Home / Romansa / Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan / 04. Kelinci kecil, patuhlah!

Share

04. Kelinci kecil, patuhlah!

Author: ZuniaZuny
last update Last Updated: 2025-02-17 19:18:29

“Apa kamu cemburu, Dony?” tanya Damian mengejek adiknya.

“Apa?” Dony segera tersenyum manis. “Aku tidak peduli.”

Dengan gerak-gerik gelisah, Damian mencoba melepaskan diri dari genggaman benalu itu setelah berhasil memprovokasi Dony. Hal itu sukses membuat Dony nyaris tak bisa menyembunyikan kemarahan, wajahnya memerah, seolah menyimpan gunung berapi yang siap meletus. Dalam dera cemburu yang terang-terangan, dia nyaris kehilangan kendali.

"Silahkan duduk," ucap Damian menyambut kedatangan Dony dan Yura. “Silahkan menikmati hadiah jamuan makan dariku.”

Dony dan Yura segera duduk di kursi kosong depan Damian. Mereka makan berbagai menu yang disajikan. Damian yang duduk tepat di depan Yura, sesekali melemparkan senyum simpul ke arah Yura yang sedang sibuk memilih menu. Sorot matanya seolah menggambarkan kekaguman yang tersimpan.

Sementara itu, Dony, yang duduk di samping Yura, tampak mengiris steaknya dengan kasar, begitu keras hingga suara gesekan pisau terdengar nyaring di antara deru pembicaraan di restoran. Keningnya berkerut, jelas memperlihatkan rasa kesal yang mendalam saat matanya sesekali menatap Sindy dengan tajam.

"Jika kamu marah pada seseorang, lampiaskan saja pada orangnya. Jangan pada makanan," ejek Damian.

"Ah, aku tidak marah," bohong Dony menatap tajam pada Sindy, membuat wanita itu bergerak tak nyaman. Baik Damian maupun Yura, dapat melihat kecemburuan Dony dan ketakutan Sindy saat ini.

"Jika kamu cemburu pada Sindy, seret dia padamu karena aku tak suka wanita yang agresif. Aku menyukai wanita lemah lembut seperti … Adik ipar. Patuh dan penurut seperti kelinci peliharaanku."

Semua melongo, terkejut akan penuturan Damian. Seketika Yura melepas pisau dan garpunya. Tak nyaman mendengar bualan seorang Damian.

'Apa maunya Damian ini? Bukankah dia berjanji akan merahasiakannya?' batin Yura, semakin takut jika Damian membeberkan hubungan mereka.

"Maaf aku permisi ke toilet sebentar," ucap Yura, segera pergi ke toilet. 

Menatap istrinya pergi, Dony memandang tajam pada Damian. “Apa maksud dari ucapanmu, Kak?”

Damian tersenyum manis. “Tidak ada arti apapun. Aku menghargai ikatan persaudaraan kita. Jadi, jangan khawatir aku akan merebut Yura darimu.”

Dony memandang Sindy sekilas, kemudian melanjutkan makan daging dengan kesal. Sindy mencoba memberi pesan lewat tatapan mata untuk menjaga sikap. Damian segera pergi meninggalkan mereka berdua.

“Kenapa kamu marah-marah?” tanya Sindy sambil memegang tangan Dony. Seketika dibuang kasar tangan Sindy, “singkirkan tanganmu dariku.”

Tatapan tajam Dony membuat nyali Sindy seketika menciut.

Untuk beberapa menit lamanya, Yura keluar bilik dan mencuci tangan. Dirinya terkejut bukan main saat Damian muncul di sana. "Apa yang kamu lakukan, Tuan Damian? Di sini toilet wanita."

"Aku hanya merindukanmu." Damian mendekat, seketika Yura mundur. "Kau sungguh mengira, aku akan melepasmu semudah itu?"

