Share

Rumah Oom Wisnu 2

Author: Ririichan13
last update Last Updated: 2024-12-21 20:23:06

Arkan merasa gamang, saat harus mengambil keputusan saat ini.

Sebenernya, ia tidak terlalu suka disini, meskipun memang suasananya sejuk dan dekat dengan kantor, baik kantornya maupun kantor Kakek Gala, tapi disini banyak anak-anak yang mungkin bisa berisik dan mengganggu mereka, apalagi jika Arkan membawa lemari kacanya yang berisi mainan koleksinya. Berbagai pikiran buruk pun langsung berkecamuk disana.

Tapi, begitu melihat Andri yang begitu antusias, ia pun sedikit bingung harus bagaimana.

Arkan menghembuskan napasnya kasar, lalu mengalihkan pandangannya ke arah Oom Wisnu.

"Ya udah, Oom, karena Andri suka sama rumahnya, jadi aku ambil rumah ini aja, ya. Oom bisa urus surat-suratnya, kan? Aku gak mau jika suatu saat ada permasalahan antara aku dan Yudha, terus ungkit-ungkit rumah ini," ujar Arkan kemudian."

"Kamu yakin, Kan, ambil rumah ini? Kalau soal surat-surat gampang nanti Oom urus. Tapi, kalau gak salah harga rumah ini lebih rendah dibanding rumahmu, itu gimana? Berarti Oom ha
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Keraguan Arsy

    Arsy terdiam sambil menatap layar monitor yang menampilkan bagian dalam perutnya."Selamat ya, Bu Arsy. Ibu benar-benar hamil. Ini sudah terlihat kantung janinnya dan usia janin diperkirakan sudah masuk minggu ke 7," ujar sang dokter dengan ramah.Tak lama, layar monitor pun berubah menampilkan detak jantung."Nah, ini detak jantungnya si dedek, kedengaran kan, Bu?" tanya dokter sambil tersenyum.Arsy hanya mengangguk pelan, matanya masih terpaku pada layar monitor itu yang menampilkan garis tak beraturan itu.Setelah proses pemeriksaan USG selesai, Arsy pun kini sudah boleh kembali duduk di kursinya."Apa ada yang ingin ditanyakan, Bu Arsy?" tanya sang dokter kembali sebelum mengakhiri sesi konsultasi mereka berdua."Sepertinya tidak ada, Dok, terimakasih banyak ya," jawab Arsy lirih."Baik, kalau begitu, ini resep obat dan vitamin untuk ibu. Jangan lupa diminum, dan jangan sampai stress ya, Bu. Usia kehamilan trisemester awal sangat rentan stress. Jika mual, dan tak bisa makan, maka

    Last Updated : 2024-12-22
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kepergian Arsy

    "Arsy, jawab aku! Kamu kenapa? Ada apa?" tanya Agra bertubi-tubi, nada suaranya penuh dengan kekhawatiran. Namun, Arsy tetap diam, seolah semua kata yang telah ia siapkan sebelumnya menguap begitu saja. "Maafin, aku, Mas. Aku gak mungkin bisa nikah sama orang yang masih cinta sama kakak aku sendiri. Selama ini, kamu anggep aku apa sebenernya, Mas? Kenapa kamu masih aja godain Mbak Andri?" Akhirnya, suara Arsy terdengar, namun penuh luka dan nampak bergetar. Agra terdiam, kata-kata itu terlalu menghujam tepat di dadanya. Obsesinya untuk memiliki Andri, membuatnya tak bisa berpikir jernih sama sekali. Ia mencoba meraih tangan Arsy dan memeluk tubuh wanitanya kembali. Namun, sayangnya Arsy segera bangkit dan pindah posisi. "Maaf, Mas, gak usah peluk-peluk aku," ujar Arsy tegas. Agra menghela napas panjang, lalu menundukkan kepalanya dan berbisik, "Maafin aku, Sy. Aku khilaf," ujarnya lirih. Arsy menatap Agra dengan mata yang mulai memerah, menahan perasaan yang bergemuruh di dada

