Share

Kepergian Arsy

Penulis: Ririichan13
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-23 14:26:33

"Arsy, jawab aku! Kamu kenapa? Ada apa?" tanya Agra bertubi-tubi, nada suaranya penuh dengan kekhawatiran.

Namun, Arsy tetap diam, seolah semua kata yang telah ia siapkan sebelumnya menguap begitu saja.

"Maafin, aku, Mas. Aku gak mungkin bisa nikah sama orang yang masih cinta sama kakak aku sendiri. Selama ini, kamu anggep aku apa sebenernya, Mas? Kenapa kamu masih aja godain Mbak Andri?" Akhirnya, suara Arsy terdengar, namun penuh luka dan nampak bergetar.

Agra terdiam, kata-kata itu terlalu menghujam tepat di dadanya. Obsesinya untuk memiliki Andri, membuatnya tak bisa berpikir jernih sama sekali.

Ia mencoba meraih tangan Arsy dan memeluk tubuh wanitanya kembali. Namun, sayangnya Arsy segera bangkit dan pindah posisi.

"Maaf, Mas, gak usah peluk-peluk aku," ujar Arsy tegas.

Agra menghela napas panjang, lalu menundukkan kepalanya dan berbisik, "Maafin aku, Sy. Aku khilaf," ujarnya lirih.

Arsy menatap Agra dengan mata yang mulai memerah, menahan perasaan yang bergemuruh di dada
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Permintaan Andri

    "Adek," panggil Arkan. Suaranya terdengar lembut, namun cukup untuk menarik perhatian di tengah obrolan yang sedang berlangsung. Ia berdiri di ambang pintu sambil tersenyum kecil, seperti sedang memanggil tanpa ingin mengganggu suasana sang istri.Andri, yang saat itu tengah berbincang santai dengan para ibu-ibu itu pun segera menoleh saat mendengar suara suaminya. Pandangannya bertemu dengan tatapan suaminya yang menenangkan. Tanpa banyak tanya, Andri pun sudah tau apa yang dimaksud olehnya."Maaf ya, Bu-ibu, saya pamit dulu," ujar Andri sopan, sambil menyunggingkan senyum kepada para ibu-ibu di depannya."Iya, Mbak. Makasih ya, Mbak, traktirannya," ujar seseibu disana."Sama-sama, Ibu. Mari, Bu, assalamu'alaikum," ujar Andri kembali."Wa'alaikumsalam," jawab mereka dengan serempak, lalu kembali melanjutkan obrolan mereka tanpa banyak bertanya.Andri bangkit, merapikan ujung bajunya, dan berlari kecil menghampiri Arkan yang tetap berdiri di tempatnya.Tanpa berkata apa-apa, Arkan men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Perkara Lapis Surabaya

    Andri terdiam, menatap Arkan yang tengah sibuk memarkirkan mobil di depan toko kue itu. Jawaban suaminya tadi terdengar seperti sindiran, tapi ia tak ingin memperkeruh suasana.Namun, saat mereka turun dari mobil, Andri tak bisa menahan diri untuk tak bertanya."Mas ... kita beneran mau nengokin Mas Agra?" tanyanya pelan, hampir seperti bisikan.Arkan berhenti, tangannya menggenggam kunci mobil erat. Ia menoleh, menatap Andri dengan pandangan yang sulit diartikan -- antara marah dan juga cemburu."Kamu masih nanya beneran atau nggak, Dek?" tanya Arkan dengan sedikit bergumam."Ya habis, jawaban Mas kek gak meyakinkan gitu sih," jawab Andri sambil meremas ujung bajunya.Arkan menghembuskan napasnya berat, "Beneran, Dek. Apa pun kemauan kamu, selama aku bisa dan mampu, pasti akan selalu aku kabulkan, Ndri," ujarnya lirih.Andri terdiam sambil menggigit bibir bawahnya sebentar. Dadanya terasa begitu sesak. Ia tahu bahwa lelakinya itu mungkin cemburu, namun sebisa mungkin ia berusaha meny

