Share

Menjenguk Agra

Penulis: Ririichan13
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-25 22:55:04

Di perjalanan menuju rumah sakit, suasana dalam mobil terasa sunyi kembali. Hanya suara hujan yang perlahan mulai turun, membasahi kaca depan.

"Yah ujan," gumam Andri pelan, nadanya terdengar eperti berbisik.

Arkan mengernyitkan dahinya tanda tak paham, "kenapa emangnya, Dek?" tanya Arkan penasaran.

"Bismilah, semoga aja gak ada kilat atau petir. Adek takut soalnya, Mas," jawab Andri lirih, tanpa mengalihkan pandangan dari arah kaca depan yang mulai berembun.

Arkan segera meraih lengan istrinya dan membelainya dengan lembut.

"Jangan takut, yah. Kan ada, Mas, di sini," ucap Arkan seraya tersenyum lembut.

Andri melihat senyuman itu. Senyuman yang begitu menenangkan bagi dirinya. Lantas, ia mengangguk mantap dan mengucapkan terimakasih.

Tak lama, ponselnya bergetar, tanda ada notifikasi masuk. Ternyata, pesan dari Arsy.

[Mbak, lagi dimana? Lagi sibuk gak?] pesan Arsy saat itu.

Andri mengernyitkan dahinya, tak biasanya Arsy menchat seperti itu. Secepat mungkin, ia membalas pesan sang adik
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Menjenguk Agra 2

    Arkan kembali tersenyum melihat wanitanya yang nampak bahagia itu. Sebelum turun dari mobilnya, ia kembali menyakinkan hatinya, bahwa semua akan baik-baik saja.Setelah beberapa saat, barulah ia turun dari mobilnya. Andri masih setia menunggu sang suami keluar di sisi satunya. Begitu Arkan menghampirinya, ia pun segera menggapai lengan sang suami, dan menggandengnya."Aku yakin, Mas Agra pasti seneng ngeliat kamu datang," ujar Andri, mencoba menenangkannya."Mana ada seneng? Yang ada dia panik duluan kali. Apalagi kalau udah ada Tante Nathalie. Kamu nggak liat kemarin gimana wajah ketakutan Tante pas aku bilang mau nuntut Agra balik?" tanya Arkan mencoba untuk mengingatkan kejadian kemarin.Andri tertawa pelan, lalu mengencangkan pegangannya, agar sang suami berjalan lebih cepat. Andri tahu, tak mudah bagi lelakinya itu untuk bertemu dengan Agra. Perasaan marah dan kesal pasti masih berkecamuk di dadanya. Namun, ia tak ingin ada lagi permasalahan dengan Agra. Ia ingin masalah mereka s

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kegalauan Agra

    Andri menatap Agra dengan wajah bingung, merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar pertanyaan sederhana itu. Ia menahan napas sejenak, mencoba mencari petunjuk dalam tatapan Agra yang cemas."Kenapa, Mas? Ada apa sama Arsy? Dia pergi kemana?" tanya Andri bertubi-tubi suaranya mencerminkan kekhawatiran yang mendalam.Ia pun jadi teringat pesan Arsy sebelumnya, yang ingin berbicara dengannya. Apa ini ada hubungannya dengan Agra? Pikirannya pun menjadi penuh praduga.Agra menatap Andri sebentar. Lalu tangannya merogoh sesuatu di bawah bantal. Lantas, ia mengeluarkan sesuatu dari sana dan menyerahkannya kepada Andri."Foto USG? Maksudnya, Mas? Aku gak paham," ujar Andri, kebingungan terpancar di wajahnya.Ia mengalihkan pandangannya kepada Arkan yang hanya diam. Arkan pun segera mengambil foto USG yang berada di tangan Andri dan memperhatikannya sejenak."Tanggalnya tertera hari ini di jam 11.00 WIB. Apa itu artinya Arsy abis kesini, Mas?" tanya Arkan sambil mengamati foto itu.Agra meng

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-26
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Salah paham

    Andri mengernyitkan dahinya sebentar, "bukannya kalau kelas VVIP bebas mau jenguk jam berapa aja?" tanyanya lirih, lebih kepada dirinya sendiri.Setelah beberapa saat diam, akhirnya ia pun sadar juga, "Astagfirullah, mampus aku," pekik Andri seraya beranjak dari duduknya."Mas Agra, aku pamit pulang dulu ya. Kalau aku kelamaan di sini, bisa-bisa Mas nanti curiga. Kalau ada info apa-apa tentang Arsy nanti aku kabarin," ujarnya pelan.Agra hanya mengangguk, setelah itu membiarkan Andri pergi dari ruangannya. Setelah Andri pergi, ruangannya kembali terasa sunyi. Ia kembali menatap foto hasil USG itu dan berharap Arsy tak benar-benar pergi dari hidupnya.***Arkan melangkah pelan menyusuri koridor rumah sakit. Sementara dibelakangnya, Andri nampak berlari kecil mencoba mengejar langkah lelakinya itu, hingga akhirnya ia berhasil mengejarnya saat Arkan tengah menunggu lift."Aku pikir, kamu akan tetap bertahan di sana, Dek," ujar Arkan, nadanya sedikit menyindir Andri.Andri menggeleng pela

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-27
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Nikmati Saja!

