Dia keluar dari kamar mandi, lalu pergi ke balkon.Nathan tertawa saat melihat Elena. Elena meninju bahu Nathan dengan bingung. "Apa yang kamu tertawakan?"Nathan meletakkan cangkir tehnya, menarik tangan Elena hingga Elena berbaring di atasnya.Nathan masih tertawa, dadanya bergetar."Apakah kamu menjadi bodoh?" Elena mengangkat kepalanya untuk menggigit dagu Nathan."Kamu pergi ke rumah sakit untuk mencari malam ini." Nathan memeluk pinggang Elena. "Aku sangat terkejut sekarang."Elena mendorongnya. "Aku nggak akan melakukan hal seperti itu lagi lain kali."Sangat bodoh."Lain kali gantian aku yang memberimu kejutan." Nathan menatap Elena dengan serius.Cahaya dari dalam rumah menyinari balkon.Senyuman cerah Elena bersinar.Senyumnya menawan.Dia mengambil inisiatif untuk mencium jakun Nathan."Oke, lain kali giliran Tuan Nathan."Nathan mengangkat lehernya, mengatupkan bibir tipisnya, rahang dan jakunnya terlihat sangat seksi....Elena dan Nathan tampak harmonis, sedangkan situasi
Setelah mandi, Doreen pergi ke ruang kerja untuk mencari Kaedyn.Hanya ada satu lampu yang menyala di ruang kerja.Kaedyn tidak sedang bekerja.Dia hanya bersandar di kursi dengan mata terpejam.Doreen masuk, lalu memberi tahu Kaedyn bahwa kartu undangan pesta pertunangan telah disebar.Senyumannya sangat manis."Hm." Kaedyn membuka matanya lalu tersenyum tipis. "Terima kasih atas kerja kerasmu."Doreen menyahut dengan cepat. "Nggak, aku sangat senang."Dia akan segera menjadi nyonya Burchan.Kaedyn menatap Doreen, lalu sedikit menyipitkan matanya. "Bagus kalau kamu senang. Apakah kamu sudah melihat Freya malam ini? Aku sudah berhari-hari nggak melihat Freya."Pertanyaan Kaedyn penuh arti.Doreen tersenyum sambil berkata, "Aku akan melihat Freya besok pagi. Toh sekarang dia sudah tidur."Kaedyn terdiam sejenak, bergumam, kemudian menyalakan laptop, hendak bekerja.Doreen melihat Kaedyn hendak bekerja, jadi dia tidak mengganggu pria itu. "Jangan bekerja terlalu larut."Doreen menopang d
Elena: "Kurasa kali ini pihak Evaristo Entertainment juga ikut memanas-manasi."Abel: "Ya, apakah kamu akan menunjukkan diri untuk mengklarifikasi? Kalau kamu nggak muncul, netizen mungkin nggak akan menerima bukti seperti ini."Elena: "Nggak perlu, biar api ini menyala sebentar lagi."Elena keluar dari kamar mandi dengan ponsel di tangannya.Saat dia berganti pakaian, awalnya dia ingin memakai rok, tetapi Nathan melarangnya."Kamu harus memakai celana panjang hari ini, rok kurang leluasa."Nathan mengancing kemeja dengan satu tangan sambil mengambilkan celana panjang dari lemari untuk Elena.Elena melihatnya sekilas tanpa bertanya. Baiklah, pakai celana panjang.Karena Elena terkadang menginap di tempat ini, Nathan menyiapkan pakaian cadangan untuk Elena.Sebenarnya mereka bisa membiarkan Leon yang memilih rumah.Namun, Nathan dan Elena mungkin agak aneh, mereka suka memilih rumah sendiri.Saat ini, sebuah motor balap diparkir di tempat parkir Hotel Quaker.Elena berdiri di samping se
Elena berkata dengan tenang. "Jadi kamu menyapa karena itu? Kalau itu rahasia, maka jangan beri tahu aku."Biarkan rahasia itu terus menjadi rahasia.Sudut bibir Luna berkedut.Kenapa Elena tidak merespons sesuai dugaannya?Luna tidak lagi berpura-pura. Dia menatap Elena dengan tajam. "Kalau kamu nggak mau tahu, lupakan saja, jangan menyesalinya. Lagi pula, nggak ada yang akan menikahimu juga karena kamu pernah dilecehkan pada usia sepuluh tahun.""Oh." Elena tersenyum. "Lalu kenapa?"...Luna benar-benar kesal, kenapa Elena sama sekali tidak terpengaruh oleh foto itu?Begitu Luna berpikir bahwa dia harus menyenangkan seorang pria yang usianya tiga puluh tahun lebih tua darinya, emosinya membaranya ketika melihat Elena.Jika Elena mengeluarkan sebagian uangnya, Keluarga Henzel tidak akan bangkrut.Luna juga tidak perlu menyenangkan seorang pria tua.Melihat senyuman Elena, Luna merasa seperti tidak dianggap serius.Menyebalkan.Luna mendengus dingin. "Jangan menyesal."Dia berbalik, la