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Menjenguk Agra

    Di perjalanan menuju rumah sakit, suasana dalam mobil terasa sunyi kembali. Hanya suara hujan yang perlahan mulai turun, membasahi kaca depan."Yah ujan," gumam Andri pelan, nadanya terdengar eperti berbisik.Arkan mengernyitkan dahinya tanda tak paham, "kenapa emangnya, Dek?" tanya Arkan penasaran."Bismilah, semoga aja gak ada kilat atau petir. Adek takut soalnya, Mas," jawab Andri lirih, tanpa mengalihkan pandangan dari arah kaca depan yang mulai berembun.Arkan segera meraih lengan istrinya dan membelainya dengan lembut."Jangan takut, yah. Kan ada, Mas, di sini," ucap Arkan seraya tersenyum lembut.Andri melihat senyuman itu. Senyuman yang begitu menenangkan bagi dirinya. Lantas, ia mengangguk mantap dan mengucapkan terimakasih.Tak lama, ponselnya bergetar, tanda ada notifikasi masuk. Ternyata, pesan dari Arsy.[Mbak, lagi dimana? Lagi sibuk gak?] pesan Arsy saat itu.Andri mengernyitkan dahinya, tak biasanya Arsy menchat seperti itu. Secepat mungkin, ia membalas pesan sang adik

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Menjenguk Agra 2

    Arkan kembali tersenyum melihat wanitanya yang nampak bahagia itu. Sebelum turun dari mobilnya, ia kembali menyakinkan hatinya, bahwa semua akan baik-baik saja.Setelah beberapa saat, barulah ia turun dari mobilnya. Andri masih setia menunggu sang suami keluar di sisi satunya. Begitu Arkan menghampirinya, ia pun segera menggapai lengan sang suami, dan menggandengnya."Aku yakin, Mas Agra pasti seneng ngeliat kamu datang," ujar Andri, mencoba menenangkannya."Mana ada seneng? Yang ada dia panik duluan kali. Apalagi kalau udah ada Tante Nathalie. Kamu nggak liat kemarin gimana wajah ketakutan Tante pas aku bilang mau nuntut Agra balik?" tanya Arkan mencoba untuk mengingatkan kejadian kemarin.Andri tertawa pelan, lalu mengencangkan pegangannya, agar sang suami berjalan lebih cepat. Andri tahu, tak mudah bagi lelakinya itu untuk bertemu dengan Agra. Perasaan marah dan kesal pasti masih berkecamuk di dadanya. Namun, ia tak ingin ada lagi permasalahan dengan Agra. Ia ingin masalah mereka s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kegalauan Agra

    Andri menatap Agra dengan wajah bingung, merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar pertanyaan sederhana itu. Ia menahan napas sejenak, mencoba mencari petunjuk dalam tatapan Agra yang cemas."Kenapa, Mas? Ada apa sama Arsy? Dia pergi kemana?" tanya Andri bertubi-tubi suaranya mencerminkan kekhawatiran yang mendalam.Ia pun jadi teringat pesan Arsy sebelumnya, yang ingin berbicara dengannya. Apa ini ada hubungannya dengan Agra? Pikirannya pun menjadi penuh praduga.Agra menatap Andri sebentar. Lalu tangannya merogoh sesuatu di bawah bantal. Lantas, ia mengeluarkan sesuatu dari sana dan menyerahkannya kepada Andri."Foto USG? Maksudnya, Mas? Aku gak paham," ujar Andri, kebingungan terpancar di wajahnya.Ia mengalihkan pandangannya kepada Arkan yang hanya diam. Arkan pun segera mengambil foto USG yang berada di tangan Andri dan memperhatikannya sejenak."Tanggalnya tertera hari ini di jam 11.00 WIB. Apa itu artinya Arsy abis kesini, Mas?" tanya Arkan sambil mengamati foto itu.Agra meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Salah paham

    Andri mengernyitkan dahinya sebentar, "bukannya kalau kelas VVIP bebas mau jenguk jam berapa aja?" tanyanya lirih, lebih kepada dirinya sendiri.Setelah beberapa saat diam, akhirnya ia pun sadar juga, "Astagfirullah, mampus aku," pekik Andri seraya beranjak dari duduknya."Mas Agra, aku pamit pulang dulu ya. Kalau aku kelamaan di sini, bisa-bisa Mas nanti curiga. Kalau ada info apa-apa tentang Arsy nanti aku kabarin," ujarnya pelan.Agra hanya mengangguk, setelah itu membiarkan Andri pergi dari ruangannya. Setelah Andri pergi, ruangannya kembali terasa sunyi. Ia kembali menatap foto hasil USG itu dan berharap Arsy tak benar-benar pergi dari hidupnya.***Arkan melangkah pelan menyusuri koridor rumah sakit. Sementara dibelakangnya, Andri nampak berlari kecil mencoba mengejar langkah lelakinya itu, hingga akhirnya ia berhasil mengejarnya saat Arkan tengah menunggu lift."Aku pikir, kamu akan tetap bertahan di sana, Dek," ujar Arkan, nadanya sedikit menyindir Andri.Andri menggeleng pela

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Nikmati Saja!