Yura terus mundur hingga terpojok dan Damian segera mengungkungnya, memberi intimidasi penuh layaknya serigala yang siap menerkam mangsanya. Yura menoleh, menghindari tatapan Damian. Namun, Damian dengan sigap menarik dagu Yura untuk menatapnya.

"Akhirnya sekarang kamu takut padaku. Mulai hari ini, kau cuma bisa hidup dalam ketakutan akan terbongkarnya rahasiamu. Sampai aku bosan mempermainkanmu."

"Kamu tak tahu malu," teriak Yura.

"Benar, aku akui itu. Pernah dengar dulu, aku sendiri yang mencekik kelinci peliharaanku. Saat itu, dia sudah bertahan selama lima detik."

Akh

Yura merasa kesakitan saat Damian mencekiknya, "Kelinci kecil, menurutmu, berapa lama kamu bisa bertahan?"

Uhuk uhuk.

Damian melepaskan cekikan, beralih mengelus rambut Yura dengan senyum evilnya. Tak memperdulikan ketakutan Yura. Setelah kepergian Damian, baru bisa bernapas dengan lega. Kini tersisa beribu penyesalan karena telah meremehkan seorang Damian.

"Sungguh berbahaya. Keluarga Baskoro juga bukan tempat yang aman bagiku."

Tubuh Yura mengejang seakan listrik menyambar saat ingatan tentang ucapan ayahnya yang terakhir sebelum pingsan merasuki pikirannya. 'Yura, kamu harus sehat dan bisa menjaga diri sendiri.'

Air mata mengalir deras, tak terkendali dari mata Yura sementara tangisnya pecah memecahkan keheningan ruangan.

"Ayah, cepatlah bangun! Aku tak kuasa menahan beban ini tanpa dirimu. Aku benar-benar tak sanggup lagi... Ayah, aku membutuhkanmu!" Hatinya terasa remuk redam, hancur berkeping-keping mengingat tanggung jawab besar yang harus dipikul sendirian.

Hiks hiks.

Satu minggu kemudian.

Kehidupan Yura merasa sedikit tenang karena Damian tak menampakkan batang hidungnya selama satu minggu ini. Namun, ada berbagai pertanyaan timbul di benaknya. Damian dengan jelas mengancam dan menyatakan jika tidak akan melepasnya hingga dia bosan.

'Apakah dia sudah bosan padaku? Jika benar begitu, aku sungguh lega,' pikir Yura.

Sedangkan Dony, dia sama sekali tidak pulang setelah malam pernikahan itu. Yura mendapatkan kabar jika Doni pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis. Saat ini, Yura tinggal bersama ART saja, sedangkan para bodyguard diperintahkan untuk menjaga Sindy. Istri sah Dony adalah Yura tapi yang mendapatkan penjagaan ketat adalah Sindy. Lucu sekali bukan?

Yura berusaha keras untuk tidak menyesali pernikahan yang dijalani bersama Dony. Dia sadar bahwa tidak pernah ada cinta sejak awal, dan mungkin itulah mengapa Dony justru lebih memperhatikan selingkuhannya, Sindy. Namun, di tengah situasi seperti ini, Yura tak bisa menahan rasa sakit dan kecewa yang terpendam di hati. Dalam diam menarik napas besar, mencoba meredam perasaan tersebut, dan memaksa diri untuk berpikir tentang hal yang lebih penting, yaitu kondisi ayahnya yang sedang sakit.

"Aku harus bisa kuat, demi Ayah," bisiknya lirih, berusaha menenangkan hati. Tak ada gunanya menangisi pernikahan yang memang sudah retak sejak awal, yang penting saat ini adalah bagaimana bisa mencari dukungan, baik moril maupun materil, untuk kesembuhan ayahnya. Itulah tekad yang mendorong Yura untuk terus melanjutkan langkah meski hati menjerit pilu.

Malam ini, Yura berdiri di balkon untuk beberapa saat. Memandang gemerlapnya bintang di langit hingga merasa ngantuk, dia memutuskan untuk tidur. Baru saja naik ranjang, terdengar seseorang masuk kamarnya lewat balkon.

