Share

02. Menjadi milik Damian

Author: ZuniaZuny
last update Last Updated: 2025-02-17 19:12:25

"Cari saja lelaki lain."

Damian melepas kasar tangan Yura, membuat tubuhnya oleng dan meringis kesakitan. "Ish, kamu kasar sekali."

Namun, Yura tak patah arang, kembali mendekatkan tubuhnya. "Katakan padaku bahwa kamu begitu menikmati ciuman kita tadi? Apa aku salah, Tuan? Kita sama-sama menginginkan--"

Mmph

Tanpa mampu menahan diri, Damian mendekatkan wajahnya ke Yura, sebuah sentuhan lembut yang menghanguskan setiap helaan napas. Napasnya tercekat, gejolak dalam dada memuncak tak terbendung. "Semoga kau tidak menyesal kali ini," bisiknya dengan lembut, membiarkan momen itu menghentikan realitas sejenak di antara mereka.

Akh.

Yura digendong ala bridal, dimasukkan ke dalam mobil Jeep. Tak peduli lagi, Damian akan melanjutkannya di dalam sana.

"Tolong, hentikan!" rintih Yura saat Damian menciumi leher jenjangnya.

"Terlambat untuk memohon berhenti."

"Jangan, jangan di sini! Maksudku, kita bisa melakukannya di tempat lain."

Damian merasa kecewa, harus menahan rasa untuk sesaat. Dengan emosi, Damian melajukan mobil menuju apartemen. Tidak ada satupun dari keluarga Baskoro yang mengetahui tentang Apartemen miliknya.

Bip.

Pintu apartemen terbuka dan Damian segera mengungkung Yura. Pesta pernikahan baru saja dimulai. Dengan agresif dan intens, Damian memberi kuasa penuh kemesraan pada Yura. Saling melepas kain yang menempel dan memulai menyatukan rasa.

"Tolong pelan sedikit, ini pengalaman pertamaku." Suara Yura bergetar, penuh dengan rasa cemas dan antisipasi. Damian menatapnya dengan penuh pengertian, perlahan dan hati-hati, ia membimbing Yura melewati malam yang akan mengubah segalanya. Di balik kesunyian malam, kedua hati terikat dalam irama yang mengalun penuh gairah. Keringat yang memercik menjadi saksi bisu atas kesatuan yang mereka raih, dalam dekapan yang penuh dengan keintiman dan kehangatan. Setiap sentuhan, setiap bisikan, menggema menjanjikan kenangan yang akan abadi.

Setelah tiga jam lamanya, Yura terkulai lemas dan perlahan menutup mata, begitu pula Damian. Mereka terbangun saat ponsel Yura berdering nyaring. Damian mengambil ponsel dan melihat panggilan barakhir.

"Jangan!" Yura dengan cepat mengambil alih ponselnya.

Kring kring.

Yura melihat pada layar, tertera "Dony memanggil." Seketika gemetar melingkupi jiwa, takut jika Dony tahu dia bersama Damian, semuanya akan berakhir.

"Lima panggilan tak terjawab dan kini dia menelpon lagi. Rupanya dia masih peduli padamu. Angkat saja," titah Damian.

Dengan enggan Yura menjawabnya, "Halo."

"Kamu di mana? Cepat pulang!"

"Ba–baik."

Panggilan singkat itu membuat Yura menggigit bibir dan meremas ponselnya, Damian melihat perubahan emosi pada diri Yuna. Dony pasti akan mencerca banyak pertanyaan dan mengadukannya pada Serly . Sebelum itu terjadi, Yura harus pulang secepatnya.

Baru saja berdiri, tiba-tiba ….

Akh

Yura meringis kesakitan, kembali duduk dan memegang bagian yang nyeri. Sontak Damian mendekat, mencoba peduli. "Kamu okey, Yura?"

"Ya, tak perlu khawatirkan aku."

Yura kembali dingin, membuat Damian bingung dan menafsirkan hal lain.

"Ada apa denganmu? Apa kamu mempermainkan-ku?"

