakek hanya ingin tau apa yang semalam terjadi di lantai atas. Kamu tenang saja, kakek tak melihat apa yang kamu dan Arkan lalukan semalam," ucap Kakek Gala mencoba menenangkan Andri.Namun, Andri seolah kecewa, Arkan hanya bisa diam sambil membelai punggung sang istri. Sementara, Ayah Revan nampak memijat pelan pelipisnya."Saya tidak melihat tubuh kamu, Andri. Saya hanya memutar rekaman saat Arkan marah saja, mulai dari Arkan yang mengetuk pintu kamar, dan perkelahian antara Agra dan Arkan saja," ucap Kakek Gala kembali."Hm, iya, Kek," jawab Andri sedikit lemah.Andri nampak mengaduk-aduk sarapannya tanpa berniat untuk memakannya lagi. Begitupun

    Last Updated : 2024-11-25
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ayo, Keluar Dari Sini

    Arkan kembali tersenyum lalu mengacak rambut sang istri dengan pelan dan penuh cinta."Kontrakan kamu dimana, Dek? Eh, tapi gimana kalau misalnya kita pindah ke rumah orang tua aku aja?" tanya Arkan memberi usulan."Rumah orang tua kamu? Emang ada, Mas?" tanya Andri dengan raut wajah yang sedikit antusias.Arkan tersenyum lalu mengangguk pelan, "ada, Dek. Tapi rumahnya agak kecil, gak terlalu gede seperti rumah Kakek. Ada tiga kamar disana, ada garasi dan taman kecilnya juga di depan. Kamu suka bunga? Kita bikin taman nanti disana," jawab Arkan sambil tersenyum."Taman? Boleh, Mas. Aku pernah pingin punya rumah yang banyak bunganya, terus nanti di tengahnya ada ayunan, buat tempat santai," ujar Andri.Arkan mengangguk antusias, senyum di wajahnya semakin lebar. "Wah, itu ide yang bagus, Dek! Nanti, kita beli dan rawat bareng-bareng gimana? Kalau untuk ayunan ... gimana kalau misalnya kamu liat dulu tempatnya? Aku rasa kalau ayunan gak akan cukup tempatnya. Tapi kalau bangku taman, sep

    Last Updated : 2024-11-26
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Hari Terakhir Bersama Mama Papa

    *Flashback tiga tahun lalu*"Arkan, Papa punya sesuatu," ucap Pak Gerry sambil tersenyum."Apa, Pa?" tanya Arkan.Arkan segera mengalihkan perhatiannya kepada sang papa yang masih saja tersenyum disana. Sebelah tangannya berada di belakang punggungnya seolah menyembunyikan sesuatu."Tada," ucap Papa seraya menyerahkan godie bag kepada sang anak.Arkan mengernyitkan dahinya sebentar, lalu mengambil godie bag itu. Begitu membuka isinya, senyumnya pun nampak terbesit di wajah tampannya itu."O -- Optimus Prime. Papa seriusan ngasih ini buat Arkan? Ini kan mahal banget, Pa," ucap Arkan dengan nada tak percaya.Pak Gerry tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya pelan, lalu membelai lembut pucuk kepala sang anak. Tak lama, Bu Vany pun datang dari belakang dan langsung memeluk tubuh putranya."Gak ada kata mahal buat kamu, Nak. Itu adalah hadiah terakhir dari Mama Papa untuk kamu," ujar Bu Vany lembut. "Eh, bukan terakhir sih, tapi ada satu lagi, cuma nanti kita kasih pas kamu udah nikah

    Last Updated : 2024-11-27
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Akhirnya, Sadar Juga

    Arkan mengerjapkan matanya beberapa kali. Kelopak matanya terasa berat, tapi ia harus memaksakan diri untuk membuka mata. Saat matanya terbuka, kilauan cahaya yang terang begitu menyilaukan mata, tak hanya itu, aroma alkohol dan obat-obatan pun nampak menguar tajam. Ditambah, suara lembut monitor detak jantung menjadi irama pertama yang didengar Arkan saat kesadarannya perlahan kembali. "Arkan ... akhirnya kamu bangun juga," suara lembut seseorang mampu menyadarkan Arkan akan kebimbangannya."Tan -- Tante Adel?" gumamnya pelan, suaranya begitu serak.Wanita itu mengangguk sambil tersenyum kecil, dan matanya tampak sembab."Iya, Kan, ini Tante Adel. Kamu udah sadar? Tunggu sebentar ya, Nak, jangan banyak gerak dulu," titahnya.Arkan hanya mengangguk kecil, dan tak lama, bayangan kecelakaan tadi berkelebat di benak Arkan. Suara rem mobil, teriakan, tubuh yang terpental — semuanya terasa nyata kembali. Rasa panik mulai menyelimuti dadanya. "Mama!" teriak Arkan begitu dirinya ingat.Ia

    Last Updated : 2024-11-28
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Perubahan Diri Arkan

    Beberapa jam berlalu, tangisan Arkan pun mulai mereda. Rasa sesak di dadanya pun perlahan berkurang, meskipun hati masih terasa nyeri.Arkan menatap langit-langit kamar yang terasa begitu sunyi dan hening. Ia menoleh kesamping, dan tak jauh darinya Autobots pemberian sang papa berdiri tegak di atas nakas.Ia pun berusaha untuk meraih mainan terakhirnya, namun saat ia mencoba menggerakkan kakinya, rasanya aneh sekali.Arkan mencoba lagi, namun tetap sama. Kedua kakinya sama sekali tidak bisa di gerakkan."Arkan, apa kamu butuh sesuatu?" tanya Oom Wisnu seraya mendekat.Tante Adel nampak terlelap di atas sofa ruang tunggu, sepertinya ia lelah karena menemani Arkan sejak tadi."Aku mau ngambil mainan aku, Oom, tapi kaki aku gak bisa digerakkin. Kaki aku kenapa, Oom?" tanya Arkan dengan suara yang gemetar. Oom Wisnu terdiam sejenak, mencoba mengambil napas agar bisa mengatakan kenyataan yang akan kembali membuat dunia kepon

    Last Updated : 2024-11-28
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kedatangan Keluarga Agra

    Tak terasa, tiga bulan telah berlalu sejak kecelakaan yang mengubah hidup Arkan. Berkat terapi intensif yang ia lakukan serta doa yang tiada henti dari keluarga Oomnya itu, keajaiban kecil pun akhirnya datang dalam hidupnya.Kakinya kini sudah bisa ia gerakkan dan melangkah sedikit demi sedikit meskipun kadang sesekali ia kembali terjatuh. Tak hanya itu, sifat cerianya mulai muncul kembali, meskipun masih kekanak-kanakan.Siang itu, Arkan tengah asyik bermain Autobots kesayangannya, bahkan ia pun berpura-pura menjadi Sam, menggunakan panci sebagai pelindungnya dan tak lupa sebuah senapan mainan yang ia pegang.Bunyi "pew pew" dari suara tembakan pun nampak menggema di ruang keluarga, Arkan pun nampak fokus mengarahkan 'senjatanya' pada target dalam imajinasinya.Sementara itu, Tante Adel nampak tersenyum melihat tingkahnya sambil membereskan meja makan mereka."Arkan, kalau udah selesai mainannya, jangan lupa balikin ke lemari kaca ya," ucap Tante Adel setengah berteriak."Siap, Tante

    Last Updated : 2024-11-29
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Penawaran Dari Kakek Gala

    Setelah kepergian keluarga Agra, Tante Adel pun memeluk tubuh Arkan dengan erat."Arkan, dengerin Tante. Tante tau ini itu berat banget. Gak cuma untuk kamu, tapi juga untuk tante. Jujur, tante juga syok waktu tau siapa yang datang. Tapi, Tante harap, kamu mau belajar memaafkan kesalahan mereka. Tante tau kalau ini gak mudah, tapi kamu harus berusaha. Tante yakin, Papa sama Mama gak mau kamu jadi orang pendendam," bujuk Tante Adel lembut.Namun, Arkan tetap menggeleng, rasa sakit itu masih terlalu nyata bahkan terlalu dalam. Dalam hati kecilnya, ia masih butuh waktu yang sepertinya akan sedikit lama untuk melupakan semuanya.Beberapa hari setelah kejadian itu, Tante Adel menerima panggilan lagi dari keluarga Agra. Mereka meminta kesempatan untuk bertemu lagi, kali ini dengan penawaran yang lebih serius. Tante Adel tak bisa memutuskannya sendiri, ia pun harus berkonsultasi dahulu dengan Arkan dan juga suaminya.Pagi itu, semua nampak berkumpul di ruang keluarga, ada Arkan, Yudha, Oom W