    Last Updated : 2024-12-23
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Permintaan Andri

    "Adek," panggil Arkan. Suaranya terdengar lembut, namun cukup untuk menarik perhatian di tengah obrolan yang sedang berlangsung. Ia berdiri di ambang pintu sambil tersenyum kecil, seperti sedang memanggil tanpa ingin mengganggu suasana sang istri.Andri, yang saat itu tengah berbincang santai dengan para ibu-ibu itu pun segera menoleh saat mendengar suara suaminya. Pandangannya bertemu dengan tatapan suaminya yang menenangkan. Tanpa banyak tanya, Andri pun sudah tau apa yang dimaksud olehnya."Maaf ya, Bu-ibu, saya pamit dulu," ujar Andri sopan, sambil menyunggingkan senyum kepada para ibu-ibu di depannya."Iya, Mbak. Makasih ya, Mbak, traktirannya," ujar seseibu disana."Sama-sama, Ibu. Mari, Bu, assalamu'alaikum," ujar Andri kembali."Wa'alaikumsalam," jawab mereka dengan serempak, lalu kembali melanjutkan obrolan mereka tanpa banyak bertanya.Andri bangkit, merapikan ujung bajunya, dan berlari kecil menghampiri Arkan yang tetap berdiri di tempatnya.Tanpa berkata apa-apa, Arkan men

    Last Updated : 2024-12-24
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Perkara Lapis Surabaya

    Andri terdiam, menatap Arkan yang tengah sibuk memarkirkan mobil di depan toko kue itu. Jawaban suaminya tadi terdengar seperti sindiran, tapi ia tak ingin memperkeruh suasana.Namun, saat mereka turun dari mobil, Andri tak bisa menahan diri untuk tak bertanya."Mas ... kita beneran mau nengokin Mas Agra?" tanyanya pelan, hampir seperti bisikan.Arkan berhenti, tangannya menggenggam kunci mobil erat. Ia menoleh, menatap Andri dengan pandangan yang sulit diartikan -- antara marah dan juga cemburu."Kamu masih nanya beneran atau nggak, Dek?" tanya Arkan dengan sedikit bergumam."Ya habis, jawaban Mas kek gak meyakinkan gitu sih," jawab Andri sambil meremas ujung bajunya.Arkan menghembuskan napasnya berat, "Beneran, Dek. Apa pun kemauan kamu, selama aku bisa dan mampu, pasti akan selalu aku kabulkan, Ndri," ujarnya lirih.Andri terdiam sambil menggigit bibir bawahnya sebentar. Dadanya terasa begitu sesak. Ia tahu bahwa lelakinya itu mungkin cemburu, namun sebisa mungkin ia berusaha meny

    Last Updated : 2024-12-24
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Menjenguk Agra

    Di perjalanan menuju rumah sakit, suasana dalam mobil terasa sunyi kembali. Hanya suara hujan yang perlahan mulai turun, membasahi kaca depan."Yah ujan," gumam Andri pelan, nadanya terdengar eperti berbisik.Arkan mengernyitkan dahinya tanda tak paham, "kenapa emangnya, Dek?" tanya Arkan penasaran."Bismilah, semoga aja gak ada kilat atau petir. Adek takut soalnya, Mas," jawab Andri lirih, tanpa mengalihkan pandangan dari arah kaca depan yang mulai berembun.Arkan segera meraih lengan istrinya dan membelainya dengan lembut."Jangan takut, yah. Kan ada, Mas, di sini," ucap Arkan seraya tersenyum lembut.Andri melihat senyuman itu. Senyuman yang begitu menenangkan bagi dirinya. Lantas, ia mengangguk mantap dan mengucapkan terimakasih.Tak lama, ponselnya bergetar, tanda ada notifikasi masuk. Ternyata, pesan dari Arsy.[Mbak, lagi dimana? Lagi sibuk gak?] pesan Arsy saat itu.Andri mengernyitkan dahinya, tak biasanya Arsy menchat seperti itu. Secepat mungkin, ia membalas pesan sang adik