"Aku …. Aku tidak mempermainkanmu. Aku harus pulang. Jika Dony tahu …."

"Sudahlah!" putus Damian dan bergeser menghindar.

Yura kembali berdiri, dengan kaki gemetar mencoba berjalan pelan, mencoba memunguti pakaiannya. Damian yang melihatnya, merasa tak tega. Segera diambil pakaian Yura dan memberikannya. Di tatap tajam wanita yang baru saja bersama, sayang sekali Yura menghindari tatapannya.

"Kamu telah mengambil keputusan bersamaku, dan ada konsekuensinya jika aku tahu, kamu mempermainkanku."

"A–aku tahu, Tuan Damian."

"Sekarang pakai pakaianmu dan aku akan mengantarmu."

"Apa? Tidak perlu mengantarku. Jika Dony tahu, kita bersama–"

"Aku akan mengatasinya."

Damian menunggu Yura di dalam mobil dan segera mengantarkan ke kediaman Dony. Dalam perjalanan hening, tak ada satupun yang berbicara. Mereka larut dalam pemikiran masing-masing.

'Bagaimana jika Dony mengetahui? Oh, tidak! Dia pasti akan mengadukanku pada Madam Serly, lalu Ayahku? Tuhan, apa yang harus kulakukan sekarang?' pikir Yura dengan perasaan bersalah yang kian menggerogoti.

Sejenak, Yura mencoba untuk merenung, mencari jalan keluar agar semua bisa berjalan baik-baik saja. Pengobatan ayahnya adalah hal yang paling penting baginya saat ini, apalagi jika semuanya menjadi berantakan dan perawatan ayahnya harus dihentikan, bagaimana nasib mereka selanjutnya? 'Aku harus menjaga rahasia ini sebaik mungkin, aku tak ingin membuat ayah lebih menderita dari yang ia alami sekarang ini.'

Di sisi lain, Damian memikirkan sikap Yura kepadanya. Wanita di sampingnya ini tidak akan memberikan mahkotanya secara cuma-cuma. Pasti ada alasan, mengapa dia melakukannya? Damian harus mencari tahu segera.

Mereka tiba di parkiran rumah Dony. Saat Yura hendak turun, Damian dengan cepat memegang tangannya. Seketika mencium Yura.

Mmph

"Tuan Damian, kita di kediaman Dony!" ujar Yura, tak suka. Menyeka sisa ciuman.

Damian tersenyum dan turun dari mobil. Dia berjalan cepat masuk rumah, meninggalkan Yura yang kesal setengah mati padanya.

"Kakak!" seru Dony, lalu terkejut melihatnya bersama wanita. "Kamu?" suaranya terbungkus rasa terkejut saat melihat Damian melangkah masuk ke dalam rumah dan sosok yang berjalan di belakangnya adalah Yura, istrinya. Dalam balutan gaun spaghetti strapless yang ia kenakan di pernikahan tadi, semakin menambah kebingungan Dony.

"Yura, kenapa kamu datang bersama Kak Damian?" desak Dony, matanya melebar mencari tahu.

Sebelum Yura sempat membuka suara, Damian dengan sigap menyela, "Dia sedang mencari taksi dan aku kebetulan lewat di sini, jadi aku tawarkan tumpangan."

"Oh, begitu rupanya," balas Dony, nada suaranya masih menyimpan rasa curiga dan keheranan yang belum sepenuhnya reda.

Air muka Dony tidak sepenuhnya meyakinkan, tatapannya masih menunjukkan bahwa ada lebih banyak pertanyaan yang terpendam di balik kejadian ini. Dia melirik sekilas pada Yura, mendekati Damian dan tersenyum manis pada sang kakak. Baginya, Yura bukan prioritas saat ini. Damian mau datang ke rumahnya adalah keberuntungan bagi Dony untuk memperbaiki hubungan saudara yang telah merenggang beberapa tahun terakhir.

"Silahkan duduk, Kak. Mari kita bahas project kolaborasi yang telah aku ajukan kemarin."

