Elena pergi ke Kediaman Henzel untuk menghadiri pesta ulang tahun Luna Henzel yang kedelapan belas malam ini tanpa membawa hadiah apa pun.Daripada membeli hadiah untuk Luna, lebih baik dia menyimpan uang itu untuk dihabiskan sendiri.Ketika Elena tiba, Luna sedang menyambut teman-teman sekelasnya.Elena tidak membawa hadiah. Zahra mengerutkan kening ketika dia melihatnya. "Kenapa kamu nggak membeli hadiah untuk adikmu? Dan pakaian apa yang kamu kenakan?"Baju bergambar tengkorak hitam, celana kasual, dengan rambut panjang yang tergerai hingga pinggang.Elena yang bertubuh cukup tinggi terlihat sangat energik berpakaian seperti ini.Hanya saja tidak sesuai tempat.Elena tersenyum tipis. "Aku lupa membeli hadiah. Ibu bisa membantuku menyiapkan satu hadiah untuk adik, lagi pula dia nggak tahu."Zahra menyapa para tamu yang lewat dengan senyuman, kemudian memarahi Elena dengan suara pelan dengan gigi terkatup. "Aku akan meminta seseorang untuk membelikan hadiah sekarang. Setelah memotong
Siapa pun yang mendengar hal ini pun sudah mengerti.Ketika Elena sedang makan makanan ringan, dia memperhatikan bahwa beberapa saudara jauhnya memandangnya dengan aneh.Tatapan menghina.Dia terdiam, lalu meletakkan camilan.Mengganggu.Setelah Luna selesai memotong kue, Elena memberi Luna hadiah yang telah disiapkan Zahra, kemudian meninggalkan Kediaman Henzel.Kecuali Zahra jatuh sakit, kalau tidak, Elena tidak akan datang ke Kediaman Henzel lagi.Luna melihat sosok Elena yang pergi.Dia mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan: "Sudah boleh, Nona Glenna."...Elena dibangunkan oleh alarm di pagi hari.Pagi-pagi.Dia pergi untuk membuka pintu, lalu melihat Joshua. Kekesalan karena diganggu pun menghilang.Joshua melihat wajah Elena, lalu mendapati bahwa dia baik-baik saja. Joshua masuk dengan tongkat sembari berkata, "Kak El, aku membelikanmu sarapan."Elena duduk di sofa, menyipitkan mata sambil menguap. Dia masih ingin tidur. "Aku akan menyimpannya untuk makan siang."Joshua me
Glenna dengan senang hati membagikan tangkapan layar orang-orang yang memarahi Elena kepada Doreen.Glenna juga ikut berkomentar."Kak Doreen, apakah Elena sedang bersembunyi dan menangis? Apakah dia akan dilempari telur saat dia keluar?"Glenna sekarang dikurung di rumah, tidak bisa pergi kemana-mana. Setelah dia menghubungi Janine, dia akan meminta maaf.Sekarang dia sangat senang melihat Elena menjadi musuh publik.Benar-benar definisi bahagia di atas penderitaan orang lain.Doreen tersenyum sambil berkata, "Dia baru saja menelepon kakakmu, mungkin ingin kakakmu membantu menjelaskan.""Akankah kakakku membantunya?"Glenna cemberut kesal."Aku yang menjawab panggilannya. Dia seharusnya nggak akan menghubungi kakakmu lagi dalam waktu dekat," kata Doreen dengan lembut."Kak Doreen, kamu baik sekali.""Ngomong-ngomong, Luna nggak akan membocorkanmu, 'kan?""Jangan khawatir, dia nggak berani."...Doreen berkata bahwa Kaedyn sedang sibuk, jadi Elena menutup telepon.Karena Kaedyn tidak s
"Kamu nggak tahu apa yang telah kamu lakukan? Tunggu saja kamu!"Ketika Keluarga Henzel mengadakan pesta ulang tahun, ada banyak orang yang hadir. Elena mengeluarkan uang untuk menemukan penyebab masalahnya.Elena tampak galak.Dia sama sekali tidak akan menangis sedih.Nathan tersenyum tipis, berbalik lalu keluar untuk menyeka lantai.Setelah dia membersihkan lantai, dia pergi mandi.Elena mendengar Nathan memanggilnya untuk mengambilkan handuk. Sudut bibir Elena pun berkedut."Nggak ada!""Pakai kembali baju dan celanamu."Pintu kamar mandi terbuka.Pria itu mengenakan celana boxer hitam, tubuhnya telanjang dan berotot. Dia memegang pakaiannya. "Bajuku kena cat merah.""Kamu yakin nggak ada? Aku nggak keberatan untuk telanjang.""..."Nathan memang berani.Elena mencarikan handuk yang lebih besar untuk pria itu.Ketika Nathan keluar dari kamar mandi, dia memeluk Elena yang sedang membaca berita, lalu berbaring di kasur."Apa menariknya berita ini? Ayo tidur bersamaku."Sekujur tubuh