    Mobil terus melaju hingga akhirnya mereka pun tiba di rumah Kakek Gala.Keadaan rumah itu nampak sepi, sepertinya Kakek pun sudah istrahat mengingat jam sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB.Andri dan Arkan segera menuju kamar mereka di lantai tiga."Mas, aku mandi duluan ya. Biar sekalian aku siapin air hangat buat Mas mandi. Udah malem, Mas jangan mandi pake air biasa," ujar Andri seraya masuk duluan ke dalam kamar mandinya.Arkan tak menjawab, namun setelah beberapa saat, ia pun akhirnya ikut masuk ke dalam kamar mandi itu."Mas," lirih Andri berusaha menahan keterkejutannya karena kedatangan sang suami yang tiba-tiba saja memeluknya dari belakang.Saat itu, Andri sedang menyalakan air di bathtub untuk mandi suaminya. Arkan segera mematikan air di bathtub itu dan langsung membawa sang istri ke bawah pancuran air shower."Kita mandi berdua aja, biar cepet," lirih Arkan, suaranya nampak datar, tapi entah mengapa terasa begitu menggoda bagi Andri.Andri mengerjapkan matanya beberapa kali

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-28
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kekacauan Di Kamar

    Andri terdiam sebentar sambil menatap hidangan itu. Lalu, segera mengalihkan pandangannya kepada Mbok Puji."Aku nggak tau, Mbok. Rumah yang akan kita tempati agak kecil, hanya punya dua kamar aja. Satu kamar untuk kita, satu lagi untuk ruang kerjanya Mas Arkan. Tapi aku rasa, ada atau nggak ada kita disini, Mbok akan tetep di pake sama keluarga Kakek," ujar Andri, memberi sedikit harapan kepada Mbok Puji.Namun, raut wajah Mbok Puji tetap sama. Wajahnya masih terlihat sendu dan tak lama ia pun menggelengkan kepalanya pelan."Kayaknya, nggak mungkin Mbok akan dipertahankan disini, kalau misalnya nggak ada Den Arkan," ujar Mbok Puji lagi, nada suaranya terdengar pesimis.Andri segera meraih tangan Mbok Puji dan membelainya dengan lembut."Insyaallah masih dipertahankan kok, Mbok. Nanti, coba biar aku bicarakan sama Mas dan Kakek dulu Mbok. Siapa tau, Kakek luluh untuk tetap mempertahankan Mbok disini," ujar Andri seraya tersenyum seolah menguatkan.Mbok Puji hanya mengangguk, berharap

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Arkan Kembali Berulah

    Arkan makan dengan begitu lahap sambil memainkan mobilannya. Sementara Andri dengan telaten menyuapi sang suami hingga hampir habis setengah."Enak nasi gorengnya, Mas?" tanya Andri mengalihkan perhatiannya."Enak, Dek. Pasti bakalan kangen sama masakan Mbok kalau kita udah pindah nanti," jawab Arkan, meskipun di dalam mulutnya masih penuh makanan.Andri mengangguk-angguk, tak lama ponselnya pun berdering tanda ada panggilan masuk. Awalnya, Andri berniat mengabaikannya, namun nada dering ponsel itu berbeda dari biasanya, membuatnya segera beranjak untuk melihat siapa yang telpon malam-malam seperti ini.'Andre? Nggak biasanya dia nelpon jam segini. Apa ada sesuatu sama Dira ya?' tanya Andri lirih, lebih kepada dirinya sendiri."Mas, sebentar ya, aku angkat telpon dulu," ujar Andri kepada sang suami.Arkan mengangguk, lalu segera meneguk air putih yang berada tak jauh dari tempatnya."Hallo, Ndre, ada apa?" tanya Andri begitu sambungan telpon terhubung.[Mbak belum tidur? Maaf, kalau A

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Kemana Perginya Arsy?

    Beberapa kali Andri mencoba untuk memejamkan matanya. Namun, sayangnya tak bisa. Pikirannya terus terbayang pada ucapan Andre tadi. Dan juga, keadaan kamar yang masih berantakan membuat dirinya tak bisa terlelap sama sekali. Dengan perlahan, Andri pun segera bangkit dari tidurnya, lalu mengecup pelan pipi sang suami. Tak ada respon apapun dari Arkan, menandakan bahwa ia sudah benar-benar terlelap. Andri pun segera mengambil ponselnya, lalu mencari nomer Arsy disana. Ia mencoba men-chat nomer itu, namun ternyata sama seperti yang Andre bilang. Hanya ceklis satu dan poto profilnya berwarna abu-abu. 'Apa nomer gua di blokir Arsy ya?' batin Andri. Andri pun segera mengambil hp suaminya, mencoba menghubungi Arsy dari sana. Toh, Arsy tak tahu nomernya Arkan, jadi bisa ketahuan apa nomernya dan Andre di blokir atau tidak. Namun, begitu menyalakan hp suaminya, Andri gagal fokus dengan wallpaper layar kunci dan juga layar utamanya. Di layar kunci, nampak poto Arkan bersama kedua orangtua

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-29
  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Keputusan Andri

    "Kamu gak coba cari ke temen-temennya Arsy, Dek? Siapa tau, ada petunjuk gitu?" tanya Arkan, mencoba membantu mencari solusi.Andri menggeleng pelan, ia tidak terlalu tahu teman-teman adiknya, karena memang jarang berada di rumah. Kini, ia pun benar-benar menyesali perbuatannya dahulu, fokus bekerja untuk biaya kuliah mereka, sampai tak tahu teman-teman mereka siapa saja.Arkan mengecup kening sang istri lembut, mencoba menenangkan wanitanya itu. Lalu, ia bergegas ke kamar mandi, karena hari sudah beranjak siang.Andri pun memilih untuk menyiapkan pakaian kerja suaminya saja, daripada memikirkan Arsy, pasti tak ada habisnya.Saat tengah menunggu sang suami selesai mandi, tiba-tiba ponsel milik Andri berdering tanda ada panggilan masuk.Andri melihat ponselnya sebentar lalu mengernyitkan dahinya, "nomer baru? Nomer siapa ya?" tanya Andri, kepada dirinya sendiri.Gegas, Andri pun segera mengangkat telponnya itu, siapa tau ada yang penting.["Hallo, Mbak, ini aku Arsy,"] ucap penelpon d

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-30

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 88

    Arkan mengalihkan pandangannya ke arah langit-langit. Ia memijat pelan pelipisnya, mencoba mencerna setiap kata-kata yang ada. Ia bukanlah orang bodoh meskipun sedikit idiot terkadang. Namun, kata-kata Agra tadi jelas bukan hanya sekedar nasihat. Namun, ada juga sebuah peringatan di dalamnya."Kau terlalu naif, Arkan. Kau terlalu polos dan mudah percaya," kata-kata itu kembali Agra ucapkan, membuat Arkan benar-benar tertekan karenanya.Namun, Arkan tahu jelas, kedua orang itu hanya memperingatkannya, namun juga menasihatinya. Menjadi pion atau pemain, itulah yang Arkan pertanyakan sekarang.Agra mengetuk jari jarinya di meja kerja Arkan, membuat suasana di sana semakin canggung dan juga tegang.Namun, sebelum Arkan bisa menjawab, sebuah suara berat kembali terdengar dari arah pintu"Ikut saja dulu permainannya."Mereka bertiga langsung menoleh dengan cepat. Kakek Gala berdiri di sana, lalu segera melangkah dengan tegas dan juga perlahan. Meskipun jalannya sudah menggunakan tongkat, n

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 87

    Arkan mengepalkan tangannya di sisi tubuhnya, menahan gemuruh di dadanya. Ia menatap Oom Nathan dengan tajam, mencoba membaca maksud tersembunyi di balik kata-kata yabg terlontar dari mulut lelaki itu "Apa maksud Oom?" tanya Arkan tak paham, bahkan suaranya terdengar lebih berat dari biasanya.Oom Nathan melangkah lebih dekat, lalu segera menarik kursi yang berada di depan Arkan. Ia mengamati wajah keponakannya itu, seolah ingin menilai seberapa jauh ia akan tenggelam dalam kekacauan ini."Arkan, bukankah kau telah lama bersahabat dengan Kevin?" tanyanya datar, namun penuh penekanan. "Coba kau pikirkan, apa mungkin Kevin bisa melakukan semuanya sendiri? Maksud Oom, Oom tak yakin jika dia cukup berani untuk melakukan ini semua. Pasti ada sosok lain dibelakangnya," jawabnya menganalisa.Arkan mengerutkan kening, mencoba mengingat semua memori tentang Kevin."Tapi, bukan kah seseorang bisa berubah? Maksud Arkan, jika ia terbakar dendam, maka ia akan berubah menjadi jahat? Bukankah banya

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 86

    ["Arkan, bagaimana?"] tanya Kevin kembali dari seberang telpon sana.Arkan mendengus pelan, menatap layar laptop dengan tatapan kosong."Kau bawel sekali, Kevin! Bukan kah kau memberikanku waktu 3x24 jam untuk berpikir? Ini baru 1x24 jam!" gerutu Arkan kesal.Tawa Kevin terdengar begitu jelas dari sana.["Kau masih sama seperti dulu, Arkan. Selalu polos dan mudah percaya. Ah, sayang sekali Andri harus menikah dengan pria idiot macam kau,",] ucapnya kembali.Gigi Arkan nampak gemertluk mendengar hinaan itu kembali. Ia menghela napas panjang dan dengan berat hati akhirnya ia memberikan keputusan."Hanya PT Dirgantara, kan?" tanya Arkan memastikan.["Ya, karena perusahaan itu yang paling besar di antara perusahaanmu. Meskipun anak cabang, tapi perusahaan itu paling banyak memiliki saham dan juga keuntungan, benarkan?"] tanya Kevin penuh percaya diri."Sepertinya kau tahu banyak tentang perusahaan ku yah? Oke, baiklah, aku akan menyerahkannya. Tapi, aku mohon beri aku waktu," jawab Arkan

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 85

    Setelah menuntaskan hasratnya, Andri kembali tertidur. Mungkin ia sedikit kelelahan karena permainan mereka kali ini terasa lebih panas dan juga bergairah.Sepertinya, benar kata orang, apapun masalah yang terjadi dalam rumah tangga, ranjang adalah tempat mereka kembali menemukan suatu kedamaian.Melihat sang istri yang nampak begitu terlelap, Arkan pun ikut tertidur sebentar. Siapa tau, setelah beristirahat pikirannya bisa lebih fress dan juga lebih tenang.Namun, tidur Arkan tidak lah lama, hanya sekitar tiga puluh menit saja, karena ponselnya terus berdering menandakan panggilan.Arkan terpaksa bangun untuk mengambil ponselnya. Di layar sana, nama 'Sinta' tertera dengan jelas.Arkan segera mengangkat telponnya dan tak lama Sinta nampak marah-marah dari sebrang sana.["Bapak tuh kenapa sih? Kenapa harus nggak masuk? Bapak nggak tahu apa kalau ada banyak laporan yang perlu di tandatangani dan di cek?"] omel Sinta panjang lebar."Ck! Saya jadi heran, sebenernya disini yang bosnya kamu

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 84

    "Kamu serius dengan apa yang kamu ucapkan itu, Dek?" tanya Arkan masih belum percaya sepenuhnya kepada sang istri.Andri tersenyum lembut, ia tahu, tak mudah bagi Arkan untuk kehilangan semuanya. Ia pernah kehilangan kedua orangtuanya, kehilangan sedikit ingatan dan juga mentalnya, dan kali ini ia kembali di hadapkan dengan sesuatu yang mungkin sedikit sulit ia terima, dan Andri paham akan semua itu.Andri kembali membelai lengan sang suami, dan tersenyum lembut. Ia mengecup pelan pipi Arkan sebentar lalu kembali masuk ke dalam pelikan lelakinya."Mas, jangan pernah merasa sendiri lagi sekarang. Kamu punya aku sekarang, Mas," lirih Andri pelan seraya keluar dari pelukan suaminya."Aku memang hanya orang baru yang kebetulan datang di dalam hidupmu. Tapi aku, aku nggak akan membiarkanmu menghadapi semuanya sendiri kembali, Mas. Aku akan selalu ada di sampingmu dalam suka maupun duka mu," ujar Andri kembali.Arkan menarik napas dalam, lalu mencium pucuk kepala istrinya. "Terimakasih suda