    Last Updated : 2024-11-30
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ancaman Balik

    "Hoalah, jadi begitu toh ceritanya. Terus, gimana sama dendammu sekarang, Mas?" tanya Andri penasaran.Arkan mendesah pelan, lalu menyenderkan tubuhnya pada sandaran ranjang."Udah terbalas sih, hanya aja, entah kenapa aku masih belum rela kalau misalnya dia belum merasakan apa yang aku rasakan dulu," ucap Arkan pelan"Jadi, maksudnya, Mas masih pengin dia lebih menderita lagi?" tanya Andri sambil mengernyitkan dahinya penasaran.Arkan terdiam sebentar lalu menatap wajah istrinya dan langsung mengambil tubuhnya masuk ke dalam pelukannya.Beberapa kali ia nampak mencium pucuk kepalanya takut jika wanitanya ini akan pergi."Kalau menurut kamu, kira-kira Mas harus gimana?" tanya Arkan mencoba mencari saran.Andri menghela napas panjang, lalu membelai lembut lengan suaminya itu."Mas, apa yang ngebuat Mas masih gak rela begitu? Bukannya Kakek udah penuhin janji ke Mas, bikin satu lantai full dengan banyaknya lemari kaca? Dan, Oom Nathan dan Tante Nathalie udah buktiin kalau misalnya merek

    Last Updated : 2024-12-01

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 10

    Andri dan Arkan nampak saling pandang, sementara Agra segera menepuk pelan lengan sang istri.Ya, wanita itu adalah Arsy, adik dari Andri.Arsy yang sadar mendapat teguran halus seperti itu langsung menundukkan kepalanya."Ma--maaf, Mba," ucap Arsy sedikit menyesal.Andri hanya tersenyum, lalu segera memeluk tubuh adiknya."Doain ya, Dek. Bismilah semoga beneran," ucapnya lirih."Amin ya Allah," ucap Arsy dengan lantang."Kalau misalnya Mbak beneran hamil, Arsy mau nunda kehamilan, biar bisa ngerawat anaknya Mbak dulu, kek dulu Mbak ngerawat Humai," ucapnya kembali namun langsung mendapat cubitan dari Andri."Nggak boleh, gitu! Mbak nggak suka cara ngomong kamu! Anak itu rejeki, kalau dikasih jangan di tolak. Kamu nggak liat perjuangan Mbak mu ini, sampe lima tahun belum di kasih juga," ucap Andri sambil berdecak kesal.Arsy memanyunkan bibirnya, "salah lagi aja aku," gerutunya dan langsung mendapat tawaan dari mereka semua.Setelah berbasa-basi sebentar, Andri dan Arkan pun pamit pul

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 9

    Tiga buat tespek bergaris dua.Yang menandakan bahwa saat itu Andri sedang hamil.Arkan masih terdiam, berusaha mencerna semua itu. Ia mengambil salah satu tespek itu dan memberikannya kepada Andri "I -- ini, beneran, Dek?" tanya Arkan dengan raut wajah yang tak percaya.Andri mengangguk lemah, lalu segera membelai perutnya."Cuma, aku nggak tau dia udah berapa lama. Catatan haidku udah hilang," lirih Andri dengan sendu.Ia kemudian mengambil ponselnya dan menyerahkannya kepada Arkan."Hari ini, aku udah daftar ke rumah sakit tempat aku sama Mas Agra dulu ngelakuin tes kesuburan. Beruntung, dokter yang dulu nanganin aku juga masih ada," ucap Andri memberitahu."Jadi ... kamu ke sini mau ngajak aku buat periksa dede gitu?" tanya Arkan seraya membelai lembut perut sang istri.Andri hanya mengangguk seolah membenarkan ucapan Arkan.Arkan menelan ludah. Lengannya masih bertumpu pada perut sang istri. Seolah tengah menyapa kehidupan baru di sana."Terus ... jadwalnya kapan, Dek?" tanya Ar