"Siapa di sana?"

Yura berjalan pelan menuju balkon, memandang ke sekitar dan tidak ada siapapun membuat bulu kuduknya berdiri. Dengan cepat Yura berbalik dan lari masuk kamar. Tiba-tiba ….

Mmph.

Yura dibekap seorang lelaki dari belakang tanpa sempat menghindar. Merasa panik, Yura bergerak membela diri.

Akh.

Yura menggerakkan siku, menyentuh perut kiri laki-laki itu. Sebenarnya pukulan Yura tak seberapa, tapi pukulan itu tepat mengenai luka di tubuh kekarnya sehingga lelaki itu menggeram hebat dan limbung.

Akh

Yura terkejut bukan main melihat lelaki itu.

"Damian?"

Ya, lelaki yang terluka saat ini adalah Damian dan tanpa disadari, Yura telah memukul tepat pada lukanya. Yura segera duduk mendekat untuk melihat kondisinya.

"A-apakah kamu baik?"

Akh.

Yura mundur hingga terjungkal, menutup mulut setelah tahu ada cairan merah keluar dengan deras darie perut kiri Damian.

"Jangan berteriak! Meski aku sedang terluka, aku bisa saja membunuhmu!”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   05. Kembali merayu

    "Jangan berteriak! Meski aku sedang terluka, aku bisa saja membunuhmu.”AkhDamian mengerang kesakitan.Di luar rumah."Ke mana perginya?""Dia terluka parah, jadi mana mungkin dia bisa kabur secepat itu. Cepat cari sekitar!"Suara di luar kediaman Dony sangat ramai dengan banyaknya lelaki berpakaian hitam dan memakai masker.Damian menyeret tubuhnya, duduk bersandar di dinding kamar. Dia bisa bernapas lega saat orang-orang misterius itu pergi. Yura berdiri dan mundur, merasa gemetar di seluruh tubuh melihat Damian yang kesakitan. Memori saat keluarga tercinta dibantai habis-habisan kembali muncul di benaknya. Hanya tersisa Ayah yang terkulai dalam koma, saat ini."Yura, papah aku!"'Perlukah aku membunuhnya saat dia terluka? Asalkan aku berteriak, dia akan mati di sini. Maka, kejadian malam itu tak akan ada yang tahu,' batin Yura.Melihat Yura tak bergeming, mata yang semula penuh harap itu seketika sirna, beralih kilatan tajam bak elang yang siap membunuh. "Ternyata kamu sama saja d

    Last Updated : 2025-02-17
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   06. Masuk dalam gengaman

    Satu jam sebelumnya.Brengsek!Dony membanting tas kerja. Dia baru saja pulang dari bisnisnya. Melihat itu, Yura mendekat, memastikan apa yang telah terjadi. "Ada apa, Dony?""Damian, kakak keparat itu telah mendahului pertemuan bisnis dengan klien Kakek Luhan di luar negeri. Dia telah memenangkan bisnis di Dubai dengan membeli saham dan lahan untuk memperluas bisnisnya. Sial!"Yura tak paham, dengan polosnya bertanya. "Bukankah kalian keluarga? Kenapa kakakmu harus bersaing dengan Kakek Luhan?""Tentu saja karena dendam," jelas Dony yang segera menutup mulutnya. Dia sadar betul telah membocorkan rahasia besar yang terjadi tiga tahun lalu."Apa maksudmu, dendam?""Ah, aku salah bicara. Buatkan aku teh sana!" usir Dony mengalihkan kecurigaan Yura.Bukankah istri harus patuh kepada suami, meski tak ada cinta di antara mereka?Yura dengan patuh membuatkan segelas teh chamomile dan mengantarkan pada sang suami. Saat sampai di ruang tamu, tangan Yura mengepal erat gagang teh hingga isi di

    Last Updated : 2025-03-15
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   07. Bekerjalah di perusahaanku!

