Di meja tergugat ada Zahra.Di meja penggugat adalah Elena.Keluarga Henzel tahu bahwa Elena tidak akan mencabut gugatannya, jadi mereka tidak punya pilihan selain membayar pengacara.Zahra memandang Elena dengan tatapan geram.Dikarenakan banyaknya uang yang diperas Zahra serta kuatnya bukti, meskipun pengacara berusaha sekuat tenaga untuk membela Zahra, Zahra tetap harus menjalani hukuman sepuluh tahun penjara.Ketika Elena keluar dari pengadilan, Julius menatapnya dengan penuh kebencian bercampur ketakutan.Kasus ibu-anak ini tidak berakhir dengan tenang.Tidak ada tembok kedap udara di dunia ini.Di Perusahaan Jepson, karyawan diam-diam bergosip tentang Elena."Bu Elena sangat kejam.""Ssst, apakah kamu nggak takut dia mendengarmu, lalu bersikap kejam padamu juga?""Aku takut sekali, hahaha."Di lantai atas, Elena memegang secangkir kopi sambil bersandar di dinding. Dia melihat ke bawah, mendengarkan tawa yang berasal dari bawah.Dia sedang memikirkan apakah sudah waktunya dia meng
Mungkin Kaedyn ingin Doreen merasakan proses dari pertunangan hingga pernikahan.Setelah bertunangan, maka pernikahan tidak jauh lagi.Doreen tersenyum, sungguh mengejutkan.Dia mengulurkan tangan untuk menarik Glenna ke kamar tidur. "Aku ingin menunjukkanmu sebuah hadiah. Aku membelinya dua hari yang lalu dan akan memberikannya kepadamu."Di sisi lain, setelah Kaedyn membalas pesan Glenna.Dia mengirim pesan kerja sama kepada beberapa orang lagi.Setelah selesai mengirim pesan, Kaedyn melihat foto tersebut lagi.Dia menelepon Martin. "Martin, pesan tiket penerbangan pulang untuk besok."Martin memijit keningnya. Dia terbangun oleh dering ponsel. "Bos, tapi masalah di sini belum selesai."Kaedyn berkata dengan tenang. "Pertahankan yang kuat, buang yang lemah."Martin terdiam sejenak. "Baik."...Kaedyn tidak memberi tahu Doreen atau keluarganya tentang kepulangannya.Nathan mengetahui bahwa Kaedyn telah pulang negeri."Sepertinya dia berencana melepaskan cabang itu," lapor Leon. "Perbu
Doreen kembali ke rumah pada malam hari setelah merekam acara.Dia melihat Kaedyn duduk di ruang tamu.Dia dengan gembira berjalan mendekat, memeluk Kaedyn dari belakang, kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Kaedyn. "Kapan kamu pulang? Kenapa nggak bilang-bilang?""Kejutan."Kaedyn meletakkan ponsel sambil berkata dengan tenang.Doreen tersenyum, kemudian mencium wajah Kaedyn. "Aku mandi dulu, hari ini sibuk seharian.""Hm."Kaedyn menoleh, melihat Doreen naik ke atas, lalu membuang muka.Dia mengambil selembar tisu untuk menyeka bagian yang dicium Doreen tadi.Doreen naik ke atas, masuk ke kamar tidur. Ketika dia hendak mengambil jubah mandi, dia tiba-tiba melihat bahwa brankasnya tidak ditutup.Dia yang ketakutan pun mendekat untuk melihat. Dia melihat ke dalam, tidak ada yang berpindah tempat.Bisa-bisanya dia lupa menutup brankas!Doreen memikirkan reaksi Kaedyn tadi, sangat normal. Seharusnya Kaedyn tidak menemukan rahasia apa pun.Doreen meletakkan disk itu di bagian bawah kot
"Sebentar lagi aku dan Kae akan bertunangan. Kamu boleh hadir."Elena mengalihkan pandangannya dari cincin Doreen, lalu tersenyum."Ternyata Nona Doreen. Selamat. Aku menonton acaramu kemarin. Sayangnya nyanyianmu kurang emosi. Pantas saja kamu nggak sepopuler Jules."Doreen kesal. Dia jelas-jelas membahas pertunangan.Elena mengabaikan reaksi Doreen. Dia mengangkat dagunya ke arah pria yang berjalan masuk. "Dia priaku.""Kalau dia tahu aku menghadiri pesta pertunanganmu, dia bisa cemburu.""Aku nggak tega membuatnya cemburu. Toh hanya mantan, untuk apa?"Elena melirik Doreen.Nathan masuk ke hotel dan langsung melihat Elena.Dia tersenyum.Nathan mengajak Elena untuk makan bersama sebelum pulang kerja, tetapi Elena membohongi Nathan bahwa dia sibuk.Tak disangka Elena datang untuk menunggunya.Nathan berjalan mendekat tanpa melihat ke arah Doreen.Dia merangkul bahu Elena. "Aku sangat lapar. Ayo makan.""Oke." Elena mendongak, tersenyum pada Nathan.Pria itu menunduk, kemudian mencium
