Aku menghubungimu sehubungan dengan Surat Wasiat yang telah Mr. Jacob buat hampir enam bulan lalu.”Pikiran Nathan berkecamuk rasa heran, kenapa harus dirinya yang dipanggil? bukankah Mr. Jacob memiliki anak dan istri yang jelas lebih berkepentingan akan hal ini?Nathan membaca dengan seksama bunyi Surat Wasiat tertanggal 2 Januari 2019 tersebut.“Ingat Mr. Diangello, jaga kerahasiaan ini sampai waktunya tiba," pesan Mr. Tate Donovan.Ternyata sahabatnya telah menyerahkan seluruh bagian sahamnya di perusahaan dan 90 prosen assetnya untuk seorang anak, darah dagingnya.Nathan benar-benar shock mengetahu itu.Memangnya siapa Audrey Abellard?Dia hanya anak haram yang bahkan tidak menyandang nama belakang Andriano.Mungkinkah ini sebuah konspirasi penipuan?Mr. Jacob memintanya untuk mencari dan melindungi putrinya, serta meminta dirinya untuk menjadi walinya sampai Audrey Abellard itu ditemukan dan mendapatkan hak yang semestinya dia dapatkan.Bah! Lelucon apakah ini?Nathan hanya diber
Pencarian yang dilakukan Sylvia di sebuah situs pencarian online telah mendapatkan tiga nama Frank Kashogie yang tinggal dikota Milan.Orang pertama yang telah ia selidiki adalah pria berumur delapan puluh empat tahun. Seorang purna marinir dan sedang manghabiskan masa tuanyanya bersama sembilan cucu beserta empat cicit. Istrinya sudah meninggal sekitar sepuluh tahun silam. Frank Kashogie sering mengunjungi cucu dan cicitnya, dia terlihat bahagia dan sudah tidak memilki ambisi. Kehidupan yang sempurna dan tidak bermasalah. Itu menurut pengamatan Sylvia. Mrs. Andriano yang belum begitu tua dan berkelas sepertinya tidak akan berselera dengan pria seperti itu. Akhirnya nama itu dianulir dari daftar pencariannya.Frank Kashogie berikutnya Sylvia dapatkan informasi juga. Dia adalah seorang anak berusia 25 tahun, bekerja sebagia cleaning service di sebuah kantor penerbitan. Menurut Sylvia dia menebak raut wajahnya tidak ada kemiripan dengan Benigno. Pemuda ini begitu kurus. Ok, skip.Nama
"Berkencan dengan ibumu?” Kashogie tidak yakin demgan pendengarannya.“Cuma itu yang dia perlukan. Mom akan merasa seperti gadis lagi. Dia membutuhkan seorang pria.”“Kau betul-betul yakin akan hal ini?” Kashogie merasa sulit sekali untuk serius.“Yakin sekali.” Bella meneguhkan pendiriannya. Tatapannya tenang dan kepercayaan dirinya bertambah.“Mom telah lupa bagaimana rasanya menjadi muda dan jatuh cinta. Yang dia pikirkan hanya kerja saja. Jangan salah sangka, ibu saya adalah wanita yang hebat, dia cuma terlalu kaku dan... dan keras kepala. Apa yang dia butuhkan adalah... well, Anda sudah tahu jawabannya?”Frank Kashogie kasian pada anak ini, tapi ia sendiri tidak tahu apa yang bisa ia lakukan untuk membantu Bella. Setelah memikirkan hal itu sejenak, ia ingat sekarang bagaimana rupa Charlotte Cassidy. Ia ingat saat wanita itu mulai menghuni apartemennya. Sekilas wanita itu terlihat lembut dan feminin, tidak terlalu menarik. “Mengapa kau memilihku?” Kashogie sangat ingin mengetahui
"Wanita lemah?” Chalotte mengerenyitkan alisnya saat kata-itu disebut. Mereka berdua telah mengatasi masalah-masalah yang jauh lebih sulit beberapa tahun ini. Dengan kata lain, keran rusak sama sekali tidak bisa dijadikan perbandingan.“Tentu saja kita bisa mengatasinya, tapi buat apa kita susah-susah?” Bella bersikeras. “Kita membayar uang sewa kita tiap bulan dengan tepat waktu. Setidaknya manager gedung dapat memperbaiki kerusakan-kerusakan kecil. Lebih dari itu, dia harus segera memperbaikinya. Bagaimana menurutmu?”Tanpa menunggu jawaban ibunya, Bella dengan cepat meraih ponselnya. “Ini, kau harus menelephonnya.”“Aku? Aku tidak punya nomor telephon managernya.” Charloty berkelit.Mereka sudah mendiami disitu selama hampir setahun tapi belum pernah punya alasan untuk menghubungi manajer apartemen.“Nomernya pasti ada disekitar sini.” Bella dengan cepat menghampiri laci meja dapur itu dan mencari buku telephon dan kertas-kertas lain. Dengan cepat ia dapatkan nomor yang dicari.“In