    Last Updated : 2024-12-25
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Menjenguk Agra 2

    Arkan kembali tersenyum melihat wanitanya yang nampak bahagia itu. Sebelum turun dari mobilnya, ia kembali menyakinkan hatinya, bahwa semua akan baik-baik saja.Setelah beberapa saat, barulah ia turun dari mobilnya. Andri masih setia menunggu sang suami keluar di sisi satunya. Begitu Arkan menghampirinya, ia pun segera menggapai lengan sang suami, dan menggandengnya."Aku yakin, Mas Agra pasti seneng ngeliat kamu datang," ujar Andri, mencoba menenangkannya."Mana ada seneng? Yang ada dia panik duluan kali. Apalagi kalau udah ada Tante Nathalie. Kamu nggak liat kemarin gimana wajah ketakutan Tante pas aku bilang mau nuntut Agra balik?" tanya Arkan mencoba untuk mengingatkan kejadian kemarin.Andri tertawa pelan, lalu mengencangkan pegangannya, agar sang suami berjalan lebih cepat. Andri tahu, tak mudah bagi lelakinya itu untuk bertemu dengan Agra. Perasaan marah dan kesal pasti masih berkecamuk di dadanya. Namun, ia tak ingin ada lagi permasalahan dengan Agra. Ia ingin masalah mereka s

    Last Updated : 2024-12-25
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kegalauan Agra

    Andri menatap Agra dengan wajah bingung, merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar pertanyaan sederhana itu. Ia menahan napas sejenak, mencoba mencari petunjuk dalam tatapan Agra yang cemas."Kenapa, Mas? Ada apa sama Arsy? Dia pergi kemana?" tanya Andri bertubi-tubi suaranya mencerminkan kekhawatiran yang mendalam.Ia pun jadi teringat pesan Arsy sebelumnya, yang ingin berbicara dengannya. Apa ini ada hubungannya dengan Agra? Pikirannya pun menjadi penuh praduga.Agra menatap Andri sebentar. Lalu tangannya merogoh sesuatu di bawah bantal. Lantas, ia mengeluarkan sesuatu dari sana dan menyerahkannya kepada Andri."Foto USG? Maksudnya, Mas? Aku gak paham," ujar Andri, kebingungan terpancar di wajahnya.Ia mengalihkan pandangannya kepada Arkan yang hanya diam. Arkan pun segera mengambil foto USG yang berada di tangan Andri dan memperhatikannya sejenak."Tanggalnya tertera hari ini di jam 11.00 WIB. Apa itu artinya Arsy abis kesini, Mas?" tanya Arkan sambil mengamati foto itu.Agra meng

    Last Updated : 2024-12-26
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Salah paham

    Andri mengernyitkan dahinya sebentar, "bukannya kalau kelas VVIP bebas mau jenguk jam berapa aja?" tanyanya lirih, lebih kepada dirinya sendiri.Setelah beberapa saat diam, akhirnya ia pun sadar juga, "Astagfirullah, mampus aku," pekik Andri seraya beranjak dari duduknya."Mas Agra, aku pamit pulang dulu ya. Kalau aku kelamaan di sini, bisa-bisa Mas nanti curiga. Kalau ada info apa-apa tentang Arsy nanti aku kabarin," ujarnya pelan.Agra hanya mengangguk, setelah itu membiarkan Andri pergi dari ruangannya. Setelah Andri pergi, ruangannya kembali terasa sunyi. Ia kembali menatap foto hasil USG itu dan berharap Arsy tak benar-benar pergi dari hidupnya.***Arkan melangkah pelan menyusuri koridor rumah sakit. Sementara dibelakangnya, Andri nampak berlari kecil mencoba mengejar langkah lelakinya itu, hingga akhirnya ia berhasil mengejarnya saat Arkan tengah menunggu lift."Aku pikir, kamu akan tetap bertahan di sana, Dek," ujar Arkan, nadanya sedikit menyindir Andri.Andri menggeleng pela

    Last Updated : 2024-12-27

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 14

    Keesokan paginya, Andri sudah bangun lebih dulu karena rasa mual yang begitu mendera. Tubuhnya mulai sedikit limbung, namun ia memaksakan diri untuk berdiri dan melangkah ke kamar mandi.Sementara Arkan, masih terlelap di kasurnya. Tangannya mulai meraba, antara sadar dan setengah sadar, ia mencari sang istri di sana. Namun sayangnya, kosong."Adek!" seru Arkan refleks langsung bangun.Ia melihat ke samping. Andri tak ada di sampingnya. Kemanakah perginya wanita itu? Apa ke kamar mandi?Buru-buru ia pun bangkit dari tidurnya dan bergegas menuju dapur. Dan benar saja, Andri berada di sana tengah memuntahkan apa yang ada diperutnya.Dengan telaten, ia pun memijat tengkuk sang istri agar merasa lebih baik."Masih mual, Dek?" tanya Arkan begitu Andri menyelesaikan muntahnya.Andri menggeleng pelan, lalu mencuci mukanya. Sementara Arkan dengan sigap segera mengambil handuk dan membantu sang istri untuk membersihkan wajahnya."Adek mau bikin teh? Atau mau susu? Biar Mas bikinin," tawar Arka

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 13

    USG pun akhirnya telah selesai dilakukan."Sekali lagi, selamat ya Bu Andri atas kehamilannya, jaga kandungannya baik-baik dan jangan sampai stress atau terlalu lelah. Kehamilan dengan janin kembar, biasanya menguras lebih banyak emosi," ucap Dokter Agung mengingatkan.Setelah itu, ia pun mengalihkan pandangannya kepada Arkan."Nah untuk Pak Arkan, tolong di jaga ya istrinya. Istri yang lagi hamil itu biasanya suka moody-an. Jadi, sabarnya harus dipertebal lagi. Emosinya harus dijaga lagi biar istrinya nggak merasa stress ataupun terabaikan," nasihat sang dokter.Arkan mengangguk mantap. "Insyaallah, Dok. Ah iya ada pantangan atau apa yang perlu dihindari, Dok?" tanya Arkan."Hindari makan daging yang masih setengah matang, dan kurangi makanan junk food. Jika setiap makan mual, bisa di coba dengan mengemil roti ataupun minum jus," jawab sang dokter.Arkan mengangguk mantap. Sesi konsultasi pun akhirnya selesai. Satu bulan lagi, Andri pun diminta untuk kembali ke rumah sakit, selain un

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 12

    "Ma--maksudnya, Dok?" tanya Andri sedikit bingung.Sang dokter tak langsung menjawab. Ia masih memeriksa data yang ada di komputernya setelah beberapa saat, ia menghela napas berat, dan menatap keduanya dengan ekspresi yang cukup serius."Saya tidak tahu siapa yang mengatakan hal itu kepada Anda, tapi berdasarkan hasil pemeriksaan lima tahun lalu, rahim Anda dalam kondisi sehat. Tidak ada indikasi masalah yang bisa menyebabkan kesulitan hamil."Mata Andri membesar. "Tapi… waktu itu saya diberi tahu kalau saya kemungkinan besar tidak bisa hamil, Dok. Saya…" Suaranya bergetar.Arkan langsung menenangkan istrinya, tapi di dalam hatinya, kemarahan mulai muncul. Jika benar tidak ada masalah di rahim Andri, lalu siapa yang dulu memberi informasi yang salah? Dan untuk apa?Dokter menatap mereka dengan lembut. "Saya paham ini membingungkan. Tapi sekarang, yang terpenting adalah kabar baiknya. Hasil tespek anda menunjukkan bahwa anda tengah hamil. Bagaimana jika kita cek melalui USG untuk lebi

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 11

    "Sans, Ar, gua ke sini cuma mau nanya kabar lu doang, kok," ucap lelaki itu sambil tersenyum smirk.Andri yang memang tak mengetahui permasalahan apa yang dihadapi kedua lelaki itu memilih untuk kembali fokus ke abang telur gulung tadi."Jadi, berapa semuanya, Bang?" tanya Andri dengan senyum riang."Dua puluh ribu, Mbak," jawab si penjual.Andri lalu menyerahkan selembar uang berwarna hijau kepada penjual itu, dan melangkah santai menuju gerobak lumpia basah.Arkan yang melihat Andri pergi, hanya berdecak kesal melihat kelakuannya itu."Ada apa? Gua tau lu bukan tipe orang yang suka basa basi, Vin," ucap Arkan ketus.Ya, lelaki itu adalah Kevin sahabat serta musuhnya lima tahun lalu. Setelah melepaskan Dirgantara kepada Kevin, Arkan memilih kembali fokus mengurus Amira Corp sendiri. Lalu, bagaimana dengan Oom Wisnu?Sejak kejadian itu, Oom Wisnu memutuskan untuk membuka perusahaan sendiri. Tidak, lebih tepatnya usaha sendiri. Ia membuat beberapa ruko dan juga kontrakan dari uang hasi

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 10

    Andri dan Arkan nampak saling pandang, sementara Agra segera menepuk pelan lengan sang istri.Ya, wanita itu adalah Arsy, adik dari Andri.Arsy yang sadar mendapat teguran halus seperti itu langsung menundukkan kepalanya."Ma--maaf, Mba," ucap Arsy sedikit menyesal.Andri hanya tersenyum, lalu segera memeluk tubuh adiknya."Doain ya, Dek. Bismilah semoga beneran," ucapnya lirih."Amin ya Allah," ucap Arsy dengan lantang."Kalau misalnya Mbak beneran hamil, Arsy mau nunda kehamilan, biar bisa ngerawat anaknya Mbak dulu, kek dulu Mbak ngerawat Humai," ucapnya kembali namun langsung mendapat cubitan dari Andri."Nggak boleh, gitu! Mbak nggak suka cara ngomong kamu! Anak itu rejeki, kalau dikasih jangan di tolak. Kamu nggak liat perjuangan Mbak mu ini, sampe lima tahun belum di kasih juga," ucap Andri sambil berdecak kesal.Arsy memanyunkan bibirnya, "salah lagi aja aku," gerutunya dan langsung mendapat tawaan dari mereka semua.Setelah berbasa-basi sebentar, Andri dan Arkan pun pamit pul

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 9

    Tiga buat tespek bergaris dua.Yang menandakan bahwa saat itu Andri sedang hamil.Arkan masih terdiam, berusaha mencerna semua itu. Ia mengambil salah satu tespek itu dan memberikannya kepada Andri "I -- ini, beneran, Dek?" tanya Arkan dengan raut wajah yang tak percaya.Andri mengangguk lemah, lalu segera membelai perutnya."Cuma, aku nggak tau dia udah berapa lama. Catatan haidku udah hilang," lirih Andri dengan sendu.Ia kemudian mengambil ponselnya dan menyerahkannya kepada Arkan."Hari ini, aku udah daftar ke rumah sakit tempat aku sama Mas Agra dulu ngelakuin tes kesuburan. Beruntung, dokter yang dulu nanganin aku juga masih ada," ucap Andri memberitahu."Jadi ... kamu ke sini mau ngajak aku buat periksa dede gitu?" tanya Arkan seraya membelai lembut perut sang istri.Andri hanya mengangguk seolah membenarkan ucapan Arkan.Arkan menelan ludah. Lengannya masih bertumpu pada perut sang istri. Seolah tengah menyapa kehidupan baru di sana."Terus ... jadwalnya kapan, Dek?" tanya Ar