Damian tersenyum simpul, duduk di sofa single dengan tegap, bagai seorang raja. Damian menatap Yura, membuatnya segera menundukkan kepala. Dony seolah mengerti, segera mendekati Yura.

"Untuk apa kamu masih di sini? Cepat pergilah ke kamarmu! Kita bicara lagi nanti."

Yura mengangguk pelan, berjalan cepat menuju lantai dua rumah mewah itu. Damian terus memandangnya, mengerti betul jika Yura merasakan sakit, tetapi terus memaksa kuat menjalaninya.

'Apa sebenarnya tujuan kamu, Yura?'

"Kak!"

Damian tersentak dan Dony ragu sesaat.

"Ya. Ayo kita bahas!"

Mereka memutuskan bekerja sama setelah berunding selama satu jam. Dony sangat senang karena Damian mau melupakan masalah tempo hari dan memberinya tempat di perusahaan milik Damian sendiri. Sedangkan bagi Damian, tidak masalah memberi Dony sedikit ruang. Dengan begitu, ada banyak waktu dan alasan bertemu Yura.

Damian pamit pulang, berjalan menuju mobilnya. Saat membuka pintu mobil, tatapan tertuju pada seseorang di balkon lantai dua rumah Dony. Mereka terpaku, saling pandang, seolah lewat tatapan itu mengisyaratkan kata-kata hati yang tak bisa diucap. Detik berikutnya, Yura segera masuk kamar dan menutup pintu serta menarik tirai hingga tak terlihat lagi. Damian pun segera pergi dari sana.

Yura sibuk menetralkan rasa, memegang dadanya yang bergemuruh. Desiran hebat kembali menyapa, seketika membuat jantung berdegup kencang. Yura segera mematikan lampu dan berpura pura tidur saat Dony masuk kamarnya.

"Yura, kamu sudah tidur?"

Tak ada jawaban.

"Yura, aku menyuruhmu di rumah, tapi kamu malah pergi. Kamu pergi ke mana? Lalu, kenapa kamu pulang bersama Damian? Jawablah!"

Apakah Yura ketahuan?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
enak saja nyuruh yura diam dirumah sedangkan km enak2an sama cewekmu ya ogah lah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   03. Menaklukkan Tuan Damian

    “Yura, jawab aku!”Hening.Dony menyimpulkan jika Yura benar-benar terlelap. Saat ini suasana hatinya sedang baik dan Yura pun sudah tidur, jadi Dony memutuskan untuk menanyakan kembali besok pagi.Pagi hari."Cepat periksa!" titah Sherly.Akh."Tolong, hentikan!"Yura diseret paksa oleh tiga ART Sherly menuju ruang seperti laboratorium. Mereka membaringkan Yura dengan memegang tangan dan kakinya. Masuk seorang Dokter dan mulai memeriksa Yura. Mereka tak peduli pada wanita yang memohon ampun saat ini. Hampir 30 menit, Yura diperiksa di dalam sana dan dilepaskan setelah pemeriksaan selesai."Bagaimana hasilnya?""Sudah robek."Bibir Sherly tersungging hingga semua gigi terlihat jelas. Puas akan hasil yang baru saja didengar. Di dekati Yura yang kini duduk bersimpuh di hadapannya. Tangan lentik itu menarik kasar dagu Yura agar terlihat jelas kesedihan di mata anak angkatnya."Kamu sungguh pintar, Yura. Terus bersikap baik sebagai menantu Baskoro agar pengobatan Ayahmu terus berjalan. Cu

    Last Updated : 2025-02-17
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   04. Kelinci kecil, patuhlah!