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 83

    Sekan terdiam dan terpaku mendengar jawaban yang terlontar dari mulut istrinya itu. Andri melangkah lebih dahulu ke gazebo halaman belakang, lalu menepuk pinggiran yang masih kosong.Arkan mengerti apa yang dimaksud istrinya. Ia pun segera melangkah dan duduk bersama wanitanya itu."Apa yang sebenernya terjadi, Mas? Dari semalam kamu selalu bertanya seperti itu? Apa yang kamu sembunyikan sebenernya, Mas?" tanya Andri bertubi-tubi.Arkan menunduk sebentar, memainkan jari jemarinya, seolah menguatkan hatinya dahulu sebelum akhirnya ia bercerita kepada sang istri.Andri menunggunya dengan sabar, membelai lembut lengan sang suami seolah memberinya sedikit ketenangan.Arkan mengangkat wajahnya, menatap wajah wanita didepannya yang terlihat begitu kuat dan juga tegar."Aku ... Kevin kemarin ngancem aku, Dek," ucap Arkan pada akhirnya."Kevin? Apa ancaman Kevin ke kamu, Mas?" tanya Andri penasaran.Arkan pun lalu menceritakan tentang telpon Kevin kemarin di kantor. Tentang ancamannya dan jug

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 82

    "Mas, gua mau nanya sesuatu sama lu. Tapi, janji ya jangan diketawain," ucap Arkan tiba-tiba memecah keheningan diantara mereka berdua.Agra mengernyitkan dahinya sebentar, lalu mengangguk mantap. "Ada apa?" tanyanya datar."Gimana kalau misalnya lu di suruh milih antara dua hal sesuatu yang sulit?" tanya Arkan kembali."Apa dulu sesuatunya itu?" tanya Agra balik, suaranya terdengar santai dan juga datar.Arkan kembali menatap langit malam yang begitu terang. Ia menghembuskan napasnya pelan sebelum akhirnya ia kembali berbicara."Kalau misalnya lu disuruh milih antara wanita yang lu cintai sama perusahan yang udah dibangun susah payah sama ortu lu, lu bakal milih mana?" tanya Arkan ambigu.Agra memiringkan kepalanya untuk melihat raut wajah Arkan. Wajahnya terlihat menyimpan suatu beban yang begitu berat sepertinya."Siapa saingan gua yang mau ngerebut Andri dari lu? Emang ada? Wah, nggak bisa dibiarin ini. Harusnya, saingan lu dalam merebut Andri cuma gua aja," ujar Agra sambil terke

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Bab 81

    "Nggak apa-apa kok, Dek. Mas cuma mau nanya doang," ucap Arkan sambil tersenyum masam.Andri menghembuskan napas panjang, lalu mengecup pelan pipi sang suami."Yakin cuma nanya doang? Nggak ada yang lain?" tanya Andri mulai curiga.Arkan kembali menggelengkan kepalanya pelan. Namun sepertinya Andri mulai cukup peka terhadap apa yang terjadi dengan suaminya.Dengan lembut ia mulai mengambil lengan Arkan dan membelainya dengan mesra."Apapun yang terjadi, aku akan mencintaimu, Mas. Aku akan selalu bersama denganmu dalam suka dan duka. Aku tak masalah hidup susah ataupun jatuh miskin," ucap Andri pelan."Mas, asal kamu tahu, aku sudah terbiasa hidup susah. Jadi, kamu nggak perlu khawatirkan aku. Justru, aku yang harus khawatirin kamu, sanggup atau nggak? Asal kamu tau, Mas, bahkan dulu sehari cuma makan sekali saja aku pernah merasakannya. Kamu tenang saja, Mas, jika hanya harta dunia, kita bisa cari bersama-sama. Kita akan kerja sama-sama untuk kembali mengembalikan keadaan," ucapnya pe

  • Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan    Pilihan Yang Sulit

    Arkan masih terdiam di mejanya. Kepalanya ia tangkupkan ke atas meja, seolah ia tiduran disana. Kepalanya sedikit pening sekarang. Keputusan apa yang harus ia ambil kini, semuanya terasa begitu berat.Dalam lamunannya, tiba-tiba belaian lembut hinggap di punggungnya. Arkan mengangkat wajahnya, mencoba tersenyum tenang, meskipun sorot matanya masih menyimpan badai.Nampak Andri disana dengan wajah teduhnya."Mas, ada apa? Siapa yang telpon?" tanya Andri lembut, suaranya pelan dan penuh kekhawatiran."Nggak ada apa-apa, Dek. Hanya telpon iseng yang mencoba menguji kesabaranku," ucap Arkan dengan tenang.Andri mengernyitkan dahinya. Tentu saja ia tak percaya begitu saja. Tak mungkin ada apa-apa, wajah Arkan tidak bisa bohong jika ia memendam suatu masalah yang besar.Andri menghela napas pelan, lalu kembali membelai lembut pundak sang suami, "Kalau Mas sudah siap cerita, cerita aja, ya. Adek akan selalu siap untuk denger semua keluh kesah Mas," ucap Andri sambil tersenyum.Arkan mengangg

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status