Nathan merapikan seprai.Elena juga dimandikan oleh Nathan, kemudian diganti pakaian bersih.Elena memaksa Nathan untuk melilit pinggangnya dengan selimut kecil.Selimut bunga-bunga kecil.Mereka berdua duduk di sofa.Elena memaki Nathan dengan banyak kata di benaknya. Akhirnya yang keluar hanya satu kalimat. "Sebenarnya apa isi otakmu?"Mana ada orang yang begitu pulang negeri, bertemu dan langsung melakukannya.Apakah Nathan tidak kelelahan?Nathan hanya terkekeh melihat Elena marah karena malu. "Tentu saja isinya kamu.""Nggak ada wanita lain."Nathan menambahkan dengan suara serak.Elena, "..."Pria itu merokok, kemudian menyodorkan ponselnya ke hadapan Elena.Sombong sekali."Bayar."Elena sangat terkejut. Apakah urat malu Nathan sudah putus?"Nggak mau, seharusnya kamu yang membayarku."Bukan Elena yang mengajak Nathan melakukan itu.Nathan menyipitkan matanya, lalu berkata dengan suara serak. "Kalau begitu aku yang menafkahimu."Kali ini Elena terdiam."Apa maksudnya?" tanya Ele
Karena Kaedyn akan melindungi Doreen, tetapi sekarang kehamilannya telah terungkap di internet.Doreen dikatai sebagai pelakor yang merusak hubungan orang lain, merebut posisi Elena dengan kehamilannya.Doreen tampak kesal. Elena telah disetubuhi oleh pria lain, Doreen merusak dari mana?Jika bukan karena Nathan tidak boleh disinggung, Doreen pasti sudah mengunggah video tersebut ke internet agar semua orang tahu bahwa Elena ditiduri oleh pria lain sebelum dia bercerai.Doreen hanya berani memikirkannya. Bagaimanapun, dialah yang menjebak Elena saat itu.Dia juga takut ketahuan.Doreen pergi ke Grup Burchan untuk mencari Kaedyn."Kae, pasti Elena yang mengungkapkan kehamilanku untuk membersihkan namanya sendiri."Kaedyn berhenti bekerja. Proyek perusahaan tidak berjalan dengan baik belakangan ini.Dia tahu ada seseorang di baliknya.Kemungkinan orang itu adalah Nathan.Sekarang rumahnya terus ada masalah.Kaedyn benar-benar kewalahan.Dia baru mengetahui tentang masalah Elena dan keham
"Oke, aku akan meminta mereka pergi ke rumahmu sekarang." Janine menyebut Glenna lagi. "Glenna terus datang untuk minta maaf kepadaku, tapi aku nggak pernah menemuinya. Dengar-dengar, sekarang dia dikurung di rumah."Elena mengangkat alisnya dan tersenyum. "Cukup bagus."Glenna dikurung agar tidak berulah.Janine menutup telepon, berdecak, kemudian menelepon Nathan untuk pamer.Nathan sibuk memeriksa pasien, tidak punya waktu untuk mengangkat telepon.Ketika dia menyelesaikan pekerjaannya dan menelepon Janine kembali, dia baru mengetahui bahwa Elena meminjam beberapa pengawal dari Janine.Janine tidak tahu untuk apa Elena meminjam pengawalnya.Nathan menutup telepon. Dia tidak berniat meminta siapa pun mencari tahu ke mana Elena pergi dengan pengawal Janine.Bagaimanapun, bukan Elena yang akan dirugikan.Nathan tidak menghubungi Elena selama beberapa hari terakhir, demikian juga sebaliknya.Elena masih bisa menjalani kehidupan dengan sangat nyaman.Nathan hanya meluangkan waktu untuk m
Dulu, setiap kali Luna menangis, Zahra akan memukul Elena.Zahra sangat marah. "Elena, apakah kamu gila? Ribut apa kamu di sini?"Elena menoleh untuk melihat Zahra, kemudian tersenyum. "Bu, aku nggak gila. Aku belum melupakan rumor yang menyebar di internet dari Kediaman Henzel selama beberapa hari terakhir."Zahra juga mengetahui hal ini. Dia merasa sangat malu dan berharap tidak ada yang tahu bahwa Elena adalah putrinya."Masalah ini nggak ada hubungannya dengan adikmu. Adikmu bukanlah tipe orang yang menyebarkan desas-desus di belakang orang. Kamu seperti nggak tahu kerabat Keluarga Henzel saja. Mereka yang menyebar rumor, apa kaitannya dengan adikmu?""Lagi pula, bukankah kamu baik-baik saja sekarang? Berita di internet akan hilang dalam beberapa hari. Siapa yang akan mengingat hal seperti itu?"Pernyataan enteng Zahra membuat Elena tidak bisa menahan tawanya.Wajah Zahra menjadi muram ketika dia melihat Elena tertawa. "Elena.""Bu, cepat suruh Kakak lepaskan aku. Aku benar-benar n
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat