Share

Malaikat Penolong

Penulis: Young Lady
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Qiyana yang semula ingin membantu membereskan barang-barang berserakan milik seseorang yang bertabrakan dengannya spontan kembali berdiri. Wanita itu melangkah mundur tanpa sadar ketika mengetahui siapa orang yang baru saja bertabrakan dengannya.

Mantan tunangannya. Seeorang yang tak ingin Qiyana temui lagi sampai kapan pun. Saat lelaki di hadapannya itu mengangkat kepala, akhirnya Qiyana benar-benar yakin kalau penglihatannya tidak salah. Lelaki yang sedang berjongkok di hadapannya ini memang Jovan, mantan tunangannya.

Qiyana sudah tidak lagi memikirkan pengkhianatan yang lelaki itu lakukan padanya. Akan tetapi, kilasan kejadian tentang bagaimana pertemuan terakhir mereka. Bagaimana Jovan memperlakukan dirinya sangat buruk, bahkan berani mengusirnya dari perusahaan ayahnya. Itu yang masih melekat di ingatannya hingga saat ini.

“Tunggu, Qiyana. Aku tahu kamu memang Qiyana. Jangan pergi, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan denganmu!” cegah Jovan setelah membereskan barang-barangnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Ingkar Janji

    “Kamu ingin mengunjungi makam siapa? Orang tuamu?” tanya Qiyana yang sudah turun dari mobil dan kini berdiri bersisian di samping Kenzo. Kini, pasangan suami-istri itu sedang berada di depan tempat pemakaman umum, tepatnya di samping mobil yang mereka tumpangi sebelumnya. Qiyana benar-benar tidak menyangka kalau Kenzo akan mengajaknya ke tempat seperti ini. Bukannya tidak mau, ia hanya terkejut dan bingung saja. Seingat Qiyana, kalau tidak salah ia pernah membaca berita gosip dalam sebuah artikel yang menyebutkan kalau kedua orang tua suaminya ini memang telah tiada. Sama seperti dirinya yang tidak lagi memiliki orang tua. Kemungkinan besar Kenzo pasti akan mengunjungi makam orang tua lelaki itu. Yang membuat Qiyana keheranan, kenapa Kenzo malah mengatakan kalau kunjungan ini dilakukan karena dirinya sedang merindukan seseorang. Padahal ia juga tidak tahu makam siapa yang akan mereka kunjungi. “Bukan. Kamu akan tahu sebentar lagi. Ayo, mataharinya sudah mulai terik. Harusnya tadi k

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Bukan Tamu yang Diharapkan

    Qiyana meraba sisi ranjang di sampingnya yang dingin dengan senyum kecut. Rupanya Kenzo benar-benar tidak kembali ke rumah semalaman. Mungkin, dirinya tidak akan merasa sedih seperti ini kalau bukan karena tak sengaja melihat postingan seseorang. Qiyana tak pernah memiliki niatan untuk menjadi seorang penguntit. Akan tetapi, rasa penasaran membawanya melakukan sesuatu yang sedikit melenceng dari prinsipnya. Ia memang tidak mau terlalu mencampuri urusan orang lain. Tetapi, wanita itu sangat penasaran mengapa Kenzo tiba-tiba membatalkan janji yang jelas-jelas lelaki itu buat sendiri. ‘With my beloved man' Seperti itulah caption yang Amanda tulis di postingan terakhirnya beserta foto lengan seorang lelaki. Dari jam tangan juga kemeja yang lelaki itu gunakan, Qiyana sudah bisa menebak kalau orang itu memang suaminya. Jika dilihat dari yang tertera di foto itu, sepertinya Kenzo sedang menyuapi Amanda. Baru kemarin Qiyana merasa berada di atas angin dan sekarang dirinya malah dihempaskan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Terusir karena Wanita Lain

    Wajah Amanda terlihat memucat setelah melihat gambar yang terpampang di atas mika hitam putih itu. Bukan hanya wanita itu yang terlihat syok, ekspresi Kenzo dan Qiyana pun tak kalah berbeda. Terutama Qiyana yang ingin segera merebut hasil USG nya itu dari tangan Amanda. Sayangnya, ia tidak bisa melakukannya. “Apa-apaan ini?! Apa hubungan kalian berdua sebenarnya?!” banyak Amanda dengan suara melengking yang terdengar ke seluruh penjuru ruangan. Sebelah tangannya mencengkeram hasil USG Qiyana, sedangkan yang satu lagi kini menunjuk wajah wanita di hadapannya. “Dan sekarang dia hamil!” Amanda merangsek maju yang sontak membuat Kenzo menarik Qiyana mundur perlahan-lahan. Tentu saja perhatian kecil itu menyebabkan luapan amarah yang Amanda rasakan semakin memuncak hingga wajahnya berubah merah padam. “Jadi, selama ini kalian menipuku?! Kalian berpura-pura menjadi rekan kerja profesional padahal semuanya palsu, iya ‘kan? Dan sekarang dia sedang mengandung anakmu, Ken?! Kamu tega melakuka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Rindu Salah Tempat

    “Aku tidak bisa, Qiyana. Mohon maaf, tapi aku tidak mungkin melakukan itu. Kalau kamu ingin meminta bantuan lain, pasti aku akan berusaha mengabulkan. Namun, tidak dengan yang ini, sekali lagi mohon maaf,” tolak Nadira dengan kepala tertunduk. Qiyana sudah bisa menebak kalau jawaban yang dirinya terima akan seperti ini. Rencananya memang di luar nalar, tetapi wanita itu tidak tahu lagi harus meminta bantuan pada siapa. Bagaimanapun caranya, ia akan berusaha meyakinkan Nadira untuk membantunya. Respon yang Nadira tunjukkan membuat Qiyana yakin kalau wanita di hadapannya ini memang mengetahui sesuatu. Mencari tahu sendiri akan sangat sulit, siapa tahu Nadira memiliki akses lebih jauh tentang teka-teki yang ingin dirinya pecahkan. Qiyana menangkup kedua tangannya di atas meja seraya berucap, “Aku tidak tahu harus meminta tolong pada siapa lagi. Kamu tahu, aku sendirian. Kamu tidak perlu terus menerus mencari tahu. Aku hanya ingin kamu mengatakan padaku saat mendapatkan informasi apa pu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Terlanjur Sakit Hati

    Qiyana yang terlonjak spontan bergerak menjauh hingga tanpa sadar nyaris terjungkal dari ranjang. Untung saja, seseorang yang berbaring di sampingnya langsung menahan tubuhnya dengan sigap dan mengembalikan ke posisi semula. Qiyana mengerjapkan matanya berulang kali, khawatir apa yang tersaji di depan matanya hanya khayalan semu. Tetapi, rengkuhan erat di pinggangnya sudah membuktikan jika visual seseorang di hadapannya ini memang nyata. “Berhati-hatilah. Kalau kamu sampai jatuh, itu akan membahayakan dirimu sendiri dan anak kita. Kenapa kamu terkejut sekali melihatku? Apa kamu tidak suka aku datang kemari?” tutur Kenzo sembari menyelipkan rambut yang menutupi sebagian wajah Qiyana ke belakang telinga wanita itu. Qiyana langsung menyingkirkan lengan Kenzo dari tubuhnya dengan decih sinis. Tidak ada gunanya lelaki ini kembali bersikap baik dan manis setelah mengusirnya secara paksa dari rumah hanya karena orang lain. Harga diri Qiyana benar-benar tercoreng karena diperlakukan begitu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Aku Merindukanmu

    Langkah Qiyana spontan terhenti karena kata-kata suaminya. Wanita itu menoleh dan menatap lelaki itu dengan sorot tak percaya. Gila saja! Apartemen ini hanya memiliki satu kamar saja, tidak mungkin Kenzo ikut menginap di sini juga. Tungkai jenjang Qiyana kembali bergerak mendekat ke arah suaminya yang memasang ekspresi tak berdosa. “Kamu harus pulang sekarang! Kamu tahu di sini hanya ada satu kamar. Kalau kamu ingin menginap di sini, memangnya kamu ingin tidur di mana?!” Qiyana melontarkan ancaman dan pengusiran itu dengan berbisik di samping telinga Kenzo. Sebab, Nadira juga berada di sini, meski sekarang wanita itu beranjak ke dapur, tetap saja masih bisa mendengar perdebatan mereka. Jujur saja, Qiyana masih sakit hati atas perlakuan Kenzo padanya kemarin. Setelah lebih mementingkan orang lain dibanding dirinya, bisa-bisanya sekarang lelaki itu bersikukuh ingin mengajaknya pulang. “Tenang saja, aku bisa tidur di sana,” jawab Kenzo santai sembari menunjuk sofa panjang yang tersedi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Tugas Seorang Istri

    Kata-kata Qiyana membuat manik mata Kenzo terbelalak. Seakan-akan tak mempercayai apa yang baru saja keluar dari bibir istrinya. Lelaki itu membeku selama beberapa saat dengan tatapan yang masih menyorot sepenuhnya ke arah Qiyana. “Oh, kamu sudah benar-benar berubah pikiran? Ya sudah kalau begitu, silakan pergi. Aku akan tidur saja kalau kamu tidak mau.” Qiyana melepaskan lengan Kenzo dan hendak mengubah posisinya. Namun, lelaki itu lebih dulu mencegah. “Kamu yakin dengan apa yang kamu katakan barusan?” tanya Kenzo yang masih sangat terkejut. “Setelah menyakitimu kemarin, aku merasa tidak pantas meminta apa pun, apalagi ini. Lain kali saja, jika kamu sudah benar-benar siap.” Decak pelan lolos dari bibir Qiyana. “Kamu mau atau tidak? Cepatlah sebelum aku berubah pikiran. Kalau kamu tidak mau juga tidak apa-apa. Jangan menunggu lain kali, karena belum tentu aku bersedia.” Kenzo berdeham pelan seraya menempatkan tubuhnya di posisi sebelumnya lagi. “Apa kamu yakin? Kamu tahu, aku tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Kembali Terlupakan

    Qiyana kembali membuka matanya perlahan-lahan ketika merasakan tubuhnya berguncang. Tetap saat manik matanya terbuka, Kenzo sedang menggendongnya dan berusaha mengeluarkan dirinya dari mobil lelaki itu. “Ini di mana? Rumah sakit?” gumam Qiyana sembari mengamati sekitarnya. “Tidak perlu! Kramnya sudah tidak terasa lagi. Aku yakin aku dan janinku baik-baik saja. Kita pulang saja!” cegahnya cepat dan sedikit mendesak. Bukannya Qiyana ingin menyepelekan kondisi janin dalam kandungannya. Namun, tetap saja mereka tidak bisa muncul di depan umum dengan penampilan seperti ini. Apalagi Kenzo ingin menggendong dirinya memasuki rumah sakit. Mereka bisa langsung menjadi sasaran empuk paparazi setelah ini. “Tidak bisa! Kamu tetap harus diperiksa sekarang juga. Aku tidak mau terjadi sesuatu yang buruk pada kalian berdua!” sahut Kenzo yang kini sudah kembali berdiri tegak dan menutup pintu mobil dengan kakinya. “Tunggu dulu! Bisakah kamu mendengarkan aku terlebih dahulu sebelum memutuskan sesuatu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Pengakuan yang Ditunggu-Tunggu

    “Aku hanya ingin memberi ucapan selamat ulang tahun pada keponakanku, apa itu salah?” sahut Amanda yang tidak terlihat tersinggung sama sekali oleh kata-kata kasar yang Kenzo ucapkan. “Aku tahu keponakanku berulang tahun hari ini dan aku hanya ingin memberi sedikit hadiah untuknya.”“Dari mana kamu tahu kalau ulang tahun putraku dirayakan di sini?” Kenzo kembali mengulang pertanyaannya dengan nada lebih menuntut dan tatapan yang semakin tajam. “Kalau kamu hanya berniat mengacaukan acara ini, lebih baik kamu pergi.”Qiyana yang bingung harus melakukan apa hanya mengelus bahu Kenzo, berusaha menenangkan lelaki itu. Walaupun selama ini Amanda memang sering melakukan hal-hal tak terduga, tetapi ia yakin kali ini Amanda tidak memiliki niatan buruk. “Jangan terlalu keras padanya, mungkin dia memang hanya ingin memberi ucapan selamat untuk Rey,” bisik Qiyana pada Kenzo. “Jangan langsung mengusirnya seperti ini. Setidaknya kita bisa bicara baik-baik dengannya.”Amanda berdeham pelan sera

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Rencana Rahasia Kenzo

    “Apa kamu yakin acaranya tidak diadakan di rumah saja? Kalau acaranya di luar, bisa saja ada wartawan yang melihat kita. Hari ini sangat spesial dan aku tidak mau terjadi masalah baru,” tutur Qiyana yang sedang menyuapi putranya. “Tentu saja tidak, Sayang. Semuanya sudah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari, sedikit merepotkan jika tempatnya dipindah. Lagipula Rey sangat menyukai tempatnya dan kamu juga tahu kalau aku tidak mengundang banyak orang. Percayalah tidak akan ada masalah yang terjadi,” sahut Kenzo tanpa keraguan sedikitpun. Tepat hari ini, Reynand Pratama Abimana genap berusia satu tahun. Sejak jauh-jauh hari, Qiyana dan Kenzo telah berencana untuk merayakan hari ulang tahun putra mereka. Tentu saja awalnya Qiyana hanya berniat mengadakan acara di rumah, namun siapa sangka Kenzo malah menawarkan untuk menggunakan salah satu ballroom hotelnya. Meskipun sudah saling terbuka sejak lama, nyatanya sampai saat ini Kenzo belum memiliki niatan untuk membuka hubungan mereka di de

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Pertemuan Yang Terlupakan

    “Aku yakin kamu memang penguntit,” jawab Qiyana sembari melirik foto-fotonya yang pernah Kenzo tunjukkan beberapa waktu lalu. “Kalau tidak, mana mungkin kamu masih menyimpannya. Lagipula tidak ada yang bagus juga dari foto-foto itu. Buang saja.” Akan tetapi, jujur saja sekarang Qiyana malah lebih penasaran dengan foto-foto tersebut daripada dokumen di tangannya. Waktu itu Kenzo sudah berjanji akan memberi penjelasan lebih lanjut, namun akhirnya terlupakan begitu saja. Qiyana yakin ayahnya tidak mungkin memberikan fotonya secara cuma-cuma pada Kenzo. Ayahnya adalah tipe orang yang tidak terlalu terbuka dengan orang lain, apalagi untuk memberikan hal privasi seperti ini. “Buang? Aku tidak mungkin melakukannya, untuk apa aku melakukan itu setelah mendapatkannya dengan susah payah? Aku berbohong tentang ayahmu yang memberikan foto-foto ini padaku. Anggap saja aku memang penguntit,” jawab Kenzo santai tanpa beban. Qiyana kontan menoleh dengan mata terbelalak dan mulut menganga. “Apa?! J

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Mengembalikan Haknya

    “Aku ingin ikut denganmu,” pinta Qiyana seraya mencekal lengan suaminya. Kekhawatiran terpampang jelas di wajah Qiyana. Terlepas dari segala kejahatan dan luka yang telah ibu tirinya torehkan, ia tetap tidak bisa mengelak kekhawatirannya. Baru minggu lalu mereka bertemu, meski akhirnya juga tidak menyenangkan dan sekarang dirinya mendapat kabar seperti ini. “Tidak bisa, Sayang. Kalau kamu ikut, bagaimana dengan Rey? Kita tidak bisa membawanya ke rumah sakit. Kamu tunggu di rumah saja ya? Kalau terjadi sesuatu, aku pasti langsung mengabarimu. Aku pergi.” Kenzo mengecup kening Qiyana dan Reynand sekilas sebelum beranjak pergi. “Tapi—”Sebelum Qiyana sempat melanjutkan kalimatnya, Kenzo lebih dulu beranjak pergi tanpa menoleh lagi. Lelaki itu tampak sangat terburu-buru dan kembali bertelepon, sepertinya dengan Rangga. Qiyana pun memilih tidak memaksakan diri karena menyadari jika situasi yang dihadapi saat ini cukup rumit. Qiyana hanya bisa menunggu dengan perasaan campur aduk y

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Bunuh Diri

    Semua orang yang berada di ruangan itu panik dan langsung berusaha menjauhkan Ambar dari Qiyana. Namun, wanita paruh itu malah semakin mengeratkan cekikannya. Ia nyaris membuat Qiyana terseret dari ranjang karena mengerahkan seluruh tenaganya untuk mencekik putri sambungnya itu. Qiyana terbatuk dengan napas putus-putus setelah cekikan Ambar terlepas dari lehernya. Wajahnya sudah berubah merah padam. Cekikan itu benar-benar membuatnya nyaris kehabisan napas. Entah bagaimana caranya Ambar membuka borgol yang jelas-jelas masih terpasang di tangan wanita paruh baya itu. Ambar yang masih mengamuk langsung ditarik paksa oleh polisi yang berada di sana. Dengan sigap, para polisi itu memborgol tangan Ambar lagi dan memastikan borgol tersebut tidak akan terlepas lagi. “Panggilkan dokter sekarang!” perintah Kenzo pada sang asisten yang langsung bergegas kelaur dari ruangan tersebut. Lelaki itu menatap sang istri yang masih terbatuk dengan sorot khawatir. “Maaf, Sayang. Aku tidak tahu akhi

