Share

Penawaran Dari Kakek Gala

Author: Ririichan13
last update Last Updated: 2024-11-30 13:46:12

Setelah kepergian keluarga Agra, Tante Adel pun memeluk tubuh Arkan dengan erat.

"Arkan, dengerin Tante. Tante tau ini itu berat banget. Gak cuma untuk kamu, tapi juga untuk tante. Jujur, tante juga syok waktu tau siapa yang datang. Tapi, Tante harap, kamu mau belajar memaafkan kesalahan mereka. Tante tau kalau ini gak mudah, tapi kamu harus berusaha. Tante yakin, Papa sama Mama gak mau kamu jadi orang pendendam," bujuk Tante Adel lembut.

Namun, Arkan tetap menggeleng, rasa sakit itu masih terlalu nyata bahkan terlalu dalam. Dalam hati kecilnya, ia masih butuh waktu yang sepertinya akan sedikit lama untuk melupakan semuanya.

Beberapa hari setelah kejadian itu, Tante Adel menerima panggilan lagi dari keluarga Agra. Mereka meminta kesempatan untuk bertemu lagi, kali ini dengan penawaran yang lebih serius. Tante Adel tak bisa memutuskannya sendiri, ia pun harus berkonsultasi dahulu dengan Arkan dan juga suaminya.

Pagi itu, semua nampak berkumpul di ruang keluarga, ada Arkan, Yudha, Oom W
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ancaman Balik

    "Hoalah, jadi begitu toh ceritanya. Terus, gimana sama dendammu sekarang, Mas?" tanya Andri penasaran.Arkan mendesah pelan, lalu menyenderkan tubuhnya pada sandaran ranjang."Udah terbalas sih, hanya aja, entah kenapa aku masih belum rela kalau misalnya dia belum merasakan apa yang aku rasakan dulu," ucap Arkan pelan"Jadi, maksudnya, Mas masih pengin dia lebih menderita lagi?" tanya Andri sambil mengernyitkan dahinya penasaran.Arkan terdiam sebentar lalu menatap wajah istrinya dan langsung mengambil tubuhnya masuk ke dalam pelukannya.Beberapa kali ia nampak mencium pucuk kepalanya takut jika wanitanya ini akan pergi."Kalau menurut kamu, kira-kira Mas harus gimana?" tanya Arkan mencoba mencari saran.Andri menghela napas panjang, lalu membelai lembut lengan suaminya itu."Mas, apa yang ngebuat Mas masih gak rela begitu? Bukannya Kakek udah penuhin janji ke Mas, bikin satu lantai full dengan banyaknya lemari kaca? Dan, Oom Nathan dan Tante Nathalie udah buktiin kalau misalnya merek

    Last Updated : 2024-12-01
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Membuka Luka Lama Kembali

    Perlahan, tubuh Tante Nathalie mundur, lalu kembali duduk di sofa disamping sang suami. Oom Nathan memijat pelipisnya, berusaha menenangkan dirinya yang sedikit terguncang.Arkan menoleh kepada Andri yang ada dibelakangnya, seolah meminta saran apa yang akan ia lakukannya kini.Andri segera mengambil lengan sang suami, dan membelainya dengan lembut. Tak ada suara yang keluar dari mulutnya, hanya menuntun agar Arkan pun duduk tak jauh dari Kakek Gala.Perlahan, suasana yang semula canggung berubah menjadi tegang dan penuh ketidakpastian. Semua yang berada disana nampak terdiam, tak ada yang berani membuka suara."Kamu ... Kamu tidak punya bukti, Arkan!" Tante Nathalie kembali bersuara, meskipun dengan nada bergetar."Kamu, adalah anak yang tidak tahu terimakasih! Harusnya kamu bersyukur sudah di rawat disini, tapi apa balasan kamu, hah?!" sentak Tante Nathalie dengan nada yang tinggi.Arkan tertawa kecil namun tatapannya nampak tajam, seperti pisau yang siap melukai siapapun yang berad

    Last Updated : 2024-12-02
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Terkuaknya Masa Lalu Agra

    Sementara itu, suasana canggung diruang tamu belum juga hilang meski Arkan dan Andri sudah tak berada disana. Bunda Seira nampak menyenggol lengan Ayah Revan, seolah meminta kejelasan atas ucapan Arkan barusan. Keduanya nampak bersitatap sebentar seolah memberi kode lewat matanya. Ayah Revan menghela napas lalu berdehem pelan untuk memecah keheningan yang ada. "Anu, maaf sebelumnya, Kek, maksud Arkan tadi apa ya? Apa benar Agra seorang 'pembunuh' dan siapa yang dibunuhnya?" tanya Ayah Revan dengan sedikit hati-hati. Wajah Oom Nathan dan Tante Nathalie pun kembali pucat karena mendengar pertanyaan itu. Mereka lupa jika disana ada keluarga lain yang tak lain adalah keluarga Andri, sekaligus calon besannya dari Agra. Oom Nathan menghela napas panjang sambil memijat pelipisnya pelan, lalu mengangguk lemah. "Iya, kejadian itu udah tiga tahun silam sebenernya. Saya pikir, Arkan sudah lupa dan tak akan memperkarakannya kembali, tapi ternyata ...," Oom Nathan tak lagi melanjutkan u

    Last Updated : 2024-12-03
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Keputusan Arsy

    Oom Nathan kembali menghembuskan napasnya panjang lalu tatapannya pun kini beralih kepada Ayah Revan dan Bunda Seira. ia menatap kedua besannya itu, untuk melihat respon apa yang mereka berikan.Namun, kedua besannya tetap bungkam, seolah meminta agar ia melanjutkan ceritanya sampai akhirnya. "Nah, ketika Agra akhirnya sadar, ia pun sempat mengalami kelumpuhan sementara di bagian kakinya, mungkin karena terhimpit itu. Tapi hanya dalam satu bulan dia sudah bisa kembali berjalan. Tapi, ternyata masalah belum selesai sampe situ aja, meskipun kita udah nanggung semua biaya rumah sakit Arkan. Waktu itu, Oomnya Arkan, yang namanya Wisnu itu,yang tadi di telpon Arkan, ngelaporin Agra ke polisi dan menuntut ganti rugi kepada kami," lanjut Oom Nathan."Berarti, kalau gitu Agra pernah di penjara juga dong?" tanya Bunda Seira yang mulutnya sedikit gatal ingin bersuara.Tante Nathalie dan Oom Nathan pun mengangguk bersamaan. Lalu, Oom Nathan kembali melanjutkan ceritanya."Pernah. Tapi, hanya s

    Last Updated : 2024-12-03
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    The Ducking

    Mobil yang dikendarai Arkan mulai melaju meninggalkan garasi rumah Kakek Gala dan perlahan menghilang di kelokan jalan."Dek, mau mampir beli jajan dulu gak? Buat ganjel perut," tawar Arkan begitu mobil mulai keluar dari kompleks dan melewati jalanan raya yang masih sedikit kecil."Emang, kita mau makan dimana?" tanya Andri balik."Senayan City, Dek. Aku pingin kesana," jawab Arkan tanpa mengalihkan pandangannya dari jalanan didepannya.Andri mengusap dagunya pelan. Perutnya sedikit melilit karena belum makan dari pagi, sementara perjalanan ke Senayan masih membutuhkan waktu sekitar 30 menit lamanya -- itu pun jika tidak macet."Hm, boleh, Mas. Tapi, kenapa harus jauh-jauh kesana, sih? Kayak nggak ada tempat makan yang deket aja," gerutu Andri sedikit kesal.Arkan hanya tertawa kecil, menahan tawa karena gerutuan itu."Karena di sana, ada tempat special, Dek. Nanti, setelah dari sana, baru kita ziarah ke Tanah Kusir, ke makam kedua orangtuaku," ucap Arkan yang sukses membuat Andri nam