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 8

    Andri membuka pintu ruangan Arkan dengan kasar, membuat suara dentuman keras yang menggema di dalam. Nafasnya tersengal, dadanya naik turun, sementara matanya menyapu tajam ke sekeliling ruangan."Mas Arkan! Kamu sama siapa di dalam?!" teriaknya lantang, suaranya penuh tuduhan.Arkan yang saat itu tengah asyik mainan mobilan di dekat mejanya, sontak langsung terkesiap. Ia segera melepas mainannya dan berdiri. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung dengan kehadiran sang istri yang tiba-tiba dan penuh emosi."Mas Arkan!" seru Andri sekali lagi, kali ini dengan lebih keras.Arkan menghela napas pelan. "Ada apa, Dek? Kok kamu ke sini nggak bilang-bilang?" tanyanya, suaranya tetap tenang.Andri melangkah maju, mendekatinya dengan sorot mata tajam. "Kalau aku bilang-bilang, aku nggak akan tahu kalau kamu selingkuh! Hayo, ngaku, kamu pasti lagi selingkuh kan di dalam?!" cecarnya penuh amarah.Arkan mengernyitkan dahi, berusaha memahami maksud istrinya. Ia bermaksud mengambil lengan

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 7

    Dua bulan berlalu setelah pertemuan tak sengaja antara Agra dan Arsy di rumah Andri, ternyata membawa sebuah kebahagiaan tersendiri bagi keluarga mereka.Agra dan Arsy pun akhirnya menyelenggarakan pernikahan mewah mereka yang kemarin sempat tertunda karena Arsy yang menghilang.Semua keluarga, sahabat dan juga kolega bisnis mereka, turut hadir, menyaksikan pernikahan yang telah lama dinantikan itu.Gosip-gosip yang bilang bahwa Agra menganut "kaum pelangi" pun seketika menguap begitu saja, saat mengetahui bahwa Agra menikah dengan seorang wanita bahkan telah memiliki anak yang wajahnya begitu mirip dirinya.Kini, saat semuanya tengah berkumpul di ruang keluarga kediaman Kakek Gala, Agra pun segera membicarakan rencananya untuk berbulan madu."Humai, lu ajak, Mas?" tanya Arkan yang saat itu tengah menggendong Humai sambil memainkan salah satu mobilan miliknya."Ajak, lah! Masa iya gua tinggal dia sendirian di sini," ucap Agra sambil tersenyum."Elah, kalian bulan madu berdua aja. Biar

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 6

    Arkan membelai lembut punggung Humai, berusaha menenangkan sang anak yang ketakutan."Humai, itu Papa, Nak," ucap Arsy pada akhirnya.Humai mendongak, menatap wajah Arsy dan Agra bergantian."Papa?" tanyanya pelan, nyaris berbisik.Arsy mengangguk mantap, lalu segera mengambil Humai dari gendongan Arkan."Iya, Oom ini adalah Papa kamu. Papa kandung kamu," ucap Arsy kembali.Humai sedikit terkejut. Ia menatap Agra ragu-ragu, seolah mencari kebenaran dalam sorot mata pria itu. Agra sendiri tampak membeku, tidak tahu harus bereaksi seperti apa.Arkan dan Andri saling pandang sebentar, dan keduanya seolah menahan napas bersama. Situasi ini sedikit sulit, namun cepat atau lambat, semua pasti akan terjadi."Papa?" ulang Humai dengan suara lebih lirih. Matanya berkaca-kaca, tapi bukan karena takut—melainkan kebingungan.Agra, yang sejak tadi diam, akhirnya berlutut di depan Humai, berusaha menyamakan tinggi mereka. "Iya, Nak," ucapnya, suaranya bergetar. "Papa di sini."Humai menggigit bibir

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 5

    Agra tak bisa menjawab ucapan itu, ia hanya bisa tertunduk diam, merutuki kebodohannya dahulu."Aku bener-bener minta maaf, Ar. Aku tahu aku salah, dan aku minta kesempatan dari kamu untuk memperbaiki segalanya," ucap Agra, nada suaranya penuh penyesalan dan juga luka."Selama ini, aku selalu cari kamu. Tapi, entah kenapa aku nggak pernah bisa nemuin kamu. Seolah, jejak kamu emang benar-benar menghilang begitu aja," ucap Agra kembali.Arsy menggigit bibir bawahnya, matanya mulai memanas kembali."Aku tahu, Mas. Mas Arkan dan Mbak Andri sering cerita tentang kamu. Dan gimana tersiksanya kamu. Tapi, aku masih belum siap saat itu," ucap Arsy pada akhirnya.Agra mengerutkan keningnya, "Jadi, selama ini kamu tahu tentang aku?' tanya Agra memastikan.Arsy mengangguk mantap. Sementara Agra, kembali memeluk tubuh wanitanya itu kembali. Arsy kembali menangis di pelukan lelakinya itu."Aku minta maaf, Arsy, aku minta maaf," ucap Agra kali ini.Arsy hanya mengangguk, membiarkan air matanya jatuh