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 8

    Andri membuka pintu ruangan Arkan dengan kasar, membuat suara dentuman keras yang menggema di dalam. Nafasnya tersengal, dadanya naik turun, sementara matanya menyapu tajam ke sekeliling ruangan."Mas Arkan! Kamu sama siapa di dalam?!" teriaknya lantang, suaranya penuh tuduhan.Arkan yang saat itu tengah asyik mainan mobilan di dekat mejanya, sontak langsung terkesiap. Ia segera melepas mainannya dan berdiri. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bingung dengan kehadiran sang istri yang tiba-tiba dan penuh emosi."Mas Arkan!" seru Andri sekali lagi, kali ini dengan lebih keras.Arkan menghela napas pelan. "Ada apa, Dek? Kok kamu ke sini nggak bilang-bilang?" tanyanya, suaranya tetap tenang.Andri melangkah maju, mendekatinya dengan sorot mata tajam. "Kalau aku bilang-bilang, aku nggak akan tahu kalau kamu selingkuh! Hayo, ngaku, kamu pasti lagi selingkuh kan di dalam?!" cecarnya penuh amarah.Arkan mengernyitkan dahi, berusaha memahami maksud istrinya. Ia bermaksud mengambil lengan

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 7

    Dua bulan berlalu setelah pertemuan tak sengaja antara Agra dan Arsy di rumah Andri, ternyata membawa sebuah kebahagiaan tersendiri bagi keluarga mereka.Agra dan Arsy pun akhirnya menyelenggarakan pernikahan mewah mereka yang kemarin sempat tertunda karena Arsy yang menghilang.Semua keluarga, sahabat dan juga kolega bisnis mereka, turut hadir, menyaksikan pernikahan yang telah lama dinantikan itu.Gosip-gosip yang bilang bahwa Agra menganut "kaum pelangi" pun seketika menguap begitu saja, saat mengetahui bahwa Agra menikah dengan seorang wanita bahkan telah memiliki anak yang wajahnya begitu mirip dirinya.Kini, saat semuanya tengah berkumpul di ruang keluarga kediaman Kakek Gala, Agra pun segera membicarakan rencananya untuk berbulan madu."Humai, lu ajak, Mas?" tanya Arkan yang saat itu tengah menggendong Humai sambil memainkan salah satu mobilan miliknya."Ajak, lah! Masa iya gua tinggal dia sendirian di sini," ucap Agra sambil tersenyum."Elah, kalian bulan madu berdua aja. Biar

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    S2 - Bab 6

    Arkan membelai lembut punggung Humai, berusaha menenangkan sang anak yang ketakutan."Humai, itu Papa, Nak," ucap Arsy pada akhirnya.Humai mendongak, menatap wajah Arsy dan Agra bergantian."Papa?" tanyanya pelan, nyaris berbisik.Arsy mengangguk mantap, lalu segera mengambil Humai dari gendongan Arkan."Iya, Oom ini adalah Papa kamu. Papa kandung kamu," ucap Arsy kembali.Humai sedikit terkejut. Ia menatap Agra ragu-ragu, seolah mencari kebenaran dalam sorot mata pria itu. Agra sendiri tampak membeku, tidak tahu harus bereaksi seperti apa.Arkan dan Andri saling pandang sebentar, dan keduanya seolah menahan napas bersama. Situasi ini sedikit sulit, namun cepat atau lambat, semua pasti akan terjadi."Papa?" ulang Humai dengan suara lebih lirih. Matanya berkaca-kaca, tapi bukan karena takut—melainkan kebingungan.Agra, yang sejak tadi diam, akhirnya berlutut di depan Humai, berusaha menyamakan tinggi mereka. "Iya, Nak," ucapnya, suaranya bergetar. "Papa di sini."Humai menggigit bibir

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status