Ekspresi serius Abel melembut. "Jadi kamu ingin memanfaatkan kejadian ini untuk menguji karakter serta mengakhiri kontrak dengan artis yang berkhianat?"Elena mengangkat sudut bibirnya. "Hm, hanya sekalian. Bagus, 'kan."...Grup Burchan.Ketika Martin melihat foto Elena di meja Kaedyn, dia mengerutkan kening. "Kae, kamu sudah mau bertunangan dengan Doreen."Kali ini Martin tidak berbicara sebagai sekretaris.Kaedyn mengangkat tatapannya yang sedikit tidak senang. "Hanya bertunangan."Dia bertunangan hanya untuk mengelabui Nathan dan Elena.Tatapan Kaedyn tampak muram.Tidak mungkin Kaedyn memberi tahu Martin bahwa dia telah ditipu oleh Doreen.Martin tidak tahu harus berkata apa seketika.Kaedyn berkata dengan suara yang dalam. "Pak Martin, ini masalah pribadiku."Setelah mengatakan kalimat itu, Kaedyn lanjut bekerja.Martin tertegun sejenak."Kamu sudah melepaskan Elena. Menurut pemahamanku tentang temperamennya, dia akan nggak kembali padamu," kata Martin dengan tenang.Kaedyn menga
Kaedyn menutup telepon Doreen.Doreen sedikit canggung saat Kaedyn menutup panggilan teleponnya.Dia memandang ke arah penonton, lalu tersenyum sembari berkata, "Pak Kaedyn mungkin sedang sibuk, aku akan coba meneleponnya lagi."Kali ini sebelum bernyanyi, tim acara menyuruh artis menelepon seseorang yang dekat dengan mereka, meminta orang terdekat itu untuk mengucapkan beberapa kata motivasi.Doreen memilih untuk menelepon Kaedyn. Namun, panggilan pertama ditolak.Sekarang dia menelepon untuk kedua kalinya.Kaedyn, yang sedang duduk di dalam mobil, memandang Elena yang keluar dari kedai pangsit.Setelah Elena pergi, Kaedyn keluar dari mobil lagi.Dia masuk ke kedai pangsit, melihat menu, kemudian memesan pangsit untuk dibawa pulang.Ketika ponselnya berdering, Kaedyn melihat sekilas, lalu mengabaikannya.Pada saat ini, Doreen yang berada di acara itu, sekali lagi mendengar suara tidak terjawab.Dia mengangkat bahu dengan tak berdaya lalu berkata kepada para pemirsa. "Sepertinya Pak Ka
Semuanya bisa dilakukan dalam beberapa langkah.Dia berencana membiarkan dalang di balik kejadian ini menikmati perasaan senang terlebih dahulu.Baru kemudian jatuh dalam keputusasaan lagi.Wendy menelepon Doreen, memberitahunya tentang unggahan Instagram Sunset, serta bahwa dia telah menenangkan Delphia.Doreen membuka Instagram, lalu melihat bahwa kolom komentar Instagram TheRealSunset penuh dengan pertanyaan dan makian. Dia tersenyum lalu berkata, "Oke, Kak Wendy."Kalau Sunset tidak menunjukkan bukti, siapa yang akan percaya bahwa dia adalah Sunset....Sebagai sekretaris, terkadang Elena harus mengurusi urusan pacar bos.Elena masuk ke dalam mobil dengan ekspresi dingin, menutup pintu, kemudian berkata kepada Jack. "Jack, sudah boleh jalan."Bourne merokok dengan ekspresi dingin.Beberapa kancing bajunya telah ditarik hingga lepas.Elena melihat cakaran di punggung tangannya sendiri.Kuku wanita itu tajam, dia dicakar oleh Nina hingga meninggalkan bekas di punggung tangannya.Elen
Pertanyaan Elena terlalu aneh.Elena tiba-tiba merasa bahwa otaknya bermasalah.Bibir tipis Nathan sedikit melengkung. "Kurasa otakmu bermasalah."Elena tertegun sejenak."Kenapa kamu mengataiku seperti itu?"Tidak mau tidur bersama lagi, ya?!Nathan tidak ingin melanjutkan topik tak berguna seperti itu. "Sayang, jangan bicara sembarangan. Kehidupan kita sangat bersih, kamu kurang pengetahuan medis."Ketika seorang pria bersikap lurus, itu mengerikan."Ayo kita makan bersama malam ini?""Nggak, otakku bermasalah, harus berobat."Elena mengangkat alisnya. Dia berdiri, lalu mengangguk sambil tersenyum. "Terima kasih, Dokter Nathan. Aku pergi dulu."Nathan tertawa kecil.Dia melangkah maju, kemudian langsung menggendong Elena yang ngambek.Elena berseru pelan, kemudian menarik pakaian Nathan.Nathan berkata dengan sangat serius. "Otak Dokter Nathan yang bermasalah.""Jangan marah."Elena tersenyum.Dia tiba-tiba mengerti kenapa beberapa gadis yang punya pacar sesekali akan ngambek.Itu ad
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat