Hari ini, dokter Harun kedatangan pasien yang spesial. Yang dimaksud spesial disini, bukan karena pasien itu diperlakukan lebih baik dari pada pasien lainnya. menurut dokter yang sudah hampir lima belas tahun menangani kasus, kali ini dokter Harun merasa tergelitik untuk lebih bisa menyelami kehidupan pasiennya yang menurutnya unik. ya, pasien itu tidak langsung adalah Darel Mananta. pasien dengan diagnosis positif Gonore itu, memiliki kasus yang hampir sama dengan pasien-pasiennya namun lebih memilih untuk pergi ke kliniknya ditemani oleh selingkuhannya.Saat pintu ruangan terbuka, dokter Harun kembali memasang wajah datar. namun, detik berikutnya ia dibuat bingung dengan kedatangan Darel bersama dengan wanita yang berbeda. Darel tidak lagi membawa selingkuhannya itu. paras cantik Zola, memberikan sebuah pertanyaan yang langsung menyerang otak dokter Harun. ingin bertanya, tapi sebisa mungkin ia menahannya.“Perkenalkan, dokter. ini, Zola istri saya,” kata Darel saat pria itu sudah d
Setelah memeriksa keadaan tubuh Darel, Dokter yang terlihat berkarisma itu kembali duduk dan menoleh ke arah Zola. Darel masih terbaring di atas ranjang dan belum berminat untuk bergabung bersama Zola. “Seharusnya anda sekarang fokus pada rumah tangga anda. padahal, kalau boleh jujur sebagai seorang pria normal, saya akan lebih suka dengan istri sah anda. tapi jangan salah paham, bukan dalam artian fisik. ini lebih ke attitude saja. baiklah, saya yakin obat yang selama sudah satu Minggu yang saya berikan telah habis, dan ini akan saya buatkan resep obat yang baru.” dokter Harun terlihat menuliskan sesuatu. “Jadi, menurut dokter selingkuhan suami saya harus diperiksa ke dokter kandungan?” Dokter Harun menghentikan kegiatannya, lalu mendongak menatap wajah Zola.“Saya harap, anda legowo.” Sahutnya sambil kembali menuliskan kata-kata. Darel hanya bisa pasrah, lalu kembali ke tempat duduknya.“Jika wanita itu mengandung anak suami saya, apakah saya bisa menuntut agar anak itu digugurka
“Bagaimana keadaan mama?”Dessy yang mendapatkan kejutan dengan kedatangan Zola, terlihat begitu bahagia. wanita paruh baya itu mencoba untuk bersandar pada kepala ranjang, tapi tidak diizinkan oleh Zola. “Mama berbaring saja, jangan terlalu memaksakan diri.” tegur iniZola yang diangguki oleh Dessy.“Kalian datang barengan?” “Iya ma, aku tadi nemenin Darel untuk kontrol,” sahut Zola, tangannya meraih jemari tangan Dessy. menggenggam erat tangan keriput yang nampak lemah itu. melihat ekspresi wajah Dessy yang kebingungan, Zola melanjutkan perkataannya. “ Sekarang, aku sudah kembali lagi ke rumah, ma. Mama cepat sembuh ya, biar kita bisa satu rumah lagi.”“Zola, jangan bercanda. jangan membohongi mama, hanya untuk membuat mama senang. sebagai sesama wanita, mama tahu bagaimana rasa sakit hati yang kau pendam. terlebih, Darel juga sudah mengajak wanita itu di rumah,” Dessy tidak langsung mempercayai ucapan Zola.“Yang aku katakan benar ma, tanyakan saja pada Darel. aku merubah keputusan
“Zola ingin agar aku mencari dokter Jantung terbaik untuk mengoperasi mertuanya.” Daries berucap sesaat setelah ia mendapat telpon dari Zola. Dania yang mendengar hal itu, nampak tidak terlalu suka. walaupun Dessy sudah baik pada Zola, tetap saja ia tidak terima dengan hal yang dilakukan oleh Darel. “Terserah, aku tidak ingin ikut campur. jujur saja, aku kesal dengan permintaan Zola yang tidak masuk akal dan dirimu justru menyetujuinya!”Daries hanya tersenyum tipis sembari mengangkat kedua bahu.“Seharusnya, kau larang Zola melakukan hal itu. sebagai ayah, apa tidak ada lagi hal yang bisa kau lakukan kecuali membuatnya berada dalam bahaya?”“Dania sayang, untuk apa aku mengkhawatirkan seseorang yang tidak bisa aku andalkan. aku lebih suka dengan anak lelaki yang memiliki prinsip. sebenarnya Zola memiliki hal itu dalam dirinya, tapi sayangnya dia adalah wanita yang selalu mengandalkan perasaan daripada logika.” Sahut Daries, tangannya terulur untuk mengambil gelas berisi kopi hitam b