    “Apa kamu cemburu, Dony?” tanya Damian mengejek adiknya.“Apa?” Dony segera tersenyum manis. “Aku tidak peduli.”Dengan gerak-gerik gelisah, Damian mencoba melepaskan diri dari genggaman benalu itu setelah berhasil memprovokasi Dony. Hal itu sukses membuat Dony nyaris tak bisa menyembunyikan kemarahan, wajahnya memerah, seolah menyimpan gunung berapi yang siap meletus. Dalam dera cemburu yang terang-terangan, dia nyaris kehilangan kendali."Silahkan duduk," ucap Damian menyambut kedatangan Dony dan Yura. “Silahkan menikmati hadiah jamuan makan dariku.”Dony dan Yura segera duduk di kursi kosong depan Damian. Mereka makan berbagai menu yang disajikan. Damian yang duduk tepat di depan Yura, sesekali melemparkan senyum simpul ke arah Yura yang sedang sibuk memilih menu. Sorot matanya seolah menggambarkan kekaguman yang tersimpan.Sementara itu, Dony, yang duduk di samping Yura, tampak mengiris steaknya dengan kasar, begitu keras hingga suara gesekan pisau terdengar nyaring di antara deru

    Last Updated : 2025-02-17
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   05. Kembali merayu

    "Jangan berteriak! Meski aku sedang terluka, aku bisa saja membunuhmu.”AkhDamian mengerang kesakitan.Di luar rumah."Ke mana perginya?""Dia terluka parah, jadi mana mungkin dia bisa kabur secepat itu. Cepat cari sekitar!"Suara di luar kediaman Dony sangat ramai dengan banyaknya lelaki berpakaian hitam dan memakai masker.Damian menyeret tubuhnya, duduk bersandar di dinding kamar. Dia bisa bernapas lega saat orang-orang misterius itu pergi. Yura berdiri dan mundur, merasa gemetar di seluruh tubuh melihat Damian yang kesakitan. Memori saat keluarga tercinta dibantai habis-habisan kembali muncul di benaknya. Hanya tersisa Ayah yang terkulai dalam koma, saat ini."Yura, papah aku!"'Perlukah aku membunuhnya saat dia terluka? Asalkan aku berteriak, dia akan mati di sini. Maka, kejadian malam itu tak akan ada yang tahu,' batin Yura.Melihat Yura tak bergeming, mata yang semula penuh harap itu seketika sirna, beralih kilatan tajam bak elang yang siap membunuh. "Ternyata kamu sama saja d

    Last Updated : 2025-02-17
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   06. Masuk dalam gengaman

    Satu jam sebelumnya.Brengsek!Dony membanting tas kerja. Dia baru saja pulang dari bisnisnya. Melihat itu, Yura mendekat, memastikan apa yang telah terjadi. "Ada apa, Dony?""Damian, kakak keparat itu telah mendahului pertemuan bisnis dengan klien Kakek Luhan di luar negeri. Dia telah memenangkan bisnis di Dubai dengan membeli saham dan lahan untuk memperluas bisnisnya. Sial!"Yura tak paham, dengan polosnya bertanya. "Bukankah kalian keluarga? Kenapa kakakmu harus bersaing dengan Kakek Luhan?""Tentu saja karena dendam," jelas Dony yang segera menutup mulutnya. Dia sadar betul telah membocorkan rahasia besar yang terjadi tiga tahun lalu."Apa maksudmu, dendam?""Ah, aku salah bicara. Buatkan aku teh sana!" usir Dony mengalihkan kecurigaan Yura.Bukankah istri harus patuh kepada suami, meski tak ada cinta di antara mereka?Yura dengan patuh membuatkan segelas teh chamomile dan mengantarkan pada sang suami. Saat sampai di ruang tamu, tangan Yura mengepal erat gagang teh hingga isi di

    Last Updated : 2025-03-15
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   07. Bekerjalah di perusahaanku!

    "Berkas itu sangat penting bagiku. Katakan saja, apa yang harus aku lakukan agar kamu mau memberikannya padaku?"Damian sungguh senang, Yura memberinya penawaran yang cukup berani. Tanpa ragu mendekatkan diri dan memandang intens wajah cantik bak dewi yunani itu. Tatapan lembut dan meneduhkan meski terbalut rasa takut dan kesepian."Bekerja di Perusahaan dan jadi wanitaku."Seketika Yura menggenggam erat tasnya, reaksi penolakan dari permintaan Damian. "Apakah tak ada cara lain? Aku tak bisa. Aku …, tak bisa meninggalkan Dony.""Yura, aku sama sekali tidak percaya dengan kesetiaan orang. Semua keyakinan tanpa ragu karena taruhan, tidak akan cukup 'kan?"Damian mendekat dan menarik dagu Yura dengan satu tangannya. Terselip emosi dan kecemburuan di dalamnya. "Seberapa besar cinta Dony di dalam hatimu?"'Dibaliknya, ada keselamatan Ayahku. Ada kenyataan yang belum terungkap tentang pembantaian keluargaku.'"Aku tidak bisa hidup tanpa dia."Prok prok prok.Damian bertepuk tangan sendiri d