    Last Updated : 2024-12-04
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kenangan Bersama Bu Vani

    "Dek, kamu kenapa? Nggak mau yah makan disini?" tanya Arkan saat menyadari bahwa ada keraguan di wajah Andri.Andri menatap wajah suaminya sebentar yang nampak begitu bersemangat, meskipun ada sedikit penyesalan di wajahnya. Ia segera menarik napasnya pelan dan mengangguk."Adek nggak apa-apa kok, Mas. Yuk, masuk, adek udah laper juga nih. Pingin ngerasain Bebek Peking yang viral itu," ucap Andri sedikit antusias.Melihat sang istri yang kembali bersemangat, Arkan pun tersenyum lalu mengangguk dan segera masuk ke dalam restoran itu.Suasana restoran itu sedikit sepi, mungkin karena memang belum jam makan siang. Andri dan Arkan pun segera menuju sudut restoran, tempat favorit Andri dahulu.Saat hendak menuju sudut, seorang pelayan laki-laki menghampiri mereka berdua, dan sedikit terkejut saat melihat Andri disana."Kak Yani? Ini beneran Kak Yani kan," sapa pelayan itu dengan senyum yang begitu lebar.Andri membalas senyuman itu dengan sedikit canggung, lalu mengalihkan pandangannya pad

    Last Updated : 2024-12-05
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Suatu Kebetulan

    "Mas ...," panggil Andri lirih sambil menutup mulutnya seolah tak percaya."Dek, apa kamu yang namanya Yani?" tanya Arkan kali ini.Andri mengangguk mantap, lalu menyerahkan hpnya kepada sang suami.Wajahnya nampak bersemu merah, mengetahui kebetulan itu. Namun, hatinya terasa sedikit remuk saat mengetahui bahwa wanita yang ia nanti telah tiada, persis seperti kapan wanita itu menghilang."Andai aku tau dari dulu bahwa wanita yang Mama maksud itu adalah kamu. Udah dari dulu aku temuin," gerutu Arkan sedikit kesal.Ia mengaduk-aduk mienya dan mulai memakannya."Kamu tau, setiap Mama ngajakin ketemuan, aku bakal telpon dulu ke sini, cuma buat tanyain kamu ada atau nggak. Kalau kamu ada, aku akan cari alasan biar gak ketemu. Dan pas kamu gak ada, aku akan pura-pura ngajak Mama buat kesini," ucap Arkan sambil terkekeh pelan."Mama sering cerita tentang kamu, seakan tau semua tentang kamu, sampe aku pusing dengerin ceritanya.

    Last Updated : 2024-12-06
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ziarah

    Teriknya mentari siang, seolah tak dipedulikan oleh kedua sejoli itu. Arkan tetap menggandeng lengan sang istri setelah turun dari mobilnya, menelusuri jalan setapak menuju pusara kedua orang tuanya.Tak lama, Arkan pun berhenti tepat di depan dua nisan yang bersisian. Kedua nisan itu nyaris sama, terlihat bersih dan juga terawat, yang membedakan, hanya bentuk nisannya yang berbeda. Sisi sebelah kanan, berbentuk layaknya nisan batu pada umumnya, sementara sisi sebelah kiri berbentuk buku terbuka dan berisi dua nama.Arkan menghela napas panjang sebelum ia berlutut di tengah pusara itu."Assalamu'alaikum, Mama, Papa, Mama Vani, maafin Arkan yang baru bisa nengokin kalian lagi. Kalian gimana kabarnya? Pasti lagi pada main dan bersantai bareng di taman, yah? Ah iya, kali ini, Arkan datengnya gak sendri loh, Arkan dateng sama seorang perempuan yang udah resmi jadi istri Arkan," ucap Arkan pelan, seolah sedang berbicara langsung dengan ketiga sosok di balik batu nisan itu.Andri ikut berlu

    Last Updated : 2024-12-06

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 10

    Andri dan Arkan nampak saling pandang, sementara Agra segera menepuk pelan lengan sang istri.Ya, wanita itu adalah Arsy, adik dari Andri.Arsy yang sadar mendapat teguran halus seperti itu langsung menundukkan kepalanya."Ma--maaf, Mba," ucap Arsy sedikit menyesal.Andri hanya tersenyum, lalu segera memeluk tubuh adiknya."Doain ya, Dek. Bismilah semoga beneran," ucapnya lirih."Amin ya Allah," ucap Arsy dengan lantang."Kalau misalnya Mbak beneran hamil, Arsy mau nunda kehamilan, biar bisa ngerawat anaknya Mbak dulu, kek dulu Mbak ngerawat Humai," ucapnya kembali namun langsung mendapat cubitan dari Andri."Nggak boleh, gitu! Mbak nggak suka cara ngomong kamu! Anak itu rejeki, kalau dikasih jangan di tolak. Kamu nggak liat perjuangan Mbak mu ini, sampe lima tahun belum di kasih juga," ucap Andri sambil berdecak kesal.Arsy memanyunkan bibirnya, "salah lagi aja aku," gerutunya dan langsung mendapat tawaan dari mereka semua.Setelah berbasa-basi sebentar, Andri dan Arkan pun pamit pul

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 9

    Tiga buat tespek bergaris dua.Yang menandakan bahwa saat itu Andri sedang hamil.Arkan masih terdiam, berusaha mencerna semua itu. Ia mengambil salah satu tespek itu dan memberikannya kepada Andri "I -- ini, beneran, Dek?" tanya Arkan dengan raut wajah yang tak percaya.Andri mengangguk lemah, lalu segera membelai perutnya."Cuma, aku nggak tau dia udah berapa lama. Catatan haidku udah hilang," lirih Andri dengan sendu.Ia kemudian mengambil ponselnya dan menyerahkannya kepada Arkan."Hari ini, aku udah daftar ke rumah sakit tempat aku sama Mas Agra dulu ngelakuin tes kesuburan. Beruntung, dokter yang dulu nanganin aku juga masih ada," ucap Andri memberitahu."Jadi ... kamu ke sini mau ngajak aku buat periksa dede gitu?" tanya Arkan seraya membelai lembut perut sang istri.Andri hanya mengangguk seolah membenarkan ucapan Arkan.Arkan menelan ludah. Lengannya masih bertumpu pada perut sang istri. Seolah tengah menyapa kehidupan baru di sana."Terus ... jadwalnya kapan, Dek?" tanya Ar

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 8

    Andri membuka pintu ruangan Arkan dengan kasar, membuat suara dentuman keras yang menggema di dalam. Nafasnya tersengal, dadanya naik turun, sementara matanya menyapu tajam ke sekeliling ruangan."Mas Arkan! Kamu sama siapa di dalam?!" teriaknya lantang, suaranya penuh tuduhan.Arkan yang saat itu tengah asyik mainan mobilan di dekat mejanya, sontak langsung terkesiap. Ia segera melepas mainannya dan berdiri. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung dengan kehadiran sang istri yang tiba-tiba dan penuh emosi."Mas Arkan!" seru Andri sekali lagi, kali ini dengan lebih keras.Arkan menghela napas pelan. "Ada apa, Dek? Kok kamu ke sini nggak bilang-bilang?" tanyanya, suaranya tetap tenang.Andri melangkah maju, mendekatinya dengan sorot mata tajam. "Kalau aku bilang-bilang, aku nggak akan tahu kalau kamu selingkuh! Hayo, ngaku, kamu pasti lagi selingkuh kan di dalam?!" cecarnya penuh amarah.Arkan mengernyitkan dahi, berusaha memahami maksud istrinya. Ia bermaksud mengambil lengan

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 7

    Dua bulan berlalu setelah pertemuan tak sengaja antara Agra dan Arsy di rumah Andri, ternyata membawa sebuah kebahagiaan tersendiri bagi keluarga mereka.Agra dan Arsy pun akhirnya menyelenggarakan pernikahan mewah mereka yang kemarin sempat tertunda karena Arsy yang menghilang.Semua keluarga, sahabat dan juga kolega bisnis mereka, turut hadir, menyaksikan pernikahan yang telah lama dinantikan itu.Gosip-gosip yang bilang bahwa Agra menganut "kaum pelangi" pun seketika menguap begitu saja, saat mengetahui bahwa Agra menikah dengan seorang wanita bahkan telah memiliki anak yang wajahnya begitu mirip dirinya.Kini, saat semuanya tengah berkumpul di ruang keluarga kediaman Kakek Gala, Agra pun segera membicarakan rencananya untuk berbulan madu."Humai, lu ajak, Mas?" tanya Arkan yang saat itu tengah menggendong Humai sambil memainkan salah satu mobilan miliknya."Ajak, lah! Masa iya gua tinggal dia sendirian di sini," ucap Agra sambil tersenyum."Elah, kalian bulan madu berdua aja. Biar

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 6

    Arkan membelai lembut punggung Humai, berusaha menenangkan sang anak yang ketakutan."Humai, itu Papa, Nak," ucap Arsy pada akhirnya.Humai mendongak, menatap wajah Arsy dan Agra bergantian."Papa?" tanyanya pelan, nyaris berbisik.Arsy mengangguk mantap, lalu segera mengambil Humai dari gendongan Arkan."Iya, Oom ini adalah Papa kamu. Papa kandung kamu," ucap Arsy kembali.Humai sedikit terkejut. Ia menatap Agra ragu-ragu, seolah mencari kebenaran dalam sorot mata pria itu. Agra sendiri tampak membeku, tidak tahu harus bereaksi seperti apa.Arkan dan Andri saling pandang sebentar, dan keduanya seolah menahan napas bersama. Situasi ini sedikit sulit, namun cepat atau lambat, semua pasti akan terjadi."Papa?" ulang Humai dengan suara lebih lirih. Matanya berkaca-kaca, tapi bukan karena takut—melainkan kebingungan.Agra, yang sejak tadi diam, akhirnya berlutut di depan Humai, berusaha menyamakan tinggi mereka. "Iya, Nak," ucapnya, suaranya bergetar. "Papa di sini."Humai menggigit bibir

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 5

    Agra tak bisa menjawab ucapan itu, ia hanya bisa tertunduk diam, merutuki kebodohannya dahulu."Aku bener-bener minta maaf, Ar. Aku tahu aku salah, dan aku minta kesempatan dari kamu untuk memperbaiki segalanya," ucap Agra, nada suaranya penuh penyesalan dan juga luka."Selama ini, aku selalu cari kamu. Tapi, entah kenapa aku nggak pernah bisa nemuin kamu. Seolah, jejak kamu emang benar-benar menghilang begitu aja," ucap Agra kembali.Arsy menggigit bibir bawahnya, matanya mulai memanas kembali."Aku tahu, Mas. Mas Arkan dan Mbak Andri sering cerita tentang kamu. Dan gimana tersiksanya kamu. Tapi, aku masih belum siap saat itu," ucap Arsy pada akhirnya.Agra mengerutkan keningnya, "Jadi, selama ini kamu tahu tentang aku?' tanya Agra memastikan.Arsy mengangguk mantap. Sementara Agra, kembali memeluk tubuh wanitanya itu kembali. Arsy kembali menangis di pelukan lelakinya itu."Aku minta maaf, Arsy, aku minta maaf," ucap Agra kali ini.Arsy hanya mengangguk, membiarkan air matanya jatuh

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 4

    Tak hanya Agra, namun wanita itu pun sedikit terkejut saat melihat siapa yang ada disana. Yah, wanita itu adalah Arsy, wanita yang ia cari selama hampir lima tahun lamanya. Ia pikir, wanita itu benar-benar menghilang, dan kedua adiknya tak tahu tentangnya. Namun, kenyataan di depannya seolah menghantam segala rasa sesak yang ada. Di sisi lain, Andri dan Arkan sama sekali tak bergerak. Keduanya pun hanya bisa saling bertukar pandang, tak menyangka bahwa akan ada pertemuan di antara mereka. Keduanya memilih mengalihkan perhatiannya pada Humai, bocah kecil yang baru saja datang dan langsung meminta Arkan untuk menggendongnya itu. Arsy menelan ludah. Ia mengalihkan pandangannya dari arah Agra ke arah Andri dan Arkan, lalu kembali pada Agra kembali. Hingga akhirnya, tanpa dikomando mulutnya pun berkata dengan lirih, nyaris bergumam menyebut nama itu. "Ma--Mas Agra." Agra mengembuskan napas berat setelah beberapa saat ia terdiam. Tak lama, ia pun segera bangkit dari duduknya dan mengh

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 3

    "Haha sabar, Mas," ucap Andri seraya mengecup bibir sang suami.Arkan mendengus kesal, lalu segera beranjak dari duduknya. Sementara Andri, merapihkan pakaiannya dan juga rambutnya yang sedikit berantakan karena ulah suaminya.Dengan wajah sedikit dongkol, Arkan membuka pintu rumah dengan kasar. Diambang pintu, Agra berdiri dengan wajah yang sedikit berkerut karena bingung melihat kelakuan sang adik.."Assalamu'alaikum," salam Agra sekali lagi."Wa'alaikumsalam," jawab Arkan ketus.Agra sempat terdiam, merasa heran. Ia tak merasa melakukan apapun, tapi kenapa Arkan bersikap menyebalkan kepadanya? Apa dia sedang tak dapat jatah dari Andri? Atau ...Agra menepis pikiran liarnya, dan hendak melangkah masuk ke dalam rumah. Namun, dengan sigap Arkan langsung pasang badan menahan Agra di pintu."Mau ngapain sih, Mas,? Ganggu orang aja!" seru Arkan sedikit ketus."Dih, ngapa lu? Kaga seneng banget perasaan liat gua ke sini. Gua mau ketemu bini lu, bukan lu. Dah, sana minggir," ucap Agra san

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 2

    Seketika, ruangan itu mendadak hening. Semua mata memandang Andri dengan ekspresi yang sama --terkejut.Mereka tahu, Andri bukan lah orang yang suka ceplas-ceplos, bahkan terkesan santun dan sopan. Ucapannya barusan tentu saja membuat mereka semua terkejut, tak terkecuali dengan Arkan.Namun, Arkan hanya menyunggingkan sedikit senyumnya. Senyum yang tipis, sehingga tidak semua orang menyadarinya.'Fiks, khodam harimaunya akan keluar ini,' batin Arkan sambil terkekeh geli."A-- apa maksud kamu, Ndri?" tanya Bu Irma dengan sedikit tergagap.Andri tertawa pelan, seraya bangkit dari duduknya."Ibu pikir, saya nggak tahu kalau menantu itu hamil duluan, makanya nikah buru-buru? Ya ilah, Bu, sebelum acara nikahan itu berlangsung, saya udah ketemu duluan sama anak ibu dan pacarnya di poli kandungan dua bulan sebelumnya," ucap Andri. "Mereka sendiri yang bilang kalau misalnya mau USG anak mereka," ucapnya kembali.Ia merapihkan ujung bajunya, lalu kembali menatap Bu Irma dengan tajam."Tolong

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status