Nathan membuka beberapa kancing teratas.Dia menjilati bibirnya.Nathan mengklik WhatsApp, mencari foto profil Elena, kemudian mengiriminya pesan."Memasukkan uang ke dalam boxer?"Nathan menyimpan ponselnya, lalu berbicara dengan tenang. "Aku membawanya pergi hari ini."Kata-kata itu diucapkan kepada sekelompok orang di seberang Nathan.Jika orang luar masuk ke tempat ini, hanya sedikit yang bisa kabur keluar.Siapa pun yang ingin kabur pada dasarnya akan menjadi santapan buaya.Kepala yang bertanggung jawab atas area ini memandang Nathan dengan dingin."Berikan orangnya kepada dia."Seorang wanita dengan kulit berwarna gandum didorong ke arah Nathan. Kulit wanita itu memiliki bekas luka yang jelas.Nathan bergeser.Tidak menangkap wanita itu.Wanita itu terjatuh, dia menggigit bibir, tidak menangis.Dia akhirnya bisa meninggalkan neraka dunia ini.Bibir Leon berkedut, dia melangkah maju untuk menggendong wanita itu.Elena mendengar suara notifikasi pesan dari ponselnya.Akan tetapi,
Kaedyn meminta pengawal untuk menarik Glenna kembali, kemudian menatapnya dengan dingin. "Glenna."Tatapan mata Kaedyn yang dingin membuat Glenna menjadi tenang.Elena menatap Kaedyn tanpa menunjukkan tanda-tanda lemah. "Pak Kaedyn, aku benar-benar berharap kalian bisa berpura-pura nggak kenal ketika bertemu denganku. Aku doakan semoga Pak Kaedyn dan Nona Doreen bisa langgeng.""Ayo, Doreen."Glenna memandang Kaedyn. Kemarahannya yang terkumpul sepanjang malam pun meledak. "Kak, kamu membiarkannya pergi begitu saja? Elena menamparmu!"Brandon mengangkat sebelah alisnya sambil menatap wajah Kaedyn.Oh, bisa-bisanya Kaedyn ditampar.Ini adalah kabar baik.Janine berbalik untuk menatap Glenna lalu berkata, "Tadi kamu menamparku, aku nggak akan mengampunimu. Tunggu saja!""Memangnya hanya kamu yang punya kakak?""Aku juga punya!"Elena tidak bisa menahan diri untuk tidak menopang dahinya. Gadis ini ....Brandon membuang ekspresi gelinya. Dia menunggu sampai Elena dan Janine pergi sebelum m
Janine berbaring di ranjang empuk sembari mengirim pesan ke Nathan untuk mengadu.Setelah mengadu, dia mulai pamer.Janine: "Kasur Kak El sangat empuk!"Nathan, "?"Janine merasa bangga: "Nanti aku akan peluk sambil memeluk Kak El."Nathan hanya merasa bahwa Janine kekanak-kanakan.Akan tetapi, dia belum tidur di ranjang Elena.Nathan mengetik: "Kirim foto El-el saat tidur kepadaku, maka aku maafkan soal kalian pergi menonton pertunjukan kali ini."Janine membaca pesan tak tahu malu dari Nathan, kemudian menatap Elena."Kak El, Kak Nathan memintaku untuk mengambil fotomu yang sedang tidur."Elena masih ingat kejadian di kamar mandi tadi, dia berkata dengan nada dingin. "Apakah dia mesum? Pinjam ponselmu."Dia mengambil ponsel Janine, menekan tombol rekam suara, kemudian memarahi Nathan. "Kamu mesum!"Ketika Nathan mendengar suara tersebut, dia tahu itu adalah Elena.Dia sudah menduga bahwa Janine pasti akan memberi tahu Elena.Dia sengaja.Nathan memang sangat mesum.Elena memarahi Nat
Tak disangka Glenna begitu bodoh.Marcella juga marah. "Kenapa kamu mencari masalah dengan Elena? Kalau kamu nggak mau minta maaf, nggak apa-apa. Kamu cukup minta maaf kepada Janine, bukan Elena."Janine adalah istri ketiga Hugo Ransford, sekaligus sepupu jauh Nathan. Bisa-bisanya Glenna menyinggungnya.Marcella merasa sakit kepala hanya dengan memikirkannya.Kenapa mereka tidak tinggal di ibu kota saja? Untuk apa datang ke tempat ini?Nyonya Besar Burchan mengusap keningnya sambil berkata, "Kae, kalau Glenna nggak mau dengar, kirim saja dia ke luar negeri."Nyonya Besar juga menyayangi cucunya.Namun Glenna terlalu kekanakan, dia harus diberi sedikit pelajaran.Glenna merasa neneknya tidak menyayanginya. "Nenek, Nenek menyayangi Elena yang hanya orang luar, aku ini cucu kandung Nenek.""Cukup, kalau kamu nggak pergi, aku akan mengirimmu ke luar negeri malam ini." Kaedyn sudah kehilangan kesabarannya.Dia menoleh ke arah Nyonya Besar Burchan sembari berkata, "Nenek, aku akan menangani
