Share

Nikmati Saja!

Penulis: Ririichan13
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-28 15:11:25

Mobil terus melaju hingga akhirnya mereka pun tiba di rumah Kakek Gala.

Keadaan rumah itu nampak sepi, sepertinya Kakek pun sudah istrahat mengingat jam sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB.

Andri dan Arkan segera menuju kamar mereka di lantai tiga.

"Mas, aku mandi duluan ya. Biar sekalian aku siapin air hangat buat Mas mandi. Udah malem, Mas jangan mandi pake air biasa," ujar Andri seraya masuk duluan ke dalam kamar mandinya.

Arkan tak menjawab, namun setelah beberapa saat, ia pun akhirnya ikut masuk ke dalam kamar mandi itu.

"Mas," lirih Andri berusaha menahan keterkejutannya karena kedatangan sang suami yang tiba-tiba saja memeluknya dari belakang.

Saat itu, Andri sedang menyalakan air di bathtub untuk mandi suaminya. Arkan segera mematikan air di bathtub itu dan langsung membawa sang istri ke bawah pancuran air shower.

"Kita mandi berdua aja, biar cepet," lirih Arkan, suaranya nampak datar, tapi entah mengapa terasa begitu menggoda bagi Andri.

Andri mengerjapkan matanya beberapa kali
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kekacauan Di Kamar

    Andri terdiam sebentar sambil menatap hidangan itu. Lalu, segera mengalihkan pandangannya kepada Mbok Puji."Aku nggak tau, Mbok. Rumah yang akan kita tempati agak kecil, hanya punya dua kamar aja. Satu kamar untuk kita, satu lagi untuk ruang kerjanya Mas Arkan. Tapi aku rasa, ada atau nggak ada kita disini, Mbok akan tetep di pake sama keluarga Kakek," ujar Andri, memberi sedikit harapan kepada Mbok Puji.Namun, raut wajah Mbok Puji tetap sama. Wajahnya masih terlihat sendu dan tak lama ia pun menggelengkan kepalanya pelan."Kayaknya, nggak mungkin Mbok akan dipertahankan disini, kalau misalnya nggak ada Den Arkan," ujar Mbok Puji lagi, nada suaranya terdengar pesimis.Andri segera meraih tangan Mbok Puji dan membelainya dengan lembut."Insyaallah masih dipertahankan kok, Mbok. Nanti, coba biar aku bicarakan sama Mas dan Kakek dulu Mbok. Siapa tau, Kakek luluh untuk tetap mempertahankan Mbok disini," ujar Andri seraya tersenyum seolah menguatkan.Mbok Puji hanya mengangguk, berharap

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Arkan Kembali Berulah

    Arkan makan dengan begitu lahap sambil memainkan mobilannya. Sementara Andri dengan telaten menyuapi sang suami hingga hampir habis setengah."Enak nasi gorengnya, Mas?" tanya Andri mengalihkan perhatiannya."Enak, Dek. Pasti bakalan kangen sama masakan Mbok kalau kita udah pindah nanti," jawab Arkan, meskipun di dalam mulutnya masih penuh makanan.Andri mengangguk-angguk, tak lama ponselnya pun berdering tanda ada panggilan masuk. Awalnya, Andri berniat mengabaikannya, namun nada dering ponsel itu berbeda dari biasanya, membuatnya segera beranjak untuk melihat siapa yang telpon malam-malam seperti ini.'Andre? Nggak biasanya dia nelpon jam segini. Apa ada sesuatu sama Dira ya?' tanya Andri lirih, lebih kepada dirinya sendiri."Mas, sebentar ya, aku angkat telpon dulu," ujar Andri kepada sang suami.Arkan mengangguk, lalu segera meneguk air putih yang berada tak jauh dari tempatnya."Hallo, Ndre, ada apa?" tanya Andri begitu sambungan telpon terhubung.[Mbak belum tidur? Maaf, kalau A

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kemana Perginya Arsy?