    "Berkas itu sangat penting bagiku. Katakan saja, apa yang harus aku lakukan agar kamu mau memberikannya padaku?"Damian sungguh senang, Yura memberinya penawaran yang cukup berani. Tanpa ragu mendekatkan diri dan memandang intens wajah cantik bak dewi yunani itu. Tatapan lembut dan meneduhkan meski terbalut rasa takut dan kesepian."Bekerja di Perusahaan dan jadi wanitaku."Seketika Yura menggenggam erat tasnya, reaksi penolakan dari permintaan Damian. "Apakah tak ada cara lain? Aku tak bisa. Aku …, tak bisa meninggalkan Dony.""Yura, aku sama sekali tidak percaya dengan kesetiaan orang. Semua keyakinan tanpa ragu karena taruhan, tidak akan cukup 'kan?"Damian mendekat dan menarik dagu Yura dengan satu tangannya. Terselip emosi dan kecemburuan di dalamnya. "Seberapa besar cinta Dony di dalam hatimu?"'Dibaliknya, ada keselamatan Ayahku. Ada kenyataan yang belum terungkap tentang pembantaian keluargaku.'"Aku tidak bisa hidup tanpa dia."Prok prok prok.Damian bertepuk tangan sendiri d

    Last Updated : 2025-03-16
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   08. Siapa pria misterius itu?

    "Tunggu!"Seketika Yura berhenti. Damian mendekat dan memeluknya dari belakang, mengendus ceruk leher Yura. Seketika Yura kembali meremang. Dengan gemetar, Yura berusaha melepaskan pelukannya. "Tu–tuan Damian, apa yang kamu lakukan. Aku sudah me–""Pelukan sebelum perpisahan. Ingat! Besok pagi kamu harus ada di perusahaan ini. Jika tidak–""Baik Tuan. Sekarang, aku harus pergi."Yura berusaha melepas pelukan dan berlari setelahnya.Andy mengantar Yura pulang, setelah menerima telepon dari Damian yang meminta dirinya mengantar dan memastikan keselamatan gadis itu. Dalam perjalanan, pikiran Andy mulai resah dan pertanyaan demi pertanyaan muncul, 'Ada apa sebenarnya? Apakah Damian menyukai wanita ini? Bukankah wanita ini adalah adik iparnya sendiri?' gumam Andy dalam hati sambil sesekali mencuri pandang ke arah Yura lewat kaca spion mobil.Sementara itu, Yura terlihat cemas dan bingung dengan keadaan yang tengah dihadapi. 'Mengapa Damian begitu mengkhawatirkan keselamatanku? Apa yang seb

    Last Updated : 2025-03-19
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   09. Kotak pemberian Damian

    "Kamu?"Yura terkejut saat Andi berada di depan rumahnya membawa suatu kotak di tangannya. Dilihat ke segala penjuru tempat, mencari sosok lain yang datang bersamanya. Hal itu membuat Andi tersenyum simpul."Maaf, Nyonya. Aku datang sendirian, Tuan Damian tidak ikut bersamaku. Jadi, Anda tidak perlu khawatir."Yura mengangguk ragu. Seharusnya dia bahagia bukan? Damian tidak akan mengganggunya. Namun, entah mengapa Yura merasa kecewa."I–iya.""Ini. Tuan Damian membelikannya untukmu.""Apa ini?" tanya Yura bingung, menerima boks besar dari Andy."Anda lihat saja. Apa isinya? saya tidak tahu." Andy menatap ke dalam rumah, tampak tak berpenghuni, membuat Andi penasaran dan mulai menyuarakan rasa yang menggelitik pikirannya. "Apakah Anda tinggal sendiri?"Yura menatap ke dalam sekilas lalu menggeser tubuhnya tak nyaman. Seolah menutupi kebenaran. Dia tak boleh terlihat lemah dan takut di mata orang lain. "Dony sedang keluar untuk urusan. Sebentar lagi akan sampai rumah, dia baru saja meng