Elena pergi ke Kediaman Henzel untuk menghadiri pesta ulang tahun Luna Henzel yang kedelapan belas malam ini tanpa membawa hadiah apa pun.Daripada membeli hadiah untuk Luna, lebih baik dia menyimpan uang itu untuk dihabiskan sendiri.Ketika Elena tiba, Luna sedang menyambut teman-teman sekelasnya.Elena tidak membawa hadiah. Zahra mengerutkan kening ketika dia melihatnya. "Kenapa kamu nggak membeli hadiah untuk adikmu? Dan pakaian apa yang kamu kenakan?"Baju bergambar tengkorak hitam, celana kasual, dengan rambut panjang yang tergerai hingga pinggang.Elena yang bertubuh cukup tinggi terlihat sangat energik berpakaian seperti ini.Hanya saja tidak sesuai tempat.Elena tersenyum tipis. "Aku lupa membeli hadiah. Ibu bisa membantuku menyiapkan satu hadiah untuk adik, lagi pula dia nggak tahu."Zahra menyapa para tamu yang lewat dengan senyuman, kemudian memarahi Elena dengan suara pelan dengan gigi terkatup. "Aku akan meminta seseorang untuk membelikan hadiah sekarang. Setelah memotong
Siapa pun yang mendengar hal ini pun sudah mengerti.Ketika Elena sedang makan makanan ringan, dia memperhatikan bahwa beberapa saudara jauhnya memandangnya dengan aneh.Tatapan menghina.Dia terdiam, lalu meletakkan camilan.Mengganggu.Setelah Luna selesai memotong kue, Elena memberi Luna hadiah yang telah disiapkan Zahra, kemudian meninggalkan Kediaman Henzel.Kecuali Zahra jatuh sakit, kalau tidak, Elena tidak akan datang ke Kediaman Henzel lagi.Luna melihat sosok Elena yang pergi.Dia mengeluarkan ponselnya untuk mengirim pesan: "Sudah boleh, Nona Glenna."...Elena dibangunkan oleh alarm di pagi hari.Pagi-pagi.Dia pergi untuk membuka pintu, lalu melihat Joshua. Kekesalan karena diganggu pun menghilang.Joshua melihat wajah Elena, lalu mendapati bahwa dia baik-baik saja. Joshua masuk dengan tongkat sembari berkata, "Kak El, aku membelikanmu sarapan."Elena duduk di sofa, menyipitkan mata sambil menguap. Dia masih ingin tidur. "Aku akan menyimpannya untuk makan siang."Joshua me
Glenna dengan senang hati membagikan tangkapan layar orang-orang yang memarahi Elena kepada Doreen.Glenna juga ikut berkomentar."Kak Doreen, apakah Elena sedang bersembunyi dan menangis? Apakah dia akan dilempari telur saat dia keluar?"Glenna sekarang dikurung di rumah, tidak bisa pergi kemana-mana. Setelah dia menghubungi Janine, dia akan meminta maaf.Sekarang dia sangat senang melihat Elena menjadi musuh publik.Benar-benar definisi bahagia di atas penderitaan orang lain.Doreen tersenyum sambil berkata, "Dia baru saja menelepon kakakmu, mungkin ingin kakakmu membantu menjelaskan.""Akankah kakakku membantunya?"Glenna cemberut kesal."Aku yang menjawab panggilannya. Dia seharusnya nggak akan menghubungi kakakmu lagi dalam waktu dekat," kata Doreen dengan lembut."Kak Doreen, kamu baik sekali.""Ngomong-ngomong, Luna nggak akan membocorkanmu, 'kan?""Jangan khawatir, dia nggak berani."...Doreen berkata bahwa Kaedyn sedang sibuk, jadi Elena menutup telepon.Karena Kaedyn tidak s
"Kamu nggak tahu apa yang telah kamu lakukan? Tunggu saja kamu!"Ketika Keluarga Henzel mengadakan pesta ulang tahun, ada banyak orang yang hadir. Elena mengeluarkan uang untuk menemukan penyebab masalahnya.Elena tampak galak.Dia sama sekali tidak akan menangis sedih.Nathan tersenyum tipis, berbalik lalu keluar untuk menyeka lantai.Setelah dia membersihkan lantai, dia pergi mandi.Elena mendengar Nathan memanggilnya untuk mengambilkan handuk. Sudut bibir Elena pun berkedut."Nggak ada!""Pakai kembali baju dan celanamu."Pintu kamar mandi terbuka.Pria itu mengenakan celana boxer hitam, tubuhnya telanjang dan berotot. Dia memegang pakaiannya. "Bajuku kena cat merah.""Kamu yakin nggak ada? Aku nggak keberatan untuk telanjang.""..."Nathan memang berani.Elena mencarikan handuk yang lebih besar untuk pria itu.Ketika Nathan keluar dari kamar mandi, dia memeluk Elena yang sedang membaca berita, lalu berbaring di kasur."Apa menariknya berita ini? Ayo tidur bersamaku."Sekujur tubuh
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat