Share

Nafkah Pertama

Author: Ririichan13
last update Last Updated: 2024-12-31 00:31:28

Arkan segera bergegas, memakai jasnya dan juga mengambil tas kerjanya. Tak lupa, sebelum ia keluar dari kamarnya, ia mengeluarkan dompetnya dahulu dan memberikan lima lembar uang berwarna merah untuk sang istri.

"Ini buat apa, Mas?" tanya Andri bingung, seraya mengambil uang itu.

"Buat kamu, anggep aja itu nafkah pertama dari aku. Aku gak punya uang cash lagi, cuma ada enam ratus ribu di dompet, yang seratus aku bawa buat beli bensin," jawab Arkan seraya memakai sepatunya.

"Aih, apa gak kebanyakan? Ini buat berapa hari, Mas?" tanya Andri, ia memasukkan uang itu ke saku celananya.

"Sehari, lah. Besok beda lagi, apa mau aku transfer aja?" tanya Arkan kemudian.

Andri menutup mulutnya tak percaya dengan ucapan sang suami.

"Mas serius sehari lima ratus ribu?" tanya Andri memastikan.

"Iya, kenapa? Kurang? Apa mau kamu atur aja keuangan aku?" tanya Arkan, nadanya terdengar santai namun ada raut wajah tak suka.

Andri menggeleng mantap, tak ingin tahu menahu uang suaminya.

"Nggak, Mas, aku cum
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Keputusan Sulit

    Andri menatap layar ponselnya sebentar. Ia masih bimbang harus bagaimana.Ia pun beberapa kali nampak menghembuskan napasnya kasar, lalu mulai membalas pesan itu.[Mas, nggak ada alasan untuk aku bohong. Kalau kamu nggak percaya sama aku, kamu bisa tanya langsung ke Andre dan Ayah. Kita juga sama, lagi nyari dia. Kita juga khawatir sama keadaan dia, apalagi dia lagi hamil muda. Apa kamu pikir, aku bisa bohong kalau masalah kek gini?] pesan Andri.Setelah pesan itu terkirim, ada sedikit beban yang berkurang dihatinya. Ia tak sepenuhnya berbohong, ia memang khawatir dengan keadaan adiknya, namun ia juga tahu bagaimana cara menghubunginya.[Kamu beneran yakin, Ndri, kalau Arsy sama sekali gak ngehubungin kamu?] pesan Agra kembali seolah tak percaya.[Astagfirullah, Mas! Harus kek gimana aku biar kamu percaya. Mending, kamu coba tanya Andre atau Ayah aja. Atau, mungkin Mas Arkan sekalian, dari kemarin dia juga sama pusingnya kek aku] pesan Andri sedikit kesal.[Maaf, aku cuma khawatir sam

    Last Updated : 2025-01-01
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Perdebatan Kecil

    Andri terdiam sebentar. Matanya nampak menerawang jauh memandang langit malam yang penuh bintang. Ia menghembuskan napas pelan, lalu menyandarkan kepalanya di bahu sang suami."Mas, aku ngerti perasaan kamu. Tapi, haruskah kita benar-benar ada di sini? Jujur, aku nggak nyaman di sini. Mungkin, karena aku terbiasa sering ngekost sendiri dulu. Dan lagi, apa Mas nggak khawatir atau mungkin cemburu gitu?" tanya Andri lirih, nada suaranya terdengar begitu putus asa.Arkan menunduk dalam, sambil memainkan cangkirnya. Semilir angin malam, tak mampu menyejukkan hatinya kala itu. Ia tahu, ini adalah keputusan yang sulit.Jika sebelumnya, ia bersikukuh untuk tetap pergi, maka kali ini, tidak. Ia bingung dan juga gamang. Namun, ia juga takut dan pastinya cemburu. Apalagi, saat ini Arsy tak ada disana, sudah pasti, Agra akan terus mengganggu istrinya itu.Andri membelai lembut lengan sang suami, berusaha menenangkan hatinya."Mas, aku tahu dan aku mencoba untuk ngerti. Aku tahu, kalau kamu sayang

    Last Updated : 2025-01-01
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ijin Memasak

    Namun, tetap saja Andri merasa sedikit gelisah karenanya. Arkan memang bisa berpikir secara rasional karena dia tidak memiliki hubungan darah dengan Arsy. Namun ia, ia adalah kakaknya, meskipun mereka berbeda ibu, tapi mereka tetap satu ayah."Mas, aku cuma ... aku cuma takut kehilangan Arsy beneran, Mas. Apalagi karena dia lagi hamil itu. Aku takut dia kenapa-napa dan janinnya terganggu," ucap Andri kembali dengan suara yang bergetar.Arkan menghela napas panjang, lalu menghabiskan coklat yang tersisa setengah. Ia tahu, apa yang Andri rasakan adalah benar, namun ia juga tak ingin kekhawatiran itu justru membuat mereka kehilangan fokus terhadap permasalahan mereka sendiri."Dek, aku ngerti kalau kamu khawatir. Aku juga sama, kok. Tapi ... udahlah, Arsy itu udah gede, kenapa kita harus mikirin dia. Mending kita pikirin aja tentang kehidupan kita," ujar Arkan dengan nada yang lebih lembut."Kenapa sama kehidupan kita?" tanya Andri sedikit polos.Arkan menepuk pelan pelipisnya, sepertiny

    Last Updated : 2025-01-02
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Teman Lama

    "Nggak, Oom," jawab Andri cepat.Oom Nathan mengernyitkan dahinya tanda penasaran. Apa iya begitu?"Aku sama Arsy emang dari dulu jarang chat atau telponan kalau nggak penting-penting banget, selain minta uang kuliah atau ngabari dia sakit. Nah, apalagi sejak permasalahan kemarin yang nimpa kita, ya ... aku makin nggak chat dia lah. Tapi, coba nanti aku hubungin, soalnya kemaren Andre juga sempet bilang kalau Arsy tiba-tiba menghilang," ucap Andri menjelaskan.Oom Nathan hanya mengangguk, namun raut wajahnya jelas memancarkan sebuah kekecewaan. Sarapan pun telah selesai, Kakek Gala memutuskan untuk berangkat ke kantor di antar oleh Pak Maman.Andri kembali mengantarkan Arkan hingga ke depan garasinya. Lalu mencium lengan suaminya dengan takzim."Mas, seriusan ini kita masih disini? Mas Agra hari ini akan pulang dan beneran tinggal di sini loh," ucap Andri mengingatkan, sebelum Arkan masuk ke dalam mobilnya.Arkan hanya tersenyum samar lalu mengecup pelan pucuk kepala istrinya."Benera

    Last Updated : 2025-01-02
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Teman Lama 2

    Andri mengernyitkan sebelah alisnya mencoba mengingat nama itu. Hingga akhirnya, setelah beberapa saat, ia pun lantas menepuk dahinya pelan."Astaga, gua baru inget. Lu, Kevin yang dulu jadi jongosnya Arkan, kan?" tanya Andri, dengan sedikit meledek."Si kamvret, ingetnya jongosnya doang lagi," jawab Kevin sambil tertawa kencang."Ya, soalnya itu doang yang gua inget. Lu gimana kabar? Sama siapa ke sini? Istri?" tanya Andri bertubi-tubi sambil menyalami lelaki itu.Kevin menggeleng pelan, "Gua belom nikah, Ndri. Eh, lu udah bayar belanjaan lu?" tanyanya kembali."Udah, barusan gua bayar. Kenapa emangnya?" tanya Andri balik."Yah, telat berarti gua. Ini tuh toko sayur punya gua. Kalau tau lu yang beli mah, gua gratisin tadi," ucapnya kembali.Andri hanya mengangguk dan tersenyum samar saja. Rasanya sedikit tak nyaman, namun saat melihat Mbok Puji, dia masih nampak sibuk memilih sayuran."Lu tinggal dimana, Ndri, sekarang?" tanya Kevin mengalihkan pembicaraannya."Di komplek belakang, V

