Share

05. Kembali merayu

Author: ZuniaZuny
last update Last Updated: 2025-02-17 19:20:03

"Jangan berteriak! Meski aku sedang terluka, aku bisa saja membunuhmu.”

Akh

Damian mengerang kesakitan.

Di luar rumah.

"Ke mana perginya?"

"Dia terluka parah, jadi mana mungkin dia bisa kabur secepat itu. Cepat cari sekitar!"

Suara di luar kediaman Dony sangat ramai dengan banyaknya lelaki berpakaian hitam dan memakai masker.

Damian menyeret tubuhnya, duduk bersandar di dinding kamar. Dia bisa bernapas lega saat orang-orang misterius itu pergi. Yura berdiri dan mundur, merasa gemetar di seluruh tubuh melihat Damian yang kesakitan. Memori saat keluarga tercinta dibantai habis-habisan kembali muncul di benaknya. Hanya tersisa Ayah yang terkulai dalam koma, saat ini.

"Yura, papah aku!"

'Perlukah aku membunuhnya saat dia terluka? Asalkan aku berteriak, dia akan mati di sini. Maka, kejadian malam itu tak akan ada yang tahu,' batin Yura.

Melihat Yura tak bergeming, mata yang semula penuh harap itu seketika sirna, beralih kilatan tajam bak elang yang siap membunuh. "Ternyata kamu sama saja dengan yang lainnya, menginginkan aku mati."

Yura masih tak menjawab, membuat Damian kembali berkata meski kesulitan napas. "Kuberi tahu kau, meski aku mati malam ini, aku juga tak akan mengampuni …."

Damian tersentak ketika Yura duduk di depannya. Tak hanya itu, tangan Yura kini memegang cotton buds yang sudah diolesi obat merah. Sejak kapan dia melakukannya?

Dengan kebingungan itu, Damian ingin berkata lagi, tapi Yura sudah menghentikannya.

"Jangan bergerak, aku akan mengobati lukamu!"

Damian menolak. "Menyingkirlah!"

"Sudah terluka, tapi masih saja banyak bicara," gerutu Yura tanpa menghentikan gerakan tangannya.

"Kemarin aku berkata kasar, kamu masih tak takut padaku?"

"Takut. Siapa yang tak takut pada CEO dingin dan kejam seperti Tuan Damian."

"Lalu?"

Yura tertegun. "Aku pernah melihat orang hampir mati di depanku dan aku tak bisa melakukan apapun hingga dia meninggal dunia di depan mataku. Kali ini, aku tak akan melakukan hal yang sama," ucap Yura fokus pada luka Damian. Namun tatapannya kosong, menyiratkan trauma mendalam.

Damian melihat intens seorang Yura, seolah mencari kebenaran kalimat yang baru saja terucap. Ada kesamaan rasa yang sulit untuk dijelaskan, tetapi mereka bisa saling memahami meski hanya lewat tatapan. Rasa apakah itu?

Ya, rasa kesepian dan trauma kehilangan orang yang disayangi.

Detik berikutnya

Tatapan mereka bertemu, manik mata coklat hazel bertabrakan dengan netra hijau zamrud penuh keteduhan. Sesaat mereka lupa pada jati diri masing-masing. Damian pun tak bisa mengendalikan emosi jiwa yang menuntunnya pada bibir berlipstik nude itu.

5 centi

3 centi

Shrek

Mereka hampir berciuman jika saja Yura tak mengalihkan pandangannya. Seketika gelenyar aneh menyeruak di dalam dada, membuat Yura tak nyaman dan salah tingkah.

"Apakah sakit?" tanya Yura mencairkan suasana.

Aakh.

Belum sempat Damian menjawab, Yura sudah berteriak membuatnya heran. "Aku yang sakit, kenapa kamu yang berteriak?"

"Aku mewakili orang sombong yang merasakan sakit."