    Mobil terus melaju hingga akhirnya mereka pun tiba di rumah Kakek Gala.Keadaan rumah itu nampak sepi, sepertinya Kakek pun sudah istrahat mengingat jam sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB.Andri dan Arkan segera menuju kamar mereka di lantai tiga."Mas, aku mandi duluan ya. Biar sekalian aku siapin air hangat buat Mas mandi. Udah malem, Mas jangan mandi pake air biasa," ujar Andri seraya masuk duluan ke dalam kamar mandinya.Arkan tak menjawab, namun setelah beberapa saat, ia pun akhirnya ikut masuk ke dalam kamar mandi itu."Mas," lirih Andri berusaha menahan keterkejutannya karena kedatangan sang suami yang tiba-tiba saja memeluknya dari belakang.Saat itu, Andri sedang menyalakan air di bathtub untuk mandi suaminya. Arkan segera mematikan air di bathtub itu dan langsung membawa sang istri ke bawah pancuran air shower."Kita mandi berdua aja, biar cepet," lirih Arkan, suaranya nampak datar, tapi entah mengapa terasa begitu menggoda bagi Andri.Andri mengerjapkan matanya beberapa kali

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kekacauan Di Kamar

    Andri terdiam sebentar sambil menatap hidangan itu. Lalu, segera mengalihkan pandangannya kepada Mbok Puji."Aku nggak tau, Mbok. Rumah yang akan kita tempati agak kecil, hanya punya dua kamar aja. Satu kamar untuk kita, satu lagi untuk ruang kerjanya Mas Arkan. Tapi aku rasa, ada atau nggak ada kita disini, Mbok akan tetep di pake sama keluarga Kakek," ujar Andri, memberi sedikit harapan kepada Mbok Puji.Namun, raut wajah Mbok Puji tetap sama. Wajahnya masih terlihat sendu dan tak lama ia pun menggelengkan kepalanya pelan."Kayaknya, nggak mungkin Mbok akan dipertahankan disini, kalau misalnya nggak ada Den Arkan," ujar Mbok Puji lagi, nada suaranya terdengar pesimis.Andri segera meraih tangan Mbok Puji dan membelainya dengan lembut."Insyaallah masih dipertahankan kok, Mbok. Nanti, coba biar aku bicarakan sama Mas dan Kakek dulu Mbok. Siapa tau, Kakek luluh untuk tetap mempertahankan Mbok disini," ujar Andri seraya tersenyum seolah menguatkan.Mbok Puji hanya mengangguk, berharap

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 86

    ["Arkan, bagaimana?"] tanya Kevin kembali dari seberang telpon sana.Arkan mendengus pelan, menatap layar laptop dengan tatapan kosong."Kau bawel sekali, Kevin! Bukan kah kau memberikanku waktu 3x24 jam untuk berpikir? Ini baru 1x24 jam!" gerutu Arkan kesal.Tawa Kevin terdengar begitu jelas dari sana.["Kau masih sama seperti dulu, Arkan. Selalu polos dan mudah percaya. Ah, sayang sekali Andri harus menikah dengan pria idiot macam kau,",] ucapnya kembali.Gigi Arkan nampak gemertluk mendengar hinaan itu kembali. Ia menghela napas panjang dan dengan berat hati akhirnya ia memberikan keputusan."Hanya PT Dirgantara, kan?" tanya Arkan memastikan.["Ya, karena perusahaan itu yang paling besar di antara perusahaanmu. Meskipun anak cabang, tapi perusahaan itu paling banyak memiliki saham dan juga keuntungan, benarkan?"] tanya Kevin penuh percaya diri."Sepertinya kau tahu banyak tentang perusahaan ku yah? Oke, baiklah, aku akan menyerahkannya. Tapi, aku mohon beri aku waktu," jawab Arkan

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 85

    Setelah menuntaskan hasratnya, Andri kembali tertidur. Mungkin ia sedikit kelelahan karena permainan mereka kali ini terasa lebih panas dan juga bergairah.Sepertinya, benar kata orang, apapun masalah yang terjadi dalam rumah tangga, ranjang adalah tempat mereka kembali menemukan suatu kedamaian.Melihat sang istri yang nampak begitu terlelap, Arkan pun ikut tertidur sebentar. Siapa tau, setelah beristirahat pikirannya bisa lebih fress dan juga lebih tenang.Namun, tidur Arkan tidak lah lama, hanya sekitar tiga puluh menit saja, karena ponselnya terus berdering menandakan panggilan.Arkan terpaksa bangun untuk mengambil ponselnya. Di layar sana, nama 'Sinta' tertera dengan jelas.Arkan segera mengangkat telponnya dan tak lama Sinta nampak marah-marah dari sebrang sana.["Bapak tuh kenapa sih? Kenapa harus nggak masuk? Bapak nggak tahu apa kalau ada banyak laporan yang perlu di tandatangani dan di cek?"] omel Sinta panjang lebar."Ck! Saya jadi heran, sebenernya disini yang bosnya kamu