“Ada kabar yang kurang menyenangkan.” Doni membuka pembicaraan. menunggu Edgar membuka sebuah pembicaraan, sepertinya itu tidak mungkin. sejak tadi, Edgar justru terlihat begitu fokus pada layar ponselnya. padahal, kedatangan Doni ke rumah Edgar ini merupakan permintaan Edgar sendiri yang mengatakan ada hal penting yang harus ia kerjakan. parahnya lagi, saat itu Doni tengah berkencan dengan kekasih barunya. menyebalkan sekali!Mendengar pernyataan Doni, Edgar lantas memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.“Katakan,”“Sepertinya orang tua Zola Maharani akan mengadakan pesta ulang tahun perayaan Hotel mereka.”“Lalu? apa masalahnya?” Edgar masih belum mengerti.“Ulang tahun Hotel mereka, bertepatan dengan acara anniversary wedding pak Valden dan Bu Rabia, orang tua anda.”Edgar gegas untuk kembali mengambil ponselnya.“Jam?”“Sama persis dan itu bisa jadi masalah internal. para tamu undangan juga hampir sama, hal itulah yang membuat beberapa rekan kerja bisnis sedikit gundah, bing
Pernyataan Edgar membuat Rabia sedikit tersinggung. wanita itu, lalu melempar pandang pada Doni. tanpa menunggu lama, Doni terlihat mampu mengartikan tatapan Rabia.“Saya sudah berusaha untuk meyakinkan Tuan Edgar untuk ikut andil dalam acara perdana ini. tapi, beliau lebih memilih untuk pergi ke acara keluarga Joyokusumo. untuk alasannya, tentu saja demi kelangsungan bisnis yang selama ini dijalani oleh Tuan Edgar sendiri.”“Tidak masuk akal!” Rabia kembali memfokuskan pandangannya pada Edgar. “ Jangan mempermalukan kami. kau harus hadir dalam acara perdana yang diadakan oleh ayahmu.”“Tapi, ada syaratnya,”Rabia mendesah pasrah, berdebat dengan darah dagingnya sendiri sungguh sangat menguras tenaga.“Aku akan mengundang seseorang untuk menjadi pasanganku. tidak peduli dengan konsekuensi yang nantinya akan aku ciptakan, biarkan aku melangkah pada pilihanku sendiri.”Rabia ragu, namun ia tak bisa gegabah langsung menolak permintaan Edgar. jika ia menolak, tentulah rencananya akan bera
Seperti dugaan Zola, wanita bertubuh mungil itu diturunkan tepat di depan Hotel. agar tidak dicurigai oleh Darel, Zola berpura-pura memasuki Hotel. namun, sampai di Lobby Hotel, Zola kembali keluar. seperti pemikiran Zola, Darel tidak memberikan kesempatan untuk Zola mengetahui tempat tujuannya bersama dengan Rosa. tidak kehabisan ide, Zola berusaha untuk menghubungi nomor ponsel yang tadi ia kirimi pesan. namun, ponsel yang dihubungi justru tidak aktif.saat memutuskan untuk mencari Taksi, sebuah mobil keluaran terbaru berhenti tepat di hadapannya. Zola masih menerka-nerka, siapa pengemudinya. sampai saat kaca jendela sedikit diturunkan, Zola baru menyadari bahwa pengemudi mobil itu tidak lain adalah Edgar. “Masuklah!” Zola mengangguk mengiyakan, lalu bergegas untuk masuk kedalam mobil. wanita itu tanpa ragu memilih untuk duduk di samping kursi pengemudi.“orangku sudah mengikuti mereka. jadi, tenang saja kita akan tahu, kemana perginya Darel.” Kata Edgar saat mobil yang ia kendarai
Dokter yang memiliki nama asli Tania Putri itu, nampak tidak senang dengan pengakuan Rosa. dokter Tania meletakkan Stetoskop yang dikalungkan di lehernya ke atas meja. sepertinya, akan panjang urusannya bersama dengan pasangan yang hari ini berada di kliniknya ini. “Kenapa harus digugurkan? seharusnya kalian bahagia bisa mendapatkan rezeki yang belum tentu didapatkan oleh pasangan yang mendambakan memiliki buah hati.” Rosa menundukkan wajahnya, tidak berani menatap langsung wajah sang dokter. merasa kata-katanya tepat sasaran, dokter Tania kembali melanjutkan ucapannya. “ Manusia diberikan akal pikiran sebelum berbuat sesuatu. jadi, terima resikonya. sebagai dokter, kami juga pernah disumpah untuk tidak melanggar hukum atau lebih tepatnya menggunakan keahlian kami untuk digunakan melawan hukum. janin yang ada di kandungan anda berhak untuk hidup. Jadi tolong, bersikaplah layaknya seorang manusia yang memiliki hati. saya akan bantu dengan segenap kemampuan saya. Kita akan menjalani