    Last Updated : 2025-03-20
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   10. Ketahuan Madam Sherly

    "Menikah? Milik orang lain? Aku ingin menjadi diriku sendiri, Yura yang bebas melakukan apapun," gerutunya menanggapi pesan Damian.Karena pernikahan ini tanpa cinta, Yura pun tak memikirkan seberapa pentingnya cincin pernikahan. Hingga Damian memberinya, barulah Yura sadar jika satu hal kecil darinya bisa mengubah suasana hati. Yura begitu bahagia.Diselipkan cincin itu di jemari manisnya, dan tidur terlentang di atas kasur empuk. Memikirkan banyak hal tentang perhatian seorang Damian. Lama memikirkan, perut Yura kembali berbunyi. Dia melupakan jam makan malam tadi."Oh ya, ada cake."Yura segera mengambil cake dan membawanya ke meja rias, berniat memakannya di sana. Memandang gambar itu, membuat Yura kembali tak nafsu padahal dia lapar. Yura memutuskan untuk merusak gambar dengan garpu, meliuk liukkan garpu hingga menjadi lukisan abstrak. Merasa lucu, Yura mempunyai ide untuk memotretnya."Aku akan memperlihatkan padamu jika aku bisa merusak gambar cake pesananmu," gumam Yura pada Da

    Last Updated : 2025-03-22
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   11. Wanita-mu?

    Yura menyeret tubuh lemahnya untuk meminta belas kasihan seorang Sherly. "Maaf, Madam, aku bersumpah tak akan mengulangi kesalahan ini lagi. Tolong, beri aku satu kesempatan lagi. Jangan putuskan pengobatan Ayahku!" Dalam sekejap, Yura merasakan dunia seakan berputar, sedih dan takut bersamaan mendera. Sherly hanya menatapnya dengan mata yang tajam, bibirnya terkembang dalam senyum sinis. "Baiklah, kali ini aku maafkan, tapi ingat, tak akan ada kesempatan lain. Paham?" Mendengar itu, Yura mengangguk lemah, setiap kata yang meluncur dari bibir Sherly bagai jarum yang menusuk-nusuk jantungnya. Di balik anggukan itu, rasa bersalah dan harapan berbaur menjadi satu, menciptakan gumpalan emosi yang tak terurai.Semua pergi meninggalkan Yura sendirian, merasakan sakit hebat di tubuh. Remuk redam terasa hingga kesulitan menggerakkan tubuh.Yura menangis pilu, hatinya bagai ditusuk berulang kali oleh duri-duri kesedihan. Dia tidak menyesal telah bertemu dengan ayahnya dan menerima hukuman yang

    Last Updated : 2025-03-24
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   12. Suara ambigu

    "Wa-ni-ta-mu?""Tentu saja. Bukankah sudah berkali-kali aku mengatakannya, kelinci kecil?" jawab Damian dengan sorot tajamnya. "Apa aku perlu mengingatkannya padamu?"Yura segera menggeleng. Seharusnya tak membahas masalah ini di saat seperti ini. Damian sungguh mudah tersinggung. Padahal, butuh perjuangan untuk mengecoh pengawal yang dikirim Damian tadi. Sedangkan Damian merasa puas karena Yura sungguh patuh padanya."Diam dan ikuti semua perintahku!"Yura mengangguk. Dengan hati-hati, Damian mulai mengobati luka di kening. Ditatap manik mata coklat hazel yang kini bergerak ke kanan kiri, seolah mencari perlindungan diri dari bahaya seorang Damian. Semakin intens, semakin dalam rasa suka Damian padanya.Dagu Yura ditarik hingga tatapan mereka bertemu. Tangan Damian tetap fokus mengobati luka Yura, tapi mata mereka tetap terkunci dan tenggelam dalam dejavu. Mereka hampir kembali berciuman, jika saja ….Drrt, drrt.Ponsel Yura bergetar dan tampak panggilan dari Dony. Seketika Damian be