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 84

    "Kamu serius dengan apa yang kamu ucapkan itu, Dek?" tanya Arkan masih belum percaya sepenuhnya kepada sang istri.Andri tersenyum lembut, ia tahu, tak mudah bagi Arkan untuk kehilangan semuanya. Ia pernah kehilangan kedua orangtuanya, kehilangan sedikit ingatan dan juga mentalnya, dan kali ini ia kembali di hadapkan dengan sesuatu yang mungkin sedikit sulit ia terima, dan Andri paham akan semua itu.Andri kembali membelai lengan sang suami, dan tersenyum lembut. Ia mengecup pelan pipi Arkan sebentar lalu kembali masuk ke dalam pelikan lelakinya."Mas, jangan pernah merasa sendiri lagi sekarang. Kamu punya aku sekarang, Mas," lirih Andri pelan seraya keluar dari pelukan suaminya."Aku memang hanya orang baru yang kebetulan datang di dalam hidupmu. Tapi aku, aku nggak akan membiarkanmu menghadapi semuanya sendiri kembali, Mas. Aku akan selalu ada di sampingmu dalam suka maupun duka mu," ujar Andri kembali.Arkan menarik napas dalam, lalu mencium pucuk kepala istrinya. "Terimakasih suda

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 83

    Sekan terdiam dan terpaku mendengar jawaban yang terlontar dari mulut istrinya itu. Andri melangkah lebih dahulu ke gazebo halaman belakang, lalu menepuk pinggiran yang masih kosong.Arkan mengerti apa yang dimaksud istrinya. Ia pun segera melangkah dan duduk bersama wanitanya itu."Apa yang sebenernya terjadi, Mas? Dari semalam kamu selalu bertanya seperti itu? Apa yang kamu sembunyikan sebenernya, Mas?" tanya Andri bertubi-tubi.Arkan menunduk sebentar, memainkan jari jemarinya, seolah menguatkan hatinya dahulu sebelum akhirnya ia bercerita kepada sang istri.Andri menunggunya dengan sabar, membelai lembut lengan sang suami seolah memberinya sedikit ketenangan.Arkan mengangkat wajahnya, menatap wajah wanita didepannya yang terlihat begitu kuat dan juga tegar."Aku ... Kevin kemarin ngancem aku, Dek," ucap Arkan pada akhirnya."Kevin? Apa ancaman Kevin ke kamu, Mas?" tanya Andri penasaran.Arkan pun lalu menceritakan tentang telpon Kevin kemarin di kantor. Tentang ancamannya dan jug

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 82

    "Mas, gua mau nanya sesuatu sama lu. Tapi, janji ya jangan diketawain," ucap Arkan tiba-tiba memecah keheningan diantara mereka berdua.Agra mengernyitkan dahinya sebentar, lalu mengangguk mantap. "Ada apa?" tanyanya datar."Gimana kalau misalnya lu di suruh milih antara dua hal sesuatu yang sulit?" tanya Arkan kembali."Apa dulu sesuatunya itu?" tanya Agra balik, suaranya terdengar santai dan juga datar.Arkan kembali menatap langit malam yang begitu terang. Ia menghembuskan napasnya pelan sebelum akhirnya ia kembali berbicara."Kalau misalnya lu disuruh milih antara wanita yang lu cintai sama perusahan yang udah dibangun susah payah sama ortu lu, lu bakal milih mana?" tanya Arkan ambigu.Agra memiringkan kepalanya untuk melihat raut wajah Arkan. Wajahnya terlihat menyimpan suatu beban yang begitu berat sepertinya."Siapa saingan gua yang mau ngerebut Andri dari lu? Emang ada? Wah, nggak bisa dibiarin ini. Harusnya, saingan lu dalam merebut Andri cuma gua aja," ujar Agra sambil terke