    Beberapa kali Andri mencoba untuk memejamkan matanya. Namun, sayangnya tak bisa. Pikirannya terus terbayang pada ucapan Andre tadi. Dan juga, keadaan kamar yang masih berantakan membuat dirinya tak bisa terlelap sama sekali. Dengan perlahan, Andri pun segera bangkit dari tidurnya, lalu mengecup pelan pipi sang suami. Tak ada respon apapun dari Arkan, menandakan bahwa ia sudah benar-benar terlelap. Andri pun segera mengambil ponselnya, lalu mencari nomer Arsy disana. Ia mencoba men-chat nomer itu, namun ternyata sama seperti yang Andre bilang. Hanya ceklis satu dan poto profilnya berwarna abu-abu. 'Apa nomer gua di blokir Arsy ya?' batin Andri. Andri pun segera mengambil hp suaminya, mencoba menghubungi Arsy dari sana. Toh, Arsy tak tahu nomernya Arkan, jadi bisa ketahuan apa nomernya dan Andre di blokir atau tidak. Namun, begitu menyalakan hp suaminya, Andri gagal fokus dengan wallpaper layar kunci dan juga layar utamanya. Di layar kunci, nampak poto Arkan bersama kedua orangtua

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Keputusan Andri

    "Kamu gak coba cari ke temen-temennya Arsy, Dek? Siapa tau, ada petunjuk gitu?" tanya Arkan, mencoba membantu mencari solusi.Andri menggeleng pelan, ia tidak terlalu tahu teman-teman adiknya, karena memang jarang berada di rumah. Kini, ia pun benar-benar menyesali perbuatannya dahulu, fokus bekerja untuk biaya kuliah mereka, sampai tak tahu teman-teman mereka siapa saja.Arkan mengecup kening sang istri lembut, mencoba menenangkan wanitanya itu. Lalu, ia bergegas ke kamar mandi, karena hari sudah beranjak siang.Andri pun memilih untuk menyiapkan pakaian kerja suaminya saja, daripada memikirkan Arsy, pasti tak ada habisnya.Saat tengah menunggu sang suami selesai mandi, tiba-tiba ponsel milik Andri berdering tanda ada panggilan masuk.Andri melihat ponselnya sebentar lalu mengernyitkan dahinya, "nomer baru? Nomer siapa ya?" tanya Andri, kepada dirinya sendiri.Gegas, Andri pun segera mengangkat telponnya itu, siapa tau ada yang penting.["Hallo, Mbak, ini aku Arsy,"] ucap penelpon d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Nafkah Pertama

    Arkan segera bergegas, memakai jasnya dan juga mengambil tas kerjanya. Tak lupa, sebelum ia keluar dari kamarnya, ia mengeluarkan dompetnya dahulu dan memberikan lima lembar uang berwarna merah untuk sang istri."Ini buat apa, Mas?" tanya Andri bingung, seraya mengambil uang itu."Buat kamu, anggep aja itu nafkah pertama dari aku. Aku gak punya uang cash lagi, cuma ada enam ratus ribu di dompet, yang seratus aku bawa buat beli bensin," jawab Arkan seraya memakai sepatunya."Aih, apa gak kebanyakan? Ini buat berapa hari, Mas?" tanya Andri, ia memasukkan uang itu ke saku celananya."Sehari, lah. Besok beda lagi, apa mau aku transfer aja?" tanya Arkan kemudian.Andri menutup mulutnya tak percaya dengan ucapan sang suami."Mas serius sehari lima ratus ribu?" tanya Andri memastikan."Iya, kenapa? Kurang? Apa mau kamu atur aja keuangan aku?" tanya Arkan, nadanya terdengar santai namun ada raut wajah tak suka.Andri menggeleng mantap, tak ingin tahu menahu uang suaminya."Nggak, Mas, aku cum

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-31
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Keputusan Sulit