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Berganti Posisi

    Qiyana menatap sosok yang baru saja datang dan kini berdiri tepat di hadapannya dari atas sampai bawah. Tatapan tak percaya masih terlihat sangat jelas dari sorot matanya. Wanita itu mengerjapkan matanya berulang kali, khawatir sesuatu yang terlihat di depan matanya hanya ilusi. “Kamu sudah bisa berjalan?” tanya Qiyana dengan ekspresi campur aduk melihat Kenzo sudah dapat kembali berjalan meski dengan langkah tertatih-tatih. “Ssshhh … di mana kursi rodamu? Jangan memaksakan diri, bagaimana kalau keadaanmu malah semakin parah?” Sejak beberapa hari terakhir, Kenzo memang sangat gencar berlatih agar otot tubuhnya tidak kaku dan dapat segera digerakkan normal lagi seperti sediakala. Namun, sejauh ini belum terlihat hasil yang memuaskan karena lelaki itu masih kesulitan berdiri. Dan seharusnya lelaki itu tidak memaksakan diri sampai seperti ini. “Maaf, aku meninggalkanmu sendirian terlalu lama. Kenapa kamu turun dari brankar? Kamu pasti ingin ke toilet lagi ya?” Alih-alih menanggapi pert

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Sengaja Ditinggalkan?

    “Apa? Kamu akan melahirkan sekarang?! Bagaimana mungkin? Bukannya dokter mengatakan kamu akan melahirkan minggu depan?” cerca Kenzo seraya berusaha meminta tolong pada orang-orang yang ada di sekitar taman tersebut. Di saat seperti ini, Kenzo merasa dirinya benar-benar tidak berguna. Seharusnya ia langsung bangkit dan menggendong istrinya ke ruang IGD atau ruangan apa pun itu. Namun, untuk bangkit dari kursi rodanya saja dirinya sangat kesulitan. Qiyana yang sudah tidak kuat menahan bobot tubuhnya sudah terduduk di rerumputan sembari mencengkeram blouse selutut yang dikenakannya. Nyeri yang menjalari perutnya semakin kuat dengan sakit yang tidak bisa didefinisikan dengan kata-kata. “Aku tidak tahu kenapa seperti ini. Sakit sekali, aku tidak kuat,” lirih Qiyana dengan keringat dan air mata yang bercucuran. Sejak bangun tidur pagi ini, Qiyana memang tetalh merasakan sesuatu yang janggal dari tubuhnya. Sejak beberapa jam lalu dirinya selalu bolak-balik ke toilet untuk buang air kecil

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Kalah Cepat

    “Coba ulangi kata-kata terakhirmu tadi,” cerca Kenzo sembari mencekal lengan Qiyana. Qiyana yang sebenarnya sedang menenangkan debar jantungnya yang menggila tetap memasang senyum di wajahnya. Seolah-olah kata-kata yang barusan terlontar dari mulutnya bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Padahal sesungguhnya wanita itu ingin segera melarikan diri dari sini karena malu. Kata-kata itu tiba-tiba meluncur dari mulutnya tanpa bisa dicegah. Tetapi, Qiyana tidak menyesalinya sama sekali. Selama ini ia terlalu banyak bersembunyi di balik gengsi dan harga diri. Tidak ada salahnya mencoba lebih jujur dibanding hanya menyimpannya seorang diri. “Aku hanya mengatakannya sekali dan tidak ada pengulangan lagi. Sekarang bukan waktunya mengobrol, jadi lebih baik kamu tidur saja. Kamu masih dalam masa pemulihan, harus banyak-banyak beristirahat,” sahut Qiyana dengan senyum miring. Kenzo menggeram rendah. “Kamu pikir aku bisa tidur setelah kamu mengatakan itu tanpa kejelasan lagi? Aku tidak akan t

  • Dikhianati Tunangan, Dinikahi CEO Tampan   Waktu yang Sia-Sia

    “Ka-kamu sudah sadar?” gumam Qiyana dengan tatapan terbelalak. Sepasang mata berwarna kecokelatan itu berkaca-kaca. “Aku akan—aw!” Wanita refleks meneggakkan kepalanya dan saat itu juga nyeri yang menjalari tengkuknya semakin terasa.Kenzo membuka peralatan medis yang terpasang di mulutnya setelah mengumpulkan tenaga untuk mengangkat tangannya. “Sayang, apa kamu baik-baik saja? Lehermu pasti sakit karena tidur dengan posisi duduk,” tanya lelaki itu dengan suara serak.Suara bariton yang sangat Qiyana rindukan itu kembali terdengar. Meskipun sangat serak dan lirih, itu sudah cukup untuk membayar perasaan campur aduk yang selalu membelenggunya setiap hari selama berbulan-bulan ini. Sekali lagi Qiyana menatap sang suami yang juga menatapnya, memastikan jika ini semua bukanlah halusinasi. Tanpa membalas pertanyaan suaminya, Qiyana langsung merengkuh tubuh lelaki itu dengan isak tangis yang berurai dari bibirnya. Ketika kulitnya bersentuhan dengan kulit Kenzo, ada kehangatan yang teras

DMCA.com Protection Status