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 81

    "Nggak apa-apa kok, Dek. Mas cuma mau nanya doang," ucap Arkan sambil tersenyum masam.Andri menghembuskan napas panjang, lalu mengecup pelan pipi sang suami."Yakin cuma nanya doang? Nggak ada yang lain?" tanya Andri mulai curiga.Arkan kembali menggelengkan kepalanya pelan. Namun sepertinya Andri mulai cukup peka terhadap apa yang terjadi dengan suaminya.Dengan lembut ia mulai mengambil lengan Arkan dan membelainya dengan mesra."Apapun yang terjadi, aku akan mencintaimu, Mas. Aku akan selalu bersama denganmu dalam suka dan duka. Aku tak masalah hidup susah ataupun jatuh miskin," ucap Andri pelan."Mas, asal kamu tahu, aku sudah terbiasa hidup susah. Jadi, kamu nggak perlu khawatirkan aku. Justru, aku yang harus khawatirin kamu, sanggup atau nggak? Asal kamu tau, Mas, bahkan dulu sehari cuma makan sekali saja aku pernah merasakannya. Kamu tenang saja, Mas, jika hanya harta dunia, kita bisa cari bersama-sama. Kita akan kerja sama-sama untuk kembali mengembalikan keadaan," ucapnya pe

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Pilihan Yang Sulit

    Arkan masih terdiam di mejanya. Kepalanya ia tangkupkan ke atas meja, seolah ia tiduran disana. Kepalanya sedikit pening sekarang. Keputusan apa yang harus ia ambil kini, semuanya terasa begitu berat.Dalam lamunannya, tiba-tiba belaian lembut hinggap di punggungnya. Arkan mengangkat wajahnya, mencoba tersenyum tenang, meskipun sorot matanya masih menyimpan badai.Nampak Andri disana dengan wajah teduhnya."Mas, ada apa? Siapa yang telpon?" tanya Andri lembut, suaranya pelan dan penuh kekhawatiran."Nggak ada apa-apa, Dek. Hanya telpon iseng yang mencoba menguji kesabaranku," ucap Arkan dengan tenang.Andri mengernyitkan dahinya. Tentu saja ia tak percaya begitu saja. Tak mungkin ada apa-apa, wajah Arkan tidak bisa bohong jika ia memendam suatu masalah yang besar.Andri menghela napas pelan, lalu kembali membelai lembut pundak sang suami, "Kalau Mas sudah siap cerita, cerita aja, ya. Adek akan selalu siap untuk denger semua keluh kesah Mas," ucap Andri sambil tersenyum.Arkan mengangg

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ancaman Kevin

    Arkan meremas ponselnya begitu kuat hingga terasa seolah benda itu bisa hancur di tangannya. Suara Kevin masih terdengar di seberang, santai namun penuh ancaman."Apa yang sebenernya kamu mau, Kevin? Apakah apa yang selama ini aku lakukan untuk kamu kurang?" tanya Arkan penuh penekanan.Tawa Kevin nampak menggema dari ujung telpon sana.["Tentu saja aku menginginkan wanitamu, Arkan. Apa kau bodoh? Atau pura-pura bodoh?"] tanya Kevin penuh ancaman.Arkan terdiam sejenak, menarik napasnya dalam-dalam berusaha menenangkan dirinya. Jangan sampai, ucapannya membangunkan Andri yang nampak terlelap di atas sofa sana."Aku tak akan pernah membiarkan kamu merebut Andri dari aku. Apa kurang kemarin Lili untuk kamu? Kamu sendiri yang menyia-nyiakan Lili begitu saja," ucap Arkan tak mau kalah.["Kamu salah, Arkan! Lili tak pernah bersyukur dengan apa yang selama ini aku berikan padanya. Dia selalu merasa kurang dengan nafkah yang aku berikan,"] ucap Kevin dari sana.Arkan kembali memijat pelan pe

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ketakutan Andri

    Andri masih terdiam dipangkuan Arkan. Rasanya, akan ada badai besar kembali yang menghadang rumah tangga mereka."Mas, sebenernya, itu surat dari siapa?" tanya Andri penasaran sambil membelai lembut kemeja sang suami.Arkan hanya tersenyum lalu membelai lembut pucuk kepala sang istri."Bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang iri sama hubungan kita aja, Dek," ujar Arkan pelan.Namun, Andri masih tak percaya. Ia segera melerai pelukannya. Lalu bangkit dari pangkuan sang suami.Ia duduk di atas mejanya, sehingga posisi duduknya kini berhadapan dengan Arkan."Mas ...," panggil Andri lirih.Arkan hanya menyunggingkan sedikit senyumnya lalu menarik wajah sang istri. Ia mengecup pelan bibir istrinya yang menggoda itu.Awalnya, hanya kecupan pelan, namun makin lama, ia makin tergoda. Apalagi, Andri begitu seksi meskipun memakai celana panjang dan kaos yang sedikit kebesaran."Mas, nggak ada pintu merah tah di sini?" tanya Andri yang hampir terbakar birahi.Arkan menggeleng. Ia tak tahu, kare

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status