    Last Updated : 2025-03-16
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   08. Siapa pria misterius itu?

    "Tunggu!"Seketika Yura berhenti. Damian mendekat dan memeluknya dari belakang, mengendus ceruk leher Yura. Seketika Yura kembali meremang. Dengan gemetar, Yura berusaha melepaskan pelukannya. "Tu–tuan Damian, apa yang kamu lakukan. Aku sudah me–""Pelukan sebelum perpisahan. Ingat! Besok pagi kamu harus ada di perusahaan ini. Jika tidak–""Baik Tuan. Sekarang, aku harus pergi."Yura berusaha melepas pelukan dan berlari setelahnya.Andy mengantar Yura pulang, setelah menerima telepon dari Damian yang meminta dirinya mengantar dan memastikan keselamatan gadis itu. Dalam perjalanan, pikiran Andy mulai resah dan pertanyaan demi pertanyaan muncul, 'Ada apa sebenarnya? Apakah Damian menyukai wanita ini? Bukankah wanita ini adalah adik iparnya sendiri?' gumam Andy dalam hati sambil sesekali mencuri pandang ke arah Yura lewat kaca spion mobil.Sementara itu, Yura terlihat cemas dan bingung dengan keadaan yang tengah dihadapi. 'Mengapa Damian begitu mengkhawatirkan keselamatanku? Apa yang seb

    Last Updated : 2025-03-19
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   09. Kotak pemberian Damian

    "Kamu?"Yura terkejut saat Andi berada di depan rumahnya membawa suatu kotak di tangannya. Dilihat ke segala penjuru tempat, mencari sosok lain yang datang bersamanya. Hal itu membuat Andi tersenyum simpul."Maaf, Nyonya. Aku datang sendirian, Tuan Damian tidak ikut bersamaku. Jadi, Anda tidak perlu khawatir."Yura mengangguk ragu. Seharusnya dia bahagia bukan? Damian tidak akan mengganggunya. Namun, entah mengapa Yura merasa kecewa."I–iya.""Ini. Tuan Damian membelikannya untukmu.""Apa ini?" tanya Yura bingung, menerima boks besar dari Andy."Anda lihat saja. Apa isinya? saya tidak tahu." Andy menatap ke dalam rumah, tampak tak berpenghuni, membuat Andi penasaran dan mulai menyuarakan rasa yang menggelitik pikirannya. "Apakah Anda tinggal sendiri?"Yura menatap ke dalam sekilas lalu menggeser tubuhnya tak nyaman. Seolah menutupi kebenaran. Dia tak boleh terlihat lemah dan takut di mata orang lain. "Dony sedang keluar untuk urusan. Sebentar lagi akan sampai rumah, dia baru saja meng

    Last Updated : 2025-03-20
  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   10. Ketahuan Madam Sherly

    "Menikah? Milik orang lain? Aku ingin menjadi diriku sendiri, Yura yang bebas melakukan apapun," gerutunya menanggapi pesan Damian.Karena pernikahan ini tanpa cinta, Yura pun tak memikirkan seberapa pentingnya cincin pernikahan. Hingga Damian memberinya, barulah Yura sadar jika satu hal kecil darinya bisa mengubah suasana hati. Yura begitu bahagia.Diselipkan cincin itu di jemari manisnya, dan tidur terlentang di atas kasur empuk. Memikirkan banyak hal tentang perhatian seorang Damian. Lama memikirkan, perut Yura kembali berbunyi. Dia melupakan jam makan malam tadi."Oh ya, ada cake."Yura segera mengambil cake dan membawanya ke meja rias, berniat memakannya di sana. Memandang gambar itu, membuat Yura kembali tak nafsu padahal dia lapar. Yura memutuskan untuk merusak gambar dengan garpu, meliuk liukkan garpu hingga menjadi lukisan abstrak. Merasa lucu, Yura mempunyai ide untuk memotretnya."Aku akan memperlihatkan padamu jika aku bisa merusak gambar cake pesananmu," gumam Yura pada Da