    Andri menatap layar ponselnya sebentar. Ia masih bimbang harus bagaimana.Ia pun beberapa kali nampak menghembuskan napasnya kasar, lalu mulai membalas pesan itu.[Mas, nggak ada alasan untuk aku bohong. Kalau kamu nggak percaya sama aku, kamu bisa tanya langsung ke Andre dan Ayah. Kita juga sama, lagi nyari dia. Kita juga khawatir sama keadaan dia, apalagi dia lagi hamil muda. Apa kamu pikir, aku bisa bohong kalau masalah kek gini?] pesan Andri.Setelah pesan itu terkirim, ada sedikit beban yang berkurang dihatinya. Ia tak sepenuhnya berbohong, ia memang khawatir dengan keadaan adiknya, namun ia juga tahu bagaimana cara menghubunginya.[Kamu beneran yakin, Ndri, kalau Arsy sama sekali gak ngehubungin kamu?] pesan Agra kembali seolah tak percaya.[Astagfirullah, Mas! Harus kek gimana aku biar kamu percaya. Mending, kamu coba tanya Andre atau Ayah aja. Atau, mungkin Mas Arkan sekalian, dari kemarin dia juga sama pusingnya kek aku] pesan Andri sedikit kesal.[Maaf, aku cuma khawatir sam

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Perdebatan Kecil

    Andri terdiam sebentar. Matanya nampak menerawang jauh memandang langit malam yang penuh bintang. Ia menghembuskan napas pelan, lalu menyandarkan kepalanya di bahu sang suami."Mas, aku ngerti perasaan kamu. Tapi, haruskah kita benar-benar ada di sini? Jujur, aku nggak nyaman di sini. Mungkin, karena aku terbiasa sering ngekost sendiri dulu. Dan lagi, apa Mas nggak khawatir atau mungkin cemburu gitu?" tanya Andri lirih, nada suaranya terdengar begitu putus asa.Arkan menunduk dalam, sambil memainkan cangkirnya. Semilir angin malam, tak mampu menyejukkan hatinya kala itu. Ia tahu, ini adalah keputusan yang sulit.Jika sebelumnya, ia bersikukuh untuk tetap pergi, maka kali ini, tidak. Ia bingung dan juga gamang. Namun, ia juga takut dan pastinya cemburu. Apalagi, saat ini Arsy tak ada disana, sudah pasti, Agra akan terus mengganggu istrinya itu.Andri membelai lembut lengan sang suami, berusaha menenangkan hatinya."Mas, aku tahu dan aku mencoba untuk ngerti. Aku tahu, kalau kamu sayang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-01
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ijin Memasak

    Namun, tetap saja Andri merasa sedikit gelisah karenanya. Arkan memang bisa berpikir secara rasional karena dia tidak memiliki hubungan darah dengan Arsy. Namun ia, ia adalah kakaknya, meskipun mereka berbeda ibu, tapi mereka tetap satu ayah."Mas, aku cuma ... aku cuma takut kehilangan Arsy beneran, Mas. Apalagi karena dia lagi hamil itu. Aku takut dia kenapa-napa dan janinnya terganggu," ucap Andri kembali dengan suara yang bergetar.Arkan menghela napas panjang, lalu menghabiskan coklat yang tersisa setengah. Ia tahu, apa yang Andri rasakan adalah benar, namun ia juga tak ingin kekhawatiran itu justru membuat mereka kehilangan fokus terhadap permasalahan mereka sendiri."Dek, aku ngerti kalau kamu khawatir. Aku juga sama, kok. Tapi ... udahlah, Arsy itu udah gede, kenapa kita harus mikirin dia. Mending kita pikirin aja tentang kehidupan kita," ujar Arkan dengan nada yang lebih lembut."Kenapa sama kehidupan kita?" tanya Andri sedikit polos.Arkan menepuk pelan pelipisnya, sepertiny