Perumahan Clurkin.Kedua orang yang ada di atas sofa itu baru saja berhubungan intim."Aku akan mandi di sebelah."Kaedyn menyalakan rokok, mengenakan jubah mandi tipis, kemudian melihat Doreen yang ada di sofa sekilas.Tatapannya sangat dingin.Doreen tidak menyadarinya.Kaedyn keluar dari kamar tidur.Doreen menggigit bibirnya, dia tiba-tiba merasa agak sedih.Kenapa Kaedyn tidak menggendongnya pergi mandi?Doreen sangat lelah hingga dia tidak bisa bergerak.Kaedyn pergi mandi di sebelah, kemudian langsung tidur di kamar sebelah.Dia melemparkan cincin ke nakas, bersandar di kepala ranjang sambil berdiskusi dengan orang di ujung telepon bagaimana melawan Nathan.Nathan sekarang memiliki kelemahan, yaitu Elena....Nathan menerima panggilan telepon dari rumah sakit pagi-pagi sekali, kemudian dia bergegas ke ruang gawat darurat.Elena awalnya terbangun oleh suara getar ponsel, kemudian dia tertidur lagi setelah dibungkus selimut.Nathan bangun dari kasur sepelan mungkin, mandi dan meng
Jules dan Alisa juga meninggalkan tempat setelah rekaman, tetapi ketika mereka berjalan keluar, mereka dikelilingi oleh media dan pembenci."Nona Jules, tahukah kamu kalau JW Label memaksa TheRealSunset untuk tidak mengatakan yang sebenarnya?""Kamu terkenal karena menyanyikan lagu-lagu Sunset. Apakah hati nuranimu merasa nggak tenang?""Bisa-bisanya JW Label melindungi plagiat. Menjijikkan."Alisa dan dua anggota staf melindungi Jules. Tidak ada yang menyangka akan ada begitu banyak media dan pembenci.Para pembenci melempari mereka dengan telur.Jules agak terkejut, untungnya bukan asam sulfat.Tepat ketika Alisa hendak mengantar Jules kembali ke tempat rekaman.Beberapa pengawal tiba-tiba muncul. Mereka menghentikan media dan pembenci, kemudian melindungi Jules dan Alisa sampai ke dalam mobil.Saat mobil melaju, Jules menarik napas dalam-dalam.Alisa juga menghela napas. "Apakah mereka pengawal yang dikirim oleh perusahaan? Mereka datang di waktu yang tepat."Jules melihat pesan di
Begitu Elena pulang dari kelab, dia mencium bau barbekyu."Harum sekali!"Janine memegang setusuk sate sembari tersenyum pada Elena, "Kak Elena, cuci tanganmu, ayo makan. Aku membeli banyak.""Oke, tunggu aku."Elena pergi mencuci tangan, mengganti pakaian rumah, berjalan mendekat, kemudian makan."Apakah kamu akan tinggal di rumah malam ini?"Janine mengedipkan mata sembari tersenyum pada Elena."Hm, di rumah."Begitu Elena selesai berbicara, dia menerima pesan dari Nathan.Nathan: "El-el, aku sangat lapar dan belum pulang kerja."Sudut bibir Elena terangkat ketika dia melihat pesan itu. Nathan tidak mungkin menahan lapar. Poinnya adalah belum pulang kerja.Dokter satu itu sepertinya sibuk sepanjang hari di hari ini, sekarang dia punya waktu untuk mengirim Elena pesan.Elena makan beberapa tusuk sate, kemudian menoleh ke arah Janine sambil berkata, "Janine, kamu akan tinggal sendiri lagi malam ini. Aku akan pergi ke rumah sakit.""Untuk apa? Apakah kamu nggak enak badan?" Janine tiba-
Dia keluar dari kamar mandi, lalu pergi ke balkon.Nathan tertawa saat melihat Elena. Elena meninju bahu Nathan dengan bingung. "Apa yang kamu tertawakan?"Nathan meletakkan cangkir tehnya, menarik tangan Elena hingga Elena berbaring di atasnya.Nathan masih tertawa, dadanya bergetar."Apakah kamu menjadi bodoh?" Elena mengangkat kepalanya untuk menggigit dagu Nathan."Kamu pergi ke rumah sakit untuk mencari malam ini." Nathan memeluk pinggang Elena. "Aku sangat terkejut sekarang."Elena mendorongnya. "Aku nggak akan melakukan hal seperti itu lagi lain kali."Sangat bodoh."Lain kali gantian aku yang memberimu kejutan." Nathan menatap Elena dengan serius.Cahaya dari dalam rumah menyinari balkon.Senyuman cerah Elena bersinar.Senyumnya menawan.Dia mengambil inisiatif untuk mencium jakun Nathan."Oke, lain kali giliran Tuan Nathan."Nathan mengangkat lehernya, mengatupkan bibir tipisnya, rahang dan jakunnya terlihat sangat seksi....Elena dan Nathan tampak harmonis, sedangkan situasi