    Last Updated : 2025-03-22

Latest chapter

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   28. Masih mau berhubungan

    "Mulai detik ini, kamu tidak perlu lagi bekerja dan pergilah! Jangan pernah muncul kembali di hadapanku sebelum kamu berubah pikiran," ucapnya dengan nada yang keras dan tajam. Kata-katanya terdengar begitu kasar, menyayat hati, seolah mengusir Yura dari hidupnya.Yura terpaku, matanya memandang Damian dengan tatapan yang tidak percaya. Wajahnya yang sedari tadi terlihat sedih, kini terlihat semakin pucat, bibirnya bergetar, dan mata yang kini terlihat sayu. Dia menundukkan kepalanya, mengambil napas dalam-dalam, dan tanpa sepatah kata, dia berbalik pergi meninggalkan Damian yang masih berdiri di balik jendela kantornya, dengan rasa penyesalan yang mulai memenuhi ruang hatinya.Yura berlari dengan langkah terburu-buru menuju toilet, pintunya terbanting keras saat ia memasuki ruangan itu. Dalam keheningan yang pekat, hanya suara isak tangis Yura yang memecah kesunyian. Air mata mengalir deras membasahi pipinya yang memerah, setiap tetesnya menandai kekecewaan yang mendalam.Di balik pi

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   27. Pergi dari hadapanku!

    “Andy, pergilah ke apartemen dan pastikan Yura masih ada di sana.”“Apa? Anda dan Yura, bos, kalian?”“Sudahlah. Pergi dan pastikan keberadaan Yura. Jika masih di apartemen, segera usir dia.”“Apa? Mengusirnya Bos?”“Iya, apakah kamu tuli, hah?”“I–iya Bos. Saya akan mengusirnya sekarang juga.”Andy segera pergi ke apartemen Damian. Setelah sampai, dia hampir mengetuk pintu apartemen, tapi hal itu di urungkannya. Dia tahu kode sandi apartemen itu sehingga Andy berpikir tak perlu mengetuk pintu. Segera membuka dan masuk ke dalam apartemen. Dengan tegas, raut wajah tegang dan sikap serius, Andy mendekati Yura yang kini syok melihatnya.“Kamu?” ucap Yura kaget. “Ya, ini saya.” Andy tidak membuang waktu untuk berbasa-basi. "Maaf, Nyonya Yura. Tuan Damian meminta Anda untuk segera meninggalkan apartemen ini," ucap Andy dengan nada tegas dan langsung.Yura terkejut dan kebingungan terpancar dari wajahnya. "Tapi, mengapa? Saya belum siap untuk pergi," katanya dengan suara gemetar, matanya

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   26. Berdua saja

    "Bicaranya nanti saja. Urus dulu cacing-cacing di perutmu itu!"Damian tersenyum memikirkan kelakuan Yura barusan. Sungguh konyol. Diikuti gadis yang telah diubahnya menjadi wanita itu, memeluk dari belakang hingga Yura kembali terkejut. Dihirup ceruk leher hingga membuatnya kembali meremang."Kenapa tidak makan? Bukankah kamu lapar?"Yura tersentak, menutupi rasa kecewa sekaligus bersyukur atasnya. Dengan gugup duduk di meja. Damian memandang tajam, lengkap dengan senyum devilnya. "Duduk manis di situ. Aku akan memasak untukmu."Damian dengan cekatan membuat omelet karena menurutnya makanan itu yang cukup mudah dibuat dan ada unsur karbo yang bisa mengganjal perutnya. Tak hanya itu proses memasak juga cukup singkat, tinggal kocok dan masuk teflon. Seperti sesimpel kita menjalani kehidupan. Cukup jalani, syukuri dan nikmati prosesnya maka semua akan terlewati meski tak mudah."Makanlah!"Damian menyodorkan sepiring omelet di depan Yura. Berjalan pelan sampai di belakang Yura, dengan ce

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   25. Mengatakan hal penting

    "Kenapa dibeli semua?""Karena aku ingin," jawab Damian dingin dan melangkahkan kakinya pergi, meninggalkan Yura sendirian."Apa kamu tak mau pergi?" teriak Damian menyadari Yura terpaku."Ah iya."Yura berlari ngos ngosan hingga tepat di samping Damian. Tubuhnya ambruk akibat kelelahan. Melihat itu, Damian merasa kasihan tapi ingin sekali lagi mengerjainya.Ekhem"Bangunlah!""Sebentar, aku kehabisan napas.""Dasar lelet. Baru berlari sebentar saja sudah ngos ngosan. Mulai besok, kamu harus berolahraga."Akh"Apa yang kamu lakukan? Turunkan aku?" teriak Yura saat tubuhnya diambil paksa, di taruh di atas pundak seperti memikul sekarung beras.Damian tak peduli, terus menggendong hingga sampai pada mobil jeep miliknya.Bugh"Aku tidak sabar untuk mengungkungmu di apartemenku!" ucap Damian sambil menatap tajam. Yura merasa ngeri, takut, dan cemas. Hatinya berdebar kencang saat meresapi kalimat yang baru saja keluar dari mulut Damian.'Apa yang akan terjadi padaku? Bagaimana jika keadaan

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   24. Membelikan pakaian mahal

    "Halo.""Di mana kamu?""Aku ada di kediaman madam Sherly, ah maksudku, ibuku.""Baiklah. Aku akan mengirim supir untuk menjemputmu.""Untuk apa? Aku akan pulang sendiri.""Sudahlah jangan banyak alasan, cepat keluar dan ikuti perintahku!""Baik."Panggilan berakhir.Yura menghela napas berat. Terlepas dari Dony, terjebak oleh Damian. Ya, beginilah nasib Yura sekarang. Kehidupannya berputar putar dari kehidupan kakak beradik itu. Sampai kapan seperti ini? Entahlah, Yura sendiri tak bisa menjawabnya. Semua tergantung dari kesembuhan sang Ayah. Ya, dibandingkan semua itu, Ayahnya yang terpenting bagi Yura.Sebuah taksi menunggu di depan kediaman Sherly. Yura segera turun dan keluar rumah. Namun, langkah terhenti saat panggilan dingin menyapanya."Sudah di jemput ya," ucap Sherly yang kini duduk di ruang tamu dengan lampu dipadamkan."Madam. Kenapa Anda belum tidur?""Aku tak bisa tidur. Kamu mau ke mana? Lalu taksi itu?""Ah, aku memutuskan untuk pulang ke kediaman Dony. Taksi itu aku y

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   23. Di mana kamu?

    Yura berjalan menuju ruang kerja Madam Sherly, dengan amplop coklat yang berisi informasi penting tentang Damian di tangannya. Tangannya sedikit gemetar dan tak bisa disembunyikan. Setibanya di depan pintu, ia mengetuknya perlahan.Tok, tok."Masuk," terdengar suara Madam Sherly dari dalam.Dengan langkah mantap, Yura membuka pintu dan memasuki ruangan tersebut, seraya memberikan hormat. "Madam Sherly, ini informasi yang Anda minta tentang Tuan Damian," ucapnya, sambil menyerahkan amplop tersebut.Madam Sherly, yang duduk di balik meja kerjanya yang besar, mengangguk dan menerima amplop itu. Ia membukanya dengan teliti, memeriksa setiap lembaran yang Yura berikan. Matanya menyapu cepat setiap detail yang tercatat, dari aktivitas Damian hingga jadwal kantor yang akan datang."Kerja yang baik, Yura," puji Madam Sherly, setelah beberapa saat mempelajari isi amplop tersebut. "Ini sangat membantu. Terima kasih telah menyelesaikan ini dengan cepat dan akurat."Yura merasa lega, senyumnya ki

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   22. Ayolah! Kamu bukan anak kecil.

    Yura tersenyum manis sambil berkata, "Ayolah! Kamu bukan anak kecil."Damian hanya mengangguk lemah dan kembali menutup mata, terlalu sakit untuk berkata-kata. Dia juga berusaha meredam api kecemburuan serta keraguan tentang kejadian semalam. Kembali membuka mata saat ada gerakan di ranjang dan menandang lemah pada Yura yang berjalan ke dapur, memastikan sup sudah matang sempurna. Setelah yakin dengan rasa dan khasiatnya, ia menuang sup ke dalam mangkuk dan membawanya ke kamar dengan hati-hati.Yura uduk di samping Damian, memegang nampan berisi sup dan memberikannya. "Makanlah selagi hangat."Damian menggeleng pelan, membuat Yura kesal. Dia sudah bersusah payah membuatnya tapi lelaki itu menolaknya."Kenapa tidak mau? Sup ini bisa meredakan mabuk yang kamu derita saat ini."Damian masih mengurut keningnya sedangkan Yura memilih untuk pergi membawa nampan. Tiba-tiba .…SrekhTangan Yuna digengam erat Damian. Tangan Damian yang berkeringat dingin menghentikan Yura, seketika khawatir ji

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   21. Tolong, jangan paksa aku?

    Andy pikir cukup memberikan garis besar tentang pengertian jarak antara Demian dan Yura yang berstatus istri Dony. Andy menggoyang goyangkan tubuh Damian dan memanggil berkali-kali, "Tuan Damian.""Tunggu! Aku rasa, lebih baik jangan dibangunkan. Kita biarkan saja dia tidur," sela Yura, ketakutan.Andy tak peduli, terus membangunkan hingga dirinya putus asa. "Tuan Damian, Nyonya Yura sudah datang," bisik Andy sambil terus mengguncang tubuh Damian.Anehnya, mendengar nama Yura, Damian membuka mata perlahan. Tatapannya membulat saat melihat Yura yang kini berdiri di hadapannya.Make up natural dengan lipstik pink cherry. Rambut lurusnya digerai indah dihiasi penjepit di sisi kanan, seperti gadis korea kebanyakan. Yang membuat Damian semakin terpesona adalah dress peach selutut dipadu blazer coklat muda yang di pakai. Damian menelisik dari atas ke bawah dimana sepatu pantofel coklat sebagai pelengkapnya.Yura sendiri mundur selangkah melihat Damian yang berdiri dari duduknya. Gerakan ref

  • Dikhianati Suami, dimanja CEO Tampan   20. Apakah Damian mabuk?

    Pesan Damian membuat Dony emosi. "Brengsekh!""Kenapa aku harus menuruti berandalan ini? Jika bukan karena kakek Luhan, aku tak akan melakukannya."Damian memutuskan untuk pulang. Di tengah keheningan malam yang terkoyak tiba-tiba derai hujan turun debgan lebatnya. Damian menyusuri jalan yang sepi setelah mengirim pesan terakhir. Langit seolah menangis bersamanya, membasahi bumi dengan air mata yang tak terbendung. Dalam keadaan murung, ia menderu mengemudikan jeep-nya melintasi jalanan yang mulai tergenang.Kenangan buruk pada masa lalu seakan-akan terbawa angin, membuatnya semakin menekan pedal gas, dalam upaya putus asa untuk segera mencapai perlindungan apartemennya. Setiap tetes hujan yang jatuh bagaikan bisikan lara dari masa lalu yang terlupakan, memacu jantungnya untuk berdetak lebih cepat dalam dingin yang menyergap.Hufh.Keringat dingin membanjiri tubuhnya yang basah. Tangan memegangi wastafel kamar mandi dengan gemetar. Namun, tatapan tajam tertuju pada kaca kamar mandi, m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status