Damian sungguh tak mengerti dengan jalan pikiran seorang Yura. Membiarkan wanita manis itu merawatnya sepenuh hati, menyembuhkan lukanya. Di sela-sela kegiatan, Yura menyampaikan apa yang menjadi beban pikirannya. "Luka apa ini? Dan siapa mereka tadi?"

"Mereka adalah orang suruhan Luhan."

"Kakek Luhan?" jerit Yura, membuat Damian segera membekam bibir Yura. "Bisakah kamu pelankan suaramu?"

"Maaf. Tapi, kenapa Kakek Luhan ingin membunuh cucunya sendiri?"

"Ceritanya panjang. Suatu saat nanti akan aku ceritakan."

Yura mengangguk pasrah meski otaknya dipenuhi beribu pertanyaan, memilih fokus menutup luka Damian dengan perban. Tangan Yura yang lihai membuat simpul pada perban di perut Damian. Segera beralih tapi Damian mencekal Yura dan mendekatkan diri.

"Tuan Damian, aku telah menolongmu. Tolong jangan begini?" tolak Yura.

Ekhem

"Maaf. Aku berhutang nyawa padamu. Katakan, apa yang kamu inginkan? Aku akan mengabulkannya."

Yura berpikir sejenak, ingin meminta perlindungan dari seorang Damian.

"Kenapa diam, Yura? Katakan saja. Keluarga Baskoro hanya memanfaatkanmu untuk kepentingan semata. Mereka sangat egois dan kejam. Jika kamu tak sanggup hidup dalam penjara yang mereka buat, aku akan membantumu keluar dari sini."

'Tapi keselamatan Ayahku taruhannya. Aku harus menyelamatkannya dahulu. Apakah aku harus meminta bantuan Damian? Tidak, tidak. Emosinya tidak stabil saat ini. Aku belum sepenuhnya mengerti Damian. Bagaimana jika benar benar tak mau melepaskanku setelah aku menceritakan semuanya?'

"Tidak, terima kasih. Aku merasa bahagia di sini."

"Hidup dengan lelaki yang jelas jelas berselingkuh di depanmu?"

Yura mengangguk membuat Damian tak percaya.

'Apakah Yura benar- benar mencintai Dony? Mengapa masih ada wanita seperti dia,' pikir Damian, menggelengkan kepala.

"Kamu berkata, akan mengabulkan permintaanku sebagai rasa terima kasih. Aku akan meminta satu permintaan."

Damian menatap intens Yuna. "Katakan!"

"Kejadian malam itu, tolong lupakan dan anggap tak pernah terjadi. Aku ingin kita tak berhubungan lagi setelah ini, seperti orang asing. Hanya sekedar kakak dan adik ipar."

Hufh

Damian mendesis tak suka. Mengapa wanita ini harus meminta hal yang tak ingin dilakukannya. Meski tak ingin, Damian mengangguk dan mengalihkan pandangan. Baginya, permintaan Yura sungguh keterlaluan.

Yura mengulurkan tangan, tersenyum sangat manis, membuat Damian membeku sesaat. Senyuman itu, senyuman tulus yang belum pernah dilihat darinya setelah beberapa kali pertemuan ini. Damian merasa telah jatuh cinta pada adik iparnya sendiri. Bahkan dia lah yang membuka segelnya. Namun, semua harus berakhir atas permintaan Yura sendiri. Bagaimanapun, lelaki harus menepati ucapan dan janjinya.

Damian menyambut uluran tangan Yura.

Shrek

Yura dipeluk erat, tatapan mereka bertemu dan Damian mengurut dagu lancip itu dengan tangannya. "Baik. Aku akan menjauhimu. Namun, jika setelah ini kamu masih mendekati aku, akan kupastikan, kamu tak bisa lepas untuk selamanya."

"Tidak akan pernah."

Shrek

Damian melepas kasar pelukannya dan beranjak, pergi dengan langkah terseok tanpa berkata lagi.