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 4

    Tak hanya Agra, namun wanita itu pun sedikit terkejut saat melihat siapa yang ada disana. Yah, wanita itu adalah Arsy, wanita yang ia cari selama hampir lima tahun lamanya. Ia pikir, wanita itu benar-benar menghilang, dan kedua adiknya tak tahu tentangnya. Namun, kenyataan di depannya seolah menghantam segala rasa sesak yang ada. Di sisi lain, Andri dan Arkan sama sekali tak bergerak. Keduanya pun hanya bisa saling bertukar pandang, tak menyangka bahwa akan ada pertemuan di antara mereka. Keduanya memilih mengalihkan perhatiannya pada Humai, bocah kecil yang baru saja datang dan langsung meminta Arkan untuk menggendongnya itu. Arsy menelan ludah. Ia mengalihkan pandangannya dari arah Agra ke arah Andri dan Arkan, lalu kembali pada Agra kembali. Hingga akhirnya, tanpa dikomando mulutnya pun berkata dengan lirih, nyaris bergumam menyebut nama itu. "Ma--Mas Agra." Agra mengembuskan napas berat setelah beberapa saat ia terdiam. Tak lama, ia pun segera bangkit dari duduknya dan mengh

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 3

    "Haha sabar, Mas," ucap Andri seraya mengecup bibir sang suami.Arkan mendengus kesal, lalu segera beranjak dari duduknya. Sementara Andri, merapihkan pakaiannya dan juga rambutnya yang sedikit berantakan karena ulah suaminya.Dengan wajah sedikit dongkol, Arkan membuka pintu rumah dengan kasar. Diambang pintu, Agra berdiri dengan wajah yang sedikit berkerut karena bingung melihat kelakuan sang adik.."Assalamu'alaikum," salam Agra sekali lagi."Wa'alaikumsalam," jawab Arkan ketus.Agra sempat terdiam, merasa heran. Ia tak merasa melakukan apapun, tapi kenapa Arkan bersikap menyebalkan kepadanya? Apa dia sedang tak dapat jatah dari Andri? Atau ...Agra menepis pikiran liarnya, dan hendak melangkah masuk ke dalam rumah. Namun, dengan sigap Arkan langsung pasang badan menahan Agra di pintu."Mau ngapain sih, Mas,? Ganggu orang aja!" seru Arkan sedikit ketus."Dih, ngapa lu? Kaga seneng banget perasaan liat gua ke sini. Gua mau ketemu bini lu, bukan lu. Dah, sana minggir," ucap Agra san

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 2

    Seketika, ruangan itu mendadak hening. Semua mata memandang Andri dengan ekspresi yang sama --terkejut.Mereka tahu, Andri bukan lah orang yang suka ceplas-ceplos, bahkan terkesan santun dan sopan. Ucapannya barusan tentu saja membuat mereka semua terkejut, tak terkecuali dengan Arkan.Namun, Arkan hanya menyunggingkan sedikit senyumnya. Senyum yang tipis, sehingga tidak semua orang menyadarinya.'Fiks, khodam harimaunya akan keluar ini,' batin Arkan sambil terkekeh geli."A-- apa maksud kamu, Ndri?" tanya Bu Irma dengan sedikit tergagap.Andri tertawa pelan, seraya bangkit dari duduknya."Ibu pikir, saya nggak tahu kalau menantu itu hamil duluan, makanya nikah buru-buru? Ya ilah, Bu, sebelum acara nikahan itu berlangsung, saya udah ketemu duluan sama anak ibu dan pacarnya di poli kandungan dua bulan sebelumnya," ucap Andri. "Mereka sendiri yang bilang kalau misalnya mau USG anak mereka," ucapnya kembali.Ia merapihkan ujung bajunya, lalu kembali menatap Bu Irma dengan tajam."Tolong

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status