Apa alasanmu menginginkan Dr. Kashogie datang kesini?” tanya Charlotte, alis matanya menatap tajam ke arah anak gadisnya. Menanti jawaban Bella.“Karena dia seorang pria tampan dan kupikir ada baiknya kalau kalian saling mengenal satu sama lain.” Dengan polosnya seakan tidak ada rasa bersalah, kalimat itu terucap begitu saja dari bibir Bella.Inilah saat ia mengambil tindakan, Kashogie menyela. “Kalau boleh, aku mau pergi sekarang.”“Kau sengaja merusak keran air ini agar kita dapat memanggilnya kesini?” Charlotte menekan nada suaranya, sambil menunjuk ke arah Kashogie yang sedang memandang bergantian ibu dan anak itu.Bella menatap Kashogie dengan perasaan dongkol seolah-olah semua ini kesalahan pria itu. “Aku ingin dia melihatmu. Karena usiamu lebih dari tiga puluh tahun, bukan berarti kau sudah tidak cantik lagi. Sekali dia melihat kelebihanmu itu, aku yakin dia akan bersedia mengajakmu kencan. Sebelumnya, aku sudah membicarakan hal ini dengannya, tapi...”“Apa yang telah kau lakuk
“Akulah yang melepas baut itu dari keran, Mom. Frank Kashogie tidak tahu apa-apa tentang hal itu. Ketika waktu aku datang ke kliniknya, aku bertanya, apakah dia mau menerima permintaanku untuk berkencan denganmu, dia menolak. Dia itu benar-banar baik. Katanya itu bukan gagasan yang baik. Saat itulah aku menawarkan uangku dari menjaga anak yang selama ini kusimpan. Tapi ia juga tidak mau menerima uangku.”Rasa pusing menggantikan mual. Komentar-komentar Kashogie melintas dikepala Charlotte, tiba-tiba terdengar masuk akal, khususnya sindiran tajam yang dia dengar ketika lelaki tadi mengangkat baut itu. Namun demikian, tetap saja dia membiarkan ia mengata-ngatai dirinya panjang lebar, sama sekali tidak ada keinginan untuk membela diri.“Tapi...”“Kita tidak akan pindah, bukan?”Charlotte memejamkan matanya dan mendesah. Ia telah mengalami hal yang tidak mengenakkan dikantornya, tapi salah menempatkan berkas dan dimarahi di depan klien penting tidak sebanding dengan perlakuan memalukan ya
Charlotte merasa mulai terperangkap, itu menakutkan baginya. Karena merasa selalu gagal. Tapi kali ini berbeda, itu pasti karena birnya. Rasa takutnya tak akan pernah berubah. Ia ingin cepat-cepat pergi tapi Kashogie menghalangi niatnya. Charlotte sadar bahwa rasa takut terlihat diwajahnya saat menatap Kashogie. Pria itu menatapnya ragu-ragu. Keheningan berlanjut. Charlotte menatap penuh keberanian selama mungkin sebelum ia berpaling. Charlotte telah membuat Kashogie bingung. Mereka telah tertawa bersama, saling menggoda dan bercanda, namun melihat kemurungan Charlotte, Kashogie tidak mengerti harus bagaimana. Dan Charlotte tidak ingin Kashogie mengetahui alasan kesedihannya, karena kalau tidak hati-hati, pria ini segera akan mengalami apa yang telah dialami orang lain, dan hubungan mereka akan berakhir bahkan sebelum dimulai.Ia menatap pria itu untuk terakhir kali, untuk mengucapkan selamat tinggal, untuk berterimakasih padanya, untuk melarikan diri. Pada saat itu ia bisa tahu bah
Dalam perjalanan pulang ke apartemennya, Kashogie terpaksa mengakui bahwa anak perempuan Charlotte punya keahlian dalam menghadapi hal-hal tidak terduga. Kedatangannya yang tiba-tiba baru merupakan awalnya saja. Tapi menyebut kata pernikahan secara terang-terangan hampir membuat Kashogie histeris.Ia menikah? Benar-benar menggelikan.Kalau dipikir-pikir Kashogie sadar Charlotte sendiri juga menyinggung-nyinggung masalah itu, ingin tahu kenapa Kashogie belum menikah, menanyakan apakah ia pernah jatuh cinta. Pertanyaan-pertanyaan khas wanita.Mungkin ibu dan anak itu bersekongkol, berkomplot untuk menjatuhkan dirinya. Hal itu juga terasa menggelikan.Kashogie bukan jenis orang yang menyukai pernikahan. Bukan karena ia senang mempermainkan wanita atau ada sesuatu yang tidak dia sukai pada wanita. Ada kalanya... ia suka pada wanita, kadang-kadang... senang menghabiskan waktu bersama mereka. Singkatnya, ia sangat mnikmati kebebasan hingga tidak bersedia mengorbankan kebebasannya itu pada k