Huft

Yura mengelus dada, terasa batu besar yang sedari tadi menghimpitnya telah lepas darinya. Kali ini dia terbebas dari lelaki menakutkan dan dingin itu. Namun, entah mengapa Yura merasa jika ada yang aneh di hatinya. Sesuatu yang tak bisa dipastikan, apa rasa aneh itu?

Yura memutuskan istirahat, melepas semua beban yang telah dijalani seharian ini. Bersiap menjalani kehidupan esok hari. Tanpa bertemu dan berhubungan dengan Damian tentunya.

***

Damian sedang fokus pada pekerjaan kantor. Dia sedang mengevaluasi setumpuk berkas saat Andi, asistennya masuk ruangan. Dia datang dengan kening mengkerut dan bergerak gelisah. Kentara sekali jika ada yang tak beres.

"Ada apa?" tanya Damian.

"Bos ada yang mencarimu."

"Siapa?"

"Nyonya Dony, Yura."

"Apa?"

Yura masuk ruang kerja Damian. Andi segera keluar ruangan, memberi privasi kepada mereka. Damian mendekati Yura yang kini memakai dress peach selutut tanpa lengan. Terlihat sangat cantik dan membuat Damian terpukau. Kini ada dua rasa bertubrukan di sana, antara cinta dan amarah.

"Katakan, apa yang membuatmu berani datang kemari dan menggangguku lagi?"

"Aku ...."

"Apa kamu sengaja mempermainkanku, hah?"

Apa yang terjadi selanjutnya?

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   06. Masuk dalam gengaman

    Satu jam sebelumnya.Brengsek!Dony membanting tas kerja. Dia baru saja pulang dari bisnisnya. Melihat itu, Yura mendekat, memastikan apa yang telah terjadi. "Ada apa, Dony?""Damian, kakak keparat itu telah mendahului pertemuan bisnis dengan klien Kakek Luhan di luar negeri. Dia telah memenangkan bisnis di Dubai dengan membeli saham dan lahan untuk memperluas bisnisnya. Sial!"Yura tak paham, dengan polosnya bertanya. "Bukankah kalian keluarga? Kenapa kakakmu harus bersaing dengan Kakek Luhan?""Tentu saja karena dendam," jelas Dony yang segera menutup mulutnya. Dia sadar betul telah membocorkan rahasia besar yang terjadi tiga tahun lalu."Apa maksudmu, dendam?""Ah, aku salah bicara. Buatkan aku teh sana!" usir Dony mengalihkan kecurigaan Yura.Bukankah istri harus patuh kepada suami, meski tak ada cinta di antara mereka?Yura dengan patuh membuatkan segelas teh chamomile dan mengantarkan pada sang suami. Saat sampai di ruang tamu, tangan Yura mengepal erat gagang teh hingga isi di

    Last Updated : 2025-03-15
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   07. Bekerjalah di perusahaanku!

    "Berkas itu sangat penting bagiku. Katakan saja, apa yang harus aku lakukan agar kamu mau memberikannya padaku?"Damian sungguh senang, Yura memberinya penawaran yang cukup berani. Tanpa ragu mendekatkan diri dan memandang intens wajah cantik bak dewi yunani itu. Tatapan lembut dan meneduhkan meski terbalut rasa takut dan kesepian."Bekerja di Perusahaan dan jadi wanitaku."Seketika Yura menggenggam erat tasnya, reaksi penolakan dari permintaan Damian. "Apakah tak ada cara lain? Aku tak bisa. Aku …, tak bisa meninggalkan Dony.""Yura, aku sama sekali tidak percaya dengan kesetiaan orang. Semua keyakinan tanpa ragu karena taruhan, tidak akan cukup 'kan?"Damian mendekat dan menarik dagu Yura dengan satu tangannya. Terselip emosi dan kecemburuan di dalamnya. "Seberapa besar cinta Dony di dalam hatimu?"'Dibaliknya, ada keselamatan Ayahku. Ada kenyataan yang belum terungkap tentang pembantaian keluargaku.'"Aku tidak bisa hidup tanpa dia."Prok prok prok.Damian bertepuk tangan sendiri d

    Last Updated : 2025-03-16
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   08. Siapa pria misterius itu?