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-02

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Teman Lama

    "Nggak, Oom," jawab Andri cepat.Oom Nathan mengernyitkan dahinya tanda penasaran. Apa iya begitu?"Aku sama Arsy emang dari dulu jarang chat atau telponan kalau nggak penting-penting banget, selain minta uang kuliah atau ngabari dia sakit. Nah, apalagi sejak permasalahan kemarin yang nimpa kita, ya ... aku makin nggak chat dia lah. Tapi, coba nanti aku hubungin, soalnya kemaren Andre juga sempet bilang kalau Arsy tiba-tiba menghilang," ucap Andri menjelaskan.Oom Nathan hanya mengangguk, namun raut wajahnya jelas memancarkan sebuah kekecewaan. Sarapan pun telah selesai, Kakek Gala memutuskan untuk berangkat ke kantor di antar oleh Pak Maman.Andri kembali mengantarkan Arkan hingga ke depan garasinya. Lalu mencium lengan suaminya dengan takzim."Mas, seriusan ini kita masih disini? Mas Agra hari ini akan pulang dan beneran tinggal di sini loh," ucap Andri mengingatkan, sebelum Arkan masuk ke dalam mobilnya.Arkan hanya tersenyum samar lalu mengecup pelan pucuk kepala istrinya."Benera

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ijin Memasak

    Namun, tetap saja Andri merasa sedikit gelisah karenanya. Arkan memang bisa berpikir secara rasional karena dia tidak memiliki hubungan darah dengan Arsy. Namun ia, ia adalah kakaknya, meskipun mereka berbeda ibu, tapi mereka tetap satu ayah."Mas, aku cuma ... aku cuma takut kehilangan Arsy beneran, Mas. Apalagi karena dia lagi hamil itu. Aku takut dia kenapa-napa dan janinnya terganggu," ucap Andri kembali dengan suara yang bergetar.Arkan menghela napas panjang, lalu menghabiskan coklat yang tersisa setengah. Ia tahu, apa yang Andri rasakan adalah benar, namun ia juga tak ingin kekhawatiran itu justru membuat mereka kehilangan fokus terhadap permasalahan mereka sendiri."Dek, aku ngerti kalau kamu khawatir. Aku juga sama, kok. Tapi ... udahlah, Arsy itu udah gede, kenapa kita harus mikirin dia. Mending kita pikirin aja tentang kehidupan kita," ujar Arkan dengan nada yang lebih lembut."Kenapa sama kehidupan kita?" tanya Andri sedikit polos.Arkan menepuk pelan pelipisnya, sepertiny

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Perdebatan Kecil

    Andri terdiam sebentar. Matanya nampak menerawang jauh memandang langit malam yang penuh bintang. Ia menghembuskan napas pelan, lalu menyandarkan kepalanya di bahu sang suami."Mas, aku ngerti perasaan kamu. Tapi, haruskah kita benar-benar ada di sini? Jujur, aku nggak nyaman di sini. Mungkin, karena aku terbiasa sering ngekost sendiri dulu. Dan lagi, apa Mas nggak khawatir atau mungkin cemburu gitu?" tanya Andri lirih, nada suaranya terdengar begitu putus asa.Arkan menunduk dalam, sambil memainkan cangkirnya. Semilir angin malam, tak mampu menyejukkan hatinya kala itu. Ia tahu, ini adalah keputusan yang sulit.Jika sebelumnya, ia bersikukuh untuk tetap pergi, maka kali ini, tidak. Ia bingung dan juga gamang. Namun, ia juga takut dan pastinya cemburu. Apalagi, saat ini Arsy tak ada disana, sudah pasti, Agra akan terus mengganggu istrinya itu.Andri membelai lembut lengan sang suami, berusaha menenangkan hatinya."Mas, aku tahu dan aku mencoba untuk ngerti. Aku tahu, kalau kamu sayang

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Keputusan Sulit

    Andri menatap layar ponselnya sebentar. Ia masih bimbang harus bagaimana.Ia pun beberapa kali nampak menghembuskan napasnya kasar, lalu mulai membalas pesan itu.[Mas, nggak ada alasan untuk aku bohong. Kalau kamu nggak percaya sama aku, kamu bisa tanya langsung ke Andre dan Ayah. Kita juga sama, lagi nyari dia. Kita juga khawatir sama keadaan dia, apalagi dia lagi hamil muda. Apa kamu pikir, aku bisa bohong kalau masalah kek gini?] pesan Andri.Setelah pesan itu terkirim, ada sedikit beban yang berkurang dihatinya. Ia tak sepenuhnya berbohong, ia memang khawatir dengan keadaan adiknya, namun ia juga tahu bagaimana cara menghubunginya.[Kamu beneran yakin, Ndri, kalau Arsy sama sekali gak ngehubungin kamu?] pesan Agra kembali seolah tak percaya.[Astagfirullah, Mas! Harus kek gimana aku biar kamu percaya. Mending, kamu coba tanya Andre atau Ayah aja. Atau, mungkin Mas Arkan sekalian, dari kemarin dia juga sama pusingnya kek aku] pesan Andri sedikit kesal.[Maaf, aku cuma khawatir sam

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Nafkah Pertama

    Arkan segera bergegas, memakai jasnya dan juga mengambil tas kerjanya. Tak lupa, sebelum ia keluar dari kamarnya, ia mengeluarkan dompetnya dahulu dan memberikan lima lembar uang berwarna merah untuk sang istri."Ini buat apa, Mas?" tanya Andri bingung, seraya mengambil uang itu."Buat kamu, anggep aja itu nafkah pertama dari aku. Aku gak punya uang cash lagi, cuma ada enam ratus ribu di dompet, yang seratus aku bawa buat beli bensin," jawab Arkan seraya memakai sepatunya."Aih, apa gak kebanyakan? Ini buat berapa hari, Mas?" tanya Andri, ia memasukkan uang itu ke saku celananya."Sehari, lah. Besok beda lagi, apa mau aku transfer aja?" tanya Arkan kemudian.Andri menutup mulutnya tak percaya dengan ucapan sang suami."Mas serius sehari lima ratus ribu?" tanya Andri memastikan."Iya, kenapa? Kurang? Apa mau kamu atur aja keuangan aku?" tanya Arkan, nadanya terdengar santai namun ada raut wajah tak suka.Andri menggeleng mantap, tak ingin tahu menahu uang suaminya."Nggak, Mas, aku cum

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Keputusan Andri

    "Kamu gak coba cari ke temen-temennya Arsy, Dek? Siapa tau, ada petunjuk gitu?" tanya Arkan, mencoba membantu mencari solusi.Andri menggeleng pelan, ia tidak terlalu tahu teman-teman adiknya, karena memang jarang berada di rumah. Kini, ia pun benar-benar menyesali perbuatannya dahulu, fokus bekerja untuk biaya kuliah mereka, sampai tak tahu teman-teman mereka siapa saja.Arkan mengecup kening sang istri lembut, mencoba menenangkan wanitanya itu. Lalu, ia bergegas ke kamar mandi, karena hari sudah beranjak siang.Andri pun memilih untuk menyiapkan pakaian kerja suaminya saja, daripada memikirkan Arsy, pasti tak ada habisnya.Saat tengah menunggu sang suami selesai mandi, tiba-tiba ponsel milik Andri berdering tanda ada panggilan masuk.Andri melihat ponselnya sebentar lalu mengernyitkan dahinya, "nomer baru? Nomer siapa ya?" tanya Andri, kepada dirinya sendiri.Gegas, Andri pun segera mengangkat telponnya itu, siapa tau ada yang penting.["Hallo, Mbak, ini aku Arsy,"] ucap penelpon d

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kemana Perginya Arsy?