    Last Updated : 2025-01-03
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bekal Untuk Arkan

    Andri menggidikkan bahunya, dan segera masuk ke dalam rumah.Ia melangkah ke dapur, nampak Mbok Puji tengah mengeluarkan sayuran yang tadi mereka beli."Non, mau masak apa emangnya? Kok beli cumi asin segala? Di sini, nggak ada yang doyan cumi asin loj, Non," ucap Mbok Puji memberitahu."Oseng jagung pake cumi asin, Mbok. Aku mau masak buat aku sendiri, sekalian nanti Mas Arkan juga minta dibawain. Kalau gitu, aku masak duluan ya, Mbok. Mbok masih buat nanti sore kan?" tanya Andri.Mbok Puji mengangguk sambil tersenyum. Andri pun segera memakai celemeknya dan mulai mengolah bahan makanan yang tadi ia beli.Tak sampai satu setengah jam, masakan miliknya pun telah tersedia di meja makan."Mbok, ada tempat makan nggak? Aku ke kantor bawanya gimana ya?" tanya Andri sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal."Ada, Non, sebentar ya, Mbok ambilin," jawab Mbok Puji.Tak lama, Mbok Puji pun membawa beberapa tempat makan ke hadapan Andri. Andri pun dengan sigap memasukkan menu ke dalam wadah-

    Last Updated : 2025-01-04
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Rencana Kevin

    "Ke-- Kevin?" tanya Andri dengan sedikit tergagap.Driver itu hanya tersenyum lalu melepas helm yang ada di kepalanya."Hay, Ndri. Kita ketemu lagi, mau nganter makan siang buat Arkan?" tanya Kevin sambil tersenyum.Meskipun ia nampak tersenyum, tapi entah mengapa Andri merasa sedikit takut karenanya."Nih, helmnya, ayo naik," ucap Kevin membuyarkan lamunan Andri.Andri tergagap karenanya dan segera mengambil helm itu. Setelah itu, ia segera naik ke atas motornya."Ndri, tas bekel lu taro depan aja sini, biar lebih enak duduknya," ucap Kevin memberi usul."Nggak usah, Vin. Taro tengah aja, buat pembatas. Maaf ya," ucap Andri dengan hati-hati.Kevin hanya mengangguk, lalu segera menyalakan motornya. Motor pun mulai melaju meninggalkan kompleks perumahan itu.Di sepanjang perjalanan, Kevin nampak bercerita banyak hal, sementara Andri hanya mendengarkan saja. Ingin rasanya ia cepat sampai namun entah kenapa Kevin seolah memelankan laju motornya itu.Saat tiba di dekat lampu merah, lengan

    Last Updated : 2025-01-07
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Beneran Istrinya?

    "Kenapa, Mbak? Ada yang salah?" tanya Andri balik.Sang resepsionis menggeleng pelan, lalu segera menelpon seseorang disana entah siapa. Andri menatap cermin yang terletak tak begitu jauh dari meja resepsionis. Ia melihat dirinya sendiri di sana, tak ada yang salah. Ia nampak rapih meskipun hanya mengenakan celana jeans dan juga kemeja panjang. Tapi, kanapa sang resepsionis nampak tak percaya?"Adek," panggil seseorang dari arah belakang.Refleks, Andri menoleh saat mendengar suara itu. Ia tahu betul jika itu adalah suara suaminya. Begitu melihat Arkan di pintu masuk ia pun segera tersenyum dan bergegas menyalami lengan lelakinya."Mas kemana aja? Aku telpon nggak di angkat-angkat!" rajuk Andri seraya memanyunkan bibirnya kesal.Arkan tersenyum gemas melihat kelakuan istrinya itu, ia pun lalu mencubit pipi sang istri dan mengecupnya pelan."Maaf. Tadi, Mas ada keperluan dadakan di lantai atas. Eh, hpnya ketinggalan di ruangan, jadi ya ... nggak tau kalau kamu telpon," ucap Arkan sambi

    Last Updated : 2025-01-08

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 86

    ["Arkan, bagaimana?"] tanya Kevin kembali dari seberang telpon sana.Arkan mendengus pelan, menatap layar laptop dengan tatapan kosong."Kau bawel sekali, Kevin! Bukan kah kau memberikanku waktu 3x24 jam untuk berpikir? Ini baru 1x24 jam!" gerutu Arkan kesal.Tawa Kevin terdengar begitu jelas dari sana.["Kau masih sama seperti dulu, Arkan. Selalu polos dan mudah percaya. Ah, sayang sekali Andri harus menikah dengan pria idiot macam kau,",] ucapnya kembali.Gigi Arkan nampak gemertluk mendengar hinaan itu kembali. Ia menghela napas panjang dan dengan berat hati akhirnya ia memberikan keputusan."Hanya PT Dirgantara, kan?" tanya Arkan memastikan.["Ya, karena perusahaan itu yang paling besar di antara perusahaanmu. Meskipun anak cabang, tapi perusahaan itu paling banyak memiliki saham dan juga keuntungan, benarkan?"] tanya Kevin penuh percaya diri."Sepertinya kau tahu banyak tentang perusahaan ku yah? Oke, baiklah, aku akan menyerahkannya. Tapi, aku mohon beri aku waktu," jawab Arkan

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 85

    Setelah menuntaskan hasratnya, Andri kembali tertidur. Mungkin ia sedikit kelelahan karena permainan mereka kali ini terasa lebih panas dan juga bergairah.Sepertinya, benar kata orang, apapun masalah yang terjadi dalam rumah tangga, ranjang adalah tempat mereka kembali menemukan suatu kedamaian.Melihat sang istri yang nampak begitu terlelap, Arkan pun ikut tertidur sebentar. Siapa tau, setelah beristirahat pikirannya bisa lebih fress dan juga lebih tenang.Namun, tidur Arkan tidak lah lama, hanya sekitar tiga puluh menit saja, karena ponselnya terus berdering menandakan panggilan.Arkan terpaksa bangun untuk mengambil ponselnya. Di layar sana, nama 'Sinta' tertera dengan jelas.Arkan segera mengangkat telponnya dan tak lama Sinta nampak marah-marah dari sebrang sana.["Bapak tuh kenapa sih? Kenapa harus nggak masuk? Bapak nggak tahu apa kalau ada banyak laporan yang perlu di tandatangani dan di cek?"] omel Sinta panjang lebar."Ck! Saya jadi heran, sebenernya disini yang bosnya kamu

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 84

    "Kamu serius dengan apa yang kamu ucapkan itu, Dek?" tanya Arkan masih belum percaya sepenuhnya kepada sang istri.Andri tersenyum lembut, ia tahu, tak mudah bagi Arkan untuk kehilangan semuanya. Ia pernah kehilangan kedua orangtuanya, kehilangan sedikit ingatan dan juga mentalnya, dan kali ini ia kembali di hadapkan dengan sesuatu yang mungkin sedikit sulit ia terima, dan Andri paham akan semua itu.Andri kembali membelai lengan sang suami, dan tersenyum lembut. Ia mengecup pelan pipi Arkan sebentar lalu kembali masuk ke dalam pelikan lelakinya."Mas, jangan pernah merasa sendiri lagi sekarang. Kamu punya aku sekarang, Mas," lirih Andri pelan seraya keluar dari pelukan suaminya."Aku memang hanya orang baru yang kebetulan datang di dalam hidupmu. Tapi aku, aku nggak akan membiarkanmu menghadapi semuanya sendiri kembali, Mas. Aku akan selalu ada di sampingmu dalam suka maupun duka mu," ujar Andri kembali.Arkan menarik napas dalam, lalu mencium pucuk kepala istrinya. "Terimakasih suda

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 83

    Sekan terdiam dan terpaku mendengar jawaban yang terlontar dari mulut istrinya itu. Andri melangkah lebih dahulu ke gazebo halaman belakang, lalu menepuk pinggiran yang masih kosong.Arkan mengerti apa yang dimaksud istrinya. Ia pun segera melangkah dan duduk bersama wanitanya itu."Apa yang sebenernya terjadi, Mas? Dari semalam kamu selalu bertanya seperti itu? Apa yang kamu sembunyikan sebenernya, Mas?" tanya Andri bertubi-tubi.Arkan menunduk sebentar, memainkan jari jemarinya, seolah menguatkan hatinya dahulu sebelum akhirnya ia bercerita kepada sang istri.Andri menunggunya dengan sabar, membelai lembut lengan sang suami seolah memberinya sedikit ketenangan.Arkan mengangkat wajahnya, menatap wajah wanita didepannya yang terlihat begitu kuat dan juga tegar."Aku ... Kevin kemarin ngancem aku, Dek," ucap Arkan pada akhirnya."Kevin? Apa ancaman Kevin ke kamu, Mas?" tanya Andri penasaran.Arkan pun lalu menceritakan tentang telpon Kevin kemarin di kantor. Tentang ancamannya dan jug

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 82

    "Mas, gua mau nanya sesuatu sama lu. Tapi, janji ya jangan diketawain," ucap Arkan tiba-tiba memecah keheningan diantara mereka berdua.Agra mengernyitkan dahinya sebentar, lalu mengangguk mantap. "Ada apa?" tanyanya datar."Gimana kalau misalnya lu di suruh milih antara dua hal sesuatu yang sulit?" tanya Arkan kembali."Apa dulu sesuatunya itu?" tanya Agra balik, suaranya terdengar santai dan juga datar.Arkan kembali menatap langit malam yang begitu terang. Ia menghembuskan napasnya pelan sebelum akhirnya ia kembali berbicara."Kalau misalnya lu disuruh milih antara wanita yang lu cintai sama perusahan yang udah dibangun susah payah sama ortu lu, lu bakal milih mana?" tanya Arkan ambigu.Agra memiringkan kepalanya untuk melihat raut wajah Arkan. Wajahnya terlihat menyimpan suatu beban yang begitu berat sepertinya."Siapa saingan gua yang mau ngerebut Andri dari lu? Emang ada? Wah, nggak bisa dibiarin ini. Harusnya, saingan lu dalam merebut Andri cuma gua aja," ujar Agra sambil terke

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 81

    "Nggak apa-apa kok, Dek. Mas cuma mau nanya doang," ucap Arkan sambil tersenyum masam.Andri menghembuskan napas panjang, lalu mengecup pelan pipi sang suami."Yakin cuma nanya doang? Nggak ada yang lain?" tanya Andri mulai curiga.Arkan kembali menggelengkan kepalanya pelan. Namun sepertinya Andri mulai cukup peka terhadap apa yang terjadi dengan suaminya.Dengan lembut ia mulai mengambil lengan Arkan dan membelainya dengan mesra."Apapun yang terjadi, aku akan mencintaimu, Mas. Aku akan selalu bersama denganmu dalam suka dan duka. Aku tak masalah hidup susah ataupun jatuh miskin," ucap Andri pelan."Mas, asal kamu tahu, aku sudah terbiasa hidup susah. Jadi, kamu nggak perlu khawatirkan aku. Justru, aku yang harus khawatirin kamu, sanggup atau nggak? Asal kamu tau, Mas, bahkan dulu sehari cuma makan sekali saja aku pernah merasakannya. Kamu tenang saja, Mas, jika hanya harta dunia, kita bisa cari bersama-sama. Kita akan kerja sama-sama untuk kembali mengembalikan keadaan," ucapnya pe