    "Tunggu!"Seketika Yura berhenti. Damian mendekat dan memeluknya dari belakang, mengendus ceruk leher Yura. Seketika Yura kembali meremang. Dengan gemetar, Yura berusaha melepaskan pelukannya. "Tu–tuan Damian, apa yang kamu lakukan. Aku sudah me–""Pelukan sebelum perpisahan. Ingat! Besok pagi kamu harus ada di perusahaan ini. Jika tidak–""Baik Tuan. Sekarang, aku harus pergi."Yura berusaha melepas pelukan dan berlari setelahnya.Andy mengantar Yura pulang, setelah menerima telepon dari Damian yang meminta dirinya mengantar dan memastikan keselamatan gadis itu. Dalam perjalanan, pikiran Andy mulai resah dan pertanyaan demi pertanyaan muncul, 'Ada apa sebenarnya? Apakah Damian menyukai wanita ini? Bukankah wanita ini adalah adik iparnya sendiri?' gumam Andy dalam hati sambil sesekali mencuri pandang ke arah Yura lewat kaca spion mobil.Sementara itu, Yura terlihat cemas dan bingung dengan keadaan yang tengah dihadapi. 'Mengapa Damian begitu mengkhawatirkan keselamatanku? Apa yang seb

    Last Updated : 2025-03-19
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   09. Kotak pemberian Damian

    "Kamu?"Yura terkejut saat Andi berada di depan rumahnya membawa suatu kotak di tangannya. Dilihat ke segala penjuru tempat, mencari sosok lain yang datang bersamanya. Hal itu membuat Andi tersenyum simpul."Maaf, Nyonya. Aku datang sendirian, Tuan Damian tidak ikut bersamaku. Jadi, Anda tidak perlu khawatir."Yura mengangguk ragu. Seharusnya dia bahagia bukan? Damian tidak akan mengganggunya. Namun, entah mengapa Yura merasa kecewa."I–iya.""Ini. Tuan Damian membelikannya untukmu.""Apa ini?" tanya Yura bingung, menerima boks besar dari Andy."Anda lihat saja. Apa isinya? saya tidak tahu." Andy menatap ke dalam rumah, tampak tak berpenghuni, membuat Andi penasaran dan mulai menyuarakan rasa yang menggelitik pikirannya. "Apakah Anda tinggal sendiri?"Yura menatap ke dalam sekilas lalu menggeser tubuhnya tak nyaman. Seolah menutupi kebenaran. Dia tak boleh terlihat lemah dan takut di mata orang lain. "Dony sedang keluar untuk urusan. Sebentar lagi akan sampai rumah, dia baru saja meng

    Last Updated : 2025-03-20
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   10. Ketahuan Madam Sherly

    "Menikah? Milik orang lain? Aku ingin menjadi diriku sendiri, Yura yang bebas melakukan apapun," gerutunya menanggapi pesan Damian.Karena pernikahan ini tanpa cinta, Yura pun tak memikirkan seberapa pentingnya cincin pernikahan. Hingga Damian memberinya, barulah Yura sadar jika satu hal kecil darinya bisa mengubah suasana hati. Yura begitu bahagia.Diselipkan cincin itu di jemari manisnya, dan tidur terlentang di atas kasur empuk. Memikirkan banyak hal tentang perhatian seorang Damian. Lama memikirkan, perut Yura kembali berbunyi. Dia melupakan jam makan malam tadi."Oh ya, ada cake."Yura segera mengambil cake dan membawanya ke meja rias, berniat memakannya di sana. Memandang gambar itu, membuat Yura kembali tak nafsu padahal dia lapar. Yura memutuskan untuk merusak gambar dengan garpu, meliuk liukkan garpu hingga menjadi lukisan abstrak. Merasa lucu, Yura mempunyai ide untuk memotretnya."Aku akan memperlihatkan padamu jika aku bisa merusak gambar cake pesananmu," gumam Yura pada Da

    Last Updated : 2025-03-22
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   11. Wanita-mu?