    Beberapa kali Andri mencoba untuk memejamkan matanya. Namun, sayangnya tak bisa. Pikirannya terus terbayang pada ucapan Andre tadi. Dan juga, keadaan kamar yang masih berantakan membuat dirinya tak bisa terlelap sama sekali. Dengan perlahan, Andri pun segera bangkit dari tidurnya, lalu mengecup pelan pipi sang suami. Tak ada respon apapun dari Arkan, menandakan bahwa ia sudah benar-benar terlelap. Andri pun segera mengambil ponselnya, lalu mencari nomer Arsy disana. Ia mencoba men-chat nomer itu, namun ternyata sama seperti yang Andre bilang. Hanya ceklis satu dan poto profilnya berwarna abu-abu. 'Apa nomer gua di blokir Arsy ya?' batin Andri. Andri pun segera mengambil hp suaminya, mencoba menghubungi Arsy dari sana. Toh, Arsy tak tahu nomernya Arkan, jadi bisa ketahuan apa nomernya dan Andre di blokir atau tidak. Namun, begitu menyalakan hp suaminya, Andri gagal fokus dengan wallpaper layar kunci dan juga layar utamanya. Di layar kunci, nampak poto Arkan bersama kedua orangtua

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Arkan Kembali Berulah

    Arkan makan dengan begitu lahap sambil memainkan mobilannya. Sementara Andri dengan telaten menyuapi sang suami hingga hampir habis setengah."Enak nasi gorengnya, Mas?" tanya Andri mengalihkan perhatiannya."Enak, Dek. Pasti bakalan kangen sama masakan Mbok kalau kita udah pindah nanti," jawab Arkan, meskipun di dalam mulutnya masih penuh makanan.Andri mengangguk-angguk, tak lama ponselnya pun berdering tanda ada panggilan masuk. Awalnya, Andri berniat mengabaikannya, namun nada dering ponsel itu berbeda dari biasanya, membuatnya segera beranjak untuk melihat siapa yang telpon malam-malam seperti ini.'Andre? Nggak biasanya dia nelpon jam segini. Apa ada sesuatu sama Dira ya?' tanya Andri lirih, lebih kepada dirinya sendiri."Mas, sebentar ya, aku angkat telpon dulu," ujar Andri kepada sang suami.Arkan mengangguk, lalu segera meneguk air putih yang berada tak jauh dari tempatnya."Hallo, Ndre, ada apa?" tanya Andri begitu sambungan telpon terhubung.[Mbak belum tidur? Maaf, kalau A

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kekacauan Di Kamar

    Andri terdiam sebentar sambil menatap hidangan itu. Lalu, segera mengalihkan pandangannya kepada Mbok Puji."Aku nggak tau, Mbok. Rumah yang akan kita tempati agak kecil, hanya punya dua kamar aja. Satu kamar untuk kita, satu lagi untuk ruang kerjanya Mas Arkan. Tapi aku rasa, ada atau nggak ada kita disini, Mbok akan tetep di pake sama keluarga Kakek," ujar Andri, memberi sedikit harapan kepada Mbok Puji.Namun, raut wajah Mbok Puji tetap sama. Wajahnya masih terlihat sendu dan tak lama ia pun menggelengkan kepalanya pelan."Kayaknya, nggak mungkin Mbok akan dipertahankan disini, kalau misalnya nggak ada Den Arkan," ujar Mbok Puji lagi, nada suaranya terdengar pesimis.Andri segera meraih tangan Mbok Puji dan membelainya dengan lembut."Insyaallah masih dipertahankan kok, Mbok. Nanti, coba biar aku bicarakan sama Mas dan Kakek dulu Mbok. Siapa tau, Kakek luluh untuk tetap mempertahankan Mbok disini," ujar Andri seraya tersenyum seolah menguatkan.Mbok Puji hanya mengangguk, berharap

DMCA.com Protection Status