    Last Updated : 2025-03-25

Latest chapter

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   28. Masih mau berhubungan

    "Mulai detik ini, kamu tidak perlu lagi bekerja dan pergilah! Jangan pernah muncul kembali di hadapanku sebelum kamu berubah pikiran," ucapnya dengan nada yang keras dan tajam. Kata-katanya terdengar begitu kasar, menyayat hati, seolah mengusir Yura dari hidupnya.Yura terpaku, matanya memandang Damian dengan tatapan yang tidak percaya. Wajahnya yang sedari tadi terlihat sedih, kini terlihat semakin pucat, bibirnya bergetar, dan mata yang kini terlihat sayu. Dia menundukkan kepalanya, mengambil napas dalam-dalam, dan tanpa sepatah kata, dia berbalik pergi meninggalkan Damian yang masih berdiri di balik jendela kantornya, dengan rasa penyesalan yang mulai memenuhi ruang hatinya.Yura berlari dengan langkah terburu-buru menuju toilet, pintunya terbanting keras saat ia memasuki ruangan itu. Dalam keheningan yang pekat, hanya suara isak tangis Yura yang memecah kesunyian. Air mata mengalir deras membasahi pipinya yang memerah, setiap tetesnya menandai kekecewaan yang mendalam.Di balik pi

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   27. Pergi dari hadapanku!

    “Andy, pergilah ke apartemen dan pastikan Yura masih ada di sana.”“Apa? Anda dan Yura, bos, kalian?”“Sudahlah. Pergi dan pastikan keberadaan Yura. Jika masih di apartemen, segera usir dia.”“Apa? Mengusirnya Bos?”“Iya, apakah kamu tuli, hah?”“I–iya Bos. Saya akan mengusirnya sekarang juga.”Andy segera pergi ke apartemen Damian. Setelah sampai, dia hampir mengetuk pintu apartemen, tapi hal itu di urungkannya. Dia tahu kode sandi apartemen itu sehingga Andy berpikir tak perlu mengetuk pintu. Segera membuka dan masuk ke dalam apartemen. Dengan tegas, raut wajah tegang dan sikap serius, Andy mendekati Yura yang kini syok melihatnya.“Kamu?” ucap Yura kaget. “Ya, ini saya.” Andy tidak membuang waktu untuk berbasa-basi. "Maaf, Nyonya Yura. Tuan Damian meminta Anda untuk segera meninggalkan apartemen ini," ucap Andy dengan nada tegas dan langsung.Yura terkejut dan kebingungan terpancar dari wajahnya. "Tapi, mengapa? Saya belum siap untuk pergi," katanya dengan suara gemetar, matanya

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   26. Berdua saja

    "Bicaranya nanti saja. Urus dulu cacing-cacing di perutmu itu!"Damian tersenyum memikirkan kelakuan Yura barusan. Sungguh konyol. Diikuti gadis yang telah diubahnya menjadi wanita itu, memeluk dari belakang hingga Yura kembali terkejut. Dihirup ceruk leher hingga membuatnya kembali meremang."Kenapa tidak makan? Bukankah kamu lapar?"Yura tersentak, menutupi rasa kecewa sekaligus bersyukur atasnya. Dengan gugup duduk di meja. Damian memandang tajam, lengkap dengan senyum devilnya. "Duduk manis di situ. Aku akan memasak untukmu."Damian dengan cekatan membuat omelet karena menurutnya makanan itu yang cukup mudah dibuat dan ada unsur karbo yang bisa mengganjal perutnya. Tak hanya itu proses memasak juga cukup singkat, tinggal kocok dan masuk teflon. Seperti sesimpel kita menjalani kehidupan. Cukup jalani, syukuri dan nikmati prosesnya maka semua akan terlewati meski tak mudah."Makanlah!"Damian menyodorkan sepiring omelet di depan Yura. Berjalan pelan sampai di belakang Yura, dengan ce