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Pilihan Yang Sulit

    Arkan masih terdiam di mejanya. Kepalanya ia tangkupkan ke atas meja, seolah ia tiduran disana. Kepalanya sedikit pening sekarang. Keputusan apa yang harus ia ambil kini, semuanya terasa begitu berat.Dalam lamunannya, tiba-tiba belaian lembut hinggap di punggungnya. Arkan mengangkat wajahnya, mencoba tersenyum tenang, meskipun sorot matanya masih menyimpan badai.Nampak Andri disana dengan wajah teduhnya."Mas, ada apa? Siapa yang telpon?" tanya Andri lembut, suaranya pelan dan penuh kekhawatiran."Nggak ada apa-apa, Dek. Hanya telpon iseng yang mencoba menguji kesabaranku," ucap Arkan dengan tenang.Andri mengernyitkan dahinya. Tentu saja ia tak percaya begitu saja. Tak mungkin ada apa-apa, wajah Arkan tidak bisa bohong jika ia memendam suatu masalah yang besar.Andri menghela napas pelan, lalu kembali membelai lembut pundak sang suami, "Kalau Mas sudah siap cerita, cerita aja, ya. Adek akan selalu siap untuk denger semua keluh kesah Mas," ucap Andri sambil tersenyum.Arkan mengangg

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ancaman Kevin

    Arkan meremas ponselnya begitu kuat hingga terasa seolah benda itu bisa hancur di tangannya. Suara Kevin masih terdengar di seberang, santai namun penuh ancaman."Apa yang sebenernya kamu mau, Kevin? Apakah apa yang selama ini aku lakukan untuk kamu kurang?" tanya Arkan penuh penekanan.Tawa Kevin nampak menggema dari ujung telpon sana.["Tentu saja aku menginginkan wanitamu, Arkan. Apa kau bodoh? Atau pura-pura bodoh?"] tanya Kevin penuh ancaman.Arkan terdiam sejenak, menarik napasnya dalam-dalam berusaha menenangkan dirinya. Jangan sampai, ucapannya membangunkan Andri yang nampak terlelap di atas sofa sana."Aku tak akan pernah membiarkan kamu merebut Andri dari aku. Apa kurang kemarin Lili untuk kamu? Kamu sendiri yang menyia-nyiakan Lili begitu saja," ucap Arkan tak mau kalah.["Kamu salah, Arkan! Lili tak pernah bersyukur dengan apa yang selama ini aku berikan padanya. Dia selalu merasa kurang dengan nafkah yang aku berikan,"] ucap Kevin dari sana.Arkan kembali memijat pelan pe

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Ketakutan Andri

    Andri masih terdiam dipangkuan Arkan. Rasanya, akan ada badai besar kembali yang menghadang rumah tangga mereka."Mas, sebenernya, itu surat dari siapa?" tanya Andri penasaran sambil membelai lembut kemeja sang suami.Arkan hanya tersenyum lalu membelai lembut pucuk kepala sang istri."Bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang iri sama hubungan kita aja, Dek," ujar Arkan pelan.Namun, Andri masih tak percaya. Ia segera melerai pelukannya. Lalu bangkit dari pangkuan sang suami.Ia duduk di atas mejanya, sehingga posisi duduknya kini berhadapan dengan Arkan."Mas ...," panggil Andri lirih.Arkan hanya menyunggingkan sedikit senyumnya lalu menarik wajah sang istri. Ia mengecup pelan bibir istrinya yang menggoda itu.Awalnya, hanya kecupan pelan, namun makin lama, ia makin tergoda. Apalagi, Andri begitu seksi meskipun memakai celana panjang dan kaos yang sedikit kebesaran."Mas, nggak ada pintu merah tah di sini?" tanya Andri yang hampir terbakar birahi.Arkan menggeleng. Ia tak tahu, kare

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status