    Yura menyeret tubuh lemahnya untuk meminta belas kasihan seorang Sherly. "Maaf, Madam, aku bersumpah tak akan mengulangi kesalahan ini lagi. Tolong, beri aku satu kesempatan lagi. Jangan putuskan pengobatan Ayahku!" Dalam sekejap, Yura merasakan dunia seakan berputar, sedih dan takut bersamaan mendera. Sherly hanya menatapnya dengan mata yang tajam, bibirnya terkembang dalam senyum sinis. "Baiklah, kali ini aku maafkan, tapi ingat, tak akan ada kesempatan lain. Paham?" Mendengar itu, Yura mengangguk lemah, setiap kata yang meluncur dari bibir Sherly bagai jarum yang menusuk-nusuk jantungnya. Di balik anggukan itu, rasa bersalah dan harapan berbaur menjadi satu, menciptakan gumpalan emosi yang tak terurai.Semua pergi meninggalkan Yura sendirian, merasakan sakit hebat di tubuh. Remuk redam terasa hingga kesulitan menggerakkan tubuh.Yura menangis pilu, hatinya bagai ditusuk berulang kali oleh duri-duri kesedihan. Dia tidak menyesal telah bertemu dengan ayahnya dan menerima hukuman yang

    Last Updated : 2025-03-24
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   12. Suara ambigu

    "Wa-ni-ta-mu?""Tentu saja. Bukankah sudah berkali-kali aku mengatakannya, kelinci kecil?" jawab Damian dengan sorot tajamnya. "Apa aku perlu mengingatkannya padamu?"Yura segera menggeleng. Seharusnya tak membahas masalah ini di saat seperti ini. Damian sungguh mudah tersinggung. Padahal, butuh perjuangan untuk mengecoh pengawal yang dikirim Damian tadi. Sedangkan Damian merasa puas karena Yura sungguh patuh padanya."Diam dan ikuti semua perintahku!"Yura mengangguk. Dengan hati-hati, Damian mulai mengobati luka di kening. Ditatap manik mata coklat hazel yang kini bergerak ke kanan kiri, seolah mencari perlindungan diri dari bahaya seorang Damian. Semakin intens, semakin dalam rasa suka Damian padanya.Dagu Yura ditarik hingga tatapan mereka bertemu. Tangan Damian tetap fokus mengobati luka Yura, tapi mata mereka tetap terkunci dan tenggelam dalam dejavu. Mereka hampir kembali berciuman, jika saja ….Drrt, drrt.Ponsel Yura bergetar dan tampak panggilan dari Dony. Seketika Damian be

    Last Updated : 2025-03-25
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   13. Seseorang yang datang

    Di buka pelan dan ….Yura menutup bibirnya, terkejut melihat apa yang ada di tangannya saat ini. Dirinya terduduk lemas dan pandangannya kosong. Kecewa? Tentunya. Berpikir jika perhatian Damian kemarin murni dari dalam diriYura tak habis pikir jika Damian mencari informasi tentangnya. Semua tertera jelas pada lampiran berkas yang dipegang. Serta foto itu, foto dimana Yura memakai gaun pernikahan."Jadi, kamu menyelidiki semuanya, ya? Maka, cake tart dan yang lainnya? Semua itu hanya untuk memastikan jika isi dokumen ini benar?"Yura merasa kesal, beranjak pergi tanpa memperdulikan ancaman yang tadi Damian berikan. Baginya saat ini tak ada yang bisa dipercaya. Bahkan Damian sekalipun.Yura pergi ke taman bermain. Di sana ada banyak sekali anak kecil yang didampingi orang tuanya. Mereka terlihat sangat bahagia, senyuman merekah tanpa henti di bibir. Yura ikut tersenyum, mengingat kembali memori indah saat ulang tahunnya. Kenangan terakhir sebelum keluarganya dibantai.Yura berdoa agar