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   25. Mengatakan hal penting

    "Kenapa dibeli semua?""Karena aku ingin," jawab Damian dingin dan melangkahkan kakinya pergi, meninggalkan Yura sendirian."Apa kamu tak mau pergi?" teriak Damian menyadari Yura terpaku."Ah iya."Yura berlari ngos ngosan hingga tepat di samping Damian. Tubuhnya ambruk akibat kelelahan. Melihat itu, Damian merasa kasihan tapi ingin sekali lagi mengerjainya.Ekhem"Bangunlah!""Sebentar, aku kehabisan napas.""Dasar lelet. Baru berlari sebentar saja sudah ngos ngosan. Mulai besok, kamu harus berolahraga."Akh"Apa yang kamu lakukan? Turunkan aku?" teriak Yura saat tubuhnya diambil paksa, di taruh di atas pundak seperti memikul sekarung beras.Damian tak peduli, terus menggendong hingga sampai pada mobil jeep miliknya.Bugh"Aku tidak sabar untuk mengungkungmu di apartemenku!" ucap Damian sambil menatap tajam. Yura merasa ngeri, takut, dan cemas. Hatinya berdebar kencang saat meresapi kalimat yang baru saja keluar dari mulut Damian.'Apa yang akan terjadi padaku? Bagaimana jika keadaan

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   24. Membelikan pakaian mahal

    "Halo.""Di mana kamu?""Aku ada di kediaman madam Sherly, ah maksudku, ibuku.""Baiklah. Aku akan mengirim supir untuk menjemputmu.""Untuk apa? Aku akan pulang sendiri.""Sudahlah jangan banyak alasan, cepat keluar dan ikuti perintahku!""Baik."Panggilan berakhir.Yura menghela napas berat. Terlepas dari Dony, terjebak oleh Damian. Ya, beginilah nasib Yura sekarang. Kehidupannya berputar putar dari kehidupan kakak beradik itu. Sampai kapan seperti ini? Entahlah, Yura sendiri tak bisa menjawabnya. Semua tergantung dari kesembuhan sang Ayah. Ya, dibandingkan semua itu, Ayahnya yang terpenting bagi Yura.Sebuah taksi menunggu di depan kediaman Sherly. Yura segera turun dan keluar rumah. Namun, langkah terhenti saat panggilan dingin menyapanya."Sudah di jemput ya," ucap Sherly yang kini duduk di ruang tamu dengan lampu dipadamkan."Madam. Kenapa Anda belum tidur?""Aku tak bisa tidur. Kamu mau ke mana? Lalu taksi itu?""Ah, aku memutuskan untuk pulang ke kediaman Dony. Taksi itu aku y

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   23. Di mana kamu?

    Yura berjalan menuju ruang kerja Madam Sherly, dengan amplop coklat yang berisi informasi penting tentang Damian di tangannya. Tangannya sedikit gemetar dan tak bisa disembunyikan. Setibanya di depan pintu, ia mengetuknya perlahan.Tok, tok."Masuk," terdengar suara Madam Sherly dari dalam.Dengan langkah mantap, Yura membuka pintu dan memasuki ruangan tersebut, seraya memberikan hormat. "Madam Sherly, ini informasi yang Anda minta tentang Tuan Damian," ucapnya, sambil menyerahkan amplop tersebut.Madam Sherly, yang duduk di balik meja kerjanya yang besar, mengangguk dan menerima amplop itu. Ia membukanya dengan teliti, memeriksa setiap lembaran yang Yura berikan. Matanya menyapu cepat setiap detail yang tercatat, dari aktivitas Damian hingga jadwal kantor yang akan datang."Kerja yang baik, Yura," puji Madam Sherly, setelah beberapa saat mempelajari isi amplop tersebut. "Ini sangat membantu. Terima kasih telah menyelesaikan ini dengan cepat dan akurat."Yura merasa lega, senyumnya ki

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   22. Ayolah! Kamu bukan anak kecil.

    Yura tersenyum manis sambil berkata, "Ayolah! Kamu bukan anak kecil."Damian hanya mengangguk lemah dan kembali menutup mata, terlalu sakit untuk berkata-kata. Dia juga berusaha meredam api kecemburuan serta keraguan tentang kejadian semalam. Kembali membuka mata saat ada gerakan di ranjang dan menandang lemah pada Yura yang berjalan ke dapur, memastikan sup sudah matang sempurna. Setelah yakin dengan rasa dan khasiatnya, ia menuang sup ke dalam mangkuk dan membawanya ke kamar dengan hati-hati.Yura uduk di samping Damian, memegang nampan berisi sup dan memberikannya. "Makanlah selagi hangat."Damian menggeleng pelan, membuat Yura kesal. Dia sudah bersusah payah membuatnya tapi lelaki itu menolaknya."Kenapa tidak mau? Sup ini bisa meredakan mabuk yang kamu derita saat ini."Damian masih mengurut keningnya sedangkan Yura memilih untuk pergi membawa nampan. Tiba-tiba .…SrekhTangan Yuna digengam erat Damian. Tangan Damian yang berkeringat dingin menghentikan Yura, seketika khawatir ji

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   21. Tolong, jangan paksa aku?

    Andy pikir cukup memberikan garis besar tentang pengertian jarak antara Demian dan Yura yang berstatus istri Dony. Andy menggoyang goyangkan tubuh Damian dan memanggil berkali-kali, "Tuan Damian.""Tunggu! Aku rasa, lebih baik jangan dibangunkan. Kita biarkan saja dia tidur," sela Yura, ketakutan.Andy tak peduli, terus membangunkan hingga dirinya putus asa. "Tuan Damian, Nyonya Yura sudah datang," bisik Andy sambil terus mengguncang tubuh Damian.Anehnya, mendengar nama Yura, Damian membuka mata perlahan. Tatapannya membulat saat melihat Yura yang kini berdiri di hadapannya.Make up natural dengan lipstik pink cherry. Rambut lurusnya digerai indah dihiasi penjepit di sisi kanan, seperti gadis korea kebanyakan. Yang membuat Damian semakin terpesona adalah dress peach selutut dipadu blazer coklat muda yang di pakai. Damian menelisik dari atas ke bawah dimana sepatu pantofel coklat sebagai pelengkapnya.Yura sendiri mundur selangkah melihat Damian yang berdiri dari duduknya. Gerakan ref

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   20. Apakah Damian mabuk?

    Pesan Damian membuat Dony emosi. "Brengsekh!""Kenapa aku harus menuruti berandalan ini? Jika bukan karena kakek Luhan, aku tak akan melakukannya."Damian memutuskan untuk pulang. Di tengah keheningan malam yang terkoyak tiba-tiba derai hujan turun debgan lebatnya. Damian menyusuri jalan yang sepi setelah mengirim pesan terakhir. Langit seolah menangis bersamanya, membasahi bumi dengan air mata yang tak terbendung. Dalam keadaan murung, ia menderu mengemudikan jeep-nya melintasi jalanan yang mulai tergenang.Kenangan buruk pada masa lalu seakan-akan terbawa angin, membuatnya semakin menekan pedal gas, dalam upaya putus asa untuk segera mencapai perlindungan apartemennya. Setiap tetes hujan yang jatuh bagaikan bisikan lara dari masa lalu yang terlupakan, memacu jantungnya untuk berdetak lebih cepat dalam dingin yang menyergap.Hufh.Keringat dingin membanjiri tubuhnya yang basah. Tangan memegangi wastafel kamar mandi dengan gemetar. Namun, tatapan tajam tertuju pada kaca kamar mandi, m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status