    Last Updated : 2025-03-26

Latest chapter

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   28. Masih mau berhubungan

    "Mulai detik ini, kamu tidak perlu lagi bekerja dan pergilah! Jangan pernah muncul kembali di hadapanku sebelum kamu berubah pikiran," ucapnya dengan nada yang keras dan tajam. Kata-katanya terdengar begitu kasar, menyayat hati, seolah mengusir Yura dari hidupnya.Yura terpaku, matanya memandang Damian dengan tatapan yang tidak percaya. Wajahnya yang sedari tadi terlihat sedih, kini terlihat semakin pucat, bibirnya bergetar, dan mata yang kini terlihat sayu. Dia menundukkan kepalanya, mengambil napas dalam-dalam, dan tanpa sepatah kata, dia berbalik pergi meninggalkan Damian yang masih berdiri di balik jendela kantornya, dengan rasa penyesalan yang mulai memenuhi ruang hatinya.Yura berlari dengan langkah terburu-buru menuju toilet, pintunya terbanting keras saat ia memasuki ruangan itu. Dalam keheningan yang pekat, hanya suara isak tangis Yura yang memecah kesunyian. Air mata mengalir deras membasahi pipinya yang memerah, setiap tetesnya menandai kekecewaan yang mendalam.Di balik pi

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   27. Pergi dari hadapanku!

    “Andy, pergilah ke apartemen dan pastikan Yura masih ada di sana.”“Apa? Anda dan Yura, bos, kalian?”“Sudahlah. Pergi dan pastikan keberadaan Yura. Jika masih di apartemen, segera usir dia.”“Apa? Mengusirnya Bos?”“Iya, apakah kamu tuli, hah?”“I–iya Bos. Saya akan mengusirnya sekarang juga.”Andy segera pergi ke apartemen Damian. Setelah sampai, dia hampir mengetuk pintu apartemen, tapi hal itu di urungkannya. Dia tahu kode sandi apartemen itu sehingga Andy berpikir tak perlu mengetuk pintu. Segera membuka dan masuk ke dalam apartemen. Dengan tegas, raut wajah tegang dan sikap serius, Andy mendekati Yura yang kini syok melihatnya.“Kamu?” ucap Yura kaget. “Ya, ini saya.” Andy tidak membuang waktu untuk berbasa-basi. "Maaf, Nyonya Yura. Tuan Damian meminta Anda untuk segera meninggalkan apartemen ini," ucap Andy dengan nada tegas dan langsung.Yura terkejut dan kebingungan terpancar dari wajahnya. "Tapi, mengapa? Saya belum siap untuk pergi," katanya dengan suara gemetar, matanya

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   26. Berdua saja

    "Bicaranya nanti saja. Urus dulu cacing-cacing di perutmu itu!"Damian tersenyum memikirkan kelakuan Yura barusan. Sungguh konyol. Diikuti gadis yang telah diubahnya menjadi wanita itu, memeluk dari belakang hingga Yura kembali terkejut. Dihirup ceruk leher hingga membuatnya kembali meremang."Kenapa tidak makan? Bukankah kamu lapar?"Yura tersentak, menutupi rasa kecewa sekaligus bersyukur atasnya. Dengan gugup duduk di meja. Damian memandang tajam, lengkap dengan senyum devilnya. "Duduk manis di situ. Aku akan memasak untukmu."Damian dengan cekatan membuat omelet karena menurutnya makanan itu yang cukup mudah dibuat dan ada unsur karbo yang bisa mengganjal perutnya. Tak hanya itu proses memasak juga cukup singkat, tinggal kocok dan masuk teflon. Seperti sesimpel kita menjalani kehidupan. Cukup jalani, syukuri dan nikmati prosesnya maka semua akan terlewati meski tak mudah."Makanlah!"Damian menyodorkan sepiring omelet di depan Yura. Berjalan pelan sampai di belakang Yura, dengan ce

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   25. Mengatakan hal penting

    "Kenapa dibeli semua?""Karena aku ingin," jawab Damian dingin dan melangkahkan kakinya pergi, meninggalkan Yura sendirian."Apa kamu tak mau pergi?" teriak Damian menyadari Yura terpaku."Ah iya."Yura berlari ngos ngosan hingga tepat di samping Damian. Tubuhnya ambruk akibat kelelahan. Melihat itu, Damian merasa kasihan tapi ingin sekali lagi mengerjainya.Ekhem"Bangunlah!""Sebentar, aku kehabisan napas.""Dasar lelet. Baru berlari sebentar saja sudah ngos ngosan. Mulai besok, kamu harus berolahraga."Akh"Apa yang kamu lakukan? Turunkan aku?" teriak Yura saat tubuhnya diambil paksa, di taruh di atas pundak seperti memikul sekarung beras.Damian tak peduli, terus menggendong hingga sampai pada mobil jeep miliknya.Bugh"Aku tidak sabar untuk mengungkungmu di apartemenku!" ucap Damian sambil menatap tajam. Yura merasa ngeri, takut, dan cemas. Hatinya berdebar kencang saat meresapi kalimat yang baru saja keluar dari mulut Damian.'Apa yang akan terjadi padaku? Bagaimana jika keadaan

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   24. Membelikan pakaian mahal

    "Halo.""Di mana kamu?""Aku ada di kediaman madam Sherly, ah maksudku, ibuku.""Baiklah. Aku akan mengirim supir untuk menjemputmu.""Untuk apa? Aku akan pulang sendiri.""Sudahlah jangan banyak alasan, cepat keluar dan ikuti perintahku!""Baik."Panggilan berakhir.Yura menghela napas berat. Terlepas dari Dony, terjebak oleh Damian. Ya, beginilah nasib Yura sekarang. Kehidupannya berputar putar dari kehidupan kakak beradik itu. Sampai kapan seperti ini? Entahlah, Yura sendiri tak bisa menjawabnya. Semua tergantung dari kesembuhan sang Ayah. Ya, dibandingkan semua itu, Ayahnya yang terpenting bagi Yura.Sebuah taksi menunggu di depan kediaman Sherly. Yura segera turun dan keluar rumah. Namun, langkah terhenti saat panggilan dingin menyapanya."Sudah di jemput ya," ucap Sherly yang kini duduk di ruang tamu dengan lampu dipadamkan."Madam. Kenapa Anda belum tidur?""Aku tak bisa tidur. Kamu mau ke mana? Lalu taksi itu?""Ah, aku memutuskan untuk pulang ke kediaman Dony. Taksi itu aku y

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   23. Di mana kamu?

    Yura berjalan menuju ruang kerja Madam Sherly, dengan amplop coklat yang berisi informasi penting tentang Damian di tangannya. Tangannya sedikit gemetar dan tak bisa disembunyikan. Setibanya di depan pintu, ia mengetuknya perlahan.Tok, tok."Masuk," terdengar suara Madam Sherly dari dalam.Dengan langkah mantap, Yura membuka pintu dan memasuki ruangan tersebut, seraya memberikan hormat. "Madam Sherly, ini informasi yang Anda minta tentang Tuan Damian," ucapnya, sambil menyerahkan amplop tersebut.Madam Sherly, yang duduk di balik meja kerjanya yang besar, mengangguk dan menerima amplop itu. Ia membukanya dengan teliti, memeriksa setiap lembaran yang Yura berikan. Matanya menyapu cepat setiap detail yang tercatat, dari aktivitas Damian hingga jadwal kantor yang akan datang."Kerja yang baik, Yura," puji Madam Sherly, setelah beberapa saat mempelajari isi amplop tersebut. "Ini sangat membantu. Terima kasih telah menyelesaikan ini dengan cepat dan akurat."Yura merasa lega, senyumnya ki

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   22. Ayolah! Kamu bukan anak kecil.

    Yura tersenyum manis sambil berkata, "Ayolah! Kamu bukan anak kecil."Damian hanya mengangguk lemah dan kembali menutup mata, terlalu sakit untuk berkata-kata. Dia juga berusaha meredam api kecemburuan serta keraguan tentang kejadian semalam. Kembali membuka mata saat ada gerakan di ranjang dan menandang lemah pada Yura yang berjalan ke dapur, memastikan sup sudah matang sempurna. Setelah yakin dengan rasa dan khasiatnya, ia menuang sup ke dalam mangkuk dan membawanya ke kamar dengan hati-hati.Yura uduk di samping Damian, memegang nampan berisi sup dan memberikannya. "Makanlah selagi hangat."Damian menggeleng pelan, membuat Yura kesal. Dia sudah bersusah payah membuatnya tapi lelaki itu menolaknya."Kenapa tidak mau? Sup ini bisa meredakan mabuk yang kamu derita saat ini."Damian masih mengurut keningnya sedangkan Yura memilih untuk pergi membawa nampan. Tiba-tiba .…SrekhTangan Yuna digengam erat Damian. Tangan Damian yang berkeringat dingin menghentikan Yura, seketika khawatir ji

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   21. Tolong, jangan paksa aku?

    Andy pikir cukup memberikan garis besar tentang pengertian jarak antara Demian dan Yura yang berstatus istri Dony. Andy menggoyang goyangkan tubuh Damian dan memanggil berkali-kali, "Tuan Damian.""Tunggu! Aku rasa, lebih baik jangan dibangunkan. Kita biarkan saja dia tidur," sela Yura, ketakutan.Andy tak peduli, terus membangunkan hingga dirinya putus asa. "Tuan Damian, Nyonya Yura sudah datang," bisik Andy sambil terus mengguncang tubuh Damian.Anehnya, mendengar nama Yura, Damian membuka mata perlahan. Tatapannya membulat saat melihat Yura yang kini berdiri di hadapannya.Make up natural dengan lipstik pink cherry. Rambut lurusnya digerai indah dihiasi penjepit di sisi kanan, seperti gadis korea kebanyakan. Yang membuat Damian semakin terpesona adalah dress peach selutut dipadu blazer coklat muda yang di pakai. Damian menelisik dari atas ke bawah dimana sepatu pantofel coklat sebagai pelengkapnya.Yura sendiri mundur selangkah melihat Damian yang berdiri dari duduknya. Gerakan ref

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   20. Apakah Damian mabuk?

    Pesan Damian membuat Dony emosi. "Brengsekh!""Kenapa aku harus menuruti berandalan ini? Jika bukan karena kakek Luhan, aku tak akan melakukannya."Damian memutuskan untuk pulang. Di tengah keheningan malam yang terkoyak tiba-tiba derai hujan turun debgan lebatnya. Damian menyusuri jalan yang sepi setelah mengirim pesan terakhir. Langit seolah menangis bersamanya, membasahi bumi dengan air mata yang tak terbendung. Dalam keadaan murung, ia menderu mengemudikan jeep-nya melintasi jalanan yang mulai tergenang.Kenangan buruk pada masa lalu seakan-akan terbawa angin, membuatnya semakin menekan pedal gas, dalam upaya putus asa untuk segera mencapai perlindungan apartemennya. Setiap tetes hujan yang jatuh bagaikan bisikan lara dari masa lalu yang terlupakan, memacu jantungnya untuk berdetak lebih cepat dalam dingin yang menyergap.Hufh.Keringat dingin membanjiri tubuhnya yang basah. Tangan memegangi wastafel kamar mandi dengan gemetar. Namun, tatapan tajam tertuju pada kaca kamar mandi, m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status